Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Kasus Korupsi Dalam Perspektif Pancasila Sebagai Dasar Negara

DOSEN PENGAMPU :

ARUM AMBARSARI,S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

Diah Ayu Kumala Ningsih (E2A023032)

Kelas: Manajemen Regular A

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum. Artinya semua warga negara dan penyelenggara negara
harus tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku. Dalam negara hukum, peraturan dibuat untuk
ditaati dan implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Namun pada
kenyataannya masih banyak aturan hukum yang dilanggar oleh masyarakat maupun pemerintah
seperti kasus korupsi. Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana yang
dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan
kekuasan,untuk memperolah keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan untuk
keuntungan pribadi seseorang.

Fenomena korupsi yang tertinggi di dunia terjadi di negara Somalia, akibat konflik yang
tidak pernah berakhir seperti karena terorisme, penindasan terhadap kebebasan pers serta
ketidakstabilan politik, sosial, dan ekonomi sehingga membuat berkembangnya kejahatan
korupsi. Hal tersebut juga diperkuat dengan terpilihnya kembali Hassan Sheikh Mohamud
sebagai presiden, meskipun beliau banyak dikritik karena pernah melakukan korupsi besar-
besaran, pembatasan media dan penyalahgunaan kekuasaan selama masa jabatannya. Fenomena
korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini juga mengkhawatirkan, dimana menurut laporan akhir
tahun ICW (Indonesia Corruption Watch) 2022,Indonesia berada diposisi 1/3 negara terkorup di
dunia dan Asia Tenggara. Dewasa ini penulis menemukan kasus korupsi yang dilakukan Kepala
Sekolah SMAN 4 Padeglang, Banten terkait dana bantuan siswa miskin pada tahun anggaran
2013-2014. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah korupsi di Indonesia masih tinggi sehingga
menyebabkan kerugian keuangan negara.Pancasila sebagai dasar negara menjadikannya sebagai
sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia sehingga masyarakat
harus tertib hukum dan harus meminimalisir tindakan korupsi. Namun di Indonesia masih
banyak terdapat kasus korupsi. Oleh karena itu, penulis tertarik menganalisis kasus korupsi
dalam perspektif Pancasila sebagai dasar negara. Dalam perspektif Pancasila sebagai dasar
negara, perbuatan korupsi yang dilakukan Engkos Kosasih tentu melanggar hukum dan tidak ada
aturan perundangan-undangan yang membenarkan perbuatannya tersebut.

1.2 Tujuan

1. Menganalisis kasus korupsi yang dilakukan oleh Engkos Kosasih, Kepala Sekolah
SMAN 4 Padeglang terkait dana bantuan siswa miskin dalam perspektif Pancasila
sebagai dasar negara.
2. Ingin menganalisa dengan tata tertib hukum kasus korupsi tersebut dengan perspektif
Pancasila sebagai dasar negara.
1.3 Manfaat

Untuk mendapatkan hasil analisa kasus korupsi dalam perspektif Pancasila sebagai dasar
negara dan membuat referensi kepada pembaca dan masyarakat sehingga kasus korupsi dapat
diminimalisir.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila merupakan sebuah penegasan terhadap komitmen bahwa sesungguhnya nilai-
nilai Pancasila adalah dasar dan ideologi dalam bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.
Sehingga Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai - nilai yang ada didalam Pancasila
harus menjadi landasan etika dan moral dalam membangun pranata politik, pemerintahan,
ekonomi,pembentukan dan penegakkan hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan
lainnya. Pancasila sebagai dasar negara dipergunakan untuk mengatur tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara serta semua peraturan di negara di Indonesia harus berlandaskan
Pancasila. Pancasila dengan kedudukannya sebagai dasar negara mempunyai lima fungsi,
yaitu:
1. Sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia. Maka,
Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia.
2. Suasanaa kebatinan (geistlichenhinterground) dari Undang- Undang Dasar.
3. Cita- cita hukum bagi dasar hukum dasar negara.
4. Norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan penyelenggara negara lainnya memegang teguh cita-cita rakyat
yang luhur.
5. Sumber semangat bagi UUD 1945,penyelenggara negara, dan pelaksana
pemerintahan.Melalui Ketetapan Nomor XVIIV MPR/1998,kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara RI telah dikembalikan.

Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada penyelenggaraan
negara. Bagaimana semua kompenen negara terutama Pemerintah dapat
menyelenggarakan negara dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.

2.Kasus

Kepala Sekolah SMAN 4 Pandeglang, Banten ditangkap polisi di kediamannya di


Kecamatan Labuan, Banten pada Kamis, 13 Juli 2023 karena melakukan korupsi
dana bantuan siswa miskin pada saat menjabat di SMAN 3 Padeglang. Berdasarkan
keterangan dari kepolisian, Engkos Kosasih bersama satu rekannya berinisial AP yang
menjabat sebagai Komite Sekolah melakukan korupsi dana bantuan siswa pada tahun
anggaran 2013-2014.Kasastreskim Polres Padeglang AKP Shilton mengungkapkan dana
bantuan siswa miskin yang di korupsi senilai Rp. 234.815 juta. Menurut Shilton,kedua
orang tersebut tidak menyalurkan dana bantuan ke siswa miskin saat Engkos Kokasih
masih menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 3 Padeglang. Pihak kepolisian mulai
menyelidiki kasus tersebut setelah adanya laporan dari masyarakat pada tahun
2017,namun baru diungkap karena terkendala pencarian bukti dan informasi dari siswa
yang menerima dana bantuan tersebut.

3. Analisis

Maraknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia akan berdampak pada terganggunya
ekonomi di negara kita. Walaupun sudah didirikan KPK untuk memberantas korupsi
namun belum cukup menghilangkan korupsi di negara ini.Sehingga pemerintah harus
lebih tegas menindaklanjutinya. Seperti kasus korupsi yang dilakukan Kepala Sekolah
SMAN 4 Pandeglang terkait dana bantuan siswa pada tahun anggaran 2013-
2014.Indonesia mempunyai suatu sumber yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan segala sesuatu yaitu Pancasila. Pancasila merupakan ideologi dasar dalam
kehidupan bagi negara Indonesia. Berdasarkan teori Pancasila sebagai dasar negara, kita
dapat memaknai bahwa dalam setiap melakukan segala sesuatu harus berpegangan pada
Pancasila yang merupakan dasar negara kita. Dalam Pancasila terdapat lima sila yang
dimana setiap sila-sila tersebut memiliki arti yang berbeda namun memiliki tujuan yang
sama.

1. Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang jika dikaitkan
dengan korupsi maka kasus korupsi yang dilakukan Engkos Kosasih sama saja
telah menipu dan membohongi Tuhan karena telah mengambil hak yang bukan
milik nya.
2. Sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab", yang memiliki
makna untuk memperlakukan sesama manusia dengan setara dan melakukan
tindakan yang benar dan adil kepada sesama manusia. Dengan melakukan
korupsi, berarti Engkos Kosasih telah melanggar sila kedua karena melakukan
tindakan yang memanfaatkan kekuasaan sebagai tempat untuk memperkaya diri
sendiri dan merugikan orang lain.
3. Sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", yang memiliki makna bahwa
kedudukan semua warga Indonesia itu sama dimata hukum dan harus mendapat
perlakuan yang sama juga didepan hukum. Dengan melakukan korupsi, berarti
Engkos Kosasih telah melanggar sila ketiga karena tindakan ini dapat
menghilangkan kepercayaan masyarakat dan menimbulkan sikap tak acuh rakyat
kepada tindakan pemerintah, sehingga munculnya disintegrasi bangsa.
4. Sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dengan melakukan
korupsi maka Engkos Kosasih telah melanggar sila keempat ini karena sila ini
merupakan mengandung makna untuk bermusyawarah dalam menentukan segala
sesuatu yang baik bagi Indonesia. Tetapi dengan ia melakukan korupsi maka sama
saja dengan membuat keputusan sendiri yang menguntungkan dirinya sendiri dan
meremehkan kekuatan musyawarah sehingga membuat masalah yang buruk bagi
Indonesia.
5. Sila kelima yang berbunyi"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", yang
memiliki makna yaitu adil terhadap sesama warga dan menghormati setiap hak-
hak yang dimiilki masyarakat Indonesia. Dengan tindakan korupsi yang dilakukan
Engkos Kosasih menunjukkan ketidakadilan antara pemerintah dan rakyat bahkan
negara sendiri karena telah menggunakan sesuatu yang bukan miliknya untuk
kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan tujuan awalnya sehingga pemerintah
harus menindaklanjuti dengan tegas dengan memberikan hukuman agar membuat
ia jera.

-UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)

“Bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”

Berdasarkan bunyi pasal 33 ayat (3) tersebut, perbuatan korupsi yang dilakukan
Engkos Kosasih telah melanggar UUD 1945 pasal 33 ayat (3) karena ia menguasai
kekayaan negara berupa dana bantuan siswa miskin yang bukan hak nya untuk
kepentingan pribadi.

- UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi
"Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam
rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini
selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, juga menghambat
pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi
tinggi".

Sehingga kasus korupsi dana bantuan siswa miskin yang dilakukan Engkos Kosasih
menunjukkan bahwa ia telah melanggar UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi karena ia merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dan dapat menghambat pembangunan nasional.

-UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 (1)

"Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau korporasi yang merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000. 00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000. 00 (satu miliar rupiah).

Sehingga kasus korupsi dana bantuan siswa miskin yang dilakukan oleh Engkos
Kosasih telah melanggar UU No. 31 Tahun 1991 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Pasal 2(1) dan ia mendapatkan ancaman 15 tahun penjara.

- UU No. 20 Tahun 2001 Pasal 55 ayat ke (1) KUHP tentang Perubahan Atas UU No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Berdasarkan Pasal 55 ayat (1) KUHP,” Orang yang turut serta melakukan perbuatan
pidana, dipidana sebagai pelaku tindak pidana”.
Jadi, berdasarkan Pasal 55 ayat (1) KUHP, AP yang menjabat sebagai Komite
Sekolah yang turut serta melakukan tindak pidana korupsi juga dipidana dengan
ancaman pidana yang sama dengan Engkos Kosasih yang merupakan pelaku tindak
pidana korupsi karena melakukan korupsi secara bersama- sama.

-UU No. 31 Tahun 1991 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 18 ayat
(1)
Yang berbunyi “Selain pidana tambahan dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana sebagai pidana tambahan adalah :
a. perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud, barang tidak
bergerak yang digunakan untuk yang diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk
perusahaan milik terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu pun harga
dari barang yang menggantikan barang tersebut;
b. pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya dengan harta benda
yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.
c. penutupan usaha atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun;
d. pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan atau sebagian
keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada terpidana.
Berdasarkan bunyi pasal 18 ayat (1) tersebut, Engkos Kosasih diharuskan
mengembalikan dana yang dikorupsinya sebesar 234. 815 juta dan mempertanggung
jawabkan perbuatannya tersebut di hadapan hukum.

Berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara dan hubungannya dengan kasus korupsi dana
bantuan siswa miskin yang dilakukan oleh Engkos Kosasih, muncul pandangan dari
korban dari korupsi yang haknya diambil dan merasa dirugikan oleh pelaku, namun
pelaku justru mendapatkan keuntungan dengan uang milik korban. Engkos Kosasih
melakukan kasus korupsi bersama rekannya AP yang menjabat sebagai Komite Sekolah
sehingga membuat ia lebih leluasa melakukan korupsi karena bekerja sama dengan
rekannya. Perbuatan yang dilakukan Engkos Kosasih dan rekannya membuat kerugian
pada siswa maupun perekonomian negara serta bertentangan dengan Pancasila sebagai
dasar negara, dan tidak ada satupun dari perundangan-undangan yang membenarkan
perbuatannya tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ditinjau dari tata Perundangan-undangan, UUD 1945, Peraturan Daerah, ternyata tidak ada
satupun aturan yang membenarkan seseorang untuk melakukan tindak pidana korupsi. Namun di
Indonesia sendiri walaupun sudah ada undang-undang yang melarang dan KPK yang bertugas
untuk memberantas korupsi,ternyata masih banyak kasus korupsi yang terjadi. Hal ini sangat
bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara yang dipergunakan sebagai pedoman untuk
melakukan segala sesuatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hasil analisa dari kasus
korupsi yang dilakukan oleh Engkos Kosasih bersama rekannya AP menujukkan bahwa mereka
melanggar aturan hukum. Sehingga dari hasil analisa tersebut harapanya dapat menjelaskan
kasus korupsi yang dilakukan Engkos Kosasih bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar
negara dan dapat dijadikan rujukan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisir kasus
korupsi.

3.2 Saran

Maka penulis memberi saran agar Pemerintah harus membuat aturan hukum yang lebih tegas
sehingga pelaku mendapat efek jera dan tidak membuat orang lain meniru perbuatan korupsi,
sehingga kasus korupsi yang terjadi di Indonesia dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
Arum Ambarsari, S.Pd.,M.Pd dan Dr. Supriyanto,M.Pd 2023 Buku Ajar
Pendidikan Pancasila, Semarang :Selfitera Indonesia.

Cindy Mutia Annur, Transparency International: Somalia Negara Terkorup di


Dunia pada 2022, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/02/transparency-
international-somalia-negara-terkorup-di-dunia-pada-2022 diunduh pada tanggal 12
Desember 2023.

Ilman Hadi S. H, Ancaman Orang Pidana Untuk Orang yang Turut Serta
Melakukan Korupsi, https://www.hukumonline.com/klinik/a/tindak-pidana-korupsi-
lt507e81322df2c diunduh pada 12 Desember 2023.

Indonesia Corruption Watch, Laporan Akhir Tahun ICW 2022,


https://antikorupsi.org/id/laporan-akhir-tahun-icw-2022 diunduh pada tanggal 12
Desember 2023.

Muhammad Renald, Sosok Engkos Kosasih, Kepala SMAN 4 Pandeglang yang


Terseret Kasus Korupsi Dana Bantuan Siswa Miskin
https://m.tribunnews.com/amp/regional/2023/07/15/sosok-engkos-kosasih-kepala-sman-
4-pandeglang-yang-terseret-kasus-korupsi-dana-bantuan-siswa-miskin diunduh pada
tanggal 13 Desember 2023 .

Serafica Gisha, Isi Pasal 33 UUD 1945 dan Maknanya,


https://amp.kompas.com/skola/read/2021/07/05/132235369/isi-pasal-33-uud-1945-dan-
maknanya diunduh pada 14 Desember 2023.

Vanya Karunia Mulia Putri, Pengertian Korupsu Menurut Para Ahli Dan Ciri-
Cirinya, https://amp.kompas.com/skola/read/2023/07/25/070000869/pengertian-korupsi-
menurut-para-ahli-dan-ciri-cirinya diunduh pada 14 Desember 2023.

Anda mungkin juga menyukai