Anda di halaman 1dari 27

KOMPETENSI SDM MEMODERASI PENGARUH PENGALAMAN KERJA

DAN PEMANFAATAN TEKHNOLOGI INFORMASI TERHADAP


KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
(RISKY FAUZIAH/90400115090)
AKUNTANSI C
reskyfauziahab@gmail.com

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu Negara tentunya terdapat badan pengelola pemerintahan, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Pengelolaan pemerintahan agar menjadi baik
diperlukan adanya peranan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan
kewenangan yang dimiliki secara jelas di dalam pengelolaannya yaitu upaya
pemerintah untuk mewujudkan pengelolaan keuangan pemerintah yang
bertanggungjawab (Yensi et al., 2014). Menurut Nugraheni dan Subaweh (2008)
dalam rangka penerapan kaidah-kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan
negara juga ditetapkan asas akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas,
proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan
oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Laporan keuangan pemerintah
memiliki fungsi yang sangat vital yaitu salah satu fungsinya ialah laporan keuangan
merupakan gambaran kondisi suatu pemerintah dan sebagai salah satu cara bagi
pemerintah daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih dari
kecurangan keuangannya (Nurillah dan Muid, 2014). Menurut Muzahid (2014)
dengan diberlakukannya undang-undang dan peraturan pemerintah yang menitik
beratkan pada salah satu pola akuntabilitas jelas terlihat bahwa pemerintah
menginginkan adanya pola penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan tidak hanya berusaha akan melibatkan semua komponen masyarakat tetapi
hasil akhir dari semua itu tertuju untuk keentingan masyarakat.
Laporan pertanggungjawaban merupakan salah satu sumber informasi yang
sering digunakan oleh para pengguna laporan pertanggungjawaban yang berguna
untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan.
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah harus bermanfaat dan
sesuai dengan kebutuhan para pemakai, sehingga pemerintah wajib memperhatikan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan (Sari et al., 2014). Agar suatu laporan
keuangan dapat memberi manfaat bagi para pemakainya maka laporan keuangan
tersebut harus mempunyai nilai informasi yang berkualitas dan berguna dalam
pengambilan keutusan (Yuliani et al., 2010). Menurut Tua (2015) dalam
kenyataannya, permasalahan di dalam laporan keuangan daerah sebagai bentuk
pertanggungjawaban pemerintah terhadap publik atau masyarakat masih menyisakan
permasalahan dan keraguan akan kebenarannya. Menurut Ratifah dan Ridwan (2012)
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis
dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan pertanggungjawaban
publik.
Laporan keuangan adalah suatu alat pertanggungjawaban atas kinerja keuangan
manajemen suatu pemerintahan kepada publik yang dipercayakan kepadanya (Wati
et al., 2014). Laporan keuangan merupakan media bagi suatu entitas dalam hal ini
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik
dimana pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung
informasi keuangan yang berkualitas (Rahayu et al., 2014). Menurut Suhardjo (2013)
tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Dengan demikian diharapkan pemerintah dapat
meningkatkan daya guna dan hasil guna atas penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat dan melakukan pembangunan di
setiap daerah.
Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan oleh disiplin ilmu akuntansi,
sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan diperlukan orang-orang yang
berkompeten (Wati et al., 2014). Kompetensi sumber daya diperlukan agar laporan
keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kompetensi terkhusus pada
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut Hazrita (2011) Kompetensi
merupakan karakteristik seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau
unggul dalam situasi pekerjaan tertentu. Melihat fenomena yang masih sering terjadi
mengenai permasalahan pada rendahnya kualitas informasi laporan keuangan, hal
tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman akuntansi dari penyusun laporan itu
sendiri yang berhubungan langsung dengan kompetensi sumber daya manusia yang
ada (Yensi et al., 2014). Ini bisa saja dikarenakan sumber daya manusia sebagai
pengelola keuangan belum bekerja secara maksimal.
Kegagalan sumber daya manusia pemerintah dalam memahami dan menerapkan
logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat
(Tua, 2015). Sehingga perlunya pembenahan terhadap sistem kerja pada pegawai
pemerintah daerah terutama bagian penatausahaan keuangan agar Kualitas informasi
laporan keuangan yang dihasilkan bermanfaat serta bernilai informasi yang akurat
(Yensi et al., 2014). Kompetensi SDM tentunya yang menjadi faktor utama terhadap
penyusunan laporan keuangan pmerintah. Menurut Hazrita (2011) Hal ini tentunya
akan berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan yang
disajikan, karena sebaiknya pertanggungjawaban laporan keuangan seharusnya
dibuat oleh orang yang berkompeten di bidang ekonomi khususnya akuntansi.
Fenomena mengenai kualitas laporan keuangan pada pemerintahan sangat
menarik untuk dikaji lebih jauh. Kenyataan di dalam laporan keuangan pemerintah
daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan tidak mengikuti
prinsip akuntansi berlaku umum dan banyak laporan keuangan yang mendapatkan
opini tidak wajar dan disclaimer karena dalam penyusunannya belum sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan belum memenuhi kelengkapan yang telah
ditentukan serta kurangnya bukti-bukti transaksi yang dapat ditemukan (Wati et al.,
2014). Menurut Suhardjo (2013) indikator laporan keuangan pemerintah daerah
sudah berkualitas yaitu jika mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian yang
diberikan Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah Daerah.
Laporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik (Suhardjo, 2013). Kompetensi Sumber
Daya Manusia memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yang memadai
dibutuhkan untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah yang baik (Suparman
et al., 2014). Menurut Herawaty (2011) adapun penanggungjawab penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah pejabat yang
secara fungsional bertanggungjawab melayani fungsi administrasi di instansi masing-
masing, selanjutnya pimpinan instansi bersama tim kerja harus
memertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan atau kegagalan tingkat kerja
yang dicapainya.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan tersebut, peneliti tertarik mencari
tahu bagaimana hubungan antara pengalaman kerja dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kualitas laporan keuangan yang dimoderasi oleh kompetensi
Sumber Daya Manusia (SDM).
B. RumusanMasalah
Masih banyaknya fenomena laporan keuangan pemerintah yang belum
menyajikan data-data yang sesuai dengan peraturan dan masih banyak
penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan membuat tuntutan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik semakin meningkat.
Penyusunan laporan keuangan yang berkualitas dapat berjalan baik jika faktor-faktor
pendukungnya bisa terpenuhi secara baik pula. Berdasarkan Hal-hal tersebut, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap laporan keuangan?
2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan?
3. Apakah pengalaman kerja yang dimoderasi dengan kompetensi SDM
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?
4. Apakah pemanfaatan teknologi informasi yang dimoderasi dengan
kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka
tujuan peneitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja tehadap kualitas laporan
keuangan
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi tehadap kualitas
laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui pengalaman kerja yang dimoderasi dengan kompetensi
SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan teknologi informasi yang dimoderasi dengan
kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan teori
stakeholder yang pertama kali dikemukakan oleh Freeman pada tahun 1984.
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun memberikan manfaat bagi
stakeholder-nya yang dalam hal ini terdiri atas pemegang saham, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain. Maka dari
itu pembuatan laporan keuangan yang berkualitas akan memberikan pengaruh
bagi terwujudnya suatu pemerintahan yang baik bagi semua pihak
stakeholder.
2. Manfaat Praktis dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para
praktisi yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan
upaya peningkatan kualitas laporan keuangan. Sehingga laporan keuangan
yang dihasilkan secara berkulitas dapat memberi manfaat bagi para
pemakainya. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah akan
digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk
mendukung pengambilan keputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai.
3. Manfaat Regulasi dari penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan
regulasi yang mengatur hal-hal yang terkait dengan kualitas laporan
keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1
paragraf 9 sebagaimana terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Pemerintah
selalu dituntut untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
demi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik seperti yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dalam lampiran II
dijelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah yang
merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal
dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

II. TINJAUAN TEORETIS


A. Teori Stakeholder
Teory stakeholder pada awalnya muncul karena adanya perkembangan
kesadaran bahwa perusahaan memiliki stakeholder, yaitu pihak-pihak yang
berkepintingan dengan perusahaan. Studi yang pertama kali mengemukakan
mengenai stakeholder adalah Strategic Manajemen: A Stakeholder Approach oleh
Freeman (1984). Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun memberikan manfaat bagi
stakeholder-nya yang dalam hal ini terdiri atas pemegang saham, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain (Lindawati dan
Puspita, 2015).
Teori stakeholder menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam
entitas memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder (Fatchan, 2016). Teori
stakeholder menjelaskan bahwa perilaku pihak-pihak yang mementingkan diri
sendiri dapat menghancurkan pertanggungjawaban laporan keuangan yang
semestinya harus ditujukan untuk kepentingan semua pengguna laporan keuangan
(Almujab dan Budiutomo, 2017). Teori stakeholder juga merupakan perspektif teori
yang berda dalam kerangka teori ekonomi politik karena pengaruh masyarakat dapat
menentukan alokasi sumber keuangan (Nasir et al., 2013).
B. Pengalaman Kerja
Pengalaman adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan. Pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu
atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu
pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik, di mana pengalaman merupakan
salah satu faktor yang dapat menentukan kinerja yang baik karena seseorang yang
memiliki pengalaman kerja tinggi pastinya telah banyak mengetahui informasi dan
keadaan di perusahaan tersebut (Maulia dan Januarti, 2014). Menurut Muzahid
(2014) setiap orang yang memiliki pengalaman yang luas akan lebih mudah
berinteraksi dalam melaksanakan pekerjaannya baik di organisasi, perusahaan,
maupun juga di pemerintahan sehingga, orang yang berpengalaman mempunyai
peluang yang lebih besar untuk mengerjakan tugas-tugas perusahaan dengan baik
dibandingkan dengan orang yang belum berpengalaman.
Adanya pengalaman kerja menandakan bahwa seseorang tarsebut telah atau
pernah bekerja dan lamanya bekerja dalam bidang pekerjaan yang dilakukannya atau
dalam jabatan yang pernah didudukinya. Menurut Charolina dan Abdullah (2013)
pengalaman pegawai atau karyawan dalam bekerja akan memberikan kemampuan
dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawabnya yang terdapat di
dalam struktur organisasi dan standar operasional prosedur yang ada. Pekerjaan yang
telah dilakukan secara berulang-ulang akan membuat seseorang lebih mahir dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dan terbuka peluang untuk memperoleh cara kerja
yang lebih praktis, efisien dan produktif (Murina dan Rahmawaty, 2017).
C. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada organisasi
bisnis tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk pemerintahan. Menurut
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses
pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance), pemerintah, dan pemerintah daerah berkewajiban untuk
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk
meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan informasi
keuangan daerah kepada pelayanan publik.
Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi
yang, relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi,
bisnis dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan
keputusan (Suparman et al., 2014). Menurut Nurillah dan Muid (2014)bahwa
pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang
memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses
antar unit kerja.
D. Kualitas Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan oleh disiplin ilmu akuntansi,
sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan diperlukan orang-orang yang
berkompeten (Wati et al., 2014). Menurut Suhardjo (2013) tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Oleh karena itu informasi dalam laporan keuangan harus berkualitas,
informasi dalam laporan keuangan yang akan dipublikasikan tersebut harus disajikan
secara wajar terbebas dari salah saji yang material sehingga tidak menyesatkan para
penggunanya, laporan keuangan hanya akan bermanfaat jika laporan keuangan yang
diinformasikan disajikan dengan valid dan dapat diandalkan (Rahayu et al., 2014).
Agar suatu laporan keuangan dapat memberi manfaat bagi para pemakainya
maka laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi yang berkualitas
dan berguna dalam pengambilan keputusan (Yuliani et al., 2010). Menurut Maulia
dan Januarty (2014) kualitas laporan keuangan akan meningkatkan kualitas yang
disajikan dalam laporan keuangan, sehingga para pengguna laporan keuangan dapat
merasa lebih yakin dalam mengambil keputusan karena keputusan yang akan diambil
telah didasarkan pada informasi yang telah dipersiapkan dengan baik, disetujui, dan
diaudit secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan dan berkualitas. Secara
umum, beberapa faktor yang menyebabkan laporan keuangan tersebut belum
memperoleh opini WTP adalah karena lemahnya pengawasan internal, penyajian
yang belum sepenuhnya sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan kurang memadainya kapasitas SDM
pengelola keuangan.
E. Kompetensi SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan human capital di dalam organisasi.
Human capital merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang
yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional dan economic
rent.Human capital merupakan sumber inovasi dan gagasan. Karyawan dengan
human capital tinggi lebih memungkinkan untuk memberikan layanan yang
konsisten dan berkompetensi tinggi (Nurillah dan Muid, 2014). Kompetensi sumber
daya manusia mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang atau individu,
suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi
atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien (Rahayu et
al., 2014).
Menurut Hazrita (2011) peran SDM sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan, di mana SDM yang kompetenmerupakan salah satu aset
penting bagi lembaga untuk mencapai sasaran yangdiinginkan.Oleh karena itu, jika
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tidak sesuai dengan pendidikannya diluar
akuntansi, maka akan berdampak terhadap Kualitas laporan keuangan daerah
(Rahayu et al., 2014). Untuk kedepannya agar kualitas laporan keuangan daerah
tersebut menjadi lebih akurat, efektif, dan efisien harus ditata ulang kembali
manajemennya dengan SDM yang ahli dalam bidangnya yaitu lebih mengutamakan
aparat-aparat pemerintah yg berlatar belakang pendidikan akuntansi.
F. Pengalaman Kerja Dalam Kualitas Laporan Keuangan
Menurut Maulia dan Januarty (2014) pengalaman kerja adalah ukuran tentang
lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-
tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik, di mana pengalaman
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kinerja yang baik karena
seseorang yang memiliki pengalaman kerja tinggi pastinya telah banyak mengetahui
informasi dan keadaan di perusahaan tersebut. Adanya pengalaman kerja
menandakan bahwa seseorang tersebut telah atau pernah bekerja dan lamanya
bekerja dalam bidang pekerjaan yang dilakukannya atau dalam jabatan yang pernah
didudukinya. Terkait dengan hal tersebut maka setiap pengelola keuangan harus
memiliki pemahaman yang baik mengenai laporan keuangan sehingga laporan
keuangan yang dipublikasikan dapat disajikan secara wajar terbebas dari salah saji
yang material sehingga tidak menyesatkan pembaca dan pengguna laporan (Murina
dan Rahawaty, 2017).
Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan
mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Hartati, 2016).
Kemampuan seseorang tidak hanya diukur dari pendidikannya tetapi pengalaman
kerja turut memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kemampuan seseorang
dalam menangani pekerjaanya. Seseorang dengan pengalaman kerja yang lebih lama
dan juga pengalaman kerja yang tinggi akan memudahkan kinerja dalam pembuatan
laporan keuangan yang berkualitas. Menurut Yenni (2017) mengingat begitu
besarnya peran dan kedudukan sumber daya manusia sebagai pekerja dalam kegiatan
usaha maupun organisasi, maka diperlukan pemahaman terkait bidang kerja dan juga
pengalaman kerja yang tinggi sehingga dapat dijaga mekanisme kerja yang baik.
G. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Kualitas Laporan Keuangan
Menurut Setyowati et al. (2016) teknologi informasi diartikan suatu teknologi
yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,
yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi informasi dapat
memberikan andil dalam proses komunikasi individu secara efektif, khususnya
dalam menembus ruang dan waktu ketika berkomunikasi dengan individu lainnya, di
mana kecenderungannya dalam upaya memperoleh efektivitas komunikasi jarak
jauh, seperti instrumental tools, atau dalam konteks teknologi informasi, maka
teknologi yang digunakan diantaranya komputer dan peranti pendukung lainnya
(Chodijah dan Hidayah, 2018). Teknologi informasi yang semakin maju
memudahkan pelaksanaan informasi keuangan karena memiliki kekuatan atau
potensi dalam hal ketepatan, konsistensi, kehandalan, dan kemampuan menyimpan
data yang lebih besar.
Menurut Rahman (2015) teknologi informasi selain sebagai teknologi
komputer (hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi,
juga berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi.
Informasi dalam bentuk laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah,
akan sangat diperlukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan berbagai pihak.
Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat potensi pemanfaatannya secara
luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses,
mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara cepat dan akurat
(Momuat, 2016). Tersedianya teknologi informasi diharapkan dapat membantu
dalam proses pelaporan keuangan sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan
yang handal dan tepat waktu.
H. Pengalaman Kerja Dengan Kompetensi SDM Dalam Kualitas Laporan
Keuangan
Pengalaman kerja merupakan salah satu hal yang dapat membantu penyusunan
laporan keuangan yang berkualitas. Pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama
waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas – tugas
suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik (Hartati, 2016). Menurut
Charolina dan Abdullah (2013) pengalaman seseorang dalam bekerja akan
memberikan kemampuan bagi seseorang tersebut terutama kemampuan dalam
menjabarkan tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawabnya yang terdapat di dalam
struktur organisasi dan standar operasional prosedur yang ada.
Pengalaman kerja juga merupakan salah satu bekal kemampuan dari Sumber
Daya Manusia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Maksyur, 2015). Dalam mencapai tujuan maka seorang karyawan
haruslah memiliki pengalaman kerja dalam bidang kerjanya. Menurut Maudoma
(2017) adanya pengalaman kerja maka seorang akan dapat sangat terbantu dan lebih
mampu dalam mengatasi segala persoalan yang ada kerena seorang yang sudah
memiliki pengalaman kerja mampu berkerja lebih efektif sesuai dengan sasaran
pekerjaannya.
Oleh karena itu, pengalaman kerja sangat dibutuhkan oleh Sumber daya
manusia sebagai kompetensi dalam proses pembuatan laporan keuangan yang
berkualias. Semakin lama pengalaman kerja seseorang maka semakin meningkatkan
kualitas laporan yang dihasilkan. Pengalaman kerja dan kompetensi SDM sangat
saling berkaitan antara satu sama lain. SDM yang berkompeten berasal dari
pengalaman kerja yang lebih lama oleh seseorang sehingga dalam pelaksanaan
pekerjaan akan menunjang hasil dari laporan keuagan yang memiliki kualitas.
Seseorang yang memiliki pengalaman kerja yang rendah atau lebih sedikit maka
akan berdampak pada kurang tepat hasil pekerjaannya atau mempengaruhi kualitas
laporan keuangan yang dihasilkan serta akan berdampak pada tidak efektif dan
efisiennya proses penyusunan laporan keuangan.
I. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dengan Kompetensi SDM Dalam
Kualitas Laporan Keuangan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu organisasi atau pemerintahan
akan lebih meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan kinerjanya. Semakin bagus
pemanfaatan teknologi di suatu pemerintah, maka akan semakin baik pula kualitas
laporan yang dihasilkannnya. Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah
pemberdayaaan sumber alat-alat yang ada dengan tujuan dan konsep yang sistematis
yang berguna untuk mengolah data, memproses, mendapatkan, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas (Utama, 2017). Menurut Rahman (2015) teknologi informasi mengacu
pada suatu item yang bermacam-macam dan kemampuan yang digunakan dalam
pembuatan, penyimpanan, dan penyebaran data serta informasi.
Teknologi informasi sudah semakin canggih dan berkembang pesat, yang pada
akhirnya berdampak cukup signifikan di berbagai aspek kehidupan. Kewajiban
pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah. Menurut Maksyur (2015) manfaat yang ditawarkan oleh suatu
teknologi informasi antara lain kecepatan pemrosesan transaksi dan penyiapan
laporan, keakuratan perhitungan, penyimpanan data dalam jumlah besar, biaya
pemrosesan yang lebih rendah, dan kemampuan multiprocessing. Pada bidang
akuntansi, sistem pemprosesan informasi akuntansi yang berbasis digital sudah
banyak diaplikasikan di berbagai perusahaan, instansi, maupun pemerintahan, guna
untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan dalam menghasilkan informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pengambilan keputusan
