yang dibimbing oleh Bapak Dr. Drs. Mohamad Sinal, S.H., M.H., M.Pd.
Oleh :
Kelompok 5
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi kini sudah semakin berkembang baik dilihat dari jenis, pelaku
maupun dari modus operansinya. Masalah korupsi bukan hanya menjadi masalah
nasional tetapi sudah menjadi internasional, korupsi dapat menjatuhkan sebuah
rezim, dan bahkan juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu Negara.
Di Indonesia Korupsi dikenal dengan istilah KKN singkatan dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme. Korupsi sudah menjadi wabah penyakit yang menular di setiap
aparat negara dari tingkat yang paling rendah hingga tingkatan yang paling tinggi.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah kami berikut beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas :
Di dalam penyusunan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin kami paparkan
antara lain sebagai berikut :
3
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap sila dalam pancasila memiliki hubungan yang saling mengikat dan
menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah
tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu
kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha
memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan
menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara. Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat, pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Nilai
Pancasila bersumber dari penjabaran norma-norma dalam masyarakat. Segala
sesuatu prilaku masyarakat berakar pada Pancasila.(Ruhcitra : 2009)
4
keadilan pada kehidupan suatu bangsa. Dimana hak perseorangan diambil secara
terselubung. Serta adanya pemanfaat uang untuk kepentingan penyelenggaraan
negara, menjadi untuk kepentingan pribadi. Selama ini pemberantasan korupsi di
Indonesia belum maksimal, meskipun seluruh nilai dari sila Pancasila telah
ditegakkan. Masih ada pihak-pihak yang tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Karena itulah sejauh ini pemberantasan korupsi di Indonesia masih belum sesuai
dengan sila ke-5. Sehingga korupsi dapat ditanggulangi dengan mengamalkan
nilai sila ke-5 diantaranya adalah menicptakan transparansi birokrasi
pemerintahan dengan langkah nyata dan konkrit. Agar toksin-toksin yang
berbahaya bagi ketahanan negara itu bisa terpantau dan ditanggulangi dengan
langka-langka preventif. Dan hal ini bisa terwujud, manakalah karakter aparat
pemerintahan sudah terbebas dari mental suka menggaruk dan menilap yang
bukan haknya. Pada titik ini, tindakan penyadaran moral, adalah kata kunci yang
tepat untuk mengurangi aurah buruk wajah pemerintahan.
Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk
semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan
bahagia spritual, lahir dan batin. “Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang
harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya
sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya.” (Sunoto,
2001:154) Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi
mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi
berbuat untuk kepentingan bersama.
Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai Keadilan tersebut didasari
oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat,
bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu
manusia dikatakan pula sebagai makhluk Monopruralisme.
5
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan
bersama adalah meliputi:
1. Keadilan Distributif
3. Keadilan Komulatif
6
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara
yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh
warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-
nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama
bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam
suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip
kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama). Maka dari itu, korupsi menurut sila ke lima,
merupakan permasalahan yang tidak dapat ditolerir, mengingat bahwa korupsi
merugikan warga dan negara.(Yugi Al : 2017)
Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada
niat dan kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah
menjadikan nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan
perundang-undangan sebagai acuan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Suatu pemerintah dengan pelayanan publik yang baik merupakan pemerintahan
yang bersih (termasuk dari korupsi) dan berwibawa. Korupsi adalah perbuatan
pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana. Hubungannya dengan Pancasila adalah
melanggar sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena
korupsi itu menggerogoti kekayaan Negara yang ujung-ujungnya adalah
memiskinkan Negara dan juga rakyat.
7
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara
terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dan Saran dari pembahasan dari rumusan masalah yang sudah
ada maka dari uraian di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
Upaya peberantasan korupsi tetap harus menjadi nomor wajib sebab korupsi
merupakan akar dari segala masalah yang menyebabkan nama baik negeri ini
terus terpuruk di dunia Internasional.
1. Strategi Preventif
9
meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini
melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil dan
mampu mencegah adanya korupsi.” (Muzadi, 2004 : 135)
2. Strategi Deduktif
“Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan
diarahkan agar apabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka
perbuatan tersebut akan dapat diketahui dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya dan seakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindak lanjuti dengan
tepat. Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi,
sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang
cukup tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi.
Hal ini sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu
hukum,ekonomi maupun ilmu politik dan social.” (Muzadi, 2004 : 135)
3. Strategi Represif
“Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan
diarahkan untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan
tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar
pemikiran ini proses penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan,
penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk
dapat disempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses penanganan
tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya
harus dilakukan secara terintregasi.” (Muzadi, 2004 : 135)
B. Upaya pemberantasan korupsi
3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tang-gung jawab yang tinggi.
10
5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang
tinggi.
6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab
etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Dipoyudo, Kirdi. 1984. Pancasila, Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta: CSIS.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kemendikbud.
Sunoto. 2001. Mengenal Filsafat Pancasila. Jakarta: Hanindita Graha Widya.
Mochlisin. 2007. Kewarganegaraan. Jakarta: Interplus
Muzadi, H. 2004. Menuju Indonesia Baru, Strategi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Malang: Bayumedia Publishing.
Rahman, Abd. dan Baso Madiong. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Artikel :
Al, Yugi. 2017. Penjelasan Lengkap 5 Teori Keadilan Menurut Aristoteles.
https://www.eduspensa.id/teori-keadilan-menurut-aristoteles/. Yang di
akses pada hari Minggu 31 Desember 2017 pukul 19.14 WIB
Andrazain. 2013. Manusia dan Keadilan. (Online). Tersedia:
https://andrazain.wordpress.com/2013/05/31/manusia-dan-keadilan/.
Yang di akses pada hari Minggu 31 Desember 2017 pukul 19.04 WIB
Dwi, Mifta. 2013. Sila ke 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia).
https://miftadwi53.blogspot.co.id/2013/10/sila-ke-lima-keadilan-sosial-
bagi.html. Yang di akses pada hari Sabtu tanggal 9 Desember 2017 pukul
19.05
El Qudsi, Mohammad Ichlas. 2010. Fenomena Korupsi Di Indonesia dan
Pemberantasannya. http://politik.kompasiana.com. Yang di akses pada
hari Selasa tanggal 5 Desember 2017 pukul 13.38
Hayati, Anggun. 2011. Strategi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia.
https://www.academia.edu/3097181/STRATEGI_PEMBERANTASAN_
KORUPSI_DI_INDONESIA. Diakses pada hari Selasa tanggal 5
Desember 2017 pukul 13.40.
12
Rastika, Icha. 2012. Inilah Lima Tren Pemberantasan Korupsi Masa Depan.
http://nasional.kompas.com. Yang di akses pada hari Selasa tanggal 5
Desember 2017 pukul 13.46.
13