Anda di halaman 1dari 66

ABSTRAK

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KOMPETENSI


SUMBER DAYA MANUSIA DAN SARANA PRASARANA TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (SURVEY PADA OPD
KABUPATEN INDRAGIRI HULU)
MAWAR PERMATA SARI
NPM 175310220
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian
lingkungan, kompetensi sumber daya manusia dan sarana prasarana terhadap
kualitas laporan keuangan (survey pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan cara
menggunakan kuisioner. Sampel penelitian adalah 30 OPD di Kabupaten Indragiri
Hulu. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda
dengan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable ketidakpastian
lingkungan, kompetensi sumber daya manusia dan sarana prasarana secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Secara persial
variable ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu, kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri
Hulu dan sarana prasarana berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pada
OPD Kabupaten Indragiri Hulu.

Kata Kunci : Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya


Manusia, Sarana Prasarana, Kualitas Laporan Keuangan

v
ABSTRACT
THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY, HUMAN
RESOURCE COMPETENCE AND INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY
OF FINANCIAL REPORTS (SURVEY ON OPD INDRAGIRI HULU
REGENCY)
MAWAR PERMATA SARI
NPM 175310220

This study aims to determine the effect of environmental uncertainty,


competence of human resources and infrastructure on the quality of financial
reports (survey on OPD Indragiri Hulu Regency). This research is a quantitative
research conducted by using a questionnaire. The research sample was 30 by OPD
in Indragiri Hulu Regency. The data of this study analyzed using multiple linear
regression using SPSS. The results of this study indicate that the variables of
environmental uncertainty, competence of human resources and infrastructure
together affect the Quality of Financial Reports. Partially, environmental
uncertainty variables affect the quality of financial reports at OPD Indragiri Hulu
Regency, human resource competence affects the quality of financial reports at
OPD Indragiri Hulu Regency and infrastructure affects the quality of financial
reports at OPD Indragiri Hulu Regency.

Kata Kunci : Environmental Uncertainty, Competence of Human Resources,


Infrastructure, Quality of Financial Reports

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi bagi pemerintah

sebagai manajemen maupun sebagai alat informasi bagi publik. Informasi

akuntansi bermanfaat bagi pemerintah dalam pengambilan ketetapan,

terutama untuk membantu pemerintah dalam melakukan alokasi sumber

daya. Informasi akuntansi yang digunakan untuk menentukan biaya suatu

program, proyek, atau aktivitas serta kelayakannya yang baik secara

ekonomis maupun teknis (Mardiasmo,2018). Selanjutnya, tuntutan

reformasi ini akan terkait menggunakan bidang pengelolaan keuangan

publik lebih terfokus pada aspek transparansi serta akuntanbilitas

(Mardiasmo,2018).

Akuntanbilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah atau agent

untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan untuk segala yang akan

terjadi dalam pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan (Mardiasmo,2018). Transparansi

menyampaikan semacam data keuangan terbuka secara merata pada

masyarakat sesuai pertimbangan masyarakat berhak mengenali secara

terbuka serta merata atas pertanggungjawaban pemerintah pada

pengelolaan sumber daya (Mardiasmo,2018).

Pengelolaan keuangan disusun untuk menyampaikan informasi yang

relavan tentang posisi keuangan serta seluruh transaksi yang dijalani oleh

1
2

entitas pelapor selama periode pelaporan tersebut (Sundari dan

Rahayu,2019). Laporan keuangan dikatakan berkualitas tinggi bila laporan

keuangan yang tersaji entitas pelapor mempunyai empat ciri, yaitu

keandalan, relevansi, dapat dipahami dan dapat dibandingkan (Sundari dan

Rahayu,2019).

PSAK No. 1 Tahun 2020 “Laporan keuangan merupakan penyajian

terstruktur dari posisi keuangan serta kemampuan keuangan sebuah

entitas”. Laporan keuangan yang merupakan laporan menunjukkan kondisi

suatu keuangan diperusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu (Kasmir,2018). Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan penyajian terstruktur dari posisi keuangan serta kemampuan

keuangan sebuah entitas serta hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang

akan memperlihatkan kondisi keuangan dalam periode tertentu.

PSAK No. 1 Tahun 2020 “Laporan keuangan adalah yang

memberikan informasi terkait dengan suatu posisi keuangan, dimana

kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfat bagi sebagian besar

kalangan pengguna pembuatan keputusan ekonomi”.

Adapun kriteria dan komponen-komponen dalam pembentukan

kualitas informasi yang menjadikan informasi dalam sebuah laporan

keuangan pemerintah yang mempunyai nilai atau sebuah manfaat

sebagaimana disebutkan pada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah

PP 71 Tahun 2010 yaitu:


3

1. Relavan

Kemampuan informasi harus memiliki feedback value, predictive

value, lengkap dan tepat waktu dalam ketersediaan untuk proses

pengambilan keputusan atau kebijakan.

2. Andal

Kemampuan informasi harus mempunyai karakteristik dalam

penyajian yang jujur, veribility, dapat dimengerti, serta mampu

dibandingkan,

3. Dapat dibandingkan

Kemampuan informasi untuk memberikan keyakinan dan keterujian

informasi tersebut benar dan valid.

4. Dapat dipahami

Dinyatakan pada bentuk dan kata yang sudah disesuaikan dengan

batasan uraian para penguna. Untuk dapat mewujudkan perihal

tersebut, maka tiap unit ataupun satuan kerja (satker) departemen

ataupun forum yang akan dituntut buat mempertanggung jawabkan

penerapan tugas utama serta kegunaanya dan kewenangan

pengelolaan sumber daya dengan bersumber pada perencanaan

strategis yang dapat diresmikan pada masing masing satuan kerja

(Muzahid,2014).

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam

penyelenggaraan pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 17


4

Tahun 2003 tentang keuangan, pada UU No. 17 Tahun 2003 khususnya

pasal 32 tersebut, disebutkan bahwa gubernur/walikota/bupati

menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD

dan masyarakat umum setelah diaudit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan

(BPK). Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas

laporan keuangan, diantara faktor-faktor tersebut adalah seperti

ketidakpastian lingkungan, kompetensi sumber daya manusia dan sarana

prasarana.

Ketidakpastian lingkungan merupakan sebuah kondisi dimana suatu

organisasi mengalami perubahan perubahan atau kelebihan yang terjadi

karena lingkungan dari dalam maupun luar organisasi tersebut. Seperti

contoh pemindahan staff organisasi secara tiba-tiba, dan regulasi dari

pemerintah yang selalu diubah (Miliken,2012). OPD pada umumnya nanti

akan dituntut buat mengerjakan penyesuaian terhadap lingkungan yang

tejalin disekitarnya dengan baik dalam melaksanakan praktik maupun

kegiatan operasionalnya terhadap kualitas laporan keuangan

(Sihaloho,2013). Sedangkan ketidakpastian lingkungan dalam hal ini

adalah kondisi dimana OPD mengalami ketidakpastian yang dapat

disebabkan adanya pengaruh dari luar OPD itu sendiri (Deddi,2013).

Faktor lainnya yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan yaitu

kompetensi sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) ini

merupakan faktor penting demi terciptanya laporan keuangan yang

berkualitas. Kesuksessan suatu entitas atau organisasi dipengaruhi oleh


5

kompetensi sumber daya yang dimiliki (Wati,2014). Kompetensi artinya

karakteristik seseorang yang mampu diamati asal adanya keterampilan,

pengetahuan, serta keahlian yang dimiliki dalam menuntaskan tugas-tugas

yang diberikan. Jika isu atau informasi yang berhasil melalui laporan

keuangan wajib dibuta sedemikian rupa sehingga laporan keuangan

tersebut pun memiliki keahlian untuk dapat menyampaikan keyakinan isu

atau informasi ini valid sahih atau valid. Adapun yang berkaitan sumber

daya manusia yang akan melaksanakan sistem atau yang membentuk isu

atau informasi tersebut dituntut bisa mampu mempunyai taraf

keterampilan akuntansi yang memadai serta paling tidak mempunyai

keinginan yang kuat buat terus mempelajari dan mengasah keahliannya

dibidang akuntansi. Sumber daya manusia yang tidak mempunyai taraf

kompetensi tidak akan bisa menuntaskan pekerjaanya secara efektif,

efesien serta ekonomis dalam makna berita yang tidak akan sempurna

waktu serta terdapatnya pemborosan waktu dan energi (Wati,2014).

Hingga terdapatnya kompetensi yang dimiliki sumber daya manusia

diperlukan laporan keuangan bisa tersaji serta terselesaikan dengan baik

pada perihal pengambilan keputusan (Mardiasmo,2009).

Adapun Faktor selanjutnya adalah ketersediaan sarana prasarana,

yaitu menjadi alat penunjang suatu pencapaian dimana proses upaya yang

dapat dilaksanakan atau dilakukan untuk tercapainya visi dan misi, sebab

apabila sarana tidak tersedia maka seluruh hal aktivitas yang dilakukan

tidak mencapai hasil yang diinginkan sinkron dengan rencana


6

(Arianto,2008).

Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya, seperti penelitian

yang dilakukan (Maulida Erma,2018) yang berjudul “Pengaruh

Ketidakpastian Lingkungan, Good Governance Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan dan Dampaknya Terhadap Akuntanbilitas Keuangan (Survei

pada OPD Kota Serang)”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pada OPD Kota Serang. Perubahan organisasi yang baik proses

maupun struktur yang ada pada organisasi menjadi reaksi terhadap

ketidakpastian lingkungan bukanlah mudah. Ketidakpastian organisasi

terhadap standar berbentuk aturan menyebabkan rendahnya pemahaman

organisasi pada transformasi ke peraturan yang baru. Suasana yang tidak

absolut, pemimpin organisasi hendak menetapkan kalau reaksi terbaik

yang bisa dicoba organisasi adalaah dengan menjajaki organisasi yang

mereka anggap sukses (Ferdian,2014). Selanjutnya penelitian yang

dilakukan (Pavitasari Emy,2018) yang berjudul “Pengaruh Kompetensi

Sumber Daya Manusia, Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah dan

Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal”. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa komptensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Kendal. Adapun

penelitian selanjutnya yang dilakukan (Sartika,2015) yang berjudul

“Pengaruh Penerapan (SAP) Pengetahuan Pengelolaan dan Ketersediaan


7

Sarana Prasarana Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (Studi pada SKPD Kabupaten Singingi). Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan di Kabupaten Singingi.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada

waktu dan lokasi penelitian. Hal ini bertujuan untuk membandingkan

ketidakpastian lingkungan, kompetensi sumber daya manusia dan sarana

prasarana sehingga dapat menjawab pertanyaan tentang adakah pengaruh

ketidakpastian lingkungan, Kompetensi sumber daya manusia dan sarana

prasarana dalam kualitas laporan keuangan tersebut. Hal ini juga sejalan

dengan harapan masyarakat agar OPD di Kabupaten Indragiri Hulu lebih

berkompeten dan memiliki kualitas yang memadai dalam mengelola

keuangan.

Fenomena yang terjadi menyangkut kualitas laporan keuangan di

Kabupaten Indragiri Hulu yang mana hasil laporan keuangan pemerintah

daerah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjelaskan bahwa

berdasarkan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2020. BPK RI memberikan opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Tanpa Pengecualian dengan

Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Hal Lain (WTP-PSH) (Adhi dan

Suharjo,2013). Opini ini diberikan atas dasar kesesuaian laporan keuangan

menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), efektifitas Sistem

Pengendalian Internal (SPI), kepatuhan terhadap peraturan perundang-


8

undangan serta pengungkapan pada laporan keuangan yang memadai.

Pemeriksaan atau investigasi atas Laporan Keuangan, BPK menyampaikan

adanya permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan sistem

pengendalian intern serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan. Hasil Pengecekan BPK tidak hanya dinformasikan kepada

DPRD, pula diinformasikan kepada bupati untuk segera ditindaklanjuti

serta digunakan selaku bahan revisi, kenaikan kinerja pengelolaan

keuangan serta pembangunan wilayah. Hal-hal yang butuh diberi atensi

ialah: Kabupaten Indragiri Hulu, Pengelolaan Penyertaan Modal berupa

Barang Milik Daerah pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Indra belum tertib, dan Pengelolaan aset tetap Pemkab Indragiri Hulu

belum tertib. Kualitas ketidakpastian lingkungan, kompetensi sumber daya

manusia dan sarana prasarana belum berjalan dengan baik di Kabupaten

Indragiri Hulu karena masih terdapat penyelewengan anggaran dan

kecurangan lainya. Kondisi ini memerlukan pertimbangan untuk dapat

meningkatkan kualitas ketidakpastian lingkungan, kompetensi sumber

daya manusia maupun sarana prasarana karena kondisi ini juga dapat

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

(https://riau.bpk.go.id/penyerahan-lhp-lkpd-kabupaten-indragiri-hulu-dan-

kabupaten-kepulauan-meranti-tahun-2020/).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian yang berjudul : “ Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan,

Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana Terhadap


9

Kualitas Laporan Keuangan (Survey Pada OPD Kabupaten Indragiri

Hulu) ”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu?

2. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu?

3. Apakah sarana prasarana berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas

laporan keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap

kualitas laporan keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu.

3. Untuk mengetahui pengaruh sarana prasarana terhadap kualitas laporan

keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis
10

Sehingga dapat mengetahui bidang ilmu akuntansi secara umum dan

bidang akuntansi keuangan daerah secara khususnya, penulis dapat melihat

secara langsung praktek akuntansi keuangan yang ada pada pengaruh

ketidakpastian lingkungan, kompetensi sumber daya manusia dan sarana

prasarana terhadap kualitas laporan keuangan pada OPD Kabupaten

Indragiri Hulu.

2. Bagi OPD

Memberikan pemikiran yang bermanfaat serta masukan yang positif untuk

perkembangan dalam hal kualitas laporan keuangan.

3. Bagi Penelitian lain

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk

pengembangan serta menjadi sumber informasi atau masukkan bagi

penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mengetahui secara garis besar penyusunan proposal ini, maka

penulis membagikan dalam 5 bab yang diuraikan dalam sistematika penulis

sebagai berikut ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS


11

Bab ini menjelaskan telaah pustaka yang berhubungan dengan

penulisan dan hipotesis serta mengemukakan konsep

operasional penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab ini dijelaskan tentang lokasi penelitian, operasional

variabel penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, serta teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas dan menjelaskan mengenai hasil dari

penelitian serta pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini mencakup kesimpulan, dan kemudian di berikan

beberapa saran yang bermanfaat bagi OPD maupun bagi penulis.


BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Pustaka


2.1.1 Pengertian Ketidakpastian Lingkungan
1. Pengertian Ketidakpastian Lingkungan

Lingkungan yang sering berubah-ubah, menuntut organisasi untuk

bergerak cepat dalam meraih strategi dan misinya. Hal ini bertujuan untuk

mengatasipasi adanya lingkungan yang sangat sering berubah di beberapa hal

penting yang mungkin sudah diatur organisasi sebelumnya. Ketidakpastian

lingkungan adalah semacam rasa ketidakmampuan seorang atau organisasi

untuk memgestimasi obyek secara akurat dari semua faktor sosial dan fisik

yang secara ekslusif mempengaruhi sikap pengambilan keputusan orang-

orang dalam organisasi (Miliken dan Ridha,2012).

ketidakpastian lingkungan yang rendah terhadap individu dapat

memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah

yang ingin diinginkan dapat direncanakan dengan akurat. Apabila terjadinya

ketidakpastian lingkungan yang tinggi, maka akan mempengaruhi hasil

kinerja yang kurang baik bagi pegawai (Winba Wardhana dan Gayatri,2018).

Ketidakpastian lingkungan yang tinggi bisa diidentifikasi selaku aspek

yang berguna akibat keadaan demikian yang dapat menyulitkan perencanaan

serta penanganan. Perencanan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang

tidak tentu karena tidak pasti terprediksi kejadian masa yang akan mendatang.

Dalam ketidakpastian lingkungan individu akan mengalami keterbatasan

terhadap ketentuan yang dibuat. Semakin tinggi kemampuan dalam

12
13

memprediksinya, maka berarti semakin rendah tinggi ketidakpastian

lingkungan yang dihadapi. Ini berarti bahwa semakin tinggi ketidakpastian

lingkungan akan semakin menurun kualitas laporan keuangan

(Nurhafizah,2017).

Ketidakpastian lingkungan terdiri dari tiga tipe (effect uncertanty,

response uncertainty, and stated uncertainty). Effect uncertainty adalah

ketidaksanggupan menperkirakan konsekuensi dari pilihan-pilihan ketetapan

untuk mampu merespon lingkungan (Leksmana,2001). Stated uncertainty

merupakan suatu hal yang selalu dikaitkankan dengan ketidakpastian

lingkungan yang di persepsikan. Walaupun stated uncertainty

menggambarkan ketidakpastian lingkungan ketidakpastian lingkungan aktual,

sebab persepsi tersebut berpengaruh terhadap ketetapan-ketetapan yang akan

dibuat manajer dalam merespon lingkungan operasional perusahaan

(Leksmana,2001)

Adapun faktor ketidakpastian lingkungan menurut Stephen P. Robbins

yang diterjemahkan (Jusuf Udaya,2001) bagi suatu organisasi, sumber utama

ketidakpastian lingkungan berasal dari lingkungan, perubahan lingkungan

yang terdiri dari:

1. Pesain
2. Konsumen
3. Pemasok
4. Regulator
5. Teknologi yang dibutuhkan
14

2.1.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia


Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk mengerjakan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi dengan pengetahuan dan keterampilan

serta di dukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Dengan begitu kompetensi menujukkan pengetahuan dan keterampilan yang

dicirikan oleh profesionalisme dalam bidang tertentu sebagai sesuatu hal yang

penting dan keunggulan dibidang tersebut (Wibowo,2007). Sedangkan

kompetensi mengaju pada dimensi dimana prilaku diri semacam peran atau

perilaku yang dibutuhkan seorang untuk dapat melaksanakan suatu

pekerjaan/karier berdasarkan suatu kemampuan melaksanakan suatu

pekerjaan berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki

(Amstrong,2005).

Kompetensi sumber daya manusia merupakan sumber daya yang

digunakan untuk menggerakkan sumber daya lainnya buat mencapai tujuan

organisasi. Tanpa sumber daya manusia, sumber daya lainnya menganggur

atau disebut dengan idle yang kurang bermanfaat dalam mendekati tujuan

organisasi (Zuliarti,2012).

Kompetensi sumber daya manusia merupakan: kemampuan seseorang

atau individu, suatu organisasi atau kelembagaan atau suatu sistem untuk

melaksanakan peranan-peranan atas kewenangan untuk mencapai tujuannya

secara efektif dan efisien (Emilda,2014).

SDM adalah pilar utama suatu organisasi dibandingkan dengan unsur-

unsur lain, seperti teknologi ataupun uang sebab individu sendiri yang

sanggup mengatur unsur-unsur tersebut (Anggariawan dan Yudianto,2018).


15

Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan individu di

dalam sebuah organisasi/kelembagaan, atau sistem demi melaksanakan tugas-

tugas atau kewenangannya dalam mencapai suatu keberhasilan secara efektif

dan efisien (Ikhsanti,2014).

Kompetensi sumber daya manusia bidang akuntansi mengatakan jika

sumber daya manusia yang berkualitas mampu mengirit waktu pembuatan

laporan keuangan, diakibatkan sebab sumber daya manusia tersebut telah

memahami serta mengenali apa yang hendak dikerjakan dengan baik

sehingga penyajian laporan keuangan tersebut tepat waktu (Mardiasmo,2018).

