Anda di halaman 1dari 8

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO.

2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP


KINERJA MANAJERIAL APARATUR PEMERINTAHAN KOTA LHOKSEUMAWE, STUDI
EMPIRIS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT KOTA LHOKSEUMAWE

YUSRI HAZMI
ALI IMRAN
ZUARNI
YENI IRAWAN
SAID HERRY SAFRIZAL
(Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe)
(Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe)
(Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe)
(Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe)
(Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe)

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of budget goal clarity and accountability, managerial performance
Lhokseumawe city government. The population is made up of leaders from the head, secretary and chief
financial officer at government Lhokseumawe. The sample selection is done through judgment sampling method,
the number of respondents 54. The data used in this study of primary data. Data was collected through
questionnaires were hand delivered to each respondent. Data analysis method used is multiple regression
analysis. The result showed that the budget goal clarity and accountability significantly affect the performance
of managerial personnelThis study prove that the managerial apparatus for performance improvement, there
needs to be clarity sasarang budget and public accountability. So that accountability in budget management can
be done.

Keyword: Goal clarity Budget, Public Accountability and Managerial Performance

PENDAHULUAN Akuntabilitas publik dimaksudkan prinsip


Kinerja manajerial adalah kinerja para pertanggungjawaban yang mulai dari proses awal
individu anggota organisasi dalam kegiatan sampai dengan pelaksanaan harus dapat dilaporkan
manajerial, yang meliputi: perencanaan, dan dipertanggungjawabkan kepada publik. publik
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, memiliki hak dan kepentingan atas segala
pengawasan, pengaturan staf, negoisasi, penggunaan dana publik dan berhak untuk meminta
perwakilan. Kinerja manajerial organisasi pertanggungjawaban atas rencana ataupun
merupakan gambaran tingkat pencapaian sasaran pelaksanaan anggaran tersebut, (Mardiasmo, 2002).
atau tujuan sebagaimana yang termuat dalam visi, Akuntabilitas publik dapat meningkatkan
misi, dan strategi organisasi. kinerja aparatur pemerintah daerah dalam
Kejelasan sasaran anggaran dapat pengelolaan dana publik. Dengan adanya
meningkatkan kinerja individu dan organisasi. akuntabilitas publik, masyarakat akan mengetahui
Kejelasan sasaran anggaran dimaksudkan untuk penggunaan anggaran sehingga pemerintah daerah
meningkatkan tanggungjawab individu dan berusaha untuk melaksanakan seluruh perencanaan
organisasi dalam pencapaian sasaran anggaran. dengan sebaik mungkin.
Sehingga diharapkan organisasi akan lebih SKPK (Satuan Kerja Perangkat Kota)
yang merupakan organisasi publik, dituntut
membuka ruang dan perencanaan yang sebaik
memiliki kinerja positif yang berorientasi pada
mungkin dalam menyusun anggarannya.
kepentingan publik. Sehingga kinerjan aparatur
Kejelasan sasaran anggaran akan
SKPK dapat memberikan pelayanan maksimal
membantu aparatur pemerintah daerah untuk
mencapai kinerja yang diharapkan. Dengan yang dilakukan secara transparan dan
mengetahui sasaran anggaran maka anggaran yang akuntabilitas.
jelas, lebih mudah dilaksanakan dan untuk Tuntutan publik yang semakin tinggi
mempertanggungjawabkan (keberhasilan atau terhadap pertanggungjawaban anggaran telah
kegagalan). Ketidakjelasan sasaran anggaran akan mengharuskan aparatur untuk dapat meningkatkan
menyebabkan kebingunangan dalam pelaksanan, kinerja. Kinerja organisasi sektor publik sebagian
tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Hal ini besar dipengaruhi oleh kinerja aparatur atau
akan menyebabkan pelaksana anggaran anggaran manajerial. Kinerja adalah gambaran pencapaian
tidak dapat memotivasi individu dalam mencapai pelaksanaan suatu kegiatan, program,
kinerja sebagaiman yang diharapkan, (Syafrial, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
2009). misi dan visi organisasi.

31
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO. 2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

Fenomena yang terjadi saat ini penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas


mengindikasikan, kinerja manajerial aparatur pemerintah dapat dipandang dari berbagai
sebagian besar SKPK masih jauh dari harapan perspektif. Dari perspektif akuntansi, American
publik. Padahal pemerintah kota Lhokseumwe Accounting Association menyatakan bahwa
telah mengalokasikan anggaran dalam jumlah besar akuntabilitas suatu entitas pemerintahan dapat
setiap tahun. Namun demikian dana yang besar dibagi dalam empat kelompok, yaitu akuntabilitas
belum mampu meningkatkan kinerja manajerial. terhadap:
Sehingga pelayanan publik masih kurang optimal. a. Sumber daya finansial
Problem anggaran mejadi penting untuk b. Kepatuhan terhadap aturan hukum
dibahas lebih lanjut, sehingga dapat diketahui dan kebijaksanaan administratif
penyebabnya. Keadaan ini juga membuktikan c. Efisiensi dan ekonomisnya suatu
bahwa kinerja manajerial aparatur pemkot kegiatan
Lhokseumawe belum bisa bekerja sesuai dengan d. Hasil program dan kegiatan
harapan. Untuk ini pimpinan pada setiap SKPK pemerintah yang tercermin dalam
haruslah mampu melaksanakan fungsi manajemen pencapaian tujuan, manfaat dan
secara optimal. Sehingga mampu memobilisasi efektivitas.
bawahannya untuk dapat bekerja sesuia dengan Sedangkan dari perspektif fungsional,
rencana dan tujuan dari organisasi. akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan dengan
Beberapa hal penting yang perlu lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap
diperhatikan dalam penyusunan anggaran adalah yang lebih banyak membutuhkan ukuran-ukuran
setiap anggaran yang disusun harus jelas sasaran, obyektif (legal compliance) ke tahap yang
rasional untuk dicapai, dan anggaran harus dikelola membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran
secara transparan dan akuntabilitas publik. subyektif . Tahap-tahap tersebut adalah:
a. Probity and legality accountability,
TINJAUAN PUSTAKA Hal ini menyangkut
Kejelasan Sasaran Anggaran pertanggungjawaban penggunaan dana
Dalam penyusun anggaran, sedapat sesuai dengan anggaran yang telah
mungkin anggaran yang disusun harus jelas sasaran disetujui dan sesuai dengan peraturan
yang ingin dicapai. Anggaran yang tidak jelas perundang-undangan yang berlaku
sasarannya, sudah dapat dipastikan akan (compliance).
menghadapi kesulitan dalam pelaksanaannya dan b. Process accountability, Dalam hal ini
bahkan menjadi gagal. Untuk ini kejelasan sasaran digunakan proses, prosedur, atau
anggaran akan mendorong manajer lebih efektif ukuran-ukuran dalam melaksanakan
dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan kegiatan yang ditentukan (planning,
sasaran yang tidak jelas. allocating and managing).
Anthony dan Govindarajan (2005) c. Performance accountability, Pada lev
mengemukakan bahwa anggaran merupakan alat el ini dilihat apakah kegiatan yang
penting untuk perencanaan dan pengendalian dilakukan sudah efisien (efficient and
jangka pendek yang efektif dalam organisasi. economy).
Dengan kejelasan sasaran anggaran dapat mengatur d. Program accountability Di sini akan
perilaku karyawan. disoroti penetapan dan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan tersebut
Akuntabilitas dalam Pelaporan Keuangan (outcomes and effectiveness).
Pemerintah daerah memiliki kewajiban e. Policy accountability Dalam tahap ini
untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dilakukan pemilihan berbagai
anggaran kepada publik dalam bentuk penyajian kebijakan yang akan diterapkan atau
informasi keuangan organisasi. Pelaporan tidak (value).
keuangan pemerintah pada umumnya hanya Dari perspektif sistem akuntabilitas,
menekankan pada pertanggungjawaban apakah terdapat beberapa karakteristik pokok sistem
sumber daya yang diperoleh sudah digunakan akuntabilitas ini yaitu:
sesuai dengan anggaran atau perundang-undangan 1. Berfokus pada hasil (outcomes)
yang berlaku. Dan apakah penggunaan dana telah 2. Menggunakan beberapa indikator
sudah sesuia dengan prinsip-prinsip pengelolan yang telah dipilih untuk mengukur
sebagaimana termuat dalam prinsip tata kelola kinerja
pemerintahan yang baik 3. Menghasilkan informasi yang
berguna bagi pengambilan keputusan
Sifat Akuntabilitas Pemerintah atas suatu program atau kebijakan
Menurut Mardiasmo (2002), laporan 4. Menghasilkan data secara konsisten
keuangan pemerintah dapat dipakai untuk menilai dari waktu ke waktu
akuntabilitas pemerintahan. Dalam konteks

