Anda di halaman 1dari 13

Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

ANALISIS EFEKTIFITAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA (BADAN


PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN (BAPPEDA LITBANG)
KOTA PALEMBANG

Sayid Abdurrahman Azmi 1) dan Jusmani 2)


1Alumni Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang,
2Dosen akultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (BAPPEDA LITBANG)
Kota Palembang yang dapat mempengaruhi kinerja anggaran pada Pemerintah Kota Palembang.
Data yang diambil merupakan data target anggaran belanja dan realisasi anggaran belanja
pada tahun 2013-2015. Yang diukur dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja dengan
target anggaran belanja dengan kriteria efektifitas sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 690.900-327 tahun 1996. Hasil Pembahasan dapat diketahui bahwa tingkat kriteria efektifitas
berdasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996 dengan cara
membandingkan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja. Pada tahun 2013 tingkat
efektifitas dari anggaran belanja pada persentase 83,73%. pada tahun ini anggaran dapat dikatakan
cukup efektif, Pada tahun 2014 tingkat efektifitas Mengalami penurunan yaitu sebesar 1,27% dengan
persentase sebesar 82,47%, penurunan terjadi tidak terlalu signifikan pada tahun ini di tahun ini juga
anggaran dikatakan cukup efektif, dan pada tahun 2015 menurun sebesar 64,30%. Penurunan terjadi
karena capaian PAD tidak sesuai dengan target yang telah direncanakan dan juga ada beberapan
Program/Kegiatan yang dibatalkan.

Kata Kunci : Efektifitas, Anggaran Belanja

PENDAHULUAN unit organisasi pemerintahan yang


Seiring dengan adanya tuntutan menjalankan tugas dan fungsinya
akan tata pemerintahan yang baik sesuai dengan ketentuan yang
(goodgovernance) dan reformasi berlaku, meliputi Kementerian
pengelolaan sektor publik yang Koordinator/Kementerian
ditandai dengan munculnya Negara/Departemen/Lembaga
pengaturan baru dari masyarakat Pemerintah Non Departemen,
kearah yang lebih baik (new public Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota,
management), dengan tiga prinsip Pemerintah Kabupaten serta
utamanya yaitu profesional, Lembaga-lembaga pemerintahan yang
transparansi dan akuntabilitas. menjalankan fungsi pemerintahan
Pengukuran kinerja pada instansi dengan menggunakan Anggaran
pemerintah merupakan alat Pendapatan dan Belanja Negara
manajemen untuk meningkatkan (APBN) dan Anggaran Pendapatan
kualitas pengambilan keputusan dan dan Belanja Daerah (APBD).
penilaian sampai dimana keberhasilan Anggaran merupakan alat penting
dan tingkat kemajuan dari sebuah untuk perencanaan dan pengendalian
sistema kerja pemerintahan akan jangka pendek yang efektif dalam
terlihat berhasil atau tidak dan telah organisasi.Suatu anggaran operasi
sesuai dengan visi dan misi biasanya meliputi waktu satu tahun
pemerintah atau belum. dan menyatakan pendapatan dan
Dalam Pedoman Penyusunan beban yang direncanakan untuk tahun
Penetapan Kinerja Daerah, Instansi itu.Dengan anggaran manajemen
pemerintah adalah sebuah kolektif dari dapat menentukan efektifitas dan

43
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 14, No.2, Juli 2017 : 43-55