(Widarsono dan Lediana, 2013).
Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu
mempercepat proses pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan,
sehingga laporan keuangan tersebut tidak kehilangan nilai informasi dan terbuangnya
waktu yang cukup lama. Kompetensi SDM dapat memperkuat hubungan antara
pemanfaatan teknologi informasi dalam penyusunan laporan keuangan yang
berkualitas, karena jika seseorang yang mempunyai andil dalam proses penyusunan
laporan keuagan tidak berkompeten, maka akan mempengaruhi pemanfaatan
teknologi informasi yang digunakan. Kompetensi memang harus dimiliki oleh setiap
Sumber Daya Manusia (SDM) demi memberikan kepuasan serta kepercayaan kepada
para pihak yang berkepentingan dalam informasi laporan keuangan.
J. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sasha Murina dan Rahmawaty (2017)
dengan judul penelitian Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, dan
Pengalaman Kerja Aparatur Desa Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa
(Studi Pada Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh) menyatakan bahwa Tingkat
pendidikan, kualitas pelatihan dan pengalaman kerja berpengaruh positif secara
bersama sama terhadap pemahaman laporan keuangan desa. Sama halnya penelitian
yang dilakukan oleh Hartati (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Pendidikan,
Pelatihan Teknis Keuangan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan (Studi Pada Skpd Provinsi Sulawesi Tengah) yang menyatakan bahwa
Pendidikan, pelatihan teknis dan pengalaman kerja secara bersama-sama
memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilaukan oleh Evri Yenni (2017) dengan judul
penelitian Pengaruh Pemahaman Akuntansi dan Pengalaman Kerja Aparatur
Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Banda Aceh
yang juga menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah Kota Banda Aceh.
Sedangkan pada penelitian Shelly Tri Maulia dan Indira Januarti (2014) dengan
judul penelitian Pengaruh Usia, Pengalaman, dan Pendidikan Dewan Komisaris
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate
Dan Property Yang Go Public Tahun 2010-2012 Di Bursa Efek Indonesia)
menyatakan bahwa, pengalaman dewan komisaris tidak berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan karena semakin lama masa jabatan dewan komisaris maka
akan menurunkan kualitas laporan keuangan, lain halnya dengan usia dan pendidikan
dewan komisaris yang terbukti berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Mukhlisul Muzahid (2014) dengan judul
penelitian Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, dan Lama Pengalaman
Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Di Kabupaten Aceh Utara menyatakan bahwa Secara parsial tingkat
pendidikan, kualitas pelatihan, dan lama pengalaman kerja pegawai berpengaruh
positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
pemerintah kabupaten Aceh Utara.
Pada penelitian yang dilakukan oleh As Syifa Nurillah dan Dul Muid (2014)
dengan judul penelitian Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Sakd), Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan
Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Empiris Pada Skpd Kota Depok) menyatakan bahwa Kompetensi
SDM berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah,
penerapan SAK berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan,
begitu juga dengan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Sama halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dicky Rahman (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
(Studi Empiris Pada Skpd Provinsi Riau) menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan positif antara pemanfaatan teknologi informasi begitu juga dengan
terhadap kualitas laporan keuangan daerah Provinsi Riau, begitu juga dengan
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas laporan keuangan daerah Provinsi Riau, serta Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah juga berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
keuangan daerah Provinsi Riau. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Siti Chodijah dan Nurul Hidayah (2018) dengan judul penelitian
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal
Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Skpd
Provinsi Dki Jakarta) menyatakan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Sistem Pengendalian Internal berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Adapun penelitian tentang Kompetensi SDM yang dilakukan oleh Manuppan
Bangun Tua .s (2015) dengan judul Pengaruh Good Governance, Kompetensi
Sumber Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Informasi
Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Skpd Kota Dumai) mengatakan jika good
governance dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
kualitas informasi laporan keuangan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Desy Sefri Yensi, Amir Hasan dan Yuneita Anisma (2014) dengan judul
penelitian Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit)
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD
Kabupaten Kuantan Singingi) yang meyatakan bahwa pengendalian internal tidak
berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan, sedangkan kompetensi sumber
daya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terdapat pengaruh
yang positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di
Kabupaten Kuantan Singingi.
K. Rerangka Teoretis
Menunjang kualitas laporan keuagan diperlukan adanya Pengalaman kerja di
mana hal tersebut menandakan seseorang telah pernah bekerja dan lamanya bekerja
dalam bidang pekerjaan yang dilakukannya atau dalam jabatan pekerjaan yang
pernah didudukinya, sehingga dalam bekerja akan memberikan kemampuan bagi
pegawai/karyawan tersebut terutama kemampuan dalam menjabarkan tugas pokok
dan fungsi serta tanggungjawabnya yang terdapat di dalam struktur organisasi dan
standar operasional prosedur yang ada (Charolina dan Abdullah, 2013). Sama halnya
dengan pemanfaatan teknologi informasi dimana Pemerintah telah memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi berbasis komputer dalam pengelolaan keuangan
negara, terutama dalam penyusunan laporan keuangan dalam rangka mencapai
laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang transparan, efisien, efektif
dan akuntabel yang merupakan bagian penting dalam terwujudnya good governance
(Widarsono dan Lediana, 2013). Adapun terwujudnya laporan keuangan yang baik
diperlukan koualitas sumber daya manusia yang berkompeten sehingga mampu
mengaplikasoikan logika akuntansi pada pembuatan laporan keuangan pemerintah
daerah yanog berkualitas (Suparman et al., 2014). Berdasarkan tinjauan pustaka yang
telah diuraikan sebelumnya, maka model rerangka teoritis penelitian ini dapat
dinyatakan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Rerangka Teoretis

