12-30-2016
Recommended Citation
Mutiha, Arthaingan H. (2016) "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAHKOTA BOGOR
TAHUN ANGGARAN 2010 -2014," Jurnal Vokasi Indonesia: Vol. 4: No. 2, Article 7.
DOI: 10.7454/jvi.v4i2.1087
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jvi/vol4/iss2/7
This Article is brought to you for free and open access by the Vocational Education Program at UI Scholars Hub. It
has been accepted for inclusion in Jurnal Vokasi Indonesia by an authorized editor of UI Scholars Hub.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Laboratorium Akuntansi, Program Vokasi Universitas Indonesia,
h.mutiha@ui.ac.id,
Kata kunci; analisa rasio, laporan keuangan, rasio keuangan, kota Bogor
Abstract
This study aimed to analyze the financial performance of the City Government of Bogor for the period of 2010 -
2014. The financial performance analysis is performed using ratio analysis such as the degree of
decentralization, the ratio of financial independence, ratio of revenue effectiveness, the ratio of direct expenditure
compared to total expenditure, the ratio of indirect expenditure compared to total expenditures, and growth
ratios.
The research concluded that the the ratio of financial independence of City Government of Bogor has a
consultatif relation, on the other hand, City Government of Bogor is highly effective in fulfilling its target of
achieving its PAD, and also has positive growth over 5 years. But, City Government of Bogor still put its
priority in indirect expenditure to total expenditure compared to its direct expense.
Keyword; ratio analysis, financial statement, financial ratio, City Government of Bogor
106
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
laporan keuangan dimaksudkan untuk bimbingan teknis bagi para aparatur desa atas
membantu bagaimana cara memahami laporan pemberlakuan akuntansi desa melalui UU No.
keuangan, bagaimana menafirkan angka- 6 tahun 2014. Pendampingan seperti ini
angka dalam laporan keuangan, bagaimana sudah mulai dilakukan oleh wilayah Jawa
mengevaluasi laporan keuangan, dan Timur dalam mempersiapkan aparatur desa
bagaimana menggunakan informasi keuangan mengaplikasikan akuntansi desa. Diharapkan
untuk pengambilan keputusan (Mahmudi, penelitian ini merupakan penelitian awal
2007). yang akan berlanjut kepada penelitian-
penelitian berikutnya yang berfokus pada
Rumusan Masalah pemerintah daerah dan desa.
Berdasarkan uraian latar belakang
tersebut, maka dalam hal ini yang menjadi
TINJAUAN PUSTAKA
rumusan permasalahan adalah: Bagaimana
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
kinerja keuangan pemerintah daerah Kota
Daerah)
Bogor selama lima tahun terakhir (Tahun
Berdasarkan Undang-Undang Nomor
2010-2014) dengan menggunakan analisis
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
derajat kemandirian, rasio kemandirian,
APBD didefinisikan sebagai rencana
efektifitas dan efisiensi PAD, rasio belanja
operasional keuangan pemerintah daerah,
langsung terhadap total belanja, rasio belanja
dimana satu pihak menggambarkan perkiraan
tidak langsung terhadap total belanja, dan
pengeluaran guna membiayai kegiatan-
rasio pertumbuhan.
kegiatan dan proyek- proyek daerah dalam
satu tahun anggaran tertentu dan dipihak lain
Tujuan Penelitian
menggambarkan perkiraan penerimaan dan
Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis
sumber-sumber penerimaan daerah guna
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota
menutupi pengeluaran-pengeluaran yang
Bogor Tahun Anggaran 2010-2014 adalah
dimaksud.
untuk menganalisis kinerja keuangan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor
pemerintah daerah Kota Bogor selama lima
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
tahun terakhir (2010-2014) dengan analisis
Daerah, struktur APBD merupakan satu
derajat kemandirian, rasio kemandirian,
kesatuan yang terdiri dari Pendapatan daerah,
efektifitas dan efisiensi PAD, rasio belanja
belanja daerah dan pembiayaan.