efisiensi suatu operasi dengan TINJAUAN TEORI


membandingkan antara anggaran
dengan hasil aktual (realisasi terkini) 1. Pengertian Keuangan Daerah
yang dicapai. Peraturan Pemerintah No 58
Anggaran pemerintah terkait tahun 2005 tentang Pengelolaan
dengan proses penentuan jumlah Keuangan Daerah, Keuangan
alokasi dana untuk tiap-tiap program Daerah adalah semua hak dan
dan aktivitas dalam satuan moneter kewajiban daerah dalam rangka
yang menggunakan dana milik penyelenggaraan Pemerintahan
masyarakat. Anggaran publik Daerah yang dapat dinilai dengan
merupakan alat perencanaan uang termasuk didalamnya segala
sekaligus alat pengendalian. Anggaran bentuk kekayaan yang berhubungan
sebagai alat perencanaan dengan hak dan kewajiban daerah
mengindikasikan target yang harus tersebut. Yang dimaksud daerah di
dicapai oleh pemerintah, sedangkan sini adalah pemerintah daerah yang
anggaran sebagai alat pengendalian merupakan daerah otonom
mengindikasikan alokasi sumber dana berdasarkan peraturan perundang-
publik yang disetujui legislatif untuk undangan. Daerah otonom ini terdiri
dibelanjakan. Melalui data rekening dari pemerintah provinsi, pemerintah
belanja yang terdapat dalam anggaran kabupaten dan pemerintah kota.
belanja lembaga/organisasi Karena pemerintah daerah
pemerintah, akan dilihat apakah merupakan bagian dari pemerintah
anggaran yang telah dibuat dapat pusat maka keuangan daerah
berperan sebagai pengendali terhadap merupakan bagian tak terpisahkan
pelaksanaan kegiatan pemerintah. dari keuangan negara.
Tuntutan baru muncul agar organisasi Sedangkan menurut Halim
sektor publik memperhatikan value for (2012:18) Keuangan Daerah
money dalam menjalankan adalahSemua hak dan kewajiban
aktifitasnya. Tujuan yang dikehendaki yang dapat dinilai dengan uang,
masyarakat mencakup demikian pula segala sesuatu baik
pertanggungjawaban mengenai berupa uang maupun barang yang
pelaksanaan value for money, yaitu dapat dijadikan kekayaan daerah
ekonomis dalam pengadaan dan sepanjang belum dimiliki/dikuasai
alokasi sumber daya, efisien (berdaya oleh Negara atau Daerah yang lebih
guna) dalam penggunaan sumber tinggi serta pihak-pihak lain sesuai
daya dalam arti penggunaannya ketentuan/ peraturan perundang-
diminimalkan dan hasilnya undangan yang berlaku.
dimaksimalkan (maximizing benefits
and minimizing costs), serta efektif 2. Pengertian Anggaran
(berhasil guna) dalam arti mencapai Menurut Peraturan Pemerintah
tujuan dan sasaran. Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Tujuan Penelitian ini ialah Standar Akuntansi Pemerintah,
untuk mengetahui Efektifitas pengertian anggaran adalah
Pelaksanaan Anggaran Belanja Pada pedoman tindakan yang akan
Badan Perencanaan Pembangunan dilaksanakan pemerintah meliputi
Daerah Penelitian dan Pengembangan rencana pendapatan, belanja
(BAPPEDA LITBANG) Kota transfer, dan pembiayaan yang
Palembang. diukur dalam satuan rupiah, yang
disusun menurut klasisfikasi tetetu

44
Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

secara sistematis untuk satu pembayarannya kembali oleh


periode. Anggaran menurut UU No pemerintah daerah.
17 Tahun 2012 tentang Keuangan Belanja menurut Peraturan
Negara adalah rencana keuangan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tahunan pemerintah negara/daerah adalah:“Merupakan semua
(pusat atau daerah) yang disetujui pengeluaran dari Rekening Kas
oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau Umum Negara/Daerah yang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. mengurangi ekuitas dana lancar
Anggaran tersebut setiap tahun dalam periode tahun
diajukan Pemerintah Pusat dalam anggaranbersangkutan yang tidak
bentuk Rancangan Undang-Undang akan diperoleh pembayarannya
(RUU) tentang Anggaran dan kembali olehpemerintah. Dan
Pendapatan Belanja Negara (APBN) kembali dijelaskan dalam Peraturan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Menteri DalamNegeri Nomor 13
(DPR) untuk mendapat persetujuan. Tahun 2006 menyebutkan bahwa
Sedangkan Menurut Wiratna “Belanja adalahkewajiban
(2015:28) Anggaran adalah pemerintah daerah yang diakui
pertanggung jawaban dari sebagai pengurang nilaikekayaan
pemegang manajemen organisasi bersih”. Yang dapat disimpulkan
untuk memberikan segala aktivitas bahwa transaksi belanja
dan kegiatan organisasi pada pihak akanmenurunkan ekuitas dana
pemilik organisasi atas pengelolaan pemerintah daerah Belanja Negara
dana publik dan pelaksanan berupa dalam APBN”.
rencana-rencana program yang Belanja daerah adalah
dibiayai dengan uang publik. semua pengeluaran kas daerah
dalam periode tahun anggaran yang
3. Fungsi Anggaran bersangkutan yang meliputi belanja
Menurut Mardiasmo (2013:63) langsung dan belanja tidak
anggaran mempunyai beberapa langsung.
fungsi utama yaitu :Anggaran
sebagai alat Perencanaan, 4.1 Belanja langsung
Anggaran sebagai Alat Belanja langsung menurut
Pengendalian (Control Tool), Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Anggaran sebagai alat kebijakan merupakan belanja yang
fiskal , Anggaran sebagai alat politik, dianggarkan terkait secara langsung
Anggaran sebagai alat koordinasi dengan pelaksanaan program dan
dan komunikasi, Anggaran sebagai kegiatan.Yang termasuk dalam
alat penilaian kinerja , Anggaran Belanja Langsung adalah :
sebagai alat motivasi, Anggaran - belanja pegawai
sebagai alat untuk menciptakan - belanja barang dan jasa
ruang publik - belanja modal (belanja tanah,
belanja peralatan dan mesin,
4. Pengertian Belanja belanja gedung dan bangunan,
Menurut Halim (2012:104) belanja jalan, irigasi, dan
Belanja adalah semua pengeluaran jaringan, serta belanja asset
kas daerah yang mengurangi lainnya).
ekuitas dana dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang
tidak akan diperoleh