Pengalaman Kerja

Kualitas Laporan
Pemanfaatan Keuangan
Teknologi
Informasi

Kompetensi SDM

L. Hipotesis
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan karyawan
yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiiki karyawan (Pamungkas et al., 2017). Semakin banyak pengalaman yang
dimiliki semakin tinggi pula pengetahuan dan keahliannya. Pengalaman kerja
mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja seorang karyawan yang
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara pengalaman
kerja dan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Menurut Murina dan
Rahmawaty (2017) menyatakan bahwa orang yang berpengalaman telah
mempraktekkan teori yang pernah diperoleh dari belajar atau pendidikan, karena
dengan melakukan pekerjaan secara berulang-ulang, seseorang akan lebih mahir
melaksanakan tugasnya dan terbuka peluang untuk memperoleh cara kerja yang lebih
praktis, efisien dan produktif. Hal ini didukung pula dengan pernyataan Maudoma
(2017) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja adalah pengetahuan atau
keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan
atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.
Berdasarkan teori stakeholder Freeman (1984) yang menjelaskan bagaimana
pihak-pihak yang terlibat dalam entitas memenuhi atau mengelola harapan para
stakeholder. Teori stakeholder menjelaskan bahwa perilaku pihak-pihak yang
mementingkan diri sendiri dapat menghancurkan pertanggungjawaban laporan
keuangan yang semestinya harus ditujukan untuk kepentingan semua pengguna
laporan keuangan (Almujab dan Budiutomo, 2017). Pengalaman merupakan salah
satu faktor yang dapat menentukan kinerja yang baik karena seseorang yang
memiliki pengalaman kerja tinggi pastinya telah banyak mengetahui informasi dan
keadaan di dalam entitas tersebut.
Ha1 : Pengalaman Kerja berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan.

Menurut Hardiansyah (2016) perkembagan teknologi informasi tidak hanya


digunakan dalam organisasi sektor swasta tetapi juga dalam organisasi sektor publik,
termasuk pemerintahan. Utama (2017) menyatakan bahwa semakin bagus
pemanfaatan teknologi di suatu pemerintah semakin baik pula kualitas laporan yang
dihasilkannya. Hal ini didukung pula dengan pernyataan Wardani dan Andryani
(2017) yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi dapat mengurangi kesalahan
dalam proses data, sehingga laporan keuangan menjadi andal.
Berdasarkan teori stakeholder Freeman (1984) yang menjelaskan bagaimana
pihak-pihak yang terlibat dalam entitas memenuhi atau mengelola harapan para
stakeholder. Pemanfaatan tekhnologi informasi secara langsung memberikan
pengaruh positif terhadap penyusunan laporan keuangan yang berkualitas, sehingga
menghasilkan informasi yang mampu memenui kebutuhan para Stakeholder dalam
proses pembuatan keputusan.
Ha2 : Pemanfaatan Teknologi Informasi Berpengaruh Positif Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.