Laporan keuangan yang berkualitas wajib penuhi persyaratan tepat waktu

supaya dapat penuhi kriteria laporan keuangan yang relevan. Sumber daya

manusia yang diartikan di sini secara spesial merupakan aparatur pemerintah

yang mempunyai wawasan yang mencukupi di bidang akuntansi. Oleh sebab

itu, wajib ditentukan kalau pengelolaan sumber daya manusia dicoba dengan

sebaik-baiknya supaya sanggup membagikan kontribusi yang maksimal

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya yang memahami

prinsip-prinsip pelaporan keuangan, menjadikan kualitas laporan keuangan

dapat dipertanggungjawabkan (Kurniawan,2019).

pengertian kompetensi sumber daya manusia dari berbagai sumber

(Katono,2006), beberapa sebagai berikut:

a. Kompetensi merupakan kombinasi/campuran berasal dari motif, sifat,

keterampilan, perspektif pandangan dari seorang atau peran sosial atau

suatu bagian dari wawasan yang relavan. Dengan istilah lain,


16

kompetensi merupakan setiap ciri atau karakter individu, yang

mungkin terkait dengan kesuksesaan suatu kinerja.

b. Pola karakteristik serta teruntuk pengetahuan, keterampilan, sikap,

keyakinan, nilai-nilai, sifat serta motif yang mendasari, dan

kemampuan kinerja cepat dalam mengaplikasikan pekerjaan.

c. Keterampilan serta sifat-sifat yang diinginkan oleh staf yang

menjadikan efisien dalam pekerjaanya.

d. Keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang dibutuhkan

untuk terlaksanya tugas pekerjaan.

e. Perilaku yang dibutuhkan buat meningkatkan kemampuan dasar yang

meningkatkan prestasi dalam pekerjaan yang lebih baik.

f. Kompetensi adalah karakteristik yang melandasi individu yang kasual

berhubungan dengan kapasitas yang efisien serta suprerior kedalam

kriteria direferensiasikan dalam pekerjaan atau situasi.

Dari definisi-definisi diatas, terdapat tiga hal yang pokok yang

mencakup dalam pengertian kompetensi yaitu:

1. Kompetensi merupakan gabungan dari berbagai kriteria individu.

Kompetensi tidak terdiri dari satu karakteristik saja. Kompetensi

adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan

karakterstik dasar yang lain dari individu.

2. Kompetensi selalu berhubungan dengan kapasitas/perilaku kompetensi

tampil dengan bentuk yang dapat diobservasi serta diukur jika


17

kompetensi yang belum ditampilkan dalam bentuk prilaku yang dapat

observasi/diukur tidak dapat dikategorikan sebagai kompetensi.

3. Kompetensi merupakan standar ciri yang dapat membedakan mereka

yang sekedar aspek-aspek yang menjadi penentu optimalitas

keberhasilan kinerja. Hanya ciri yang mendasari kinerja yang sukses

efisien serta bisa dikategorikan selaku kompetensi. Demikian ciri yang

mendasari kinerja yang tidak efisien pula bisa dikategorikan kedalam

kompetensi.

Oleh karena itu tidak semua aspek-aspek pribadi dari seseoarang

pekerja ini merupakan kompetensi, kompetensi hanya merupakan aspek-

aspek pribadi (sikap, keterampilan, motif, dan karakteristik lainnya) yang

dapat diukur intrinsik untuk mencapai kapasitas yang menampilkan kapasitas

superior dan yang tidak (Katono,2006).

2.1.3 Sarana Prasarana


Sarana prasarana adalah dua perihal yang berkaitan antara satu dengan

satu lainnya. Penafsiran sarana sendiri merupakan sebagai perlengkapan

penunjang yang bisa digunakan buat melancarkan ataupun mempermudah

manusia dalam menggapai tujuan tertentu (Arianto,2008). Sarana juga

berhubungan langsung serta jadi kaitan utama dalam suatu aktivitas.

Prasarana merupakan seluruh suatu yang berkaitan secara langsung maupun

tidak langsung ke semua macam fasilitas. Umumnya prasarana itu sendiri

dibangun dan dimiliki oleh pemerintah dalam bentuk benda yang tidak

bergerak. Ketersediaan sarana dan prasana yang tepat akan bisa mendukung
18

terwujudnya penerapan standar akuntansi pemerintah berjalan dengan efektif

(Arianto,2008).

2.1.4 Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan tentang posisi keuangan serta

transaksi yang dicoba oleh entitas laporan keuangan secara terstruktur. Bagi

pemda, penataan laporan keuangan yang berkualitas artinya sesuatu

keharusan (Gasperz,2019). Laporan keuangan disusun memakai tujuan buat

sediakan data keuangan perihal suatu perusahaan pada pihak-pihak yang

berkepentingan sehingga dapat dipertimbangkan dalam penetapan keputusan

ekonomi (Gasperz,2019).

Peraturan Pemerintah (PP) No 71 Tahun 2010 Laporan keuangan

merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas laporan keuangan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 Laporan keuangan

disusun untuk menyediakan informasi yang relavan mengenai posisi

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah

selama periode pelaporan tersebut.

Ikatan Akuntansi Indonesia Tahun 2012 Laporan keuangan adalah

struktur yang mempersembahkan posisi keuangan dan kinerja keuangan

dalam semacam entitas. Tujuannya untuk kepentingan umunya adalah

penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja

keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow), dari entitas yang

sangat berguna untuk membuat ketetapan ekonomis bagi para penggunanya.


19

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

menpersembahkan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan

oleh berbagai pihak yang berkepentingan (Bastian,2013). Sementara menurut

(Mahmudi,2013) laporan keuangan adalah output dari sistem akuntansi yang

bermanfaat untuk pemberian informasi bagi pihak-pihak yang akan

menjadikan infomasi keuangan tersebut sebagai dasar pembuatan keputusan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan atau

hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan daya dan

pengelolaan data keuangan untuk disajikan kedalam bentuk laporan keuangan

atau ikhtisar-ikhtisar lain yang dapat digunakan untuk membantu para

pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan (Bastian,2001).

2.1.5 Kualitas Laporan Keuangan


Suatu laporan keuangan dapat dikatakan bermanfaat bagii para

penggunanya bila laporan keuangan tersebut mempunyai nilai informasi yang

berkualitas serta sanggup di terapkan dalam pengambilan

keputusan/ketetapan. Laporan keuangan yang berkualitas tentunya

mempunyai kriteria itu sendiri. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, laporan keuangan

pemerintah dapat dikatakan berkualitas apabila laporan tersebut bersifat

relavan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan.

Dalam penelitian (Rahmadani,2015) mengatakan “bahwa semua

karakteristik tersebut merupakan salah satu prasyarat normatif yang


20

diperlukan untuk membuat suatu laporan keuangan yang dapat dikatakan

berkualitas” yaitu:

1 Relevan : Pernyataan Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabaila

informasi yang tercantum kedalam sanggup pengaruhi pengambilan

keputusan pengguna ataupun manajerialnya. Informasi tersebut juga

digunakan untuk membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa

lalu, masa kini dan juga memprediksi masa yang akan datang, dengan

demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dibandinggkan

dengan maksud dari pengguna tersebut.

2 Andal : Keandalan suatu informasi dalam laporan keuanggan artinya bebas

dari pengerttian yang menyesatkan dan keslahan yang material. Fakta

dalam informasi harus disajikan secara jujur serta apa adanya sehingga

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya lagi terjadi.

3 Dapat dipahami : Sesuatu dapat dimengerti dalam laporan keuangan dapat

dikatakan bermanfaat apabila suatu informasi yang akan disajikan mudah

untuk dipahami pengguna laporan keuangan. Informasi yang disajikan

dinyatakan dalam istilah yang sesuaikan dengan kemamampuan

pemahaman dan pengetahuan pengguna.

4 Dapat dibandingkan : Suatu informasi dalam laporan keuangan dikatakan

berfaedah apabila sanggup ketimbang dengan laporan keuangan periode

lebih dahulu maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain yang

sejenisnya. Perbandingan bisa dicoba dengan metode internal ataupun

secara eksternal. Perbandingan dengan metode internal bisa dicoba apabila


21

sesuatu entitas dari tahun mempraktikkan kebijakan akuntansi yang sama.

Sedangkan perbandingan secara eksternal bisa dicoba apabila entitas yang

di bandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.

Laporan keuangan disebut berkualitas bila informasi yang akan disajikan

pada laporan keuangan tentunya bisa dimengerti, tidak mempunyai definisi

yang menyesatkan, menyajikan keterangan secara amanah, serta mendukung

pada pengambilan keputusan/ketentuan oleh pengguna dan dapat diandalkan,

sehingga Laporan Keuangan pernyataannya dapat dibandingkan dengan

periode sebelumnya (Rahayu,2020). Kualitas pelaporan keuangan pemda

mencerminkan tertib pengelolaan keuangan pemda, termasuk tertib

administrasi dan ketaatan pada prinsip. Indikator kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah yang baik merupakan memenuhi ciri seperti relevansi,

reliabilitas, komparabilitas, serta kemudahan pemahaman (Rahayu,2020).

Sehingga, laporan keuangan berkualitas menunjukkan bahwa kepala daerah

bertanggung jawab pada wewenang yang diberikan kepadanya untuk

melaksanakan tanggung jawab untuk manajemen organisasi (Rahayu,2020).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Penulis dan Judul Metode Hasil Penelitian
Tahun Penelitian

1. Pengaruh Analisis Ketidakpastian


Maulida Erma Ketidakpastian kuantitatif Lingkungan Berpengaruh
(2018) Lingkungan, dan Signifikan terhadap
Good Governance Kualitas Laporan
Terhadap Kualitas Keuangan
Laporan Keuangan
dan Dampaknya
22

Terhadap
Akuntanbilitas
Keuangan (Survei
pada OPD Kota
Serang)
2. Analisi Standar Akuntansi
Widiyanti, Pengaruh Standar Kuantitatif Pemerintah,
Nanik (2019) Akuntansi Ketidakpastian
Pemerintah, Lingkungan dan Sistem
Ketidakpastian Pengendalian Intern
Lingkungan dan Berpengaruh Positif dan
Sistem Signifikan Terhadap
Pengendalian Intern Kualitas Pelaporan
Terhadap Kualitas Keuangan
Pelaporan
Keuangan
3 Megawati Pengaruh Analisis 1. Penerapan sistem
(2015) Penerapan Sistem Kuantitatif akuntansi keuangan
Akuntansi daerah berpengaruh
Keuangan Daerah, positif dan signifikan
Kompetensi terhadap kualitas
Sumber Daya laporan keuangan.
Mnausia dan 2. Kompetensi sumber
Pengelolaan daya manusia
Keuangan Daerah berpengaruh positif
Terhadap Kualitas dan signifikan
Laporan Keuangan terhadap kualitas
di Kabupaten laporan keuangan.
Buleleng 3. Pengelolaan keuangan
daerah berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kualitas
laporan keuangan
4 Rahayu (2020) Pengaruh Analisis kompetensi sumber daya
Kompetensi Kuantitatif manusia berpengaruh
Sumber Daya positif secara simultan
Manusia, Sistem terhadap kualitas laporan
Pengendalian keuangan pemerintah
Internal, Dan daerah
Standar Akuntansi
Pemerintahan
Berbasis Akrual
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintahan
(Studi Pada SKPD
Kabupaten
Bandung Barat
Tahun 2020)
23

5 Sartika (2015) Pengaruh Analisis Sarana prasarana


Penerapan (SAP) Kuantitatif berpengaruh positif dan
Pengetahuan signifikan terhadap
Pengelolaan dan kualitas laporan
Ketersediaan keuangan.
Sarana Prasarana
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
(Studi pada SKPD
Kabupaten Kuantan
Singingi
6 Miftahul Pengaruh Analisis Peran sarana prasarana
Jannah (2016) Kompetensi Kuantitatif pendukung berpengaruh
Sumber Daya positif dan signifikan
Manusia, terhadap kulitas laporan
Pemahaman keuangan
Standar Akuntansi
Pemerintah, Sistem
Pengendalian
Internal dan Peran
Sarana Prasarana
Pendukung
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
(Studi Empris pada
Instansi Pemerintah
Kabupaten Gunung
Kidul)

2.3 Kerangka Penelitian

Kualitas
Laporan
Keuangan
(Y)

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian


24

2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang diuraikan

diatas, maka penulis dapat mengemukakan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1. Hubungan Ketidakpastian Lingkungan dan Kualitas Laporan

Keuangan.

Ketidakpastian Lingkungan yang sering berubah-ubah, menuntut

organisasi untuk bergerak cepat dalam mengatur strategi dan misinya. Hal ini

bertujuan untuk mengatisipasi adanya lingkungan yang sudah diatur organisasi

sebelumnya. Ketidakpastian lingkungan merupakan sebuah ketidakmampuan

seseorang atau organisasi untuk memprediksi sesuatu secara akurat dan

menyeluruh pada faktor sosial dan fisik yang secara langsung dapat

mempengaruhi perilaku pembuat keputusan dalam organisasi (Miliken dan

Ridha,2012).

Akibat ketidakpastian lingkungan, pegawai yang menyusun anggaran

sulit memprediksi keadaan yang akan datang, karena tidak memiliki informasi

yang tepat dan akurat sehingga sulit menciptakan senjangan anggaran (Wimba

Wardhana dan Gayanti,2018), sehingga menunjukkan bahwa ketidakpastian

lingkungan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan sebuah hipotesis:

H1: Ketidakpastian Lingkungan Berpengaruh Positif Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan


25

2. Hubungan Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan

Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan yang baik memerlukan kompetensi

sumber daya manusia sebab memiliki keahlian atau kemampuan pada

penyusunan laporan keuangan dengan baik maka yang akan terjadi kinerja

juga akan baik. Kompetensi Sumber Daya Manusia pada forum yang

membuat LKPD kurang baik maka kualitas LKPD yang didapatkan tidak

memenuhi standar/baku (Sundari dan Rahayu,2019). Oleh karena itu,

kompetensi sumber daya manusia yang baik akan memengaruhi kualitas

laporan keuangan, penelitian ini mengungkap bahwa kompetensi sumber daya

manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Hubungan kompetensi sumber daya manusia dibidang akuntansi

dengan kualitas laporan keuangan mengacu pada hasil penelitian yang

ditemukan (Paramiha dan Dharmadiaksa,2019), yang membuktikan bahwa

kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan sebuah hipetesis :

H2: Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Positif

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

3. Hubungan Sarana Prasarana dan Kualitas Laporan Keuangan.

Sarana prasarana adalah alat yang digunakan untuk melancarkan atau

memudahkan manusia dalam mencapai tujuan tertentu. Sarana memiliki

hubungan langsung dan menjadi kaitan utama dalam suatu aktivitas


26

(Priansa,2013). Prasarana merupakan segala sesuatu yang berkaitan langsung

maupun tidak langsung kesegala jenis sarana (Priansa,2013).

Ketersediaan sarana serta prasarana mendukung peningkatan kualitas

laporan keuangan dengan menerapkan SAP. Ketersediaan sarana prasarana

penekanan pada target ruangan, berupa tempat kerja atau kantor.

Perkembangan prasarana yang pesat pada perangkat keras diperlukan

perangkat pendukung yaitu berupa dukungan pada anggaran yang memadai

dan software berupa perangkat lunak program yang ditawarkan untuk

mempermudah pekerjaan serta menghemat waktu dalam menyusun laporan

keuangan sesuai SAP.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan sebuah hipotesis:

H3: Sarana Prasarana Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

metode survey. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer, yaitu data yang diperoleh dari mengunakan instrument kuesioner.

Populasi pada penelitian ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di

Kabupeten Indragiri Hulu, yang terdiri dari, Kepala Dinas, Kepala Bagian

Keuangan atau Sub-bagian Keuangan dan Bendahara. Teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian ini dilaksanakan pada Tiga puluh OPD yang berada di

Kabupaten Indragiri Hulu dan penelitian ini pun dilaksanakan setelah

mengikuti ujian proposal.

3.3 Definisi Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable indenpenden dan

variable dependen “Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat)” (Sugiono,2015). Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel

independennya: a. Ketidakpastian Lingkungan (X1) b. Kompetensi Sumber

Daya Manusia (X2) c. Sarana Prasarana (X3) Sedangkan “variabel Dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

27
28

adanya variabel bebas” (Sugiono,2015). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependennya adalah Kualitas Laporan Keuangan (Y).

1. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan adalalah penyebab faktor dari salah satu

di suatu organisasi dalam menyesuaikan dilingkungan organisasi. Seseorang

yang mengalami ketidakpastian lingkungann dikarenakan tidak mempunyai

informasi yang cukup dalam menentukan prediksi masa depan secara tepat.

Ketidakpastian lingkungan merupakan pendapat dari anggota organisasi

dalam mengantisipasi pengaruh faktor lingkungan terhadap kondisi

organisasi. (Wimba Wardhana dan Gayatri,2018) menjelaskan ketidakpastian

lingkungan yang rendah terhadap individu dapat memprediksi keadaan di

masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang ingin diinginkan

dapat direncanakan dengan akurat. Apabila terjadinya ketidakpastian

lingkungan yang tinggi, maka akan mempengaruhi hasil kinerja yang kurang

baik bagi pegawai.

Terdapat Indikator pengukur pada variabel ketidakpastian Lingkungan


yaitu:
a. kurangnya informasi

b. ketidakmampuan mengetahui hasil

c. ketidakmampuan menentukan kemungkinan

2. Kompetensi Sumber Daya Manusia


Menurut Spencer yang dikutip (Sudarmanto,2015) “Kompetensi

merupakan pengetahuan (knowledge competencies) dan keahlian (skill


29

cometencies) cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berbeda

dipermukaaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia serta

dikembangkan dalam program pelatihan dan pengembangan sumber daya

manusia”. terdapat 5 (lima) indikator Kompetensi Sdm adalah:

1. Motif

2. Sifat

3. Konsep duru

4. Pengetahuan

5. Keterampilan

3. Sarana Prasarana
Permendagri No 7 Tahun 2006 Fasilitas serta Prasarana merupakan

fasilitas prasarana sarana yang secara langsung ataupun tidak langsung

berperan selaku penunjang proses penyelenggaraan sesuatu proses kerja

aparatur pemerintahan wilayah dalam rangka menggapai sesuatu tujuan

tertentu. Indikatornya ialah sebagai berikut:

1. Kondisi Bangunan (X3.1)

2. Ketersediaan sarana prasarana (X3.2)

3. Kondisi sarana prasarana (X3.3)

4. Faktor keamanan peralatan kerja (X3.4)

5. Penggunaan peralatan kantor (X3.5)

4. Kualitas Laporan Keuangan


30

Menurut (Zuliarti,2012) kualitas informasi laporan keuangan daerah

diukur dengan delapan indikator, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat dari laporan keuangan yang dihasilkan (Y1)

2. Ketepatan pelaporan laporan keuangan (Y2)

3. Kelengkapan informasi yang disajikan (Y3)

4. Penyajian secara jujur (Y4)

5. Isi laporan keuangan yang diverifikasi (Y5)

6. Keakuratan informasi yang disaijkan (Y6)

7. Isi laporan keuangan yang dapat dibandingkan dengan periode

sebelumnya (Y7)

