Anda di halaman 1dari 8

Modul 1

Mata Kuliah Manajemen Keuangan Daerah

Topik :

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Daerah

Dalam topik ini dijelaskan tentang :


1. Pengertian Manajemen Keuangan Daerah
2. Fungsi Manajemen Keuangan Daerah
3. Tujuan Manajemen Keuangan Daerah
4. Lingkup Manajemen Keuangan Daerah
5. Hubungan Akuntansi Pemerintah dengan Manajemen Keuangan Daerah

1. Pengertian Manajemen Keuangan Daerah

a. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses yang ditunjukkan oleh garis yang mengarah kepada
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian yang berfungsi
secara masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Sedangkan menurut situs Wikipedia Manajemen (management) berasal dari Bahasa


Perancis kuno menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Selanjutnya menurut Mary Parker Follet dalam Wikipedia, manajemen didefinisikan
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan menurut Ricky
W. Griffin, manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efisien.

b. Pengertian Keuangan Daerah


Keuangan Daerah merupakan elemen pokok terhadap aktivitas penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, oleh karena penting bagi Pemerintah Daerah untuk mengelola
(manage) Keuangan Daerah dengan berpedoman kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).

Menurut Mamesah (Halim, 2002:19) menyatakan bahwa “Keuangan daerah dapat diartikan
sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala

Halaman 1
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang
belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai
peraturan perundangan yang berlaku’’.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah dalam ketentuan umumnya menyatakan bahwa keuangan
daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan daerah tersebut.

c. Pengertian Manajemen Keuangan Daerah


Manajemen Keuangan Daerah adalah ”proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian terhadap semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termaksud didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam
kerangka anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).”

Sedangkan Pengertian Manajemen keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar (2002)


adalah mencari sumber-sumber pembiayaan dana daerah melalui potensi dan kapabilitas
yang terstruktur melalui tahapan perencanaan yang sistematis, penggunaan dana yang
efisien dan efektif serta pelaporan tepat waktu.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kerangka Manajemen Keuangan
Daerah berdasarkan Pasal 3 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, mempunyai fungsi :

1) Fungsi Otorisasi, APBD merupakan dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan;
2) Fungsi Perencanaan, APBD merupakan pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan;
3) Fungsi Pengawasan, APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
4) Fungsi Alokasi, APBD diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian;
5) Fungsi Distribusi, APBD harus mengandung arti / memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan;
6) Fungsi Stabilisasi, APBD harus mengandung arti atau harus menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. (sumber :
Modul Sistem Administrasi Keuangan Daerah II pada Diklat Pembentukan Auditor Ahli,
BPKP, 2007 : 20-21)

Halaman 2
2. Fungsi Manajemen Keuangan Daerah

Fungsi manajemen minimal terbagi atas tiga tahapan utama yaitu : adanya proses
perencanaan, adanya tahapan pelaksanaan, dan adanya tahapan pengendalian/
pengawasan. Oleh karena itu fungsi manajemen keuangan daerah terdiri dari unsur-
unsur pelaksanaan tugas yang terdiri dari tugas :

a. Pengalokasian potensi sumber-sumber ekonomi daerah;


b. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah;
c. Tolok ukur kinerja dan Standarisasi;
d. Pelaksanaan Anggaran yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi;
e. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Kepala Daerah; dan
f. Pengendalian dan Pengawasan Keuangan Daerah.

a. Pengalokasian potensi sumber-sumber ekonomi daerah;


Bagi seorang manajer keuangan daerah baik yang berada dalam struktur Biro atau
Dinas harus memahami bentuk potensi sumber-sumber ekonomi daerah. Potensi
sumber ekonomi daerah bersumber dari faktor internal dan eksternal (Internal dan
external source).

b. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah;


APBD merupakan suatu pengejahwatan rencana kerja Pemda dalam bentuk satuan
uang untuk kurun waktu satu tahunan dan berorientasi pada tujuan kesejahteraan
publik. Penyusunan anggaran terdiri dari lima tahapan yang dimulai sejak bulan Mei
dan berakhir pada bulan Desember dengan keluarnya Perda mengenai APBD. Adapun
instrumen input dan output serta tahapan waktu proses yang perlu diperhatikan,
lihat tabel 1. Proses penyusunan ini yang menarik untuk dicermati adalah partisipasi
masyarakat (Public), bagian dari bottom up planning yang gampang dijual sebagai
gagasan namun agak sulit dilaksanakan. Sederet pertanyaan akan timbul, bagaimana
mengangkat kepentingan masyarakat kedalam pernyataan anggaran yang
mempunyai aspek kesejahteraan umum. Bagaimana pengalokasian yang adil antara
belanja aparatur dengan belanja publik. Apa yang dimaksud belanja publik dan
bagaimana tolok ukurnya.

c. Tolok ukur kinerja dan Standarisasi;


Tolok ukur kinerja (Performance Measurement) anggaran merupakan bagian dari
proses analistis anggaran untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan masukan dan
keluaran (Input, and Output Process Analysis) atas standarisasi pelayanan umum yang
dikembangkan oleh Pemda. Instrumen analysis ini terdiri dari Standar Analisa Belanja
(SAB), tolok ukur kinerja kegiatan, dan Standar Biaya.

SAB adalah suatu pendekatan dasar pengukuran kinerja keuangan yang merupakan
analisa dari setiap masukan dari segala aspek barang, uang, sistim operasional dan
prosedur (SOP) dengan memperhatikan keluaran, yaitu masyarakat yang akan
digarap dalam bentuk (Segmentasi Market maupun Segmentasi Aktifitas) atas
pelayanan standar yang ingin dicapai oleh satuan unit kerja, program, maupun proyek
dalam bentuk kegiatan tertentu.

Halaman 3
Tolok ukur kinerja adalah suatu pendekatan dasar pengukuran kinerja yang
bertumpu pada kinerja non keuangan. Analisa ini digunakan untuk melihat sejauh
mana keluaran yang akan dicapai melalui proses pengukuran segmentasi market
maupun segmentasi aktifitas.

Standar Biaya adalah suatu metode untuk mengukur kinerja keuangan agar selalu up
to date dan relevan dan mengikuti pertimbangan harga pasar yang berlaku pada
masing-masing wilayah. Pemantauan standar biaya ini dilaksanakan secara terus
menerus, atas dasar satuan harga belanja yang dapat berubah fleksibel dengan
memperhatikan batas pagu anggaran yang telah direncanakan. Di bawah pagu
anggaran dari Standar Biaya yang ditetapkan merupakan alokasi dana cadangan. Di
atas pagu anggaran merupakn beban anggaran yang dapat mengurangi kualitas atau
mengurangi dana cadangan.

d. Pelaksanaan Anggaran yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi;


Fungsi pelaporan akuntansi dan keuangan daerah harus memenuhi :
1) Penyajian dilakukan secara wajar dengan mengungkapkan setiap kegiatan
Pemda dan penggunaan sumber daya ekonomis serta taat kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku (complience);
2) Sebagai alat komunikasi untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan (Finance and Accountancy Information systems) atau
simpul informasi;
3) Sebagai alat pembanding pada setiap periode akuntansi (Comparative
Judgement);
4) Dikeluarkan secara tepat waktu dan akurat (timely and accurately).

e. Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Kepala Daerah; dan


Pertanggung jawaban mempunyai dua pengertian. Pertanggung jawaban sebagai
bagian dari aspek manajerial atau dikenal dengan istilah responsibility dimana dalam
suatu organisasi yaitu adanya authority atau pelimpahan wewenang dari atasan
kepada bawahan yang selalu disertai responsibility. Pertanggung jawaban ini sering
disebut pertanggung jawaban internal atau pertanggung jawaban vertical. Sedangkan
pertanggung jawaban horizontal menitik berapkan pertanggung jawaban kepada
masyarakatnya (Publi). Representasi masyarakat terwakili oleh DPRD dimana proses
pembentukkannya atas dasar pemilihan umum.

Oleh karena itu, apabila dalam prosed penyusunan APBD yang melibatkan aspirasi
masyarakat, panitia anggaran legislatif, yang pada akhirnya pihak DPRD mengesahkan
Perda APBD. Kemudian dilengkapi dengan mekanisme anggaran yang menggunakan
prinsip-prinsip akuntansi. Maka, seharusnya dapet mengurangi terjadinya perbedaan
persepsi yang timbul diantara kelompok kepentingan LPJ tersebut. Jikapun
perbedaan itu timbul, seharusnya dikarenakan adanya perbedaan yang terjadi antara
Kriteria, atau anggaran yang telah disusun dan disahkan dengan pelaksanaan yang
telah dilaksanakan atau Kondisi berbeda. Perbedaan tersebut dapat berbentuk pada
kesalahan administratif dan kesalahan material yang berdampak terhadap kerugian
daerah atau kerugian negara.

Halaman 4
f. Pengendalian dan Pengawasan Keuangan Daerah.
Perencanaan yang baik pada suatu organisasi selalu menyiapkan proses rentang
pengendalian dan pengawasan yang dikenal dengan istilah sistem pengendalian
manajemen (SPM). Ada 3 (tiga) jenis pengendalian organisasi atau ”organizational
control”. Lihat Berry, Broadbent dan Otley (1995:17).

1) Perencanaan Strategis dan Pengendalian (PSP)/ strategic planning and control


PSP adalah sistem pengendalian yang berorientasi atas goals dan objectives
jangka panjang organisasi. Sasaran pengendalian ini ditujukan pada usaha-usaha
untuk mengevaluasi pencapaian target dan tujuan yang hendak dicapai melalui
metoda monitoring dan pengawasan dimana diperlukan fleksibilitas atas
perubahan situasi dan kondisi yang terjadi dalam proses pelaksanaannya.

Usaha-usaha membangun perangkat PSP harus dimulai antara lain pada prosed
Penyusunan Awal APBD yang melibatkan banyak stockholders; Penyusunan
Renstrada dan Repeltida. Demikian juga terhadap suatu Program atau Proyek
yang akan dilaksanakan secara multiyears atau berkesinambungan. PSP dibuat
melekat dalam proses setiap rinci kegiatan.

2) Pengendalian Tugas (task control);


Pengendalian tugas adalah sistem pengendalian yang berorientasi pada tugas
rutinitas suatu entitas atau individual didalam organisasi. Pada tahap
pengendalian ini, masing-masing tugas organisasi diarahkan pada tanggung
jawab atas Tugas Pokok dan Fungsi (YUPOKSI) unit kerja dan uraian kerja (job
descriptions) individualnya.

3) Pengendalian Manajemen (management control);


Adalah sistem pengendalian yang terstruktur dan terproses dan sistematis dalam
suatu organisasi, demi menjamin terlaksananya atau pencapaian atas
perencanaan strategis yang disusun dan melihat pencapaian pengendalian tugas
yang diberikan terhadap setiap entitas dan/atau individu, apakah telah
dilaksanakan secara efisien dan efektif.

3. Tujuan Manajemen Keuangan Daerah

Secara umum tujuan manajemen keuangan adalah untuk bisa mengambil keputusan-
keputusan keuangan yang benar. Manajemen Keuangan perlu menentukan tujuan
yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu
mencapai tujuan tersebut. Secara normative tujuan keputusan keuangan adalah untuk
memaksimumkan nilai entitas sebagai berikut :

Halaman 5
a. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan
keuntungan, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan
pengaruh waktu terhadap nilai uang.
b. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap
arus pendapatan entitas.
c. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang
mungkin beragam.

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa tujuan dari manajemen


keuangan ialah untuk mewujudkan tujuan entitas.

Sedangkan tujuan manajemen keuangan daerah, melekat pada tujuan


keuangan daerah tersebut. Sehingga tujuan manajemen keuangan
tersebut adalah terkait dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan / pengendalian terhadap keuangan daerah. Tujuan keuangan
daerah menurut Nick Devas, et.al, (1989):

a. Akuntabilitas (Accountability)
Pemda harus mempertanggungjawabkan tugas keuangan kepada lembaga atau
orang yang berkepentingan dan sah. Lembaga atau orang yang dimaksud
antara lain, adalah Pemerintah Pusat, DPRD, Kepala Daerah, masyarakat dan
kelompok kepentingan lainnya (LSM);

b. Memenuhi kewajiban Keuangan


Keuangan daerah harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu melunasi
semua ikatan keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang;

c. Kejujuran
Urusan keuangan harus diserahkan pada pegawai profesional dan jujur,
sehingga mengurangi kesempatan untuk berbuat curang.

d. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency) kegiatan daerah


Tata cara pengurusan keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan setiap program direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dengan biaya serendahrendahnya dengan hasil yang
maksimal.

e. Pengendalian
Manajer keuangan daerah, DPRD dan aparat fungsional pemeriksaan harus
melakukan pengendalian agar semua tujuan dapat tercapai. Harus selalu
memantau melalui akses informasi mengenai pertanggungjawaban keuangan.

Halaman 6
4. Lingkup Manajemen Keuangan Daerah

Keuangan daerah dikelola melalui manajemen keuangan daerah. Adapun ruang lingkup
dari keuangan daerah menurut Halim (2001:20) ada dua yaitu :

a. Keuangan daerah yang dikelolah langsung, meliputi :


1). Angaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD)
2). Barang-barang inventaris milik daerah

b. Kekayaan daerah yang dipisahkan, meliputi


1). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

5. Hubungan Akuntansi Pemerintah Daerah dengan Manajemen Keuangan


Daerah

Menurut Abdul Halim (2008:35) memberikan definisi akuntansi pemerintah daerah yang
disebutnya sebagai Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntansi Keuangan Daerah adalah:

“Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi


(keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atau provinsi) yang
dijadikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak
eksternal pemerintah daerah yang memerlukan”.

Akuntansi Pemerintahan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 yang
kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Tujuan dari Standar Akuntansi Pemerintahan adalah :
a. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah
b. SAP disusun dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara
c. SAP berlaku untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Selain tujuan di atas, Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan untuk :


a. Akuntabilitas ; mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan
kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan
b. Manajemen ; memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah
c. Transparansi ; memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur,
menyeluruh kepada stakeholders
d. Keseimbangan Antargenerasi ; memberikan informasi mengenai kecukupan
penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah
generasi yang akan dating ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

Tujuan akuntansi pada pemerintahan adalah memberikan informasi yang diperlukan


agar dapat mengelola suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada

Halaman 7
organisasi secara tepat, efisien, dan ekonomis, serta memberikan informasi untuk
melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan tersebut serta melaporkan
hasil operasi dan penggunaan dana publik. Selain itu, akuntansi pemerintahan mengacu
pada penerapan teori, prinsip atau standar akuntansi pada organisasi yang tidak mencari
laba, khususnya unit organisasi pemerintahan.

Manajemen keuangan daerah yang pada intinya adalah bagaimana menjadikan


keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pelaporan berjalan dengan baik tentunya memerlukan berbagai macam instrument
dalam prosesnya. Akuntansi pemerintahan dalam hal ini memiliki peran yang cukup
penting dalam pelaksanaan manajemen keuangan daerah yang baik untuk memberikan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam mengambil keputusan-keputusan
dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan terkait dengan pengelolaan keuangan
daerah.

6. Latihan Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan pendapat Saudara masing-


masing !

a. Jelaskan pengertian manajemen keuangan daerah!


b. Jelaskan fungsi manajemen keuangan daerah !
c. Jelaskan tujuan akuntansi pemerintahan !
d. Jelaskan tujuan manajemen keuangan daerah !
e. Jelaskan lingkup manajemen keuangan daerah!
f. Jelaskan hubungan akuntansi pemerintahan dengan manajemen keuangan
daerah !

Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai