DISUSUN OLEH
NAMA : RYAN HIDAYATULLAH
NIM : 521041042
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
Akhirnya, sungguh sangat menyadari bahwa Makalah analisis ini masih sangat jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang
budiman, senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Tugas
Makalah analisi ini.
Mudah-mudahan Makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Universitas Pancasakti Makassar
Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Bilahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan
operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan lainnya.
Kinerja keuangan Pemerintah Daerah adalah potensi yang dimiliki oleh suatu daerah
dalam menggali, mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber keuangan asli daerahnya
guna mendukung berjalannya sistem pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan
pembangunan daerahnya dengan tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah pusat
serta dapat mempunyai kebebasan penuh dalam menggunakan/memanfaaatkan dana-dana
bagi kepentingan masyarakat daerah dalam batas-batas yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Kinerja keuangan suatu daerah dapat diketahui dengan cara melakukan analisis atau
pengkajian menyeluruh terhadap keuangan suatu daerah agar dapat diketahui apakah
kinerja keuangan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya baik atau tidak.
Salah satu cara untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan
daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah
ditetapkan dan dilaksanakannya. Halim (2001: 167) menjelaskan bahwa ciri utama suatu
daerah yang mampu melaksanakan otonomi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah, artinya
daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber
keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memandai untuk
membiayai penyelenggaran pemerintahannya, dan (2) ketergantungan kepada bantuan
pusat harus seminimal mungkin, agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat menjadi bagian
sumber keuangan terbesar sehingga peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar.
Namun pada kenyataannya, sudah dua belas tahun sejak otonomi daerah diberlakukan, saat
ini kemampuan keuangan beberapa pemerintah daerah masih sangat tergantung pada
penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat.
Beberapa permasalahan keuangan daerah yang dihadapi Kota Makassar antara lain ; (1)
ketergantungan pemerintah daerah kepada subsidi dari pemerintah pusat yang tercermin
dalam besarnya bantuan pemerintah pusat baik dari sudut anggaran rutin, yaitu subsidi
daerah otonom maupun dari sudut anggaran pemerintah daerah, (2) rendahnya
kemampuan daerah untuk menggali potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah yang
tercermin dari penerimaan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) yang relative kecil dibanding
total penerimaan daerah, (3) kurangnya usaha dan kemampuan penerimaan daerah dalam
pengelolaan dan menggali sumber-sumber pendapatan yang ada, (4) Inefisiensi pemerintah
daerah dalam melakukan belanja daerah.
Penggunaan analisis rasio laporan keuangan sebagai alat analisis keuangan secara luas
telah banyak digunakan dan diterapkan pada lembaga perusahaan yang ber-sifat komersial,
sedangkan pada lembaga publik, khususnya pemerintah daerah masih sangat
terbatas.Padahal dari analisis rasio laporan keuangan pemerintah daerah dapat diketahui
bagaimana kinerja pemerintah daerah yang bersangkutan dan juga dapat dijadikan sebagai
acuan untuk lebih meningkatkan pendapatan daerah. Untuk dapat mengukur kinerja
pemerintah, perlu diketahui indikator-indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja,
adanya indikator kinerja akan membantu pemerintahan dalam proses pengambilan
keputusan anggaran dan dalam mengawasi kinerja anggaran pemerintah
Analisis terhadap kinerja keuangan Pemerintah Kota Makassar akan menghasilkan
informasi yang penting terutama untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan
daerah dan menilai apakah pemerintah daerah telah berhasil mengelola keuangannya
dengan baik, serta memberikan dampak positif kesejahteraan masyarakat. Salah satu alat
ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan Kota Makassar adalah
melakukan analisis rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio keserasian, rasio
pertumbuhan dan rasio DSCR (Debt Service Coverage Ratio).
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
dengan formasi judul “Analisis Kinerja Keuangan Daerah di Pemerintah Kota Makassar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan daerah di Pemerintah Kota
Makassar (SulSel) ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu pencapaian oleh keuangan perusahaan pada waktu
tertentu dan memberikan pandangan atas kondisi dari keuangan yang telah tercapai diwaktu
yang tertentu. Menurut Gozali (2014), kinerja keuangan adalah penilaian terhadap kondisi
keuangan perusahaan pada waktu tertentu yang dinilai dengan menggunakan alat analisis
yang diantaranya adalah penilaian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Informasi keuangan diungkap melalui dimensi statemen
keuangan yang sesuai dengan standar, definisi, pengukuran, penilaian, dan penyajian.
Salah satu cara menganalisa kinerja keuangan perusahaan yang baik yaitu dengan
melihat penyajian dari laporan keuangan perusahaan sesuai dengan SAK yang berlaku,
sehingga dalam penilaian laporan keuangan yang sesuai dengan SAK yang berlaku maka
memungkinkan manajer perusahaan untuk melihat kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaannya sehingga menjadi alat dasar dalam pengambilan keputusan. Pihak yang
berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan
untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkatkeberhasilan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan mengunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar.
Penilaian Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan perhitungan rasio keuangan. Nilai rasio
keuangan tersebut yang nantinya dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ada,
membandingkan nilai rasio keuangan yang diperoleh dari tahun ke tahun merupakan
langkah guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah baik atau kurang baik,
Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kondisi perusahaan berada dengan menggunakan perbandingan
dan aturan yang berlaku.
B. Laporan Keuangan
2. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Munawair, laporan keuangan adalah alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi Sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan
diharapkan akan membantu para pengguna (user) untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat finansia.
ROVINSI SULAWESI SELATAN RINGKASAN APBD YANG DIKLASIFIKASI MENURUT
KELOMPOK DAN JENIS PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN TAHUN
ANGGARAN 2021
5 BELANJA
5.1 BELANJA OPERASI 7.380.766.399.205
5.1.0 Belanja Pegawai 3.387.039.397.478
1
5.1.0 Belanja Barang dan Jasa 3.775.225.537.514
2
5.1.0 Belanja Bunga 15.779.131.388
3
5.1.0 Belanja Hibah 196.153.807.825
5
5.1.0 Belanja Bantuan Sosial 6.568.525.000
6
5.2 BELANJA MODAL 2.294.195.461.941
5.2.0 Belanja Modal Tanah 26.320.000.955
1
5.2.0 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 366.605.894.961
2
5.2.0 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1.662.974.012.175
3
5.2.0 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi 218.876.679.850
4
5.2.0 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 19.218.874.000
5
5.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 150.000.000.000
5.3.0 Belanja Tidak Terduga 150.000.000.000
1
5.4 BELANJA TRANSFER 2.221.443.851.794
5.4.0 Belanja Bagi Hasil 1.414.239.177.794
1
5.4.0 Belanja Bantuan Keuangan 807.204.674.000
2
Jumlah Belanja 12.046.405.712.940
Total Surplus/(Defisit) (1.265.575.360.602)
6 PEMBIAYAAN
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 1.311.740.168.611
6.1.0 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 150.000.000.000
1 Sebelumnya
6.1.0 Penerimaan Pinjaman Daerah 1.161.740.168.611
4
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 1.311.740.168.611
6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 46.164.808.009
6.2.0 Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh 46.164.808.009
3 Tempo
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 46.164.808.009
Pembiayaan Netto 1.265.575.360.602
6.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah 0
Tahun Berkenaan
Berdasarkan tabel diatas, Diketahui, berdasarkan data serapan APBD Makassar tahun
2022 per 10 November, realisasi belanja Pemkot Makassar baru 46,87 persen atau baru Rp
2,2 triliun dari pagu anggaran 4,6 triliun. Sementara realisasi pendapatan per 10 November
ialah Rp 2,9 triliun dari target sebesar Rp 3,9 triliun Sedangkan Tahun 2021 Rancangan
Peraturan daerah tentang APBD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2021
dengan target tiga pendapatan daerah ditetapkan sebesar Rp 10,44 triliun lebih, yang
bersumber dari komponen Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 4,70 triliun lebih,
Pendapatan Transfer sebesar Rp 5,57 triliun Melalui analisis efektivitas dapat diketahui
seberapa besar realisasi pendapatan daerah terhadap target yang seharusnya dicapai pada
periode tertentu. Dengan adanya target realisasi pendapatan asli daerah dimaksudkan agar
mendorong kinerja pemerintah daerah dalam mencapai penerimaan daerah yang tinggi.
Untuk target pendapatan daerah setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan,
sedangkan untuk tingkat realisasi atas pendapatan juga cenderung mengalami peningkatan.
Dengan meningkatnya rasio efektivitas atas pendapatan daerah, menunjukkan bahwa kinerja
dari pendapatan daerah mengalami peningkatan pada Pemerintah Kota Makassar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pemerintah Daerah Kota Makassar
cukup efektif dalam mengelola pendapatan asli daerahnya karena nilai rasio efektivitas
menunjukkan 80% - 90% yang termasuk kriteria cukup efektif. Semakin tinggi rasio
efektivitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin efektif.
Adapun faktor yang menyebabkan Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Makassar cukup
Efektif dilihat dari Rasio Efektivitas Keuangan Daerah 41 disebabkan karena pendapatan
daerah masih dibawah dari yang dianggarkan sebelumnya. Dengan menurunnya rasio ini
juga menunjukkan Pemerintah Kota Makassar dapat dikatakan memiliki kinerja keuangan
yang cukup efektif dalam meningkatkan pendapatan daerah. Dari data yang dimiliki ternyata
upaya untuk menghasilan pendapatan cukup sesuai target. Hal ini disebabkan belum
maksimalnya penerimaan yang dihasilkan dari pendapatan dan belanja.
D. Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Makassar Yang diukur dengan Rasio Pertumbuhan
pada tahun 2018-2020
Kinerja keuangan daerah Pemerintah Kota Makassar jika dilihat dari rasio
pertumbuhan ditahun 2020-2021 mengalami penurunan tiap tahunnya, artinya
pendapatan daerah yang terjadi pada Kota Makassar yaitu pertumbuhan negatif karena
mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini terjadi dikarenakan kurang
maksimalnya jumlah pendapatan yang diterima Pemerintah Kota Makassar. Perlu adanya
optimalisasi sektor PAD di Pemerintah Daerah Kota Makassar terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang
sah. Dimana sektor terbesar penyumbang PAD adalah pajak daerah dan retribusi daerah.
Inilah yang perlu diamati secara keseluruhan agar terciptanya pertumbuhan yang stabil
atau meningkat setiap tahunnya. Hal ini tidak luput dari proses kerjasama yang baik dari
pemerintah maupun dari masyarakat. keuangan daerah Pemerintah Kota Makassar jika
dilihat dari rasio aktivitas ditahun 2020-2021 untuk komponen belanja operasi berada
pada tingkat raata-rata 46,87 %. Sementara pada komponen belanja modal memiliki
rata-rata sebesar 3,9 triln. Angka ini menunjukkan bahwa rasio belanja operasi lebih
tinggi dari rasio belanja modal. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Kota
Makassar lebih memprioritaskan alokasi dana yang lebih besar pada belanja operasi,
tingginya belanja operasi mengakibatkan semakin berkurangnya porsi alokasi belanja
modal dimana dana tersebut diperuntukkan bagi penyediaan sarana prasarana ekonomi
masyarakat maupun layanan public.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Makassar
berdasarkan penelitian yang diukur melalui rasio keuangan daerah adalah sebagai berikut :
1. Kinerja keuangan daerah Pemerintah Kota Makassar jika dilihat dari rasio
kemandirian cukup optimal dan pola hubungannya termasuk pola hubungan
partisipatif dimana tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan dari
pemerintah pusat mendekati mampu melaksanakan urusan otonom.
2. Efektivitas kinerja keuangan daerah Pemerintah Kota Makassar di tahun 2020-
2021 memiliki rata-rata 87,47% yang termasuk kedalam kategori kurang efektif
karena masih berada dibawah 100% yaitu diantara 46,87 % yang
menggambarkan pemerintah daerah kurang efektif dalam mengoptimalkan
pencapaian target-targetnya dengan potensi riil yang sudah ditetapkan.
3. Pemerintah Kota Makassar dikategorikan tidak efisien dengan rata-rata rasio
sebesar 214,01% yang mana masih berada dalam skala interval > 100%. Hal ini
disebabkan karena realisasi belanja daerah lebih besar daripada realisasi
pendapatannya sehingga dikategorikan tidak efisien.
4. Pemerintah Kota Makassar dalam menggunakan dananya masih belum berimbang,
karena sebagian besar APBD masih digunakan untuk belanja operasional dengan rata-
rata sebesar 77,1% sedangkan untuk belanja modal hanya memiliki rata-rata 21,42%
5. Pertumbuhan pendapatan Pemerintah Kota Makassar dari Tahun 2020-2021
bernilai negatif karena cenderung mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena
kurang maksimalnya jumlah pendapatan yang diterima pemerintah Kota
Makassar.
B. SARAN
Berdasarkan hasi penelitian yang dilakukan. Adapun saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya Pemerintah Kota Makassar lebih mengoptimalkan
pencapaian target-targetnya agar efektivitas kinerja keuangan daerah
dapat berjalan efektif. Dan juga sebaiknya realisasi PAD sebisa mungkin
untuk dapat ditingkatkan tiap tahunnya.
2. Sebaiknya Pemerintah Kota Makassar lebih proporsional di dalam
mengalokasikan belanjanya dengan mengurangi belanja operasional
dan meningkatkan belanja modal.
3. Bagi peniliti selanjutnya diharapkan untuk lebih rinci lagi dalam
menganalisa kinerja keuangan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi A, M. (2021).Pengaruh Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan di Bidang Keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang
Kabupaten Pinrang.Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 4(1), 6.
Bastian, I. (2019). Lingkup Akuntansi Sektor Publik. Lingkup Akuntansi Sektor
Publik.
Biduri, S. (2018). Buku Ajar: Akuntansi Sektor Publik.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Hidayat Wahyu, W. (2018).Dasar-dasar Analisa Laporan Keuangan.Uwais
Inspirasi Indonesi
Maisyuri, M. (2017).Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Lhokseumawe. Jurnal
Visioner & Strategis, 6(1)