45
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 14, No.2, Juli 2017 : 43-55

4.2 Belanja Pegawai dikatakan efektif apabila proses


Belanja pegawai dalam kegiatan mencapai tujuan dan
Belanja Langsung dimaksudkan sasaran akhir kebijakan (spending
untuk pengeluarahn horarium/upah wesely).
dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintah daerah 5. Kerangka Pemikiran
(Mursyidi, 2009:299). Belanja jenis Kerangka Pemikiran merupakan
ini antara lain untuk menampung suatu alur yang menggambarkan
honorarium panita pengadaan dan proses riset secara keseluruhan
administrasi pembelian (Albert Kurniawan, 2014:57),
pembangunan untuk memperoleh sedangkan menurut Sugiyono
setiap aset yang diangarkan pada (2016:283) Kerangka Pemikiran
belanja modal sebagaimana merupakan model konseptual
dianggarkan pada belanja pegawai tentang bagaimana teori
dan/atau belanja barang dan jasa. berhubungan dengan berbagai
faktor yang telan diidentifikasi
4.3 Belanja Barang dan Jasa sebagai masalah yang penting.
Belanja Barang dan Jasa
digunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang Anggaran Pendapatan
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua Belanja Daerah
belas) bulan dan/atau pemakaian
jasa dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintahan daerah.
Pembelian/pengadaan barang Laporan Realisasi
barang dan/pemakaian jasa Anggaran
mencakup belanja barang habis
pakai, bahan/material, jasa kantor,
premi asuransi, perawatan Analisa Perbandingan
kendaraan bermotor,
cetak/penggandaan, sewa
rumah/gedung/gudang/parkir, sewa Tujuan Target
sarana mobilitas, sewa alat berat,
sewa pelengkapan dan peralatan
kantor, makanan dan minuman
pakaian dinas dan atributnya, Efektivitas
pakaian kerja, pakaian khusus dan
hari-hari tertentu, perjalanan dinas,
Kegiatan operasional dikatakan efektif
perjalanan dinas pindah tugas dan apabila proses kegiatan mencapai
pemulangan pegawai. tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely).

4. Efektivitas
Mahmudi (2015:86) Efektivitas
merupakan hubungan antara output PROSEDUR PENELITIAN
dengan tujuan, semakin besar
konstribusi output terhadap 1. Definisi Operasional Istilah
pecapaian tujuan, maka semakin Menurut Wiratna (2014:87)
efektif oganisasi, program, atau Definisi Operasional adalah variabel
kegiatan . Kegiatan operasional penelitian yang dimaksudkan untuk

46
Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

memahami arti setiap variabel variabel-variabel didalam model harus


penelitian sebelum dilakukan analisis. didefinisikan agar jelas makna dan
Sedangkan Menurut Jogiyanto pengukurannya.
(2012:159) Definisi Operasional adalah

TABEL 1
DEFINISI OPERASIONAL
Analisis Pengertian Rumus Keterangan
Istilah
Mardiasmo (2013:132) efektifitas E = Efektivitas
pada dasarnya berhubungan dengan
Efektivitas pencapaian tujuan atau target RAB = Realisasi
kebijakan (hasil guna). Efektifitas E =RAB x 100% Angaran belanja
merupakan hubungan antara AB
keluaran dengan tujuan atau sasaran AB = Anggaran
yang harus dicapai. Kegiatan Belanja
operasional dikatakan efektif apabila
proses kegiatan mencapai tujuan dan
sasaran akhir kebijakan (spending
wisely).

2. Populasi dan Sampel 3. Metode Penelitian


2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2016:2)
Populasi adalah wilayah generasi Metode penelitian adalah cara ilmiah
yang terdiri atas objek/subjek yang untuk mendapatkan data dengan cara
mempuyai kualitas dan karakteristik kegunaan tertentu. Berdasarkan latar
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti belakang masalah yang dipaparkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik pada bab sebelumnya, metode
kesimpulannya (Sugiyono, 2016 : 81), penelitian tersebut menggunakan
sedangkan menurut Wiratna (2014:65) metode deskriftif kuantitatif.
Populasi adalah keseluruhan jumlah
yang terdiri atas subyek yang 3.1 Teknik Pengumpulan Data
mempunyai karakteristik dan kualitas Jenis data yang digunakan
tertentu yang diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari :
untuk diteliti dan kemudian ditarik a. Data Primer
kesimpulannya.. Populasi dalam Data Primer adalah data
penelitian ini adalah Anggaran Belanja yang diperoleh dari responden
Bappeda Litbang Kota Palembang. melalui kuesioner, kelompok
2.2 Sampel fokus, dan panel atau juga data
Sampel adalah bagian dari hasil wawancara peneliti dengan
jumlah dan karakteristik yang dimiliki narasumber (Wiratna, 2014:73)
oleh populasi yang digunakan untuk sedangkan menurut Istijanto
penelitian (Wiratna, 2014:65). Bila (2006) dalam Danang Sunyoto
populasi besar dan peneliti tidak (2013:21) Data Primer adalah data
memungkinkan meneliti semua, asli yang dikumpulan sendiri oleh
misalnya karena keterbatasan dana, peneliti untuk menjawab
tenaga dan waktu, maka penelit dapat masalah penelitiannya.
menggunakan sampel dari populasi itu. b. Data Sekunder
Sampel dari populasi ini adalah Menurut Sugiyono
anggaran belanja Bappeda Litbang (2016:137) Sumber data
dari tahun 2013 sampai dengan 2015. sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan

47
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 14, No.2, Juli 2017 : 43-55

kepada pengumpul data, metode analisis deskriptif. Sugiyono


misalnya lewat orang lain atau (2016:206) analisis deskriptif adalah
lewat dokumen. Sedangkan statistik yang digunakan untuk
menurut Danang Sunyoto menganalisa data dengan cara
(2013:21) Sumber data Sekunder mendepenelitiankan atau
adalah data yang bersumber dari menggambarkan data yang telah
sumber lainnya yaitu dengan terkumpul sebagaimana adanya tanpa
mengadakan setudi kepustakaan bermaksud membuat kesimpulan yang
dengan mempelajari buku-buku berlaku untuk umum atau generalisasi.
yang ada hubungan nya dengan Tingkat efektifitas diukur dengan cara
objek penelitian. membandingkan realisasi anggaran
Data yang digunakan belanja dengan target anggaran
adalan data sekunder, penulis belanja.
mendapatkan data yang sudah Keputusan Menteri Dalam Negeri
jadi yang dikumpulkan oleh pihak Nomor 690.900-327 tahun 1996,
lain dengan berbagai cara atau kriteria tingkat efektifitas anggaran
metode baik secara komersil belanja sebagai berikut :
maupun non komersil. 1. Jika hasil perbandingan lebih
dari 100%, maka anggaran
3.2 Teknik Analisis Data belanja dikatakan sangat efektif.
Analisis data adalah cara-cara 2. Jika hasil pencapaian antara
mengolah data yang telah terkumpul 90% - 100%, maka anggaran
untuk kemudian dapat memberikan belanja dikatakan efektif.
interprestasi dan pengolah data 3. Jika hasil pencapaian antara
dimaksud untuk menjawab masalah 80% - 90%, maka anggaran
yang terlah dirumuskan. Menurut belanja dikatakan cukup efektif.
Sugiyono (2016:147) “analisis data 4. Jika hasil pencapaian antara
merupakan kegiatan setelah data dari 60% - 80%, maka anggaran
seluruh responden atau sumber data belanja dikatakan kurang efektif.
lain terkumpul”. 5. Jika hasil pencapaian dibawah
Metode analisis data yang 60%, maka anggaran belanja
digunakan dalam penelitian ini adalah dikatakan tidak efektif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian

Tabel 2
Rekapitulasi Anggaran Belanja Bappeda Libang Kota Palembang
Tahun Anggaran 2013-2015
Target Belanja Bappeda Litbang Realisasi Belanja Bappeda Litbang
Belanja Tidak Belanja Tidak
Tahun Belanja Belanja Total Belanja
Langsung Total Belanja (Rp) Langsung
Langsung (Rp) Langsung (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
2013 5.920.301.150 22.747.836.572 28.668.137.722,28 4.405.573.626 19.098.529.277 24.004.102.929
2014 3.498.543.000 15.987.582.500 19.586.125.500 3.427.757.126 12.642.810.299 16.070.567.425
2015 4.043.449.000 15.149.409.650 19.192.858.650 3.630.556.452 8.710.610.348 12.341.166.800
Sumber : LKPJ Walikota Palembang

48
Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan 12.341.166.800 dan masih belum


bahwa penggunaan anggaran pada mencapai target. Dari tabel diatas pula
instansi khusus nya pada Bappeda dapat di lihat bahwa dari Tahun 2013-
Litbang Kota Palembang masih belum 2015 Anggaran Bappeda Litbang Kota
mencapai target belanja hal itu Palembang terus mengalami
mempengaruhi tingkat efektifitas penurunan, penurunan itu terjadi
anggaran belanja. Dapat dijelaskan karena target-target PAD Kota
Pada tahun 2013 Total target belanja Palembang masih belum tercapai yang
Bappeda Litbang sebesar mengakibatkan anggaran menjadi
Rp.28.668.137.722,28 dengan total defisit dan mempengaruhi anggaran
realisasi belanja sebesar Rp. Bappeda Litbang Kota Palembang.
24.004.102,929 masih belum Dalam rangka untuk mencapai
mencapai target belanja. Tahun 2014 target kinerja keuangan Bappeda
target belanja Bappeda Litbang Litbang Kota Palembang mengevaluasi
sebesar Rp. 19.987.582.500 dengan dan menganalisis Realisasi Anggaran
total realisasi belanja Rp. dengan cara membanding kan Target
16.070.567.425 tetap belum mencapai dan Realisasi Anggaran dalam bentuk
target belanja. Selanjutnya di tahun Program/Kegiatan yang ada di masing-
2015 target belanja Bappeda Litbang masing Bidang dalam Bappeda
sebesar Rp. 19.149.409.650 dengan Litbang Kota Palembang.
total realisasi belanja sebesar Rp.

Tabel 3
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2013
Program Anggaran Realisasi Capaian (%)
(Rp) (Rp)
Program perencanaan pembangunan
2.417.355.000 1.460.475.670 60,42
daerah
Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan 170.875.000 92.599.200 54,19
keuangan
Program Perencanaan Pembangunan
453.650.000 323.243.400 71,25
Sosial Budaya
Program perencanaan tata ruang
8.445.005.000 8.341.240.000 98,77
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis dan 2.217.799.500 1.932.113.375 87,12
Cepat Tumbuh
Program Kerjasama Pembangunan
1.946.550.000 1.024.729.141 52,64
Program Pengembangan
1.727.863.000 1.434.561.600 83,03
data/informasi
Program Pelayanan Administrasi
2.463.291.822 1.934.007.647 78,51
Perkantoran
Program peningkatan sarana dan
1.797.229.000 1.559.848.244 86,79
prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
83.500.000 72.180.000 86,44
Program Peningkatan Kapasitas
215.300.000 153.072.450 71,10
Sumber Daya Aparatur
Program Kegiatan Lanjutan dan
Kewajiban kepada Pihak Ketiga 520.263.250 520.263.250 100,00

49
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 14, No.2, Juli 2017 : 43-55

Program perencanaan pengembangan


kota-kota menengah dan besar 50.000.000 12.137.800 24,28

Program perencanaan pembangunan


ekonomi 89.155.000 89.057.500 99,89

Program perencanaan pembangunan


daerah rawan bencana 150.000.000 149.000.000 99,33

TOTAL 22.747.836.572 19.098.529.277


Sumber : LAKIP BAPPEDA 2013

Dari Tabel diatas menunjukan dari Penyebab belum tereasliasi nya


masing-masing program pada tahun Program tersebut disebabkan oleh
2013 masih ada beberapa program Efisiensi Anggaran, dan Kerjasama
yang realiasinya belum tercapai. Pihak Ketiga yang tidak terlaksana.

Tabel 4
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2014
Anggaran Realisasi Capaian
Program
(Rp) (Rp) (%)
Program perencanaan pembangunan
1.677.324.500 1.007.903.697 60,09
daerah
Program Perencanaan Pembangunan
335.970.000 280.000.000 83,34
Sosial Budaya
3.714.000.000 3.644.605.000 98,13
Program perencanaan tata ruang
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis dan 2.693.113.000 2.391.717.000 88,81
Cepat Tumbuh
725.905.000 609.117.660 83,91
Program Kerjasama Pembangunan
Program Pengembangan
1.917.020.000 500.572.700 26,11
data/informasi
Program Pelayanan Administrasi
2.101.407.500 1.729.678.167 82,31
Perkantoran
Program peningkatan sarana dan
958.000.000 869.233.075 90,73
prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin 112.500.000 106.720.500 94,86
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas 213.662.500 125.517.500 58,75
Sumber Daya Aparatur
Program perencanaan pengembangan
547.000.000 456.375.000 83,43
kota-kota menengah dan besar
Program perencanaan pembangunan
151.680.000 145.345.000 95,82
ekonomi
Program perencanaan pembangunan 390.000.000 376.025.000 96,42
daerah rawan bencana
Program Perencanaan prasarana
450.000.000 400.000.000 88,89
wilayah dan sumber daya alam
TOTAL 15.987.582.500 12.642.810.299
Sumber : LAKIP BAPPEDA 2014

50
Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

Dari Tabel diatas menujukan tingkat kerjasama dengan pihak ketiga


masih ada beberapa program yang yang tidak terlaksana dan juga
belum terealisasi khusus nya pada dikarenakan. Jika di teliti lebih jauh
Program Pengembangan Informasi terdapat banyak kendala dalam
yang disebabkan oleh kurangnya merealisasi kan anggaran.
tenaga ahli, efisiensi anggaran dan