32
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO. 2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

5. Melaporkan hasil (outcomes) dan Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data
mempublikasikannya secara teratur Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran
Akuntabilitas Publik kuesioner kepada masing-masing SKPK. Kuesioner
Akuntabilitas dalam dapat arti sebagai disebarkan secara langsung ke responden.
sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) Demikian tingkat pengembalian kuesioner lebih
untuk memberikan pertanggungjawaban, tinggi.
menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan Sumber data dalam penelitian ini adalah
segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi data primer. Data primer merupakan data penelitian
tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah yang diperoleh secara langsung dari sumber yang
(principal) yang memiliki hak dan kewenangan asli (tidak melalui media perantara). Data primer
untuk meminta pertanggungjawaban tersebut bersumber dari jawaban pertanyaan yang yang
(Mahsun, 2006). diberikan oleh responden.
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban
kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Variabel Penelitian
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak Variabel yang digunakan dalam penelitian
pemegang amanah (agent) untuk memberikan ini terdiri atas dua variabel bebas yaitu: Kejelasan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan Sasaran Anggaran (X1) dan Akuntabilitas Publik
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang (X2) dan 1 varibel terikat yaitu: Kinerja Manajerial
menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi Aparatur (Y).
amanah (principal) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk untuk
tersebut (Mardiasmo 2002).
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
Kineja Manajerial Aparatur Satuan Kerja
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
Perangkat Daerah
Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada
dari suatu kegiatan atau tindakan. Dalam sisi penelitiam ini menggunakan Corrected Product
pemerintahan kinerja merupakan prestasi kerja Moment. Jika r hitung > r table dan bernilai positif
seorang pegawai atas tugas yang diberikan oleh maka butir peryataan atau indikator tersebut
atasan. Dalam organisasi pemerintahan, kinerja dinyatakan valid.
pemerintah daerah dapat diketahui melalui tingkat
pencapaian hasil (out put) dari pelaksanaan Teknisk Analisis Data
anggaran. Alat analisis regresi berganda digunakan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik untuk melihat pengaruh beberapa variabel
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk independen terhadap variabel dependen. Persamaan
membantu manajer publik dalam menilai regresi untuk menguji hipotesis tersebut adalah
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial sebagai berikut:
dan non finansial (Mardiasmo, 2002).
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
METODOLOGI PENELITIAN Dimana:
Y = Kinerja Manajerial Aparatur
Populasi, Sampel Dan Responden a = Konstanta
Populasi dalam penelitian ini adalah b 1,2= Koefisien regresi dari variabel independen
pimpinan pada yang Satuan Kerja Perangkat X1= Kejelasan Sasaran Anggaran
Daerah (SKPK) di Pemerintahan Kota X2= Akuntabilitas Publik
e = erorr term
Lhokseumawe. Adapun teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah judgement sampling.
Model Penelitian
Sampel dalam penelitaian ini adalah pimpinan pada
Model yang digunakan dalam penelitian
SKPK, sekretaris, dan kabag keuangan pada
ini dapat dilihat sebagaimana yang terdapat dapat
masing-masing SKPK. Pemkot Lhokseumawe gambar 1 dibawah ini:
memiliki 18 SKPK. Dengan demikian jumlah
responden sebanyak 54 orang.

33
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO. 2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

Kejelasan Sasaran
Kinerja Manajerial
Anggaran (X1)
Aparatur (Y)

Akuntabilitas
Publik (X2) Gambar 1
Model Penelitian

Definisi Operasional Variabel Dari penelitian diperoleh nilai terkecil


dari Corrected Item-Total Correlation untuk
1. Kinerja Manajerial Aparatur (Y) masing-masing instrumen. Untuk instrumen
Kinerja manajerial Satuan Kerja Perangkat kinerja manajerial aparatur diketahui nilai
Daerah adalah hasil dari proses aktivitas manajerial Corrected Item-Total Correlation terkecil
sektor publik yang efektif dalam melaksanakan 0,846, untuk instrumen akuntabilitas publik
kegiatan manajerial mulai dari proses perencanaan, nilai terkecil 0,396 dan untuk instrumen
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, kejelasan sasaran anggaran nilai terkecil 0,521.
pengawasan, pengaturan staff, negoisasi,
perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan, b. Uji Reliabilitas
Mahmudi (2007) Untuk menguji reabilitas instrument,
semakin dekat koefisien keandalan dengan 1,0
2. Kejelasan Sasaran Anggaran (X1) maka akan semakin baik. Nilai reabilitas
Menurut Ginting (2010), kejelasan sasaran dinyatakan reliable jika mempunyai nilai
anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran Cronbach’s Alpha dari masing-masing
ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan instrument yang dikatakan valid lebih besar
agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang dari 0,6.
yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran Keandalan konsistensi antar item atau
anggaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran koefiesien keandalan Cronbach’s Alpha yang
pemerintah daerah harus dinyatakan secara jelas, terdapat pada tabel di atas yaitu untuk
spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang instrumen variabel kinerja manajerial aparatur
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. 0,976. Untuk instrumen variabel instrumen
variabel kejelasan sasaran anggaran 0,865 dan
3. Akuntabilitas Publik (X2) akuntabilitas publik 0,831. Data ini
Akuntabilitas publik merupakan bentuk menunjukkan nilai yang berada pada kisaran di
pertanggung jawaban pemerintah kepada publik atas 0,8. Dengan demikian semua instrumen
atas kinerja yang telah dilakukan. Terdapat empat penelitian dapat dikatakan reliabel.
unsur akuntabilitas publik yang harus dipenuhi,
diantaranya adalah akuntabilitas kejujuran dan
c. Uji Asumsi Klasik
akuntabilitas hukum, akuntabilitas program, 1). Uji Normalitas Residual
akuntabilitas proses, dan akuntabilitas kebijakan. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah regresi,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN variabel pengganggu atau residual
Hasil Penelitian memiliki distribusi normal. Pengujian
normalitas dapat dilakukan dengan
a. Uji Validitas menggunakan One Sample Kolmogorov-
Untuk melihat validitas dari masing-
Smirnov Test, dengan taraf signifikan 0,05
masing item kuesioner, digunakan Corrected
atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan >
Item-Total Correlation. Jika r hitung > r tabel,
0,05 maka distribusi datanya dikatakan
maka data dikatakan valid, dimana r tabel
normal. Sebaliknya jika signifikan yang
untuk N = 54 adalah 0,1635. Berdasarkan hasil
pengolahan didapatkan nilai Corrected Item- dihasilkan < 0,05 maka data tidak
terdistribusi secara normal.
Total Correlation untuk masing-masing
Dari uji normalitas menyatakan
variabel X1, X2, dan Y semuanya di atas r
nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,981
tabel. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh item
dengan signifikan 0,299. Berdasarkan
pernyataan variabel X1, X2, dan Y adalah
valid. hasil tersebut dinyatakan data yang
digunakan dalam penelitian dinyatakan

34
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO. 2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan tabel maka persamaan regresi yang
untuk diteliti lebih lanjut. diperoleh dapat diandalkan, atau dengan
membandingkan nilai sig. yang didapat
2). Uji Multikoleniaritas dengan derajat signifikansi α = 0,05.
Uji multikolinearitas bertujuan Apabila nilai sig. lebih kecil dari derajat
untuk menguji apakah model regresi signifikansi maka persamaan regresi yang
ditemukan adanya korelasi antar variabel diperoleh dapat diandalkan.
bebas (independen). Untuk menguji Hasil pengolahan data uji F
adanya multikolinearitas dapat dilihat menunjukkan nilai F = 24,265 dan
melalui nilai Variance Inflantion Factor signifikan pada level 0,000. Sedangkan
(VIF) dan tolerance value untuk masing- nilai F tabel yaitu 3,09. Jadi F hitung > F
masing variabel independen. Apabila tabel yaitu 24.265 > 3,09 dan sig. 0,000 <
tolerance value di atas 0,10 dan VIF < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
dari 10 maka dikatakan tidak terdapat persamaan regresi yang digunakan sudah
gejala multikolinearitas. tepat dan model regresi ini dapat
Hasil nilai VIF yang diperoleh digunakan untuk menguji pengaruh
menunjukkan variabel bebas dalam model variable independen terhadap variabel
regresi tidak saling berkorelasi. Diperoleh dependen.
nilai VIF untuk masing-masing variabel
bebas kurang dari 10 dan tolerance value 2). Model Analisis
berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan Analisis regresi berganda
tidak adanya korelasi antara sesama digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas dalam model regresi dan variabel penelitian. Model ini terdiri dari
disimpulkan tidak terdapat masalah dua variabel bebas yaitu Kejelasan
multikolinearitas diantara sesama variabel Sasaran Anggaran (X1), Akuntabilitas
bebas dalam model regresi yang dibentuk. Publik (X2) dan satu variabel terikat yaitu
Kinerja Manajerial Aparatur (Y).
3). Uji Heterokedastisitas Dari hasil analsis data, maka
Uji heteroskedastisitas bertujuan model analisis data dipreoleh adalah
untuk menguji apakah sebuah model sebagai berikut:
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual atas satu pengamatan ke Y = -82,557 + 1,345 X1 + 2,451 X2 + e
pengamatan yang lain. Jika varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan Keterangan:
lain tetap, maka disebut homoskedatisitas Y= Kinerja Manajerial Aparatur
dan jika berbeda disebut X1= Kejelasan Sasaran Anggaran
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi X2= Akuntabilitas Publik
adanya heteros-kedastisitas pada e= Standar error
penelitian ini menggunakan uji Glejser.
Pengujian ini membandingkan signifikan 4. Uji Hipotesis (t-test)
dari uji ini apabila hasilnya sig > 0,05 atau Uji t dilakukan untuk mengetahui
5%. Jika signifikan di atas 5% maka seberapa besar pengaruh variabel
disimpulkan model regresi tidak independen terhadap variabel dependen
mengandung adanya heteroskedastisitas. secara parsial. Patokan yag digunakan
Berdasarkan analisis data adalah dengan membandingkan nilai
diketahui tidak ada variabel yang singnifikan yang dihasilkan dengan alpha
signifikan dalam regresi dengan variabel 0,05 atau dengan membandingkan thitung
Absut. Tingkat signifikansi > α 0.05, dengan ttabel. Berdasarkan tabel, maka uji
sehingga dapat disimpulkan bahwa model hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut:
regresi yang digunakan dalam penelitian
ini terbebas dari heteroskedastisitas. 1) Kejelasan Sasaran Anggaran
berpengaruh signifikan positif
d. Analisis Data terhadap Kinerja Manajerial
1). Uji F (F-test) Aparatur
Uji F dilakukan untuk menguji
apakah variabel independen secara Hasil analisis pengujian hipotesis
bersama-sama mempengaruhi variabel 1 dilakukan dengan membandingkan nilai
dependen, untuk dilakukan pengujian thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika
dengan membandingkan nilai F hitung thitung > ttabel dan nilai sig < α 0,05.
dengan F table. Maka apabila F hitung > F Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,6605.