Menurut Harahap dan Abdullah (2016) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


pengalaman kerja seseorang adalah waktu, frekuensi, jenis tugas, penerapan, dan
hasil. Seseorang yang sudah memiliki pengalaman kerja pasti akan lebih mudah
untuk memahami suatu pekerjaan yang serupa daripada orang yang belum memiliki
pengalaman karena pengalaman kerja merupakan pengetahuan yang diperoleh
selama karyawan tersebut bekerja pada perusahaan ditempat kerjanya (Sartika,
2015). Dalam konteks penilaian kinerja, kompetensi memberikan bahasa dan konsep
umum untuk mencapai proses kinerja yang terintegrasi sehingga dapat mencapai
kinerja organisasi yang optimal; selain itu sistem kompetensi dapat menjadi tolak
ukur kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaannya; atau dapat juga
digunakan untuk memantau apakah seseorang telah mempunyai kompetensi sesuai
persyaratan yang telah ditentukan organisasi (Aprilda, 2015). Hal ini berarti dengan
memiliki Kompetensi maka secara otomatis para karyawan akan mampu
mempraktekkan atau menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan secara baik pula berdasarkan dari pengalaman kerja yang telah dimiliki.
Oleh karena itu, diperlukan pegawai yang mempunyai kompetensi tinggi karena
kompetensi akan dapat mendukung peningkatan kinerja pegawai dan mendukung
organisasi dalam mencapai tujuan (Makawi et al., 2015).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha3 : Kompetensi SDM Memoderasi Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas
Laporan keuangan.

Pada bidang akuntansi, sistem pemprosesan informasi akuntansi yang berbasis


digital sudah banyak diaplikasikan di berbagai perusahaan, instansi, maupun
pemerintahan, guna untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan dalam
menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam
pengambilan keputusan (Widarsono dan Lediana, 2013). Pujanira dan Taman (2017)
meyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia penting dalam mengelola dan
menyajikan informasi keuangan sehingga laporan keuangan yang disusun dapat tepat
waktu. Kompetensi SDM ini akan sangat mempengaruhi kualitas aporan keuangan
yang akan ditujukan untuk para Stakeholder. Oleh karena itu, dalam mengelola
berbagai sumberdayanya, organisasi dewasa ini mempergunakan infrastruktur
teknologi informasi (information technology infrastructure) melalui penggunakan
berbagai teknologi (dalam bentuk berbagai peranti keras maupun peranti lunak yang
saling terhubung) yang dijalankan dan dikelola oleh manusia, tidak terkecuali pula
organisasi sektor publik yang melayani kebutuhan publik yang kompleks (Fahlefi et
al., 2014).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha4 : Kompetensi SDM Memoderasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuraan variable
penelitian dengan analisis menggunakan angka statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
kausal komperatif. Kausal koperatif yaitu penelitian yang mengukur kekuatan
hubungan antara dua variable atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel bebas dengan vaiabel terikat (Kuncoro: 2013).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Satuan Kerja Peerangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Sinjai. Alasan peneliti memilih di kantor SKPD Kabupaten Sinjai karena
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara survey dan pada saat
pengiriman kuesioner peneliti ingin menyampaikan sendiri kepada responden.
Tujuannya adalah agar tingkat pengambilan kuesioner yang telah di isi responden
bisa lebih tinggi sehingga memenuhi target sampel minimal yang telah ditentukan
dan peneliti dapat memahami persis lokasi keberadaan kantor SKPD yang menjadi
objek peneliti.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilaya generalisasi obyek atau subyek yang memiliki
karakteristik selanjutnya ditelitit serta diperoleh kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan unsur yang terdapat
dalam variable penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Sinjai yang terlibat langsung dalam penyusunan laoran
keuangan.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil dari populasi
tersebut. Secara umum, jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk suatu
studi adalah 30 subyek per grup umumnya di anjurkan (Kuncoro: 2013).Metode
penentuan sampel yang digunakan di dalam penelitiaan ini yakni nonprobabability
sampling dengan tehnik purposive sampling.Purposive sampling yaitu pemilihan
sekelompok subyek dudasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu. Sampel dalam
penelitian ini adalah
1. Bagian yang bekompeten daalam penelitian ini
2. Bagian yang mengerti betul tentang penganggaran pada bagian SKPD
Kabupaten Sinjai.
3. Telah bekerja selama 2 tahun di SKPD Kabupaten Sinjai.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data subyek. Data
subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian
(responden).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu
informasi yang diperoleh langsung dari Kantor Satuan Kerja Pemerintahan Daerah
Kabupaten Sinjai melalui survey dengan membagikan kuesioner kepada responden.
Data tersebut merupakan jawaban responden mengenai item-item pertanyaan
mengenai Pengalaman Kerja, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kualitas Laporan
Keuangan, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).
E. Metode Pengumulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dari responden yaitu metode
survey dengan menggunakan kuesioner yang berisi jumlah pernyataan yang
berkaitan dengan pemanfaatan tekhnologi informasi, pengalaman kerja, kompetensi
sumber daya manusia, dan kualitas laporan keuagan. Kuesioner diberikaan secara
langsung kepada responden. Respon diminta untuk mengisi daftar pernyataan,
kemudian peneliti akan mengambil angket yang telah di isi. Dalam pengukurannya
setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala
penilaian likert dari 1 sampai dengan 5 menunjukkan nilai sertiap pilihan jawaban.
F. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah
diinterpretasikan yang diolah dengan menggunakan rumus atau aturan-aturan yang
ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Tujuan analisis data adalah mendapatkan
informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan
hasilnya untuk memecahkan masalah. Penelitian ini menggunaka metode regresi
berganda dengan model moderating atau biasa disebut Moderated Regression
Anlyisis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda, dimana
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen). Model persamaan MRA yang digunakan:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X1X3+b5X2X3+e

Dimana :

Y = Kualitas Laporan Keuangan

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Pengalaman Kerja

X2 = Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi

X3 = Variabel Kompetensi SDM

e = Error term

G. Operasional Variabel
a. Pengalaman Kerja (X1)
Kualitas sumber daya manusia juga ditentukan oleh masa kerja, karena
dengan masa kerja yang lebih lama, baik eksekutif maupun legislatif tentunya
telah berpengalaman dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah
pemerintahan khususnya dalam penyusunan anggaran dan laporan keuangan
(Murina dan Rahmawaty, 2017). Penelitian Hartati (2016) menggunakan 3
indikator (1) Melihat masa kerja pegawai, (2) Mengukur tingkat pengetahuan,
(3) Mengetahui penguasaan akan pekerjaan. Penelitian Charolina dan Abdullah
(2013) juga menggunakan 3 indikator (1) Pernah melakukan pekerjaan
sebelumnya, (2) Pernah berulang kali melakukan pekerjaan, (3) Pencapaian
produtivitas kerja.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur pengalaman kerja dengan
indicator (1) Melihat masa kerja pegawai, (2) Mengukur tingkat pengetahuan,
(3) Pernah berulang kali melakukan pekerjaan, (4) Mengetahui penguasaan
akan pekerjaan, (5) Pencapaian produtivitas kerja. Variabel pengalaman kerja
dalam penelitian ini di ukur dengan skala yang mengukur sikap dengan
menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadapa subyek, obyek atau
kejadian tertentu. Skala ini menggunakan lima angka penilaaian yaitu: (1)
sangat setuju, (2) setuju, (3) ragu- ragu atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat
tidak setuju.
b. Pemanfaatan Tekhnologi Informasi (X2)
Pemanfaatan teknologi informasi yang dimaksud adalah penggunaan
aplikasi komputer akuntansi pada pengelolaan keuangan daerah. Penerapan
sistem komputerisasi akuntansi pada pemerintah daerah akan mempercepat
proses pencatatan, penyajian, analisa dan laporan keuangan pemerintah (Nadir
dan Hasyim, 2017). Penelitian Utama (2017) mengguakan 6 indikator (1)
Sistem akuntansi sesuai SAP, (2) Jaringan internet, (3) Jaringan internet
termanfaatkan dengan baik, (4) Aplikasi yang digunakan, (5) Laporan
keuangan ter komputerisasi dengan baik, (6) Software susuai dengan UU.
Penelitian yang dilakukan oleh Maksyur (2015) diukur dengan menggunakan 7
indikator yaitu : (1) Software aplikasi, (2) Proses akuntansi secara
komputerisasi, (3) Software sesuai peraturan perundangan, (4) Laporan
akuntansi dan manajerial yang terintegrasi, (5) Pemeliharaan peralatan, (6)
Perbaikan peralatan yang rusak/usang dan (7) Terdapat antivirus.
Dalam penelitian ini mengembangkan 5 indikator (1) Jaringan internet
termanfaatkan dengan baik, (2) Software aplikasi, (3) Laporan keuangan ter
komputerisasi dengan baik, (4) Software sesuai peraturan perundangan, (5)
Pemeliharaan peralatan. Variabel pemanfaatan teknologi informasi dalam
penelitian ini di ukur dengan skala yang mengukur sikap dengan menyatakan
setuju atau ketidaksetujuannya terhadapa subyek, obyek atau kejadian tertentu.
Skala ini menggunakan lima angka penilaaian yaitu: (1) sangat setuju, (2)
setuju, (3) ragu- ragu atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
c. Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Agar suatu laporan keuangan dapat memberi manfaat bagi para
pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi
yang berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan (Yuliani et al.,
2010). Penelitian Hanifa et al., (2016) menggunakan 4 indikator yaitu: (1)
Relevan, (2) Andal, (3) dapat dinilai atau dapat dibandigkan, dan (4) dapat
dipahami. Penelitian Hartati (2016) mengukur kualitas laporan keuangan juga
menggunakan 4 indikator (1) Memiliki manfaat umpan balik, Memiliki nilai
prediksi,Tepat waktu, Lengkap (2) Penyajian jujur, Dapat diverifikasi,
Netralitas, (3) Dapat dibandingkan, dan (4) Dapat dipahami.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 indikator dalam mengukur
kualitas laporan keuangan. Variabel senjangan anggaran dalam penelitian ini di
ukur dengan skala yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadapa subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala ini
menggunakan lima angka penilaaian yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3)
ragu- ragu atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
d. Kompetensi SDM (M)
Kompetensi sumber daya manusia penting dalam mengelola dan
menyajikan informasi keuangan sehingga laporan keuangan yang disusun dapat
tepat waktu (Pujanira dan Taman, 2017). Pengembangan sumber daya manusia
berbasis kompetensi akan mempertinggi produktivitas pegawai pemerintah
sehingga diharapkan kualitas kerja yang dihasilkan lebih tinggi dan berujung
pada puasnya masyarakat dan organisasi akan diuntungkan. Pengembangan
sumber daya manusia berbasis kompetensi dilakukan agar bisa memberikan
hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang
telah ditetapkan (Wijayanti, 2017). Penelitian Tawaqal dan Suparno (2017)
menggunakan 3 indicator dalam mengukur kualitas laporan keuangan, yaitu:
(1) Pengetahuan, (2) Keahlian, dan (3) Sikap perilaku. Penelitian Tua (2015)
diukur menggunakan 4 indikator, yaitu: (1) Pemahaman terhadap peraturan dan
standar, (2) interaksi dengan sistem, (3) kontrol terhadap SDM, dan (4)
pendidikan dan training.
Variabel kualitas laporan keuangan dalam penelitian ini di ukur dengan
skala yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya
terhadapa subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala ini menggunakan lima
angka penilaaian yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) ragu- ragu atau netral,
(4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.

DAFTAR PUSAKA

Almujab, Saiful dan Setyo Budiutomo. 2017. Pengaruh Akuntansi Berbasis ETAB
Terhadap Kualita Laporan Keuangan UMKM. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 5(3) : 1541-1550.
Aprilda. 2015. Pengaruh Kompetensi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Studi Pada
Bagian Pengelolaan Keuangan Balai Pengembangan Pendidikan
Nonformal Dan Informal Regional I Medan). Jurnal Administrasi Publik,
3(2) : 181-206.
Charolina, Ovita dan Husaini Abdullah. 2013. Pengaruh Implementasi Pengelolaan
Keuangan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Komisi Pemilihan Umum. Jurnal Fairness, 3(3) : 82-94.
Chodijah, Siti dan Nurul Hidayah. 2018. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Skpd Provinsi Dki Jakarta). Jurnal
Tekun. 8(1) : 34-48.
Fatchan, Ilham Nuryana. 2016. Pengaruh Good Corporite Govenance Pada
Hubungan Antara Sustainability Report dan Nilai Perusahaan. Riset
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1) : 25-34.
Harahap, Marlia dan Abdullah. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja, Gaji dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong. Journal Of Economic
Management & Business, 17(1) : 9-26.
Hartati. 2016. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Teknis Keuangan dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Pada Skpd Provinsi
Sulawesi Tengah). e Jurnal Katalogis, 4(9) : 41-52.
Hazrita, Fadilah., M. Rusli, dan Kamaliah. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Sistem
Akuntansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Pada Satuan Kerja Di Lingkungan Kanwil Kementrian Agama Provinsi
Riau. Jurnal SOROT, 9(1) : 1-121.
Herawaty, Netty. 2011. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian
Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah Kota Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri
Humaniora, 13(2) : 31-36.
Kuncoro, Mudjarat. 2013:12. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Lindawati, Ang Swat Lin dan Marsella Eka Puspita. 2015. Implikasi Stakeholder dan
Legitimacy GAP dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 6(1) : 157-174.
Maksyur, Noprial Valenra. 2015. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia,
Komitmen Organisasi, Sistem Pengendalian Intern, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Empiris
Pada Skpd Kabupaten Indragiri Hulu). JOM. FEKON, 2(2) : 1-15.
Maudoma, Romalia Norman. 2017. Pengaruh Pengalaman Kerja, Pembagian Kerja
Dan Pemberdayaan Karyawan Terhadap Produktivitas Karyawan Pt.Pln
(Persero) Area Manado. Jurnal EMBA, 5(2) : 1846–1851
Maulia, Shelly Tri dan Indira Januarty. 2014. Pengaruh Usia, Pengalaman, dan
Pendidikan Dewan Komisaris Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Diponegoro Journal Of Accounting, 3(3) : 1-8.
Murina, Sasha dan Rahmawaty. 2017. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas
Pelatihanm dan Pengalaman Kerja Aparatur Desa Terhadap Pemahaman
Laporan Keuangan Desa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi,
2(3) : 111-120.
Muzahid, Mukhlisul. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, dan
Lama Pengalaman Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal
Akuntansi, 2(2) : 179-196.
Nadir, Rasyidah dan Hasyim. 2017. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi,
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual (Studi Empiris Di PEMDA Kabupaten
Barru). Jurnal Akuntabel, 14(1) : 57-68.
Nugraheni, Purwaniati dan Imam Subaweh. 2008. Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis, 1(13) : 48-58.
Nurillah, As Syifa dan Dul Muid. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Sakd),
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Diponegoro
Journal Of Accounting, 3(2) : 23-38.
Pamungkas, Andika Dwi Putra., Djamhur Hamid, dan Arik Prasetya. 2017. Pengaruh
Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Kerja Dan
Kinerja Karyawan. Jurnal Admnistrasi Bisnis, 43(1) : 96-103.
Pujanira, Putriasri dan Abdullah Taman. 2017. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Provinsi DIY. Jurnal Nominal, 6(2) : 14-28.
Rahayu, Liza., Kennedy, dan Yuneita Anisma. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber
Daya Manusia (SDM), Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,
dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Provinsi Riau. JOM FEKON,
1(2) : 1-15.
Rahman, Dicky. 2015. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi
Empiris Pada Skpd Provinsi Riau). Jurnal FEKON, 2(2) : 1-15.
Ratifah, Ifa dan Mochammad Ridwan. 2012. Komitmen Organisasi Memoderasi
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Trikonomika, 11(1) : 29-39.
Sari, Ni Putu Yogi Merta Maeka., I Made Pradana Adiutra, dan Edy Sujana. 2014.
Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah dan Pemanfaatan
Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, 2(1) : 1-11.
Sartika, Amwiarni. 2015. Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Palu. e-Jurnal Katalogis, 3(1) : 54-65.
Setyowati, Lilis., Wikan Isthika, dan Ririh Dian Pratiwi. 2016. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Semarang. Jurnal Kinerja, 20(2) : 179-191.
Suhardjo, Yohanes. 2013. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Jurnal STIE Semarang, 5(3) : 93-111.
Suparman, Wayan Edi., Nyoman Trisna Herawaty, dan Edy Sujana. 2014. Pengaruh
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha,
2(1) : 1-10.
Tawaqal, Irzal dan Suparno. 2017. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi,
Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Di
Pemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi, 2(4) : 125-135.
Tua, Manupan Bangun. 2015. Pengaruh Good Governance, Kompetensi Sumber
Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Taerhadap Kualitas
Informasi Laporan Keuangan. Jom FEKON, 2(2) : 1-14.
Utama, Reno Julia. 2017. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu). JOM Fekon, 4(1) : 1429-
1443.
Wati, Kadek Desiana., Nyoman Trisna Herawati, dan Kadek Sinarwati. 2014.
Pengaruh Kompetensi Sdm, Penerapan Sap, dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1) : 1-10.
Widarsono, Agus dan Nurul Yuniar Lediana. 2013. Pengaruh Efektivitas Penerapan
Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 1(1) : 1-7.
Wijayanti, Ratna. 2017. Pengaruh Kompetensi Sdm dan Implementasi Akuntansi
Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi, 6(3) : 1290-1307.
Yenni, Evri. 2017. Pengaruh Pemahaman Akuntansi dan Pengalaman Kerja Aparatur
Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota
Banda Aceh. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi, 1(2) : 91-96.
Yensi, Desy Sefri dan Amir Hasan. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem
Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. JOM FEKON, 1(1) : 1-15.
Yuliani, Safrida., Nadirsyah, dan Usman Bakar. 2010. Pengaruh Pemahaman
Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Jurnal Telaah dan Riset, 3(2) : 206-220.

Anda mungkin juga menyukai