Anda di halaman 1dari 10

Rekayasa Ide

Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten


Samosir

Dosen Pengampu : Putri Kemala Dewi Lubis.,S.E.,M.Si.,Ak

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Hotdin Nopriandi Simanjuntak (7183540014)

Josef Gunawan Purba (7183240016)

Nabilah Nurjihan (7183540005)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang maha Esa,
atas berkah rahmat dan karunia nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan tugas ini diberikan pada mata kuliah Keuangan Daerah, Universitas Negeri Medan.

Saya merasa masih banyak kekurangan baik dalam sistem penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, saya mohon kritik dan saran yang membangun
sehingga kedepannya makalah ini dapat dibuat lebih baik lagi

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah banyak membantu saya dalam
penyelesaian makalah ini. Khususnya kepada ibu dosen Putri Kemala Dewi Lubis.,
S.E.,M.Si.,Ak, yang telah memberikan panduan-panduan dalam mengerjakan tugas ini, sehingga
saya dapat menyelesaikannya.

Akhir kata, harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan saya yang
membaca dan dapat menambah wawasan kita bersama.. Wassalamualaikum wr.wb

Medan, Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam rangka pertanggungjawaban publik, pemerintah daerah harus melakukan optimalisasi
anggaran yang dilakukan secara ekonomi, efisiensi, efektivitas untuk kegiatan masyarakat.
Oleh sebab itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pada hakikatnya
merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran pemerintah daerah serta tugas pokok
dan fungsi unit kerja harus disusun dalam struktur yang berorientasi pada pencapaian tingkat
kinerja tertentu. Artinya, APBD mampu memberikan gambaran yang jelas tentang tuntutan
besarnya pembiayaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas dan fungsi
pokok sesuai dengan kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan rill di masyarakat untuk satu
periode waktu tertentu. Dengan demikian alokasi dana yang digunakan untuk membiayai
berbagai program dan kegiatan dapat memberikan manfaat yang benar-benar dirasakan
masyarakat dan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik (PP No 58 Tahun 2005)

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang dapat dilihat dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA). Laporan ini menjadi salah satu Laporan pertanggungjawaban
pemerintah daerah yang utama karena anggaran pemerintahan adalah tulang punggung dari
penyelenggaraan pemerintahan. Anggaran ini mempunyai peran penting dalam stabilitas,
distribusi, alokasi sumber daya publik, perencanaan dan pengendalian organisasi serta
penilaian kinerja. Namun dalam kenyataannya selalu saja kita lihat bahwa pertama Realisasi
Pendapatan dalam beberapa tahun (studi kasus pada pemerintah daerah Kabupaten Samosir)
belum dapat mencapai target (anggaran). Kedua Anggaran Belanja mengalami peningkatan
setiap tahunnya yang tidak sebanding dengan realisasi. Kondisi ini membuat kita
mempertanyakan bagaimana sebenarnya kinerja anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) pada Pemerintah Kabupaten Samosir. Selain itu saat ini kita ketahui banyaknya para
pemimpin daerah yang harus berurusan dengan KPK untuk mempertanggungjawabkan asset
publik dan keuangan daerah saat kepemimpinannya maupun setelah habis kepemimpinannya.
Karena ketidak jelasan laporan keuangan maupun pengelolaan asset publik yang dilakukan
saat kepemimpinannya
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh Kinerja keuangan daerah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah?
2. Bagaimana perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten
Samosir?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Kinerja Keuangan daerah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah
2. Untuk mengetahui perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di
Kabupaten Samosir
BAB II
LANDASAN TEORI

Teori Signalling (Signalling theory)

Signalling theory adalah teori yang menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajamen
perusahaan daerah (dalam hal ini yaitu pemerintah daerah) dan pihak-pihak yang berkepetingan
dengan informasi tersebut. Teori ini membantu pemerintah daerah dalam pertanggung jawaban
membagikan laporan keuangan kepada masyarakat. Pertanggung jawaban pemerintah kepada
publik yang bersih ialah tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemerintah, dimana untuk
mewujudkannya membutuhkan kepercayaan dari masyarakat. Salah satu alat untuk memfasilitasi
tercapainya laporan keuangan pemerintah daerah yang kompetitif yaitu laporan keuangan Teori

Stakeholders Theory (Stakeholders Theory)

Stakeholders Theory adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan (dalam hal ini pemerintah
daerah) bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus
memberikan manfaat kepada seluruh stakeholders-nya (dalam hal ini masyarakat). Stakeholder ini
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel pendapatan daerah dan belanja daerah
berpengaruh terhadap kinerja keuagan pemerintah daerah karena untuk memenuhi kepentingan
stakeholder yaitu masyarakat.

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kinerja keuangan daerah merupakan suatu hasil/pencapaian yang diperoleh pemerintah atas
seluruh kegiatan yang dilakukan selama periode tertentu. Kinerja keuangan pemerintah daerah
merupakan suatu pencapaian dari program/kebijakan yang telah direncanakan oleh pemerintah
daerah selama periode tertentu yang kemudian diukur dengan menggunakan indikator-indikator
keuangan (Dwi & Yunita, 2019).

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat (Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005). Yang
dimaksud dari efisien adalah suatu pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu
atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu, ekonomis adalah
pemerolehan masukan dengan kualitas tertentu pada tingkat harga rendah, efektif adalah mencapai
pencapaian hasil program dengan sasaran yang telah diterapkan yaitu dengan c ara
membandingkan keluaran dengan hasil, transparan adalah prinsip keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat untuk dapat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-
luasnya tentang keuangan daerah dan bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban
seseorang atau satuan kerja untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian
sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan.

Analisis Rasio Keuangan Daerah Rasio

merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dan unsur lainnya dalam
laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan aktivitas dalam membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan
keuangan (Kasmir, 2012). Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan
yang bersumber dari APBD adalah rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas, rasio
efisiensi, rasio keserasian dan rasio pertumbuhan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
daerah yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) serta ditetapkan dengan peraturan daerah (Permendagri No. 21 Tahun 2011).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

adalah suatu rencana anggaran yang terdiri atas anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan
yang dibuat oleh pemerintah daerah untuk jangka waktu satu tahun dengan melalui persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
perencanaan anggaran agar efisiensi dan efektif yaitu penetapan tujuan dan sasaran, hasil serta
manfaat dan indikator kinerja yang ingin dicapai secara jelas serta penetapan prioritas kegiatan
dan perhitungan beban kerja dan penetapan harga satuan yang rasional.

Anggaran
Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup
jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter (Mahsun, 2016:145). Anggaran
juga dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor
publik, terutama pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan
politis yang cukup signifikan.

Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode yang bersangkutan (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003). Pendapatan
Daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah
ekuitas dana lancar yang merupakan hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah (Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004). Adapun sumber
pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer dan LainLain
Pendapatan Yang Sah.

Belanja Daerah

Belanja adalah semua pengeluaran bendahara umum negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali
pembayarannya oleh pemerintah (Hasanah & Fauzi, 2017). Daerah merupakan kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003). Belanja daerah merupakan seluruh pengeluaran dari
rekening kas umum negara atau daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
(Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan). Belanja
Daerah diklasifikasikan atas empat jenis yaitu Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tidak
Terduga dan Belanja Transfer
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dimana data diperoleh dari
BPS diolah sehingga memberikan data yang sistematis, akrual dan akurat mengenai masalah yang
akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara.
Objek penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Samosir Dari tahun 2015-2020

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik melalui pengambilan data yang ada di
internet, b dan website resmi pemerintahan kabupaten yang mengandung materi bahan mengenai
laporan ataupun kondisi keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berupa Laporan Realisasi
APBD Kabupaten Samosir dari tahun 2015-2020 . Selain itu, data diperoleh melalui studi
kepustakaan dan internet yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-
literatur yang ada baik berupa buku maupun karya ilmiah yang digunakan sebagai pedoman
ataupun landasan teori dalam menganalisa permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian
kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya
kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah ada. Dalam
penelitian ini, untuk pengolahan data dan pengujian data menggunakan aplikasi olah data Stata 16.
Statistik deskriptif adalah penggunaan statistik untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif memberikan
gambaran suatu data yang dilihat dari nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata (mean), dan standar
deviasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

pada tahun anggaran 2020 kebijakan pendapatan sebesar Rp. 641.259.277.782,00, untuk Belanja
Daerah dianggarkan sebesar Rp.631.259.277.782,00 dan belum termasuk Belanja Daerah yang
bersumber dari DAK dan DID sedangkan pada kebijakan pembiayaan daerah yang terdiri atas
penerimaan pembiayaan daerah pada tahun 2020 bersumber dari SILPA Tahun Anggaran 2019
diproyeksikan sebesar Rp.0,00. Dan untuk Pengeluaran Pembiayaan daerah Tahun 2020
dialokasikan sebesar Rp. 10.000.000.000,00 yang diperuntukkan untuk penyertaan modal
Pemerintah Daerah ke PT. Bank Sumut sebesar Rp. 4.000.000.000,00 dan Perusahaan Umum
Daerah Kab. Samosir. Penyertaan modal terhadap perumda ini dianggarkan untuk operasional dan
modal Awal perusahaan PDAM dan Perusahaan Daerah Aneka Usaha yang direncanakan dibentuk
Tahun 2021, sehingga pembiayaan netto defisit sebesar Rp. 10.000.000.000,00 Dengan demikian
Rancangan KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2022 ini mengalami surplus sebesar
Rp.10.000.000.000,00 yang akan digunakan untuk pengeluaran Pembiayaan sehingga sisa lebih
pembiayaan anggaran tahun berkenaan Nihil.
Mengingat penyusunan dan penyajian APBD Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2019 dan
pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011, maka untuk memenuhi amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 bahwa LKPD sebagai laporan pertanggungjawaban.
pelaksanaan APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka
penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Kabupaten Samosir Tahun
Anggaran 2019 dilakukan dengan melakukan konversi kepada Standar Akuntansi Pemerintahan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Konversi yang dilakukan mencakup
struktur APBD (pendapatan, belanja, dan pembiayaan), klasifikasi anggaran (pendapatan, belanja,
dan pembiayaan) dalam LRA. Konversi dilakukan dengan cara mentrasir kembali (trace back) pos-
pos dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dengan akun-akun LRA menurut Peraturan Pemerintah 71 Tahun
2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 serta khusus untuk penyajian
belanja daerah didasarkan pada Buletin Teknis Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai