TINJAUAN PUSTAKA
2. Belanja Modal terdiri dari belanja tanah belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi, dan jaringan serta
Pada penilitian ini, belanja operasi dan belanja modal sebagai variabel
belanja tersebut antara lain Henrekson (1994), Easterly dan Robelo (1993)
Valadkhani (I989), Schaltegger dan torgler (2006), Aschauer (1989,
Devarajan, Swaroop, dan Zou (1996), Bose, Haque, dan Osrbon (2007),
anggaran untuk perolehan asset tetap dan asset lainnya yang memberi
1) Berwujud
4) Nilainya relatif.
1) Tidak terujud
konteks belanja, investasi dapat timbul dari adalah perbedaan antara revenue
antara total realisasi belanja modal dengan total belanja daerah. Berdasarkan
rasio ini, pembaca laporan dapat mengetahui porsi belanja daerah yang
menegah dan panjang juga bersifat rutin. Pada umumnya proporsi belanja
modal dengan belanja daerah adalah antara 5-20%. Rasio belanja modal ini
tidak ada patokan yang baku, karena belanja ini disesuaikan dengan
antara total Belanja Operasi dengan Total Belanja Daerah. Rasio ini
sehingga sifatnya jangka pendek dan dalam hal tertentu sifatnya rutin atau
pendapatan yang tinggi cenderung memiliki porsi belanja operasi yang lebih
dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi
jika hasil yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Apabila hasil yang
oraganisasi sangat baik dan jika hasil yang di capai tidak sesuai rencana
terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
diukur dari berbagai analisis rasio keuangan. Analisis keuangan pada APBD
lebih luas kepada daerah unluk mengatur dan mengelola pembangunan dan
milik masyarakat dapat digunakan secara efısien dan efektif. Salah satu
hasil apa yang akan dicapai, pada biaya berapa dan siapa yang akan
proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas
dalam satuan unit moneter yang menggunakan dana r»ilik masyarakat, hal
Salah satu penilaian laporan kinerja diukur berdasarkan pada anggaran yang
suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan. Salah satu alat
ukur kinerja adalah analisis rasio keuangan daerah yang merupakan inti
otonomi daerah
daerah
Menurut Halim, salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang
lain baik antara data kuantitatif maupun data non kualitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
alat yang digunakan dalam memahami masalah dan peluang yang terdapat
kecenderungan yang terjadi. Selain itu gapat pula dilakukan dengan cara
daerah tertentu dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun
yang potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat bagaimana posisi rasio
Pn-Po
Rasio Pertumbuhan = x 100%
Po
Realisasi PAD
Rasio Efektivitas PAD = x 100%
Anggaran PAD
Pemerintah daerah perlu menghitung secara cermat berapa besar biaya yang
tersebut efisien atau tidak. Hal itu perlu dilakukan karena meskipun
seperti berikut:
konflik kepentingan
suatu organisasi
jangka panjang. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses,
bukan sebagai suatu Gambaran ekonomi pada suatu saat (one shoot).
perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu Negara
jasa dan pertambahan produksi barang modal. Menurut Prof. Simon Kuznets
yang maju menjadi faktor dalam pertumbuhan ekonomi, dan ketiga adanya
1) Efisiensi produksi,
3) Meningkatkan input.
a) Akumulasi Modal
b) Kemajuan Teknologi
e) Organisasi
2) Faktor Non-Ekonomi, menurut Kaldor dalam Jhingan, pengkajian
a) Faktor Sosial
b) Faktor Manusia
ekonomi.
2) Ketidakseimbangan Pendapatan
tentang berapa persen dari total pendapatan yang diterima oleh 10%
populasi yang terendah, 50% terndah, atau 90% terendah, dan seterusnya.
negatif yang besar, karena bagian terbesar dari total pendapatan dikuasai
Oleh sebagian kecil populasi, yang besar bertambah kuat dan yang kecil
akan meningkat.
pupuk, dan traktor serta sarana produksi pertanian Iainnya, tetapi secara
teknologi maju dan tepat guna) meningkat lebih tinggi, demikian pula
kebutuhannya.
1) Aliran Merkantilisme
neraca perdagangan.
2) Aliran Klasik
Tokoh-tokoh aliran Klasik antara lain Adam Smith dan David Ricardo.
ekonomi, yaitu:
jumlah penduduk,
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya,
daerah ini, memberikan hak kepada daerah untuk melakukan pengaturan, pemungutan
pajak, dan belanja dari pendapatan yang diterima dari daerah tersebut. Selain pendapatan
yang diterima dari daerah tersebut, pemerintah daerah juga mendapatkan bantuan dana dari
pemerintah pusat dalam bentuk Dana Perimbangan. Hak-hak tersebut dilakukan oleh
masing-masing setiap daerah yang bisa disebut dengan kinerja keuangan daerah.
Memperbaiki kinerja pemerintah daerah salah satunya dapat dilakukan dengan cara
menganalisis laporan keuangan daerah. Menurut Pilat dan Morasa, setidaknya terdapat
enam rasio dalam menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah; diantaranya: rasio
kemandirian, rasio derajat desentralisasi fiskal, Rasio Efektivitas PAD, Rasio Efisiensi,
ekonomi, diantaranya adalah tersedia barang-barang modal dan tingkat teknologi, dimana
faktor tersebut menajdi bagian dari kinerja keuangan pemerintah daerah unuk
membelanjakan baik itu belanja operasioanl ataupun belanja modal. Berdasarkan
Gambar 2.1
Belanja Operasi