8. Kejelasan penyajian informasi dalam laporan keuangan (Y8)

Tabel 3.3

Konstruk, Dimensi dan Indikator Variabel

Konstruk Dimensi Indikator


Ketidakpastian Keputusan,sikap, a. kurangnya
Lingkungan pekerjaan informasi
(Wimba Penyesuaian, Tindakan b. ketidakmampuan
Wardhana dan Metode, factor eksternal mengetahui hasil
Gayanti,2018) harapan,tegas c. ketidakmampuan
menentukan
kemungkinan
Kompetensi Pengetahuan a. Motif
Sumber Daya Keterampilan b. Sifat
Manusia Perilaku c. Konsep duru
(Spencer, 2015) d. Pengetahuan
e. Keterampilan
31

Sarana Prasarana Lokasi a. Kondisi


(Pemerdagri Infrastruktur Bangunan
nomor 7 (2006) Peralatan b. Ketersediaan
sarana prasarana
c. Kondisi sarana
prasarana
d. Faktor
keamanan
peralatan kerja
e. Penggunaan
peralatan kantor
Kualitas Laporan Proses pelaporan a. Manfaat dari
Keuangan Karakteristik kualitas laporan
(Zuliarti,2012) keuangan yang
dihasilkan
b. Ketepatan
pelaporan
laporan
keuangan
c. Kelengkapan
informasi yang
disajikan
d. Penyajian secara
jujur
e. Isi laporan
keuangan yang
diverifikasi
f. Keakuratan
informasi yang
disaijkan
g. Isi laporan
keuangan yang
dapat
dibandingkan
dengan periode
sebelumnya
h. Kejelasan
penyajian
informasi dalam
laporan
keuangan
32

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas suatu obyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dapat ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulanya

(Sugiono,2018). Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri

Hulu. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten

Indragiri Hulu jumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terdapat di

Kabupaten Indragiri Hulu berjumlah empat puluh lima OPD yang terdiri

dari Dinas, Badan, Sekda, Inspektorat, RSUD, Kantor dan Kecamatan.

3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakter yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mampu mempelajari

segala yang ada pada populasi, contohnya, karena keterbatasan waktu,

tenaga dan biaya, maka peneliti bisa mengunakan sampel yang diambil dari

populasi itu (Mardiyanthi, 2019). Sampel penelitian ini adalah kepala Dinas,

Kepala Bagian Keuangan atau Sub-bagian keuangan dan Bendahara pada

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling, yaitu digunakan karena informasi yang akan


33

diambil berdasarkaan dari sumber yang sengaja dipilih sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi Kepala Dinas, Kepala Bagian

Keuangan atau Sub-bagian Keuangan dan Bendahara pada Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Indragiri Hulu.

Penetapan kriteria dalam sampel didasarkan pada alasan bahwa Kepala

Dinas, Kepala Bagian Keuangan atau Sub-bagian Keuangan dan Bendahara

yang secara teknis merupakan pemangku kepentingan yang terlihat

langsung dalam pemanfaatan laporan keuangan OPD di Kabupaten Indragiri

Hulu.

3.5 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

(Putri,2021), yaitu berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan

kepada responden terhadap pertanyaan atau penyataan yang ada dalam

kuesioner. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh langsung dari penyampaian kuisioner kepada responden

(Irafah,2020) di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten

Indragiri Hulu.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan dalam

Penelitian ini yaitu berbentuk kuisioner. Kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data atau daftar struktur yang dilakukan dengan cara


34

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataaan kepada orang lain

yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Dalam penyusunan kuesioner

menggunakan skala liekrt 1-5 (Oktaviyanti,2017) yaitu:

Tabel 3.6
Skala Likert
Keterangan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju(S) 4
3.7 Kurang Setuju (KS) 3 Teknik
Tidak Setuju (TS) 2 Analisis
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Data
Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur

besarnya pengaruh antara dua atau lebihh variabel independen terhadap satu

variabel dependen atau memprediksi variabel dependen dengan menggunakan

variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang

digunakan peneliti adalah Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber

Daya Manusia dan Sarana Prasarana jadi persamaan analisis regresi linear

berganda adalah sebagai berikut :

KLKit = α + β1KLit + β2KSDMit + β3SPit + εit

Keterangan :

KLKit = Kualitas Laporan Keuangan

KLit = Ketidakpastian Lingkungan

KSDMit = Kompetensi Sumber Daya Manusia

SPit = Sarana dan Prasarana

εit = Kesalahan (Error)


35

3.7.1. Uji Validitas dan Uji Relibialitas


Validitas dan reliabilitas merupakan salah satu ciri penting dalam

penelitian keprilakuan karena dengan validitas dan reliabilitas sebuah

pembuatan skala atau alat ukur yang dibuat oleh penelitian untuk mengukur

variabelnya dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas. Validitas dan

Realiabilitas memberikan gambaran keakuratan dan ketepatan pengukuran

yang dilakukan oleh penelitian terhadap variabel-variabel yang diukur.

Untuk dapat memahami, berikut adalah penjelasan dari Uji Validitas

dan Reliabilitas :

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kusioner. Suatu kusioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kusioner

mampu untuk mengunggkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kusioner

tersebut (Sundari dan Rahayu,2019).

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestaabilan dan

konsistensi respondesn dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan

disusun dalam bentuk kusioner, suatu kusioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu (Riandani,2017).

3.8.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik atau persyaratan yang diperlukan untuk penelitian

yang menggunakan statistik inferensial, khususnya statistik parametik. Uji


36

asumsi klasik dapat dijelaskan melalui Uji Normalitas, Uji Heterokedastistitas

dan Uji Mulrikolonieritas (Ghozali,2018) dari ketiga uji tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen,

independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribuis data normal atau

mendekati normal (Riandani,2017). Uji normalitas dibuat dengan metode

Kormoglov Smirmov dengan melihat nilai signifikan pada 0,05. Untuk nilai

Signifikan yang dihasilkan ˃ 0,05 kemudian terdistribusi secara normal

(Riandani,2017).

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk mengecek apakah dalam model

regresi linier berganda kesalahaan penganggu € mempunyai varianss yang

sama serta satu pengamatan ke pengalaman yang lain (Safridha,2020). Uji

ini digunakan untuk dapat mengenali apakah dalam model regresi ada

heterokedasitas varianss suatu residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Heterokedasitas bisa juga dideteksi dengan uji gletsjer ialah

dengan melaksanakan regresi antara nilai residual selaku variable terikat

serta variable bebas model regresi yang ditampilkan dan untuk dapat

memastikan persamaan regresi hetero hingga hasil regresi tersebut harus

menjadi tidak signifikan (Safridha,2020).

3. Uji Multikolonieritas
37

Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah model

regresi telah mendeteksi adanya korelasi antara variable independent. Model

regresi yang baik seharusnya menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara

variable independent (Saraswati,2019). Untuk mendeteksi gejala

multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menggunakan besaran VIF

(Variance Expansion Faktor) dan toleransi. Pendoman model regresi tanpa

multikolinearitas masyarakat bahwa nialai VIF kurang dari 10 dan toleransi

lebih besar dari 0,10 (Saraswati,2019).

4. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu gambaran

umum tentang responden pada penelitian ini, serta mendeskripsikan variable-

variabel yang akan digunakan untuk dapat menggambarkan kriteria yang

memperlihatkan nilai dari minimal (min), maksimal (max), rata-rata (mean),

median dan penyimpangan baku atau strander deviation dari masing-masing

varibel (Widanaputra, 2018).

5. Uji Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah sebuah dugaan atau referensi yang dapat dirumuskan

serta diterima untuk sementara yang akan menerangkan suatu fakta yang

diamati dan digunakan sebagai petunjuk dalam pengambilan keputusan

(Nanang Martono,2010).

Untuk melakukan pengujian hipotesis secara persial digunakan Uji t. Uji

t bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing dari variabel dependen

secara persial berpengaruh signifikan terhadap variable independent dan


38

dikatakan jita t hitung ˃ t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya

signifikan dan H0 ditolak Ha diterima (Asril,2017).

Uji Statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang

digunakan dalam model penelitian ini mempunyai pengaruh bersama-sama

secara simultan terhadap variabel dependen (Widanaputra,2018). Pengujian

ini dilakukan sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig < α (0,05). Berarti bahwa secara simultan variabel

independent tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

b. Jika nilai Sig > α (0,05). Berarti bahwa secara simultan variabel

independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

6. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar kemampuan

variable bebas dalam menjelaskankan variasi variabel terikat. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai yang kecil (R2) berarti

kemampuan variabel bebas untuk menyediakan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali,2018). Nilai

yang mendekati satu (1) berarti variabel bebas menyediakan hampir seluruh

informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi terikat (Ghozali,2018).


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Kabupaten Indragiri Hulu


Kabupaten Indragiri Hulu atau sering disingkat Inhu adalah sebuah

kabupaten yang terletak di Provinsi Riau, Indonesia. Kabupaten Indragiri Hulu

merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang masih memiliki

masyarakat suku terasing, yaitu suku talang mamak.

Luas Kabupaten 8.198,71 km2

Jumlah Pendudk per tahun 2020 430.230 jiwa

Kepadatan penduduk 52,47 jiwa/km2

Ibukota kabupaten terletak di kecamatan Rengat. Suku-suku terasing yang

terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu pada awal mulanya bergabung dengan

Kerajaan Indragiri. Tetapi, sekitar abad ke-13 di dasar pimpinan Datuk

Perpatih Nan Sebatang salah satu pimpinan Kerajaan Pagaruyung Minang

kabau, mereka memisahkan diri serta membangun kampung Petalangan di

Durian Cacar. Mengingat jasa-jasa Datuk Perpatih terhadap kerajaan Indragiri,

Sultan Indragiri membagikan status wilayah spesial kepada daerah Petalangan.

