I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu Negara tentunya terdapat badan pengelola pemerintahan, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Pengelolaan pemerintahan agar menjadi baik
diperlukan adanya peranan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan
kewenangan yang dimiliki secara jelas di dalam pengelolaannya yaitu upaya
pemerintah untuk mewujudkan pengelolaan keuangan pemerintah yang
bertanggungjawab (Yensi et al., 2014). Menurut Nugraheni dan Subaweh (2008)
dalam rangka penerapan kaidah-kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan
negara juga ditetapkan asas akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas,
proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan
oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Laporan keuangan pemerintah
memiliki fungsi yang sangat vital yaitu salah satu fungsinya ialah laporan keuangan
merupakan gambaran kondisi suatu pemerintah dan sebagai salah satu cara bagi
pemerintah daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih dari
kecurangan keuangannya (Nurillah dan Muid, 2014). Menurut Muzahid (2014)
dengan diberlakukannya undang-undang dan peraturan pemerintah yang menitik
beratkan pada salah satu pola akuntabilitas jelas terlihat bahwa pemerintah
menginginkan adanya pola penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan tidak hanya berusaha akan melibatkan semua komponen masyarakat tetapi
hasil akhir dari semua itu tertuju untuk keentingan masyarakat.
Laporan pertanggungjawaban merupakan salah satu sumber informasi yang
sering digunakan oleh para pengguna laporan pertanggungjawaban yang berguna
untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan.
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah harus bermanfaat dan
sesuai dengan kebutuhan para pemakai, sehingga pemerintah wajib memperhatikan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan (Sari et al., 2014). Agar suatu laporan
keuangan dapat memberi manfaat bagi para pemakainya maka laporan keuangan
tersebut harus mempunyai nilai informasi yang berkualitas dan berguna dalam
pengambilan keutusan (Yuliani et al., 2010). Menurut Tua (2015) dalam
kenyataannya, permasalahan di dalam laporan keuangan daerah sebagai bentuk
pertanggungjawaban pemerintah terhadap publik atau masyarakat masih menyisakan
permasalahan dan keraguan akan kebenarannya. Menurut Ratifah dan Ridwan (2012)
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis
dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan pertanggungjawaban
publik.
Laporan keuangan adalah suatu alat pertanggungjawaban atas kinerja keuangan
manajemen suatu pemerintahan kepada publik yang dipercayakan kepadanya (Wati
et al., 2014). Laporan keuangan merupakan media bagi suatu entitas dalam hal ini
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik
dimana pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung
informasi keuangan yang berkualitas (Rahayu et al., 2014). Menurut Suhardjo (2013)
tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Dengan demikian diharapkan pemerintah dapat
meningkatkan daya guna dan hasil guna atas penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat dan melakukan pembangunan di
setiap daerah.
Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan oleh disiplin ilmu akuntansi,
sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan diperlukan orang-orang yang
berkompeten (Wati et al., 2014). Kompetensi sumber daya diperlukan agar laporan
keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kompetensi terkhusus pada
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut Hazrita (2011) Kompetensi
merupakan karakteristik seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau
unggul dalam situasi pekerjaan tertentu. Melihat fenomena yang masih sering terjadi
mengenai permasalahan pada rendahnya kualitas informasi laporan keuangan, hal
tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman akuntansi dari penyusun laporan itu
sendiri yang berhubungan langsung dengan kompetensi sumber daya manusia yang
ada (Yensi et al., 2014). Ini bisa saja dikarenakan sumber daya manusia sebagai
pengelola keuangan belum bekerja secara maksimal.
Kegagalan sumber daya manusia pemerintah dalam memahami dan menerapkan
logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat
(Tua, 2015). Sehingga perlunya pembenahan terhadap sistem kerja pada pegawai
pemerintah daerah terutama bagian penatausahaan keuangan agar Kualitas informasi
laporan keuangan yang dihasilkan bermanfaat serta bernilai informasi yang akurat
(Yensi et al., 2014). Kompetensi SDM tentunya yang menjadi faktor utama terhadap
penyusunan laporan keuangan pmerintah. Menurut Hazrita (2011) Hal ini tentunya
akan berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan yang
disajikan, karena sebaiknya pertanggungjawaban laporan keuangan seharusnya
dibuat oleh orang yang berkompeten di bidang ekonomi khususnya akuntansi.
Fenomena mengenai kualitas laporan keuangan pada pemerintahan sangat
menarik untuk dikaji lebih jauh. Kenyataan di dalam laporan keuangan pemerintah
daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan tidak mengikuti
prinsip akuntansi berlaku umum dan banyak laporan keuangan yang mendapatkan
opini tidak wajar dan disclaimer karena dalam penyusunannya belum sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan belum memenuhi kelengkapan yang telah
ditentukan serta kurangnya bukti-bukti transaksi yang dapat ditemukan (Wati et al.,
2014). Menurut Suhardjo (2013) indikator laporan keuangan pemerintah daerah
sudah berkualitas yaitu jika mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian yang
diberikan Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah Daerah.
Laporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik (Suhardjo, 2013). Kompetensi Sumber
Daya Manusia memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yang memadai
dibutuhkan untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah yang baik (Suparman
et al., 2014). Menurut Herawaty (2011) adapun penanggungjawab penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah pejabat yang
secara fungsional bertanggungjawab melayani fungsi administrasi di instansi masing-
masing, selanjutnya pimpinan instansi bersama tim kerja harus
memertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan atau kegagalan tingkat kerja
yang dicapainya.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan tersebut, peneliti tertarik mencari
tahu bagaimana hubungan antara pengalaman kerja dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kualitas laporan keuangan yang dimoderasi oleh kompetensi
Sumber Daya Manusia (SDM).
B. RumusanMasalah
Masih banyaknya fenomena laporan keuangan pemerintah yang belum
menyajikan data-data yang sesuai dengan peraturan dan masih banyak
penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan membuat tuntutan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik semakin meningkat.
Penyusunan laporan keuangan yang berkualitas dapat berjalan baik jika faktor-faktor
pendukungnya bisa terpenuhi secara baik pula. Berdasarkan Hal-hal tersebut, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap laporan keuangan?
2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan?
3. Apakah pengalaman kerja yang dimoderasi dengan kompetensi SDM
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?
4. Apakah pemanfaatan teknologi informasi yang dimoderasi dengan
kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka
tujuan peneitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja tehadap kualitas laporan
keuangan
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi tehadap kualitas
laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui pengalaman kerja yang dimoderasi dengan kompetensi
SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan teknologi informasi yang dimoderasi dengan
kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan teori
stakeholder yang pertama kali dikemukakan oleh Freeman pada tahun 1984.
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun memberikan manfaat bagi
stakeholder-nya yang dalam hal ini terdiri atas pemegang saham, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain. Maka dari
itu pembuatan laporan keuangan yang berkualitas akan memberikan pengaruh
bagi terwujudnya suatu pemerintahan yang baik bagi semua pihak
stakeholder.
2. Manfaat Praktis dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para
praktisi yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan
upaya peningkatan kualitas laporan keuangan. Sehingga laporan keuangan
yang dihasilkan secara berkulitas dapat memberi manfaat bagi para
pemakainya. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah akan
digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk
mendukung pengambilan keputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai.
3. Manfaat Regulasi dari penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan
regulasi yang mengatur hal-hal yang terkait dengan kualitas laporan
keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1
paragraf 9 sebagaimana terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Pemerintah
selalu dituntut untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
demi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik seperti yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dalam lampiran II
dijelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah yang
merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal
dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Pengalaman Kerja
Kualitas Laporan
Pemanfaatan Keuangan
Teknologi
Informasi
Kompetensi SDM
L. Hipotesis
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan karyawan
yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiiki karyawan (Pamungkas et al., 2017). Semakin banyak pengalaman yang
dimiliki semakin tinggi pula pengetahuan dan keahliannya. Pengalaman kerja
mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja seorang karyawan yang
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara pengalaman
kerja dan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Menurut Murina dan
Rahmawaty (2017) menyatakan bahwa orang yang berpengalaman telah
mempraktekkan teori yang pernah diperoleh dari belajar atau pendidikan, karena
dengan melakukan pekerjaan secara berulang-ulang, seseorang akan lebih mahir
melaksanakan tugasnya dan terbuka peluang untuk memperoleh cara kerja yang lebih
praktis, efisien dan produktif. Hal ini didukung pula dengan pernyataan Maudoma
(2017) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja adalah pengetahuan atau
keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan
atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.
Berdasarkan teori stakeholder Freeman (1984) yang menjelaskan bagaimana
pihak-pihak yang terlibat dalam entitas memenuhi atau mengelola harapan para
stakeholder. Teori stakeholder menjelaskan bahwa perilaku pihak-pihak yang
mementingkan diri sendiri dapat menghancurkan pertanggungjawaban laporan
keuangan yang semestinya harus ditujukan untuk kepentingan semua pengguna
laporan keuangan (Almujab dan Budiutomo, 2017). Pengalaman merupakan salah
satu faktor yang dapat menentukan kinerja yang baik karena seseorang yang
memiliki pengalaman kerja tinggi pastinya telah banyak mengetahui informasi dan
keadaan di dalam entitas tersebut.
Ha1 : Pengalaman Kerja berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan.
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X1X3+b5X2X3+e
Dimana :
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = Error term
G. Operasional Variabel
a. Pengalaman Kerja (X1)
Kualitas sumber daya manusia juga ditentukan oleh masa kerja, karena
dengan masa kerja yang lebih lama, baik eksekutif maupun legislatif tentunya
telah berpengalaman dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah
pemerintahan khususnya dalam penyusunan anggaran dan laporan keuangan
(Murina dan Rahmawaty, 2017). Penelitian Hartati (2016) menggunakan 3
indikator (1) Melihat masa kerja pegawai, (2) Mengukur tingkat pengetahuan,
(3) Mengetahui penguasaan akan pekerjaan. Penelitian Charolina dan Abdullah
(2013) juga menggunakan 3 indikator (1) Pernah melakukan pekerjaan
sebelumnya, (2) Pernah berulang kali melakukan pekerjaan, (3) Pencapaian
produtivitas kerja.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur pengalaman kerja dengan
indicator (1) Melihat masa kerja pegawai, (2) Mengukur tingkat pengetahuan,
(3) Pernah berulang kali melakukan pekerjaan, (4) Mengetahui penguasaan
akan pekerjaan, (5) Pencapaian produtivitas kerja. Variabel pengalaman kerja
dalam penelitian ini di ukur dengan skala yang mengukur sikap dengan
menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadapa subyek, obyek atau
kejadian tertentu. Skala ini menggunakan lima angka penilaaian yaitu: (1)
sangat setuju, (2) setuju, (3) ragu- ragu atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat
tidak setuju.
b. Pemanfaatan Tekhnologi Informasi (X2)
Pemanfaatan teknologi informasi yang dimaksud adalah penggunaan
aplikasi komputer akuntansi pada pengelolaan keuangan daerah. Penerapan
sistem komputerisasi akuntansi pada pemerintah daerah akan mempercepat
proses pencatatan, penyajian, analisa dan laporan keuangan pemerintah (Nadir
dan Hasyim, 2017). Penelitian Utama (2017) mengguakan 6 indikator (1)
Sistem akuntansi sesuai SAP, (2) Jaringan internet, (3) Jaringan internet
termanfaatkan dengan baik, (4) Aplikasi yang digunakan, (5) Laporan
keuangan ter komputerisasi dengan baik, (6) Software susuai dengan UU.
Penelitian yang dilakukan oleh Maksyur (2015) diukur dengan menggunakan 7
indikator yaitu : (1) Software aplikasi, (2) Proses akuntansi secara
komputerisasi, (3) Software sesuai peraturan perundangan, (4) Laporan
akuntansi dan manajerial yang terintegrasi, (5) Pemeliharaan peralatan, (6)
Perbaikan peralatan yang rusak/usang dan (7) Terdapat antivirus.
Dalam penelitian ini mengembangkan 5 indikator (1) Jaringan internet
termanfaatkan dengan baik, (2) Software aplikasi, (3) Laporan keuangan ter
komputerisasi dengan baik, (4) Software sesuai peraturan perundangan, (5)
Pemeliharaan peralatan. Variabel pemanfaatan teknologi informasi dalam
penelitian ini di ukur dengan skala yang mengukur sikap dengan menyatakan
setuju atau ketidaksetujuannya terhadapa subyek, obyek atau kejadian tertentu.
Skala ini menggunakan lima angka penilaaian yaitu: (1) sangat setuju, (2)
setuju, (3) ragu- ragu atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
c. Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Agar suatu laporan keuangan dapat memberi manfaat bagi para
pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi
yang berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan (Yuliani et al.,
2010). Penelitian Hanifa et al., (2016) menggunakan 4 indikator yaitu: (1)
Relevan, (2) Andal, (3) dapat dinilai atau dapat dibandigkan, dan (4) dapat
dipahami. Penelitian Hartati (2016) mengukur kualitas laporan keuangan juga
menggunakan 4 indikator (1) Memiliki manfaat umpan balik, Memiliki nilai
prediksi,Tepat waktu, Lengkap (2) Penyajian jujur, Dapat diverifikasi,
Netralitas, (3) Dapat dibandingkan, dan (4) Dapat dipahami.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 indikator dalam mengukur
kualitas laporan keuangan. Variabel senjangan anggaran dalam penelitian ini di
ukur dengan skala yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadapa subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala ini
menggunakan lima angka penilaaian yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3)
ragu- ragu atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
d. Kompetensi SDM (M)
Kompetensi sumber daya manusia penting dalam mengelola dan
menyajikan informasi keuangan sehingga laporan keuangan yang disusun dapat
tepat waktu (Pujanira dan Taman, 2017). Pengembangan sumber daya manusia
berbasis kompetensi akan mempertinggi produktivitas pegawai pemerintah
sehingga diharapkan kualitas kerja yang dihasilkan lebih tinggi dan berujung
pada puasnya masyarakat dan organisasi akan diuntungkan. Pengembangan
sumber daya manusia berbasis kompetensi dilakukan agar bisa memberikan
hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang
telah ditetapkan (Wijayanti, 2017). Penelitian Tawaqal dan Suparno (2017)
menggunakan 3 indicator dalam mengukur kualitas laporan keuangan, yaitu:
(1) Pengetahuan, (2) Keahlian, dan (3) Sikap perilaku. Penelitian Tua (2015)
diukur menggunakan 4 indikator, yaitu: (1) Pemahaman terhadap peraturan dan
standar, (2) interaksi dengan sistem, (3) kontrol terhadap SDM, dan (4)
pendidikan dan training.
Variabel kualitas laporan keuangan dalam penelitian ini di ukur dengan
skala yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya
terhadapa subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala ini menggunakan lima
angka penilaaian yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) ragu- ragu atau netral,
(4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.
DAFTAR PUSAKA
Almujab, Saiful dan Setyo Budiutomo. 2017. Pengaruh Akuntansi Berbasis ETAB
Terhadap Kualita Laporan Keuangan UMKM. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 5(3) : 1541-1550.
Aprilda. 2015. Pengaruh Kompetensi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Studi Pada
Bagian Pengelolaan Keuangan Balai Pengembangan Pendidikan
Nonformal Dan Informal Regional I Medan). Jurnal Administrasi Publik,
3(2) : 181-206.
Charolina, Ovita dan Husaini Abdullah. 2013. Pengaruh Implementasi Pengelolaan
Keuangan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Komisi Pemilihan Umum. Jurnal Fairness, 3(3) : 82-94.
Chodijah, Siti dan Nurul Hidayah. 2018. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Skpd Provinsi Dki Jakarta). Jurnal
Tekun. 8(1) : 34-48.
Fatchan, Ilham Nuryana. 2016. Pengaruh Good Corporite Govenance Pada
Hubungan Antara Sustainability Report dan Nilai Perusahaan. Riset
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1) : 25-34.
Harahap, Marlia dan Abdullah. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja, Gaji dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong. Journal Of Economic
Management & Business, 17(1) : 9-26.
Hartati. 2016. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Teknis Keuangan dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Pada Skpd Provinsi
Sulawesi Tengah). e Jurnal Katalogis, 4(9) : 41-52.
Hazrita, Fadilah., M. Rusli, dan Kamaliah. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Sistem
Akuntansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Pada Satuan Kerja Di Lingkungan Kanwil Kementrian Agama Provinsi
Riau. Jurnal SOROT, 9(1) : 1-121.
Herawaty, Netty. 2011. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian
Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah Kota Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri
Humaniora, 13(2) : 31-36.
Kuncoro, Mudjarat. 2013:12. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Lindawati, Ang Swat Lin dan Marsella Eka Puspita. 2015. Implikasi Stakeholder dan
Legitimacy GAP dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 6(1) : 157-174.
Maksyur, Noprial Valenra. 2015. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia,
Komitmen Organisasi, Sistem Pengendalian Intern, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Empiris
Pada Skpd Kabupaten Indragiri Hulu). JOM. FEKON, 2(2) : 1-15.