langsung terhadap total belanja, rasio belanja
1. Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah
tidak langsung terhadap total belanja, dan
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
rasio pertumbuhan.. Pertimbangan berikutnya
bersih dalam satu tahun anggaran.
adalah karena kota Bogor memiliki banyak
Pendapatan daerah terdiri dari :
desa dan merupakan potensi bagi Program
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Vokasi untuk melakukan pendampingan /
107
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
108
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
109
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
110
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
111
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
112
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
Hasil Tabulasi dan Analisis Data Rasio Bila dilakukan rata-rata rasio derajat
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah desentralisasi selama 5 tahun terakhir (tahun
Kota Bogor Tahun 2010 – 2014 2010 – 2014), maka angka rasio ini mencapai
1. Derajat Desentralisasi 23,09 %. Ini menunjukkan bahwa jumlah
Derajat desentralisasi dihitung Pendapatan Asli Daerah masih relatif kecil
berdasarkan perbandingan antara jumlah dibandingkan dengan total Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dengan total Daerah.
penerimaan daerah. Rasio ini menunjukkan Hal ini diperkuat dengan grafik pada
derajat kontribusi PAD terhadap total gambar 1, dimana dari gambar tersebut
penerimaan daerah. terlihat bahwa Pendapatan Asli Daerah masih
Berikut ini hasil analisis rasio relatif lebih kecil dibandingkan Total
kemandirian keuangan pemerintah daerah Penerimaan Daerah secara keseluruhan.
kota Bogor berdasarkan Laporan Realisasi
Kota Bogor Tahun 2010 – 2014 : 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
(KKD) menunjukkan kemampuan pemerintah
Tabel 2. Rasio Kemandirian Keuangan Pemerintah Kota Bogor Tahun 2010 – 2014
Tahun Rasio Kemandirian (%) Pola Hubungan Pertumbuhan (%)
2009 14,95 Instruktif -
2010 14,24 Instruktif (4,74)
2011 24,06 Instruktif 69
2012 26,16 Konsultatif 8,72
2013 36,30 Konsultatif 38,78
2014 58,72 Partisipatif 61,77
Sumber : LRA Kota Bogor, diolah kembali
113
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pola hubungan yang instruktif sejak tahun
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan 2009 hingga tahun 2010, kemudian di tahun
kepada masyarakat yang telah membayar 2012 hingga 2013 mulai mengalami
pajak dan retribusi sebagai sumber yang peningkatan mejadi pola hubungan
diperlukan oleh daerah. konsultatif. Selanjutnya di tahun 2014, pola
hubungan meningkat menjadi partisipatif.
Rasio Kemandirian = Namun bila dilakukan perhitungan
Pendapatan Asli Daerah rata-rata Kota Bogor selama lima tahun
Bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi dan terakhir yaitu tahun 2010 – 2014, nilai rasio
Jaminan KKD mencapai 31,89 %. Angka ini
menginterpretasikan pola kemandirian yang
konsultatif. Pola hubungan konsultatif
Berikut ini hasil analisis rasio kemandirian
menunjukkan peranan pemerintah pusat
keuangan pemerintah daerah kota Bogor
masih lebih dominan daripada kemandirian
berdasarkan Laporan Realisasi Kota Bogor
pemerintah daerah.
Tahun 2010 – 2014 ,
114
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
kota Bogor dimana hal ini dapat dilihat pada dengan target yang ditetapkan berdasarkan
pada gambar 2. Dari gambar 2 terlihat bahwa potensi riil daerah. Semakin tinggi rasio
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan efektivitas, menggambarkan kemampuan
Pendapatan Transfer mengalami peningkatan daerah yang semakin baik. Dari perhitungan
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Namun, rasio EKD pada tabel 3 dapat dilihat bahwa
bila dibandingkan antara jumlah pendapatan efektivitas pengelolaan keuangan daerah kota
asli daerah dan jumlah pendapatan transfer, Bogor cukup baik karena menunjukkan pola
pendapatan transfer masih mendominasi hubungan yang efektif yaitu rata-rata diatas
komponen pendapatan daerah secara 100%.
keseluruhan.