Tabel 5
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2015
Anggaran Realisasi Capaian (%)
Program
(Rp) (Rp)
Program perencanaan pembangunan
1.138.041.500 719.175.850 63,19
daerah
Program Perencanaan Pembangunan
310.897.500 237.472.500 76,38
Sosial Budaya
Program perencanaan tata ruang 1.150.000.000 925.425.000 80,47
Program Perencanaan Pengembangan
5.305.296.000 2.213.874.500 41,73
Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Program Kerjasama Pembangunan 1.032.129.150 364.951.000 35,36
Program pengembangan data/ informasi/
100.000.000 98.487.400 98,49
statistik daerah
Program Pengembangan data/informasi 1.781.440.000 1.330.476.350 74,69
Program Pelayanan Administrasi
2.361.745.500 1.589.756.486 67,31
Perkantoran
Program peningkatan sarana dan
1.344.840.000 970.517.562 72,17
prasarana aparatur

Program Peningkatan Disiplin Aparatur 102.000.000 48.930.000 47,97

Program Peningkatan Kapasitas Sumber


308.100.000 97.169.200 31,54
Daya Aparatur
Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan 214.920.000 114.374.500 53,22
keuangan
TOTAL 15.149.409.650 8.710.610.348
Sumber : LKIP BAPPEDA 2015

Dari Tabel diatas menunjukan dari untuk mengukur tingkat penghematan


masing-masing program pada tahun anggaran yang dilakukan pemerintah.
2013 masih ada beberapa program Kriteria efektifitas belanja sebagai
yang realiasinya belum tercapai. berikut :
Penyebab belum tereasliasi nya
Program tersebut disebabkan oleh Persentase
Kriteria
Efisiensi Anggaran, dan Kerjasama Kinerja Keuangan
Lebih dari 100 % Sangat Efektif
Pihak Ketiga yang tidak terlaksana.
90-100 % Efektif
80-90 % Cukup Efektif
2. Pembahasan 60-80 % Kurang Efektif
Analisis Efektifitas merupakan Dibawah 60 % Tidak Efektif
perbandingan antara realisasi belanja Kepmendagri Nomor 690.900-327 tahun 1996
dengan anggaran belanja. Digunakan

51
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 14, No.2, Juli 2017 : 43-55

Tingkat Efektifitas diukur dengan


cara membandingkan realisasi Hasil analisis dari efektivitas
anggaran belanja dengan target anggaran belanja pada Bappeda
anggaran belanja.Rumus pengukuran Litbang Kota Palembang berdasarkan
menggunakan rumus sebagai berikut : tabel 6 ditujukan pada tabel sebagai
berikut :
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎
𝐸=
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

Tabel 6
Analisis Efektifitas Anggaran Belanja
Tahun 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 Analisis Kriteria
𝒙 𝟏𝟎𝟎 Efektifitas
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂
𝑅𝑝. 24.004.102.929
2013 𝑥 100 83.73 % Cukup Efektif
𝑅𝑝. 28.668.137.722,28
𝑅𝑝. 16.070.567.425
2014 𝑥 100 82,47 % Cukup Efektif
𝑅𝑝. 19.586.125.500
𝑅𝑝. 12.341.166.800
2015 𝑥 100 64,30 % Kurang Efektif
𝑅𝑝. 19.192.858.650
Data hasil olahan

Dari tabel 6 diatas dapat dijelaskan anggaran dan belum cukup efektif nya
pada tahun 2013 tingkat efektifitas dari dalam membiayai kegiatan-kegiatan
anggaran belanja pada persentase pemerintah.
83,73% yang menunjukan angka Apabila digambarkan dalam grafik,
kisaran Rp. 24.004.102.929 pada pergerakan Efektifitas Anggaran
tahun ini anggaran dapat dikatakan Belanja pada Bappeda Litbang Kota
cukup efektif. Palembang adalah, berdasarkan
Mengalami penurunan pada tahun gambar dibawah dapat dijelaskan
2014 yaitu sebesar 1,27% dengan bahwa selama periode tahun anggaran
persentase sebesar 82,47% yang 2013-2015, tingkat efektifitas anggaran
berada pada kisaran Rp. belanja yang ada pada instansi
16.070.567.425, penurunan terjadi Bappeda Litbang Kota Palembang
tidak terlalu signifikan pada tahun ini terus mengalami penurunan.
dan pada tahun ini juga anggaran Penurunan yang sigfinikan terjadi di
dikatakan cukup efektif. Penurunan tahun 2015 yang dimana pada tahun
yang cukup signifikan terjadi pada 2014 efektifitas belanja sebesar 82,47
tahun 2015 yaitu sebesar 18,17% % dan pada tahun 2015 menurun
dengan persentase sebesar 64,30% sebesar 64,30%. Penurunan terjadi
yang berada pada kisaran Rp. karena capaian PAD tidak sesuai
12.341.166.800, ditahun ini dengan target yang telah direncanakan
penggunaan anggaran dapat dikatakan dan juga ada beberapan
kurang efektif karena penurunan PAD Program/Kegiatan yang dibatalkan .
Kota Palembang yang disebab kan Banyak hal yang memang menjadi
oleh tidak tercapainya target restribusi tolak ukurnya untuk penetapan
pajak yang merupakan sumber utama anggaran jika menilik lebih jauh dari
untuk peningkatan PAD yang strukturAPBD yang ditetapkan pada
mempengaruhi anggaran masa periode tahun anggaran
program/kegiatan, kurang terserap nya tersebut.

52
Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

Efektifitas ditunjukan berdasarkan yang signifikan terjadi pada Program


perhitungan kriteria-kriteria yang perencanaan pengembangan kota-
ditetapkan memiliki tingkat yang kota menengah dan besar dimana
berdeda-beda dalam periode tahun- persentase capaian program pada
tahun nya. Kurang dan tidak efektifnya tahun 2013 sebesar 24,28%
penggunaan anggaran adalah sedangkan tahun 2014 sebesar
disebabkan oleh relisasi anggaran 83,43% atau naik sebesar 59,15 %,
yang ditetapkan masih terlalu jauh dari kenaikan terjadi disebabkan karena
target yang ditetapkan. Yang terendah pada tahun 2014 tersedianya tenaga-
terjadi pada tahun 2015 karena tenaga ahli yang berkompeten dalam
realisasi anggaran nya masih terlalu bidang tersebut. Dan kenaikan juga
jauh perbedaannya. menunjukan bahwa tingkat efektifitas
pada program pada tahun 2014 bisa
dikatakan cukup efektif. Lalu terjadi
penurunan persentase capaian
program di tahun 2014 yaitu Program
Pengembangan data/informasi dimana
pada tahun 2013 capaian persentase
tersebut sebesar 83,03% dan
sedangkan tahun 2014 sebesar 26,11
% atau menurun sebesar 56,92 %.
Penurunan tersebut disebabkan
kurang terkoordinasinya Bappeda
3. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Litbang dengan SKPD yang
AnggaranBelanja Bappeda bersangkutan seperti pengumpulan-
Litbang KotaPalembang. pengumpulan data yang diperlukan
dalam program tersebut.
Pada tahun 2014 anggaran Di tahun 2015 anggaran belanja
Belanja Langsung Bappeda Litbang langung Bappeda Litbang Kota
Kota Palembang sebesar Rp. Palembang sebesar Rp.
15.987.582.500 dengan realisasi 15.149.409.650 dengan realisasi
sebesar Rp. 12.642.810.299 dengan sebesar Rp. 8.710.610.348 dengan
persentase 79,08%. Terjadi penurunan persentase capaian sebesar 57,50 %.
yang signifikan dari anggaran belanja Anggaran ini menurun jika
langsung pada tahun 2013 yaitu dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu
sebesar Rp. 22.747.836.572 dengan sebesar Rp. 15.987.582.500 dengan
realisasi sebesar Rp. 19.098.529.277 realisasi sebesar Rp. 12.642.810.299
dengan persentase 83,96%. dengan persentase 79,08%. Sama
Penurunan terjadi karena tidak seperti di tahun 2013 dengan 2014
tercapainya Target PAD Kota penurunan anggaran di tahun 2015
Palembang dan ada beberapa juga disebabkan tidak tercapainya
Program di tahun 2013 tidak ada di target PAD Kota Palembang
tahun 2014 seperti Program disebabkan karena target restribusi
peningkatan pengembangan sistem pajak di kota palembang belum
pelaporan capaian kinerja dan tercapai. Penurunan anggaran juga
keuangan. mempengaruhi Program pada tahun
Selain itu juga terdapat kenaikan 2015 dimana ada beberapa kegiatan
dan penurunan persentase capaian ditahun 2014 tidak ada di tahun 2015
program 2013 dengan 2014. Kenaikan seperti kegiatan Program perencanaan