Daerah Petalangan tersebut diprediksi selaku asal kata Talang serta kata

Mamak sendiri ialah panggilan kehormatan Sultan Indragiri kepada Datuk

Perpatih. Oleh sebab itu, masyarakat turun temurun yang dibawa oleh Datuk

Perpatih ini diucap Talang Mamak. Saat ini keturunannya tersebar di

Kecamatan Siberida serta Pasir Penyu. Mereka biasanya memiliki teknik dan

berkebun paling utama menyadap karet hutan. aktivitas ini dilakukan secara

39
40

turun-temurun sampai saat ini. Tak heran jika pekerjaan ini jadi cikal bakal

masyarakat Indragiri Hulu yang sebagian besar hidup dari tumbuhan karet.

Komoditas perkebunan yang tumbuh di Indragiri Hulu tidak cuma karet.

Kelapa sawit, kakao, pinang pula telah dibesarkan. Akan tetapi, diantara hasil

perkebunan tersebut, yang dominan di daerah ini ialah, karet serta kelapa

sawit. Terlihat pada Tabel Lahan perkebunan karet serta sawit tersebut

menyebar di segala daerah Indragiri Hulu. Nyaris di seluruhh kecamatan dapat

dijumpai lahan perkebunan.

Luas lahan perkebunan 77.582 hektar Kecamatan Kelayang,


karet (tahun 2000) Seberida dan Peranap
Perkebunan Kelapa 99.792 hektar Kecamatan Pasir
Sawit (tahun 2000) Penyu, Seberida dan
Peranap
Tidak mengherankan bila sampai 1999, perekonomian Kabupaten

Indragiri Hulu ini berstandar pada pertanian terutama sector perkebunan yang

nilainya mencapai Rp 124 miliar.

4.2 Hasil Penelitian

Metode pengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Kuesioner dilakukan dalam

penelitian ini sebagai penguat dalam triangulasi data dari beberapa metode di

atas, sedangkan studi dokumentasi bahan data informasi sesuai penelitian

seperti gambar/foto. setelah memperoleh data yang diperlukan dan diolah

sesuai dengan teknik analisis data yang ada, maka hasilnya dapat dilihat

sebagai berikut:
41

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan bagaimana karakteristik

responden dalam penelitian. Pada penelitian ini terdapat 90 kuesioner yang

disebarkan kepada 90 orang responden yang akan dikelompokkan dalam

karakteristik atau gambaran umum responden atas kriteria-kriteria. Adapun

karakteristik untuk mengetahui identitas responden menurut sampel penelitian

yang telah ditetapkan, salah satu tujuannya yaitu untuk memberikan gambaran

dari obyek yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Karakteristik

responden dalam sampel ini dikelompokkan menurut jenis kelamin,umur,

pendidikan terakhir dan lama bekerja. Untuk lebih jelas karakteristik

responden ini maka akan dijelaskan dalam tabel mengenai data responden

sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada lampiran

dan dapat ditabulasikan yang terlihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Pria 50 55%
Wanita 40 45%
Total 90 100%
Sumber : SPSS versi 23.0 dan data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa perbedaan jumlah

laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki lebih banyak dari pada responden

perempuan. Responden laki-laki sebesar 55%, sedangkan perempuan sebesar

45%.
42

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik berdasarkan Pendidikan Terakhir dapat dilihat pada

lampirand andapat ditabulasikan yang terlihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
D3 8 9%
S1 67 74 %
S2 15 17 %
S3 0 0%
Total 90 100%
Sumber : SPSS versi 23.0 dan data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 Jika dilihat dari tingkat pendidikan, pada OPD

Kabupaten Indragiri Hulu Mayoritas berpendidikan S1 yaitu sebanyak 67

orang atau 74%. Sedangkan pendidikan terendah adalah D3 sebanyak 8 orang

atau sebesar 9%, dan S2 Sebanyak 15 orang atau sebesar 17%, sedangkan di

S3 0 orang atau 0%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik berdasarkan Lama Bekerja dapat dilihat pada lampirand

andapat ditabulasikan yang terlihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja


Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)
1-5 8 9%
6-10 14 15 %
>10 68 76 %
Total 90 100%
Sumber : SPSS versi 23.0 dan data primer diolah
43

Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa mayoritas lama pengalaman bekerja

OPD di Kabupaten Indragiri Hulu adalah >10 tahun sebanyak 68 orang atau

sebesar 76%, dan pengalaman lama bekerja selama 6-10 tahun sebanyak 14

orang atau sebesar 15%, sisanya pengalaman lama bekerja selama 105 tahun

sebanyak 8 orang atau sebesar 9%.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik berdasarkan Umur dapat dilihat pada lampirand andapat

ditabulasikan yang terlihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Umur Frekuensi Persentase (%)
20 – 30 10 9%
31 – 40 26 30 %
>40 54 61 %
Total 90 100%
Sumber : SPSS versi 23.0 dan data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden adalah berumur >40 tahun sebanyak 54 orang atau sebesar 61%.

Kemudian secara berturut-turut 31-40 tahun sebanyak 26 orang atau sebesar

30%, dan 20-30 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 9%.

4.2.2 Tingkat Capaian Responden

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis

sebuah data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang

dikumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Berikut ini merupakan tingkat Capaian

Responden Pervariabel sebagai berikut:


44

1. Variabel Ketidakpastian Lingkungan (X1)


Tingkat Capaian Responden (TCR) = Rata-rata x 100 %
Skor Ideal Maksimal
Mean = 15.7

Skor Ideal Maksimal = 20

Kepuasan Kerja = 15.7 x 100 % = 78,5 %

20

Pada hasil yang dapat, mendapatkan skor sebesar 78,5 %. Hal itu

berarti bahwa variable Ketidakpastian Lingkungan mendapatkan hasil jawaban

responden yang sangat baik. Karena menurut (Arikunto,2013) menjelaskan

Jawaban responden 61% - 80% kriteria jawabannya baik.

2. Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2)

Tingkat Capaian Responden (TCR)= Rata-rata x 100 %


Skor Ideal Maksimal
Mean = 23,5

Skor Ideal Maksimal = 30

Motivasi Kerja = 23,5 x 100 %= 78,3 %


30
Pada hasil yang dapat, mendapatkan skor sebesar 78,3 %. Hal itu

berarti bahwa variable Kompetensi Sumber Daya Manusia mendapatkan hasil

jawaban responden yang sangat baik. Karena menurut (Arikunto,2013)

menjelaskan Jawaban responden 61%-80% kriteria jawabannya baik.

3. Variabel Sarana Prasarana (X3)


45

Tingkat Capaian Responden (TCR) = Rata-Rata x 100 %


Skor Ideal Maksimal
Mean = 19.8

Skor Ideal Maksimal = 25

Motivasi Kerja = 19.8 x 100 % = 79,2%


25

Pada hasil yang dapat, mendapatkan skor sebesar 79,2%. Hal itu

berarti bahwa variable Sarana Prasarana mendapatkan hasil jawaban

responden yang baik. Karena menurut (Arikunto,2013) menjelaskan Jawaban

responden 61%-80% kriteria jawabannya baik.

4. Variabel Kualitas Laporan Keuangan (Y)

Tingkat Capaian Responden (TCR)= Rata-rata x 100 %

Skor Ideal Maksimal


Mean = 27.9

Skor Ideal Maksimal = 35

OCB = 27.9 x 100 % = 80 %

35

Bahwa variable Kualitas Laporan Keuangan mendapatkan hasil jawaban

dari responden yang sangat baik, karena menurut (Arikunto,2013)

menjelaskan

jawaban responden 60%%-80% kriteria jawabnnya baik.

4.2.3 Uji Validitas


46

Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem

SPSS versi 23.0, maka dapat diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut :

1. Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan (X1)

Hasil dari pengolahan data pada variabel Ketidakpastian Lingkungan

(X1),dapat diperoleh hasil uji validitas yang terlihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5
Hasil Uji ValiditasVariabel Ketidakpastian Lingkungan (X1)

r hitung r tabel 5 %
Variabel No. Butir Status
N = 90 Df = N = 90
1 0,510 0,2050 Valid
Ketidakpastian 2 1,112 0,2050 Valid
Lingkungan 3 0,739 0,2050 Valid
(X1) 4 0,689 0,2050 Valid
Sumber : SPSS 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut dapat dilihat setiap butir dari setiap

variabel secara keseluruhan menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabelProduct moment, pada taraf signifikan 5% (0,05) dan df = 90 yang

menunjukkan angka 0,2050, dari perbandingan tersebut maka butir-butir

penyataan dari variabel Ketidakpastian Lingkungan dinyatakan “valid”.

2. Uji Validitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2)

Hasil dari pengolahan data pada variabel Kompetensi Sumber Daya

Manusia (X1),dapat diperoleh hasil uji validitas yang terlihat pada tabel 4.6

berikut ini :

Tabel 4.6
Hasil Uji ValiditasVariabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X3)
47

r hitung r tabel 5 %
Variabel No. Butir Status
N = 90 Df = N = 90
1 0,639 0,2050 Valid
Kompetensi 2 0,627 0,2050 Valid
Sumber 3 0,666 0,2050 Valid
Daya 4 0,704 0,2050 Valid
Manusia 5 0,648 0,2050 Valid
(X2) 6 0,635 0,2050 Valid
Sumber : SPSS 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut dapat dilihat setiap butir dari setiap

variabel secara keseluruhan menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabelProduct moment, pada taraf signifikan 5% (0,05) dan df = 90 yang

menunjukkan angka 0,2050, dari perbandingan tersebut maka butir-butir

penyataan dari variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia dinyatakan

“valid”.

3. Uji Validitas Variabel Sarana Prasarana (X3)

Hasil dari pengolahan data pada variabel Sarana Prasarana (X3) dapat

diperoleh hasil uji validitas yang terlihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7
Hasil Uji ValiditasVariabel Sarana Prasarana (X3)

r hitung r tabel 5 %
Variabel No. Butir Status
N = 90 Df = N = 90
1 0,636 0,2050 Valid
2 0,665 0,2050 Valid
Sarana
3 0,732 0,2050 Valid
Prasarana
4 0,618 0,2050 Valid
(X3)
5 0,658 0,2050 Valid
Sumber : SPSS 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat setiap butir dari setiap

variabel secara keseluruhan menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari nilai
48

rtabelProduct moment, pada taraf signifikan 5% (0,05) dan df = 90 yang

menunjukkan angka 0,2050, dari perbandingan tersebut maka butir-butir

penyataan dari variabel Sarana Prasarana dinyatakan “valid”.

4. Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan(Y)

Hasil dari pengolahan data pada variabel Kualitas Laporan Keuangan(

(Y),dapat diperoleh hasil uji validitas yang terlihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan( (Y)

r hitung r tabel 5 %
Variabel No. Butir Status
N = 90 Df = N = 90
1 0,643 0,2050 Valid
2 0,636 0,2050 Valid
3 0,712 0,2050 Valid
Kualitas 4 0,557 0,2050 Valid
Laporan
5 0,606 0,2050 Valid
Keuangan(Y)
6 0,577 0,2050 Valid
7 0,701 0,2050 Valid
Sumber : SPSS 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut dapat dilihat setiap butir dari setiap

variabel secara keseluruhan menunjukkaan nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabelProduct moment, pada taraf signifikan 5% (0,05) dan df = 90 yang

menunjukkan angka 0,2050, dari perbandingan tersebut maka butir-butir

penyataan dari variabel Kualitas Laporan Keuangan dinyatakan “valid”.

4.2.4 Uji Reabilitas

Uji Reliablitas merupakan tingkat kehandalan kuesioner.setelah


instrument- instrument pada variable independent yang dinayatakan valid,
maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas atau kehandalan pada masing-
49

masing variable. Dari pengujian reliabilitas variable-variabel tersebut,


diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9
ReliabilitasVariabel
Variabel N = 90 Rule of Keputusan
Jumlah Item Cronbach’s Thumb
Pertanyaan Alpha
Ketidakpastian 4 0,698 0,60 Reliabel
Lingkungan
Kompetensi Sumber 6 0,741 0,60 Reliabel
Daya Manusia
Sarana Prasarana 5 0,677 0,60 Reliabel
Kualitas Laporan 7 0,762 0,60 Reliabel
Keuangan
Sumber: SPSS 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut dapat dilihat bahwa seluruh instrumen

berdasarkan analisis reliabilitas atas variabel penelitian memperlihatkan

bahwa nilai Cronbach’s alpha untuk semua variabel adalah di atas 0,60,

untuk itu seluruh variabel bisa dikatakan realibel atau handal.

4.2.5 Analisis Asumsi Klasik

1. Uji Asumsi Klasik

Merupakan tes yang dilakukan sebelum menguji hipotesis dalam

penelitian, sejumlah uji asumsi klasik terlebih dahulu diuji untuk

menghasilkan kesimpulan data yang benar/layak dalam pembentukan model

penelitian efektif yang bebas dari bias variabel. Uji asumsi klasik dalam

penelitian ini terdiri dari uji normalitas untuk menguji normalitas data secara

statistik dengan menggunakan histogram, uji normal P-P Plot dan


50

Kolmogorof Smirnof, uji multikolinearitas dengan menggunakan Variance

Inflation Factor (VIF) , uji heterokedastisitas dengan menggunakan Glejser

dan uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Wattson statistik.

2. Uji Normalitas

Salah satu metode termudah buat memandang normalitas adalah

melihat histogram yang menyamakan antara informasi observasi dengan

distribusi yang mendekati distribusi wajar. Uji normalitas bertujuan untuk

mengenali apakah informasi dalam riset ini memiliki distribusi wajar. Uji

normalitas pula didukung dengan uji Kolmogorov Smirnov. Residual

berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 Hasil Uji One

Sample Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil PengujianNormalitasKolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 90
Normal Mean 0,0000000
Parameters a,b
Std. Deviation 0,91681023
Most Extreme Absolute 0,083
Differences Positive 0,080
Negative -0,083
Kolmogorov-Smirnov Z 0,083
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,161
a. Test distribution is Normal.

Sumber:SPSS versi 23.0 dan data primer diolah


51

Pada hasil pengujian Kolmogorov Smirnov terlihat pada tabel 4.10

bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,161 > 0,05), maka nilai residual

tersebut telah normal, dan pengujian hipotesis yang dilakukan.

4.2.6 Uji Heterokedasi


Uji heterokedastisitas dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat

kesalahan penganggu (e) memiliki varian yang sama dengan satu pengamatan

ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan

melihat uji Sactter Plot dan Spearman Rho. Gambar Scatter plot dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11
Uji Heterokedastitas

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s T Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) -2,126 1,639 0,000 0,952
KETIDAKPASTIAN_LING
0,536 0,091 0,531 1,214 0,087
KUNGAN
KOMPETENSI_SUMBER_
0,652 0,053 0,648 0,984 0,145
DAYA_MANUSIA
SARANA_PRASARANA 0,325 0,054 0,317 0,236 0,964

Dari Tabel atas menjelaskkan bahwa signifiikan pada uji Glejser

menerangkan keseluruhan nilai variable lebih besar dari 0,05, hal ini berarti

bahwa tidak terjadi heterokedasi data dalam penelitian ini.


52

4.2.7 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan sesuatu kondisi yang menggambarkan

terdapatnya ikatan linear yang sempurna ataupun tentu antara sebagian variabel

bebas. Uji Multikolinearitas bertujuan buat mengenali ada ataupun tidaknya

penyimpangan dari anggapan klasik multikolinearitas. Model regresi yang baik

sepatutnya tidak memiliki korelasi antar variabel bebas, buat mengetahui ada

atau tidaknya multikolinearitasnya maka dapat dilihat dari nilai VIF (Varian

Inflation Factor) serta toleransi. Pedoman sesuatu model regresi yang dikatakan

leluasa permasalahan multikolinearitas merupakan memiliki nilai VIF lebih

kecil dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10. Hasil pengujian

multikolinearitas antara variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut:

Tabel 4.12
Hasil Pengujian Multikolonearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Constant)
KETIDAKPASTIAN_LINGKUNGAN 0,500 2,001
KOMPETENSI_SUMBER_DAYA_MA
0,517 1,934
NUSIA
SARANA_PRASARANA 0,488 2,049
a. Dependent Variabel: Kualitas_Laporan_Keuangan
Sumber:SPSS versi 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun

variable bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang

memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
53

penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. nilai VIF untuk variable

Ketidakpastian Lingkungan adalah (2,001 < 10) dan nilai tolerance sebesar

(0,500 > 0,10), nilai VIF untuk Kompetensi Sumber Daya Manusia adalah

(1,934 < 10) dan nilai tolerance sebesar (0,517 > 0,10). nilai VIF untuk Sarana

Prasarana adalah (2.049 < 10) dan nilai tolerance sebesar (0,488 > 0,10). Dari

hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai

dalam penelitian ini lulus uji multikolinearitas.

4.2.8 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Pengaruh

Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Sarana

Prasarana Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Di OPD Kabupaten Indragiri

Hulu. Hasil pengolahan data dengan metode analisis regresi berganda variabel

penelitian disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13
Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya Manusia
Dan Sarana Prasarana Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Di OPD
Kabupaten Indragiri Hulu

Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s T Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) 0,959 0,877 1,094 0,277
KETIDAKPASTIAN_LING 0,141 0,070 0,082 2,039 0,045
KUNGAN
54

KOMPETENSI_SUMBER_
0,114 0,044 0,102 2,565 0,012
DAYA_MANUSIA
SARANA_PRASARANA 1,112 0,054 .0,839 20,547 0,000
Berdasarkan tabel 4.12 diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya sebagai
berikut:
Model 1: KLKit = α + β1KLit + β2KSDMit + β3SPit + εit

KLK = 0.959 + 0.141 KL + 0.114 KSDM + 1.112 SP

Interprstasi berdasarkan persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:


1. Konstanta sebesar 0.959 artinya apabila Ketidakpastian Lingkungan,

Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Sarana Prasarana tidak ada maka

Kualitas Laporan Keuangan tetap sebesar konstanta 0.959.

2. Koefisien regresi positif (searah) sebesar 0,141 artinya apabila Ketidakpastian

Lingkungan ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Kompetensi

Sumber Daya Manusia, Dan Sarana Prasarana diabaikan, maka akan

mengakibatkan kenaikan pada Kualitas Laporan Keuangan sebesar 0,141.

3. Koefisien regresi positif (searah) sebesar 0.114 artinya apabila Kompetensi

Sumber Daya Manusia ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi

Ketidakpastian Lingkungan Dan Sarana Prasarana diabaikan, maka akan

mengakibatkan kenaikan pada Kualitas Laporan Keuangansebesar 0.114.

4. Koefisien regresi positif (searah) sebesar 1.112 artinya apabila Sarana

Prasarana ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi Ketidakpastian

Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya Manusia diabaikan, maka akan

mengakibatkan kenaikan pada Kualitas Laporan Keuangansebesar 1.112.

4.2.9 Uji Koefisien Determinasi (R2)


55

Analisa koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan

untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen yang

terdiri dari Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya

Manusia dan Sarana Prasana Terhadap Kualitas Laporan Keuangan yang

digambarkan pada tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mod R Adjusted R Std. Error of Durbin-
el R Square Square the Estimate Watson
1 0,964a 0,930 0,928 0,93266 2,262
a. Predictors: (Constant), SARANA_PRASARANA,
KOMPETENSI_SUMBER_DAYA_MANUSIA,
KETIDAKPASTIAN_LINGKUNGAN
b. Dependent Variable: KUALITAS_LAPORAN_KEUANGAN
Sumber:SPSSversi 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.14 diperolehangka R 2 (R square) sebesar 0,92 atau

92 %, hal ini menunjukkan bahwa persentase kontribusi dari variable

independen terhadap variable dependen sebesar 0,92 atau 92 %. Sedangkan

sisanya sebesar 0,8 atau 8 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

4.2.10 Uji T

Uji t dimaksud dapat digunakan untuk menguji atau mengetahui

signifikansi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat secara parsial.