Tabel 3 Rasio Efektivitas Keuangan Pemerintah Kota Bogor Tahun 2010 – 2014
Pertumbuhan Rasio
Tahun Rasio Efektifitas (%) Pola Hubungan
Efektifitas (%)
2010 101,37 Efektif -
2011 114,98 Efektif 13,42
2012 119,28 Efektif 3,75
2013 115,98 Efektif (2,77)
2014 104 Efektif (10,31)
Sumber : LRA Kota Bogor, diolah kembali
3. Rasio Efektivitas Keuangan Daerah Namun bila dilihat dari pertumbuhan rasio
Rasio Efektivitas Keuangan Daerah efektivitas dapat dilihat bahwa pertumbuhan
(Rasio EKD) menggambarkan kemampuan rasio tertinggi ada di tahun 2011 dan semakin
pemerintah daerah dalam merealisasikan menurun dari tahun ke tahun bahkan
pendapatan asli daerah yang direncanakan mencapai pertumbuhan yang negatif di tahun
115
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
2013 hingga tahun 2014. Namun secara memprioritaskan alokasi dananya pada belanja
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langsung atau belanja tidak langsung.
kemampuan pemerintah kota Bogor dalam Belanja langsung adalah belanja yang
merealisasikan pendapatan asli daerah yang terkait langsung dengan kegiatan (aktivitas)
direncanakan dengan target yang ditetapkan sedangkan belanja tidak langsung merupakan
cukup baik. pengeluaran belanja yang tidak terkait dengan
Berikut adalah gambar yang pelaksanaan kegiatan secara langsung.
memperlihatkan rasio efektifitas keuangan Menurut Mahmudi (2010) semestinya belanja
daerah kota Bogor dari tahun 2010 – 2014. langsung lebih besar dari belanja tidak
langsung.
116
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
117
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
Tabel 6 Summary Rasio Keuangan Kota Bogor Tahun Anggaran 2010 - 2014
Selain pendapatan, belanja langsung kota Sementara rasio tingkat kemandirian memiliki
Bogor juga mengalami pertumbuhan. hubungan yang konsultatif dikarenakan
Pertumbuhan belanja langsung tertinggi ada tingkat kemandirian daerahnya memiliki rata-
pada tahun 2012 yaitu sebesar 37,59%. rata 31,89% namun demikian Pemerintah
Sementara pertumbuhan belanja tidak Kota Bogor masih bisa dikatakan berusaha
lagsung tertinggi ada pada tahu 2013 yaitu untuk mandiri terlihat dari meningkatnya
sebesar 12,72%. rasio Kemandirian Keuangan daerah setiap
tahun.
Rangkuman Rasio Keuangan Kota Bogor Selain berusaha untuk mandiri,
Berikut ini ditampilkan pada tabel 6 Pemerintah Kota Bogor sangat efektif dalam
rangkuman rasio derajat desentralisasi, rasio merealisasikan pendapatan asli daerahnya
kemandirian daerah, rasio efektivitas terlihat dari rata-rata rasio efektif keuangan
keuangan daerah, rasio aktivitas dan rasio daerahnya sebesar 111%.
pertumbuhan. Dilihat dari tabel diatas bahwa Namun pemerintah kota Bogor masih
secara keseluruhan hubungan kinerja memprioritaskan anggarannya dalam belanja
keuangan Kota Bogor dengan beberapa tidak langsung dibandingkan dengan belanja
118
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
langsung dimana rata-rata rasio aktivitas Sementara itu pertumbuhan pendapatan dan
belanja tidak langsung selama tahun 2010 – belanja mengalami pertumbuhan yang positif.
2014 adalah sebesar 55,18%. Ini lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata rasio aktivitas SARAN
belanja langsung sebesar 44,82%. Melihat permasalahan yang ada dan
Selanjutnya rasio pertumbuhan Kota Bogor dengan memperhatikan hasil dari analisis
memiliki kinerja pengelolaan keuangan daerah terhadap rasio pengelolaan keuangan terhadap
yang baik pada PAD, pendapatan daerah dan APBD Kota Bogor, maka saran-saran yang
belanja langsung dan tidak langsung terbukti mungkin bermanfaat bagi pertumbuhan
dari rasio pertumbuhan yang positif setiap ekonomi kota Bogor adalah sebagai berikut :
tahunnya. 1. Pemerintah Kota Bogor harus mengurangi
PENUTUP ketergantungan kepada pemerintah pusat
SIMPULAN yaitu dengan mengoptimalkan potensi sumber
Berdasarkan hasil analisis dan pendapatan yang ada.
pembahasan yang telah diuraikan rata-rata 2. Pemerintah kota Bogor perlu meningkatkan
kinerja pengelolaan kota Bogor berdasarkan pembangunan serta penyediaan sarana dan
rasio keuangan adalah baik. prasarana umum untuk meningkatkan
Pola hubungan kemandirian daerah perekonomian kota Bogor dan untuk menarik
kota Bogor dalam lima tahun terakhir investor.
menunjukkan pola hubungan konsultatif
dimana peran pemerintah pusat masih lebih BATASAN PENELITIAN
dominan daripada pemerintah kota Bogor. 1. Keterbatasan data.
Pencapaian rasio kemandirian ini memang Data penelitian hanya didapat dari angka
relatif rendah sedikit diatas pola hubungan yang dikeluarkan dari LAKIP Kota
instruktif. Bogor Tahun 2013 dan 2014. LAKIP
Sementara itu efektivitas keuangan Tahun 2013 didapat melalui akses ke
daerah kota Bogor cukup baik atau efektif, website pemerintah kota Bogor
melampaui target yang telah ditetapkan. sementara LAKIP Tahun 2014 meminta
Namun peningkatan pendapatan asli daerah langsung kepada BPKAD melalui anak
perlu lebih diperhatikan karena kontribusi magang Program Vokasi yang
pendapatan asli daerah dibandingkan total melakukan magang di BPKAD Bogor.
pendapatan masih relatif lebih kecil. 2. Keterbatasan Laporan Keuangan yang
Selanjutnya, porsi belanja tidak tidak dipublikasikan melalui website kota
langsung terhadap total pendapatan relatif Bogor.
lebih besar dibandingkan porsi belanja Peneliti datang langsung ke BPKAD
langsung terhadap total pendapatan. kota Bogor dan staf penerima tamu
disana mengatakan prosedur untuk
119
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Kota Bogor Dalam Angka 2013, Bogor.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Kota Bogor Dalam Angka 2014, Bogor.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Kota Bogor Dalam Angka 2012. Diambil dari http:// www.
Bogorkota.bps.go.id
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Kota Bogor Dalam Angka 2011. Diambil dari http:// www.
Bogorkota.bps.go.id
Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah. LAKIP 2014. Bogor
Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah. LAKIP 2013. Diambil dari http:// www.
Bpkad.kotabogor.go.id
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Laporan Realisasi Anggaran Kota Bogor 2009 – 2013.
Diambil dari http:// www.djpk.depkeu.go.id
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Neraca Kota Bogor 2009 – 2013. Diambil dari http://
www.djpk.depkeu.go.id
Halim , Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik, Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Empat.
120
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010 -2014
Arthaingan H.Mutiha
Volume 4 Nomor 2 ,pp 105-121
Halim dan Kusufi. 2014. Teori, Konsep dan Aplikasi. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat
Mahmudi, 2007, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Panduan Bagi
Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial dan Politik,
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi, Yogyakarta
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : CV Andi Offset
Mahmudi, 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mahmudi, 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, edisi revisi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE
Puspitasari, Ayu, 2013. Analisa Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kota Malang. Simposium
Nasional Akuntansi
Syamsi, Ibnu. 1986. Pokok-pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran
Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional. Jakarta : CV Rajawali
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian Gabungan. Jakarta : Kencana
Prenamedia Group.
Pemerintah Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
Jakarta
________________ 1999. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta
________________2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Jakarta
_________________. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta
121