53
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 14, No.2, Juli 2017 : 43-55

pengembangan kota-kota menengah tingkat efektifitas nya masih


dan besar, Program Perencanaan kurang karena realisasi
prasarana wilayah dan sumber daya anggaran masih berbeda jauh
alam, Program perencanaan terhadap target, perbedaan ini
pembangunan daerah rawan bencana terjadi karena adanya beberapa
dan Program perencanaan program/kegiatan yang telah
pembangunan ekonomi, tetapi di tahun dianggarkan belum
2015 juga ada program yang tidak ada dilaksanakan dan terjadinya
di tahun 2014 seperti Program penurunan PAD Kota
peningkatan pengembangan sistem Palembang.
pelaporan capaian kinerja dan 1.2 Tingkat Efektifitas juga
keuangan, dan Program dipengaruhi oleh Anggaran dan
pengembangan data/ informasi/ Realisasi keuangan dari
statistik daerah. program-program yang ada di
Terdapat juga kenaikan dan Bappeda Litbang Kota
penurunan persentase capaian Palembang. belum
program di tahun 2015 sebesar terjadi teralisasinya program-program
di program Kerjasama Pembangunan tersebut dikarenakan rumitnya
pada tahun 2014 persentase capaian birokrasi dan terlalu memakan
sebesar 83,91 % dan tahun 2015 waktu dalam pelelangan
sebesar 35,36 % atau sengan selisish pekerjaan yang berhubungan
sebesar 48,55 %. Penurunan capaian dengan pihak ke 3 atau pihak
tersebut terjadi karena terdapat swasta serta kurang koordinasi
kegiatan yang tidak di realisasikan nya dengan pemerintah pusat.
atau tidak di jalankan karena kendala
tenaga ahli kurang memadai, dan juga 2. Saran
terkendala oleh kebijaka-kebijakan Saran bagi Instansi Bappeda
peraturan. Diikuti dengan kenaikan Litbang Kota Palembang adalah
Program Data/informasi sebesar 48,58 2.1 Bappeda Litbang Kota
% dimana pada tahun 2014 capaian Palembang sebagai
persentase program sebear 26,11 % perencanaan anggaran untuk
dan tahun 2015 sebesar 74,69 %. Kota Palembang juga harus
bisa merencanakan anggaran
KESIMPULAN DAN SARAN Instansi sendiri sesuai dengan
1. Kesimpulan kebutuhan agar penyerapan
Berdasarkan hasil penelitian yang anggaran dari tahun ke tahun
dilakukan, maka dapat disimpulkan terus efektif. Dan dalam
bahwa : merencanakan anggaran harus
1.1 Tingkat Kriteria Efektifitas memperhatikan kebijakan
Anggaran pada Bappeda antara realisasi dan anggaran,
Litbang Kota Palembang tahun dan hendaknya memperhatikan
Anggaran 2013-2015 sangat situasi dan kondisi agar
berfluktuasi. Yang tertinggi anggaran yang ada dan sudah
terjadi pada tahun 2013 dan disusun dapat direalisasikan
terendah terjadi pada tahun dengan baik.
2015. Anggaran belanja pada 2.2 Bagi Bappeda Litbang agar
tahun 2013 sampai dengan semakin meningkatkan kinerja
2014 bisa dikatakan cukup dalam pengelola anggaran
efektif tetapi pada tahun 2015 belanja daerah secara khusus

54
Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja BAPPEDA LITBANG (Sayid Abdurrahman Azmi)

dan APBD secara umum. Pengelolaan Keuangan


Dengan kinerja yang baik maka Daerah.
efektivitas, produktivitas dan Republik Indonesia. Peraturan
efisiensi belanja juga akan Pemerintah No. 58 tahun 2005
semakin baik. Terutama dalam tentang Pengelolaan
meningkatkan kinerja anggaran Keuangan Daerah:
agar optimalisasi yang Jakarta.
diinginkan segera terlaksana Peraturan Pemerintah Nomor 24
sesuai visi dan misi Bappeda Tahun 2005 Tentang Standar
Litbang Kota Palembang. Akuntansi Keuangan.
2.3 Kedepannya disaran kan untuk Sujarweni, V Wiratna. 2015. Akuntansi
Intansi Bappeda Litbang Kota Sektor Publik. Pustaka Baru
Palembang agar dalam Press: Yogyakarta.
Laporan Kinerja Intansi Sugiyono. 2016 . Metode Penelitian
Pemerintah (LKIP) Kota (Pendekatan Kuantitatif,
Palembang dibuat analisis Kualitatif dan R&D).
Efektifitas Anggaran supaya Alfabeta : Bandung.
bisa menilai tingkat efekttifitas Sujarweni, V Wiratna. 2014.
dan bisa menilai kinerja Metodologi Penelitian. Pustaka
anggaran yang dilakukan Baru Press: Yogyakarta.
dalam satu tahun.
2.4 Penetapatan Target Anggaran
harus disesuaikan dengan
realisasi Kota Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2012. Akuntansi


Keuangan Daerah. Salemba
Empat: Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2012. Metodologi
Penelitian Bisnis -Salah
Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Edisi 5.
Yogyakarta : BPPE UGM
Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset
untuk Ekonomi dan Bisnis.
Alfabeta: Bandung.
Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja
Sektor Publik. UPP STIM
YKPN: Yogyakarta.
Mardiasmo. 2013. Akuntansi Sektor
Publik. Andi: Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman

55

Anda mungkin juga menyukai