Maudoma, Romalia Norman. 2017. Pengaruh Pengalaman Kerja, Pembagian Kerja
Dan Pemberdayaan Karyawan Terhadap Produktivitas Karyawan Pt.Pln
(Persero) Area Manado. Jurnal EMBA, 5(2) : 1846–1851
Maulia, Shelly Tri dan Indira Januarty. 2014. Pengaruh Usia, Pengalaman, dan
Pendidikan Dewan Komisaris Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Diponegoro Journal Of Accounting, 3(3) : 1-8.
Murina, Sasha dan Rahmawaty. 2017. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas
Pelatihanm dan Pengalaman Kerja Aparatur Desa Terhadap Pemahaman
Laporan Keuangan Desa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi,
2(3) : 111-120.
Muzahid, Mukhlisul. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Kualitas Pelatihan, dan
Lama Pengalaman Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal
Akuntansi, 2(2) : 179-196.
Nadir, Rasyidah dan Hasyim. 2017. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi,
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual (Studi Empiris Di PEMDA Kabupaten
Barru). Jurnal Akuntabel, 14(1) : 57-68.
Nugraheni, Purwaniati dan Imam Subaweh. 2008. Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis, 1(13) : 48-58.
Nurillah, As Syifa dan Dul Muid. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Sakd),
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Diponegoro
Journal Of Accounting, 3(2) : 23-38.
Pamungkas, Andika Dwi Putra., Djamhur Hamid, dan Arik Prasetya. 2017. Pengaruh
Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Kerja Dan
Kinerja Karyawan. Jurnal Admnistrasi Bisnis, 43(1) : 96-103.
Pujanira, Putriasri dan Abdullah Taman. 2017. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Provinsi DIY. Jurnal Nominal, 6(2) : 14-28.
Rahayu, Liza., Kennedy, dan Yuneita Anisma. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber
Daya Manusia (SDM), Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,
dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Provinsi Riau. JOM FEKON,
1(2) : 1-15.
Rahman, Dicky. 2015. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi
Empiris Pada Skpd Provinsi Riau). Jurnal FEKON, 2(2) : 1-15.
Ratifah, Ifa dan Mochammad Ridwan. 2012. Komitmen Organisasi Memoderasi
Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Trikonomika, 11(1) : 29-39.
Sari, Ni Putu Yogi Merta Maeka., I Made Pradana Adiutra, dan Edy Sujana. 2014.
Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah dan Pemanfaatan
Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, 2(1) : 1-11.
Sartika, Amwiarni. 2015. Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja dan Pengalaman
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Palu. e-Jurnal Katalogis, 3(1) : 54-65.
Setyowati, Lilis., Wikan Isthika, dan Ririh Dian Pratiwi. 2016. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Semarang. Jurnal Kinerja, 20(2) : 179-191.
Suhardjo, Yohanes. 2013. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Jurnal STIE Semarang, 5(3) : 93-111.
Suparman, Wayan Edi., Nyoman Trisna Herawaty, dan Edy Sujana. 2014. Pengaruh
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha,
2(1) : 1-10.
Tawaqal, Irzal dan Suparno. 2017. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi,
Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Di
Pemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi, 2(4) : 125-135.
Tua, Manupan Bangun. 2015. Pengaruh Good Governance, Kompetensi Sumber
Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Taerhadap Kualitas
Informasi Laporan Keuangan. Jom FEKON, 2(2) : 1-14.
Utama, Reno Julia. 2017. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu). JOM Fekon, 4(1) : 1429-
1443.
Wati, Kadek Desiana., Nyoman Trisna Herawati, dan Kadek Sinarwati. 2014.
Pengaruh Kompetensi Sdm, Penerapan Sap, dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1) : 1-10.
Widarsono, Agus dan Nurul Yuniar Lediana. 2013. Pengaruh Efektivitas Penerapan
Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 1(1) : 1-7.
Wijayanti, Ratna. 2017. Pengaruh Kompetensi Sdm dan Implementasi Akuntansi
Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi, 6(3) : 1290-1307.
Yenni, Evri. 2017. Pengaruh Pemahaman Akuntansi dan Pengalaman Kerja Aparatur
Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota
Banda Aceh. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi, 1(2) : 91-96.
Yensi, Desy Sefri dan Amir Hasan. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem
Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. JOM FEKON, 1(1) : 1-15.
Yuliani, Safrida., Nadirsyah, dan Usman Bakar. 2010. Pengaruh Pemahaman
Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Jurnal Telaah dan Riset, 3(2) : 206-220.