35
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO. 2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

Untuk variabel kejelasan sasaran anggaran Dengan demikian kejelasan


(X1) nilai thitung adalah 2,031 dan nilai sasaran anggaran dapat berimplikasi pada
sig adalah 0,020. kinerja aparat pemerintah daerah yang
Selanjutnya untuk melihat apakah berpartisipasi baik dalam penyusunan dan
arahnya positif atau negatif dilihat dari pelaksanaan anggaran.
koefisien β, pada tabel koefisien β positif
sebesar 1,345. Dengan demikian dapat b. Pengaruh Akuntabilitas Publik
dikatakan bahwa thitung > ttabel, yaitu terhadap Kinerja Manajerial Aparatur
2,031 > 1,9843 dan nilai singnifikansi
0,020 < α 0,05. Hal ini menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa kejelasan sasaran anggaran (X1) bahwa akuntabilitas publik berpengaruh
berpengaruh signifikan positif terhadap signifikan positif tehadap kinerja
kinerja manajerial aparatur, sehingga manajerial aparatur dengan nilai
hipotesis dalam penelitian ini diterima. signifikansi 0,000 < α = 0,05 dan nilai
thitung 5,213 > ttabel 1,6605. Nilai
2) Akuntabilitas Publik berpengaruh koefisiensi β dari variabel X2 bernilai
signifikan positif terhadap Kinerja positif yaitu 2,451.
Manajerial Aparatur Dari hasil ini diperoleh bahwa
akuntabilitas publik dapat meningkatkan
Hasil analisis pengujian hipotesis kinerja manajerial. Hal ini menegaskan
2 dilakukan dengan membandingkan nilai akan pentingnya akuntabilitas publik
thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika dalam peningkatan kinerja manejerial.
thitung > ttabel dan nilai sig < α 0,05. Dengan adanya akuntabiliatas publik,
Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,6605. masyarakat akan mengetahui pelaksanaan
Untuk variabel akuntabilitas publik (X2) kegiatan yang dilakukan dan sehingga
nilai thitung adalah 5.211 dan nilai sig berusaha untuk melaksanakan anggaran
adalah 0,000. Selanjutnya untuk melihat sebaik mungkin.
apakah arahnya positif atau negatif dilihat
dari koefisien β, pada tabel koefisien β KESIMPULAN DAN SARAN
positif sebesar 2,451. Dengan demikian Kesimpulan
dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel,
yaitu 5.213 > 1,6605 dan nilai Dari hasil ini diperoleh bahwa pengaruh
singnifikansi 0,000 < α 0,05. Hal ini antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
menunjukkan bahwa Akuntabilitas Publik manajerial aparatur adalah bahwa anggaran daerah
(X2) berpengaruh signifikan positif harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja
terhadap Kinerja Manajerial Aparatur, yang diharapkan, sehingga perencanaan.
sehingga hipotesis dalam penelitian ini Dengan demikian karakteristik sasaran
diterima. anggaran dapat berimplikasi pada kinerja aparat
pemerintah daerah yang berpartisipasi baik dalam
PEMBAHASAN penyusunan dan pelaksanaan anggaran.
Akuntabilitas publik akan meningkatkan
a. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran kinerja manajerial. Hal ini menegaskan pentingnya
Terhadap Kinerja Manjerial Aparatur akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja
manejerial. Dengan adanya akuntabiliatas kepada
Hipotesis kedua penelitian ini masyarakat, masyarakat akan mengetahui
menunjukkan bahwa kejelasan sasaran pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan sehingga
anggaran berpengaruh signifikan positif berusaha untuk melaksanakan anggaran sebaik
tehadap kinerja manajerial aparatur mungkin.
dengan nilai signifikansi 0,020 < α = 0,05
dan nilai thitung 2,031 > ttabel 1,6605. Saran
Nilai koefisiensi β dari variabel X1 Berdasarkan pada pembahasan dan
bernilai positif yaitu 1,345. kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan
Pengaruh antara kejelasan bahwa:
sasaran anggaran terhadap kinerja 1. Sebaiknya SKPD dalam penyesuanan anggaran
manajerial aparatur adalah dengan perlu memperhatikan kejelasan sasaran
kejelasan sasaran anggaran, managerial anggaran dan akuntabilitas publik agar kinerja
SKPK akan menggunkannya sebagai tolak manjerial aparatur dapat terus ditingkatkan.
ukur dalam pencapaian kinerja yang 2. Untuk meningkatkan kinerja manajerial
diharapkan. aparatur pada SKPK, sebaiknya juga
mempertimbangkan keahlian, bidang ilmu,

36
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 13, NO. 2 AGST 2012
ISSN 1693-8852

pengamalan dan sistem penjejangan yang


berlaku dalam pemerintahan Mahmudi, 2007.Manajemen Kinerja Sektor Publik.
3. Penerapan akuntabilitas publik dan kejelasan Yogyakarta:Unit penerbit dan percetakan
sasaran anggaran masih belum sepenuhnya ilmu manajemen YKPN.
dilakukan sebagaimana mestinya sehingga hal
ini akan berdampak pada rendahnya kinerja Mahsun, Mohamad, Firma. S, dan Heribertus,
manajerial aparatur. 2006.Akuntansi Sektor Publik. Edisi 1.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan, 2005. Yogyakarta:
Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2.
Terjemahan Kurniawan Tjakrawala. Syafrial, 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul
Jakarta: Salemba Empat. Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran
Anggaran, dan Partisipasi Penyusunan
HS Ginting, 2010. Pengaruh Patisipasi Anggaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tesis.
Kinerja Aparat Perangkat Daerah. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara.
Nama : Diana Asadillah

NIM : 12070123185

Lokal : 4 C Manajemen

MK : Ekonomi Manajerial

Review Jurnal Ekonomi Manajerial


Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Akuntabilitas Publik Terhadap
Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintahan Kota Lhokseumawe, Studi Empiris
Judul Pada Satuan Kerja Perangkat Kota Lhokseumawe
Volume & Volume 13, No. 2
Halaman
Tahun 2012
Yusri Hazmi
Ali Imran Zuarni
Yeni Irawan
Penulis Said Herry Safrizal
Reviewer Diana Asadillah
Tanggal 12 Maret 2022
Tujuan utama dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mendapatkan pemahaman
Tujuan yang lebih baik mengenai sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur
Penelitian kota Lhokseumawe
Subjek Aparatur Pemerintahan Kota Lhokseumawe
Penelitian
Pengaruh antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur
adalah bahwa anggaran daerah harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja
yang diharapkan, sehingga perencanaan.
Dengan demikian karakteristik sasaran anggaran dapat berimplikasi pada
kinerja aparat pemerintah daerah yang berpartisipasi baik dalam penyusunan
Hasil
dan pelaksanaan anggaran. Akuntabilitas publik akan meningkatkan kinerja
penelitian
manajerial. Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam
peningkatan kinerja manejerial. Dengan adanya akuntabiliatas kepada
masyarakat, masyarakat akan mengetahui pelaksanaan kegiatan yang
dianggarkan sehingga berusaha untuk melaksanakan anggaran sebaik
mungkin.
Kelebihan dalam jurnal ini antara lain menggunakan bahasa yang sederhana
Kelebihan sehingga mudah dipahami oleh para pembaca bahkan yang awam sekalipun.
Kekurangan -
37

Anda mungkin juga menyukai