Berdasarkan hasil pengujian ini jika probabilitas signifikan lebih kecil dari pada

alpha 0,05 maka diperoleh Ho ditolak dan Ha diterimaberarti ada hubungan dan

bila probabilitas signifikan lebih besar dari pada alpha 0,05 Ho diterima dan Ha
56

ditolak berarti tidak ada hubungan. Dari hasil olah data dapat disajikan pada

tabel 4.15 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.15
Uji T

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) 0,959 0,877 1,094 0,277
KETIDAKPASTIAN_LIN
0,141 0,070 0,082 2,039 0,045
GKUNGAN
KOMPETENSI_SUMBER
0,114 0,044 0,102 2,565 0,012
_DAYA_MANUSIA
SARANA_PRASARANA 1,112 0,054 0,839 20,547 0,000
a. Dependent Variable: KUALITAS_LAPORAN_KEUANGAN
Sumber: SPSSversi 23.0 dan data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, dapat diinter prestasikan sebagai berikut:

1. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan (X1) terhadap Kualitas Laporan

Keuangan(Y)

Berdasarkan tabel 4.15, menunjukan bahwa variable Ketidakpastian

Lingkungan (X1) dengan nilai signifikan 0,045 < 0,050 dan nilai thitungLebih

Besar Dari Tabel 2.039 > 1,981, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima, berarti Ketidakpastian Lingkungan (X1) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y).


57

2. Pengaruh Kompetensi sumber Daya Manusia (X2) terhadap Kualitas Laporan

Keuangan (Y)

Berdasarkan tabel 4.15, menunjukan bahwa variable Kompetensi Sumber

Daya Manusia (X2) dengan nilai signifikan 0,012 < 0,050 dan nilai thitungLebih

Besar Dari Tabel 2.565 > 1,981, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima, berarti Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2)secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan

Keuangan(Y).

3. Pengaruh Sarana Prasarana (X3) terhadap Kualitas Laporan Keuangan(Y)

Berdasarkan tabel 4.15, menunjukan bahwa variable Sarana Prasarana (X3)

dengan nilai signifikan 0,000 < 0,050 dan nilai thitungLebih Besar Dari Tabel

20,547 > 1,986, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,

berarti Sarana Prasarana (X3) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan(Y).

4.2.11 Uji F

Uji koefisien regresi secara bersamaan dengan Uji F (ANOVA).

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Atau untuk

mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel

terikat atau tidak. Signifikan artinya hubungan yang terjadi dapat berlak pada

populasi (dapat digeneralisasikan). Uji F dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap


58

variabel terikat. Uji F menggunakan taraf signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16
Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 994,847 3 331,616 381,228 0,000
Residual 74,808 86 0,870
Total 1069,656 89
a. Dependent Variable: KUALITAS_LAPORAN_KEUANGAN
b. Predictors: (Constant), SARANA_PRASARANA,
KOMPETENSI_SUMBER_DAYA_MANUSIA,
KETIDAKPASTIAN_LINGKUNGAN
Sumber: SPSSversi 23.0 dan data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukan bahwa tingkat nilai signifikan 0,000 <

0,050 dan dengan nilai fhitung 381,228, makadapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima, berarti Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya

Manusia, Dan Sarana Prasarana dan secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y).

Untuk lebih jelasnya keempat hipotesis penelitian dapat disimpulkan pada

tabel 4.17 sebagai berikut :

Tabel 4.17
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis Pernyataan Signifikan Keputusan

H1 Ketidakpastian lingkungan 0,045 Diterima


berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan
pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu
H2 Kompetensi sumber daya manusia 0,012 Diterima
berpengaruh positif dan signifikan
59

terhadap kualitas laporan keuangan


pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu
H3 Sarana prasarana berpengaruh 0,000 Diterima
positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan pada
OPD Kabupaten Indragiri Hulu
H4 Ketidakpastian lingkungan, 0,000 Diterima
kompetensi sumber daya manusia
dan sarana prasarana terhadap
kualitas laporan keuangan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan
pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu
Sumber: SPSS 23.0 dan data primer diolah

4.3 Pembahasan

1. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan (X1) Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan (Y)

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa variable

Ketidakpastian Lingkungan (X1) dengan nilai signifikan 0,045 < 0,050

dan nilai thitungLebih Besar Dari Tabel 2,039 > 1,981, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti Ketidakpastian

Lingkungan (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y). Ketidakpastian lingkungan

merupakan semacam kondisi dimana suatu organisasi/lembaga mengalami

perubahan-perubahan atau kelebihan yang terjadi karena lingkungan dari

dalam maupun luar organisasi tersebut. Seperti contoh pemindahan staff

organisasi secara mendadak, dan regulasi dari pemerintah yang sering

dirubah. OPD pada umumnya nanti akan dituntut untuk melakukan


60

penyesuaian terhadap lingkungan yang terjadi disekitarnya dengan baik

dalam menjalankan praktik maupun kegiatan operasionalnya terhadap

kualitas laporan keuangan (Sihaloho,2013). Ketidakpastian lingkungan

dalam hal ini adalah kondisi dimana OPD mengalami ketidakpastian yang

dapat disebabkan adanya pengaruh dari luar OPD itu sendiri (Deddi,2013).

2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan (Y)

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukan bahwa variable Kompetensi

Sumber Daya Manusia (X2) dengan nilai signifikan 0,012 < 0,050 dan

niali thitungLebih Besar Dari Tabel 2,565 > 1,981, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti Kompetensi

Sumber Daya Manusia (X2) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y). Sumber daya

manusia (SDM) ini merupakan aspek berarti bagi terciptanya laporan

keuangan yang berkualitas. (Wati,2014) menerangkan kalau keberhasilan

semacam entitas ataupun organisasi dipengaruhi oleh kompettensi sumber

daya yang dimiliki. Kompetensi adalah karakteristik seseorangg yang bisa

dilihat dari keahlian, pengetahuan, dan keahlian yang dimiliki dalam

menuntaskan tugas yang diberikan kepadanya (Hevesi, 2005). Dijelaskan


61

pula menurut (wahyono,2004) kalau data yang sukses lewat laporan

keuangan wajib dibuta sedemikian rupa sehingga laporan keuangan juga

mempunyai keahlian untuk bisa membagikann kepercayaan data tersebut

valid benar ataupun valid. Adapun sumber daya manusia yang hendak

melaksanakan sistem ataupun menciptakan data tersebut dituntut

mempunyai tingkatan kemampuan akuntansi yang mencukupi serta

ataupun paling tidak memiliki keiinginan yang kuat untuk terus belajar

serta mengasah keterampilannya dibidang akuntansi. Sumber daya

manusia yang tidak mempunyai tingkatan kompetensi tidak akan dapat

menuntasskan pekerjaanya secara efektif, efesien dan ekonomis dalam

makna data tidak akan tepat waktu serta terjalin pemborosan waktu serta

tenaga (Wati, 2014). Hingga dengan terdapattnya kompetensi yang

dipunyai sumber daya manusia diharapkan laporan keuangan bisa

disajikan serta dituntaskan dengan baik dalam hal penetapan ketentuan

(Mardiasmo, 2009).

3. Pengaruh Sarana Prasarana (X3) Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan (Y)

Berdasarkan Tabel 4.15, menunjukan bahwa variable Sarana

Prasarana (X3) dengan nilai signifikan 0,000 < 0,050 dan nilai

thitungLebih Besar Dari Tabel 20,547 > 1,986, maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti Sarana Prasarana (X3) secara


62

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan

Keuangan (Y). alat penunjang suatu keberhasilan dimana proses upaya

yang dapat dilakukakan untuk mencapai visi dan misi, karena apabila

sarana tidak tersedia makan semua hal kegiatan yang dilakukakan tidak

mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dari Pengaruh Ketidakpastian

Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey Pada OPD Kabupaten

Indragiri Hulu), maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh Positif terhadap Kualitas Laporan

Keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu dengan nilai signifikan

0,045 < 0,050 dan nilai thitungLebih besar dari Tabel 2,039 >1,981

2. Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Kualitas

Laporan Keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu dengan nilai


63

signifikan 0,012 < 0,050 dan nilai thitungLebih besar dari Tabel 2,565 >

1,986

3. Sarana Prasarana berpengaruh Positif terhadap Kualitas Laporan

Keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu dengan nilai signifikan

0,000 < 0,050 dan nilai thitungLebih besar dari Tabel 20,547 > 1,986

4. Ketidakpastian Lingkungan, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan

Sarana Prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas

Laporan Keuangan pada OPD Kabupaten Indragiri Hulu mununjukkan

bahwa tingkat nilai signifikan 0,000 < 0,050 dan dengan nilai fhitung

381,228

5.2. Saran

1. OPD Kabupaten Indragiri Hulu diharapkan mampu menghadapi segala

ketidakpastian lingkungan yang muncul akibat kualitas laporan keuangan

yang telah diterapkan secara meluas,sehinggaa lingkungan di OPD

tersebut akan tetap stabil.

2. Untuk para pegawai OPD Kabupaten Indragiri Hulu khususnya di bagian

pengelolaan keuangan diharapkan untuk mempertahankan dan menaikkan

Kompetensi Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan pembuatan

laporan keuangan dengan memberikan pelatihan secara teknis,

pemahaman terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur penelitian yang

akan mendatang dibidang akuntansi sektor pemerintah, dengan


64

mempertimbangkan variable-variabel lain yang mungkin berpengaruh dan

belum dimasukkan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai