Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpah pada baginda besar Muhammad SAW serta pada keluarga,
sahabat, tabiin tabiat, dan umatnya hingga akhir zaman. Makalah ini berisi tentang Analisis
Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tahun 2021.
Dalam penyusunan makalah ini dengan bantuan berbagai pihak, kami dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi bahasa maupun segi penulisan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Sukabumi, 20 Mei 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari OJK ?................................................................................2
1.3.Tujuan.......................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Otoritas Jasa Keuangan........................................................................................................3
2.2 Pengertian Rasio.......................................................................................................................................4
Analisis Rasio......................................................................................................................................................4
Keterbatasan Analisis Rasio......................................................................................................................5
Pengertian Keuangan.................................................................................................................................5
Rasio Keuangan..........................................................................................................................................5
2.2 Analisis Laporan Keuangan Audit Otoritas Jasa Keuanganangan......................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................................................18

II
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan adalah dokumen atau laporan yang menggambarkan kondisi


keuangan suatu entitas, seperti perusahaan, organisasi, atau individu, pada suatu periode
tertentu. Laporan keuangan biasanya berisi informasi tentang pendapatan, biaya, laba atau
rugi, aset, utang, dan ekuitas.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan dan dapat
diandalkan kepada pemangku kepentingan, seperti pemilik bisnis, investor, kreditur, pemerintah, dan
masyarakat umum. Laporan keuangan juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu
entitas, melacak arus kas, dan membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
Beberapa jenis laporan keuangan yang umum termasuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan standar akuntansi yang diakui secara internasional,
seperti International Financial Reporting Standards (IFRS) atau Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP) di negara-negara tertentu.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam tindak penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah. Laporan
bisa berupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Standar tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan sekaligus untuk memberikan
peningkatan kualitas dari LKPP dan LKPD. Secara umum, SAP berbentuk Pernyataan yang
memiliki judul, nomor, dan tanggal efektif berlaku standar tersebut. Selain itu, SAP
memiliki Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan yang menjadi rangka penyusunan.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang digunakan oleh
pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP) (Simanjuntak, 2005). Sampai dengan tahun 2003, SAP
menggunakan cash basis, sedangkan dari tahun 2004 sampai 2014, SAP menggunakan cash
toward accrual basis (basis kas menuju akrual). SAP berbasis kas menuju akrual ini adalah
SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui
aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Sejak tahun 2015, Indonesia sudah
1
mengimplementasikan SAP berbasis akrual (accrual basis).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari OJK ?
2. Apa pengertian dan jenis rasio keuangan?
3. Bagaimana hasil pemeriksaan laporan keuangan OJK?
4. Apa manfaat dari pemeriksaan laporan keuangan OJK?
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian OJK
2. Menjelaskan pengertian dan jenis rasio keungan
3. Menganalisis hasil pemeriksaan atas laporan keuangan OJK
4. Menjelaskan manfaat dari pemeriksaan laporan

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang independen yang


mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan berdasarkan Undang-Undang (UU)
Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK yang ditetapkan tanggal 22
November 2011. Fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan
pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal dan Industri
Keuangan Non Bank (IKNB) beralih dari Bapepam- LK, Kementerian
Keuangan ke OJK sejak tanggal 31 Desember 2012, sedangkan untuk
sektor Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK tanggal 31
Desember 2013.

Sesuai dengan Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK


menyebutkan bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur,
adil, transparan, akuntabel, dan mampu mewujudkan sistem keuangan
yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi
kepentingan konsumen maupun masyarakat.

Berdasarkan Pasal 5 UU Nomor 21 Tahun 2011, OJK berfungsi


menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa.

Berdasarkan Pasal 6 UU Nomor 21 Tahun 2011, OJK melaksanakan


tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Menurut UU Nomor 21 Tahun 2011, Dewan Komisioner menyusun


dan menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) OJK. Anggaran
OJK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di
sektor jasa keuangan. Anggaran OJK digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional, administratif, pengadaan aset, dan kegiatan
3
pendukung lainnya. Anggaran dan penggunaan anggarannya ditetapkan
berdasarkan standar yang wajar di sektor jasa keuangan dan
dikecualikan dari standar biaya umum, proses pengadaan barang dan
jasa, dan sistem remunerasi sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan APBN, pengadaan barang
dan jasa Pemerintah, dan sistem remunerasi. Penetapan anggaran OJK
terlebih dahulu meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

2.2 Pengertian Rasio


Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati
Hardiningsih (2022:85), rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor
yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis
berupa rasio keuangan ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yangdigunakan sebagai standar
(Munawir,2004:64).Pancawati
Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak
hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi
pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya perbandingan kinerja
perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain
(cross section) dalam industri yang sama.

Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi
dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
rasio. Rasio paling bermanfaat bila berorientasi ke depan artinya kita sering
menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan
tren dan ukurannya di masa depan.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi,
faktor industri, kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
b. Interpretasi rasio bermanfaat jika diinterpretasikan dalam perbandingan
dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditemukan sebelumnya
dan
rasio pesaing. Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan,
Identifikasi
setidaknya empat rasio yang menggunakan :

4
1. Hanya data neraca, Neraca : rasio lancar, rasio cepat, total utang, total
utang terhadap ekuitas, utang jangka panjang terhadap ekuitas.
2. Hanya data laporan laba rugi :laporan laba rugi, margin laba kotor,
margin laba operasional, margin laba sebelum pajak, dan margin laba
bersih.
3. Data neraca dan laporan laba rugi :neraca dan laporan laba rugi, jumlah
hari untuk menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang
usaha, dan perputaran modal kerja.

Keterbatasan Analisis Rasio

a. Rasio dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara
penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
b. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu
rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah
perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio.
c. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa
perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
d. Dalam menganalisa setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan perhitungan
tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari
dua hal ini dipenuhi :
1. Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai
tingkat resiko yang hampir sama.
2. Adanya analisis kecenderungan (tren) daei setiap rasio pada tahun-
tahun sebelumnya.
e. Pencapaian target sesuai dengan rata-rata industri tidak menunjukan kinerja
perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat
yang lebih baik dari rata-rata industri, maka lebih tepat jika difokuskan pada
industry leader’s ratios.

Pengertian Keuangan
Keuangan adalah administrasi yang mengunci keluar masuknya uang
dalam suatu lembaga. Keuangan diperlukan setiap perusahaan untuk
memperlancar kegiatan operasionalnya. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan
Inge Barlian (2002:34), “Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam
mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang
dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,
pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu
maupun antara bisnis dan pemerintah”.

Rasio Keuangan
Merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan
keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
perusahaan. Harahap (1999:297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”. Dengan
menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja
keuangan.
5
6
2.2 Analisis Laporan Keuangan Audit Otoritas Jasa Keuanganangan

7
8
Otoritas Jasa Keuangan
Lapotan Realisasi Anggaran
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2021 (Audited) Dan 31 Desember 2020 (Audited)

9
10
11
12
13
14
Berikut merupakan analisis dari laporan keuangan audit OJK :
a. Analisis Pertumbuhan Pendapatan
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan
baik berupa kenaikan atau penurunan kinerja pendapatan selama kurun waktu
tertentu.
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡ℎ (𝑡)−𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡ℎ(𝑡−1)
Rumus : 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡ℎ (𝑡−1 ) × 100%
6.351.810.355.504 – 6.231.888.011.297
6.231.888.011.297 × 100% = 1,9%

b. Analisis Pertumbuhan Belanja


Untuk mengetahui besarnya nilai perkembangan belanja.
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑡ℎ (𝑡)−𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑡ℎ(𝑡−1)
Rumus : (
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑡ℎ 𝑡−1 ) × 100%
5.937.985.433.768 – 5.802.602.054.672
5.802.602.054.672 × 100% = 2,3%

c. Analisis Belanja Modal Terhadap Total Belanja


Perbandingan antara total realisasi belanja modal dengan total belanja
dan untuk mengetahui porsi belanja.
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
Rumus : 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 × 100%
5.607.439.259.502
5.088.713.610.938× 100% = 110%

d. Analisis Varian Belanja


Analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan
anggaran.
Rumus : 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 − 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛

5.937.985.433.768 – 6.219.340.027.258 = (281.354.593.490)

e. Rasio Efesiensi Belanja


Perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja dimana
untuk mengukur tingkat penghematan anggaran.
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 × 100%
Rumus : 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

5.937.985.433.768
6.219.340.027.258 × 100% = 95%

f. Analisis modal kerjaj


Untuk mengetahui berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
Rumus : 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

6.832.527.820.829 – 369.697.759.204 = 6.462.830.061.625

15
g. Working Capital To Total Asset Ratio
Merupakan ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap
modal kerja perusahaan.
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rumus : 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

6.832.527.820.829 – 369.697.759.204
9.875.329.020.116 = 0,65

h. Rasio Solvabilitas
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka panjang serta menunjukan bagaimana tingkat kesehatan keuangan dari
perusahaan.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Rumus : 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

9.875.329.020.116
369.697.759.204 = 26,72

i. Analisis Pertumbuhan Utang

Tiap pos utang th (t) − Tiap pos utang th (t−1)


Rumus : Tiap pos utang th (t−1)

369.697.759.204 – 349.863.649.140
349.863.649.140 = 0,06

j. Analisis Pertumbuhan Arus Kas


Untuk mengetahui bagaimana analisis pertumbuhan arus kas dalam
satu periode.
Arus kas th (t) − Arus kas th (t−1)
Rumus : Arus kas th (t−1)

6.669.749.673.063 – 6.446.064.635.618
6.446.064.635.618 = 0,04

k. Analisis Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (KDO)


Menunjukan arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan
operasional perusahaan.
KDO (t) − KDO (t−1)
Rumus : KDO (t−1) × 100%

744.371.069.002 – 1.143.174.400.359
1.143.174.400.359 × 100% = -35%

16
l. Analisis Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (KDI)
Memuat berapa banyak uang masuk dan keluar dari aktivitas investasi.
KDI (t) − KDI (t−1)
Rumus : KDI (t−1) × 100%
(520.686.058.557)−(717.876.782.379)
(717.876.782.379) × 100% = -27%

m. Analisis Arus Kas Bebas


Mengukur pertumbuhan, kinerja keuangan, dan kesehatan perusahaan.
Rumus : 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 − 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

744.371.069.002 – 520.686.058.557 = 223.685.010.445

n. Rasio Kas
Kemampuan perusahaan menutupi total utang lancar
𝑗𝑢𝑚𝑙aℎ 𝑘𝑎𝑠
Rumus : 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
× 100%

6.669.749.673.063
369.697.759.204 × 100% = 18.04109

o. Rasio Cepat
Mengetahui kondisi keuangan yang cukup untuk melunasi kewajiban
jangka pendek.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Rumus : 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

6.832.527.820.829−17.193.044.014
369.697.759.204 = 18.43488

p. Rasio Lancar
Kemampuan asset lancar perusahaan untuk menutupi kewajiban-
kewajiban lancar atau utang jangka pendek.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rumus : 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

6.832.527.820.829
369.697.759.204 = 18.48139

q. Rata-Rata Jumlah Kas


Untuk mengetahui rata-rata jumlah kas.
𝑘𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 +𝑘𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Rumus : 2

6.446.064.635.618 +6.669.749.673.063
2 = 6.557.907.154.340

17
r. Rasio Perputaran Kas
Untuk mengetahui perputaran kas dalam satu periode.
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rumus : 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠

6.669.749.673.063
6.557.907.154.340 = 1.01705

s. Debt Rasio
Menunjuka presentase asset yang disediakan melalui utang.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Rumus : × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

369.697.759.204
6.402.949.140.300 × 100% = 5,7%

t. Debt to Equity Ratio


Mengetahui presentase modal yang disediakan melalui utang.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Rumus : × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

369.697 .759 .204


x 100 % = 5,5%
6.772.628 .899 .504

18
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari laporan keuangan audit OJK, terdapat beberapa
temuan yang dapat diambil sebagai kesimpulan. Pertama, terjadi pertumbuhan
pendapatan sebesar 1,9% selama periode tertentu. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kinerja pendapatan perusahaan. Selanjutnya, pertumbuhan belanja
juga mengalami kenaikan sebesar 2,n3%, yang menandakan peningkatan nilai
perkembangan belanja. Selain itu, belanja modal terhadap total belanja mencapai
110%, menunjukkan bahwa belanja modal memiliki porsi yang signifikan dalam
total belanja perusahaan.
Dalam hal varian belanja, terdapat selisih negatif sebesar
281.354.593.490 antara realisasi belanja dan anggaran. Ini mengindikasikan
adanya ketidaksesuaian antara realisasi dan anggaran yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, rasio efisiensi belanja mencapai 95%, menunjukkan tingkat
penghematan anggaran yang baik.
Dalam hal solvabilitas, perusahaan menunjukkan kemampuan yang
cukup dalam membayar kewajiban jangka panjang dengan rasio solvabilitas
sebesar 26,72. Namun, terdapat pertumbuhan utang sebesar 0,06, yang perlu
diperhatikan untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Dalam hal arus kas, terjadi pertumbuhan sebesar 4% dan analisis arus kas
dari aktivitas operasi menunjukkan angka negatif sebesar 35%. Ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami pengeluaran kas yang lebih
besar dari arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasional.
Dalam hal rasio-rasio keuangan lainnya, perusahaan menunjukkan
kinerja yang cukup baik. Rasio kas, rasio cepat, dan rasio lancar menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Selain itu,
rasio perputaran kas menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola kas
yang dimiliki. Namun, rasio debt ratio dan debt to equity ratio menunjukkan
adanya ketergantungan perusahaan terhadap utang.
Secara keseluruhan, analisis laporan keuangan audit OJK
menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dan memberikan wawasan
tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan. Dengan pemahaman yang baik
tentang laporan keuangan ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk meningkatkan kinerja keuangan dan menjaga stabilitas
keuangan jangka panjang.
3.2 Saran
1. Optimalkan Pendapatan: Cari peluang untuk meningkatkan pendapatan melalui
diversifikasi produk atau jasa, strategi pemasaran yang lebih baik, dan
kemitraan strategis.
2. Kelola Belanja dengan Efisien: Evaluasi belanja secara menyeluruh dan cari
cara untuk meningkatkan efisiensi, seperti memotong anggaran,
menegosiasikan kontrak dengan pemasok, dan memperbaiki proses internal.
3. Awasi Anggaran dengan Ketat: Pantau dan kendalikan anggaran agar sesuai
dengan realisasi yang sebenarnya. Lakukan pemantauan dan pelaporan yang
lebih baik untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian dan mengambil tindakan
perbaikan.
4. Kelola Utang dengan Hati-hati: Pantau dan kelola pertumbuhan utang dengan
hati-hati, dengan fokus pada melunasi utang jangka panjang dan menghindari
beban bunga yang berlebihan.
5. Tingkatkan Arus Kas Operasional: Fokus pada 1.menghasilkan arus kas yang
sehat dari aktivitas operasional dengan meningkatkan efisiensi operasional,
mengelola persediaan dengan lebih baik, dan meninjau kebijakan kredit.

19
6. Diversifikasi Sumber Pendanaan: Pertimbangkan diversifikasi sumber
pendanaan dengan penerbitan saham baru, pencarian investor strategis, atau
mencari pendanaan melalui program subsidi atau hibah pemerintah.
7. Perkuat Analisis dan Pelaporan Keuangan: Tingkatkan kemampuan analisis
dan pelaporan keuangan untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang
kinerja keuangan, sehingga dapat diambil keputusan yang lebih baik.
8. Tingkatkan Transparansi dan Komunikasi: Tingkatkan transparansi dalam
penyampaian informasi keuangan kepada para pemangku kepentingan, dan
lakukan komunikasi yang jelas dan terbuka untuk membangun kepercayaan.
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan
kinerja keuangan, mengelola risiko dengan lebih baik, dan memastikan stabilitas
keuangan jangka panjang.

20

Anda mungkin juga menyukai