Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok

Ilmu Sosial Budaya Dasar


Keadilan,Ketertiban,Kesehjatraan

Disusun oleh :

Ariel Tangkilisan 17208200

Norvan Leki 17208032

Ricardo Aalung 17208016

Risanto Amala 17208015

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Manado
Pendahuluan

Puji Syukur kita naikan kepada Tuhan yang maha kuasa, ditengah pandemic Covid-19
kita dapat menyelesaikan Makalah dari Tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
untuk presentasi kelompok 5 dengan materi Keadilan,Ketertiban,Kesejahteraan.
Pembahasan

Keadilan
Keadilan merupakan suatu hal yang abstrak, sehingga akan sulit mewujudkan suatu
keadilan jika tidak mengetahui apa arti keadilan. Beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai
pendapat yang dikemukakan keadilan dalam dua kelompok, yaitu keadilan umum atau keadilan
menurut kehendak undang-undang yang harus ditunaikan demi kepentingan umum dan keadilan
khusus yang didasarkan atas kesamaan atau proposionalitas.

Adil adalah keadaan yang seimbang. Apabila kita melihat suatu sistem atau himpunan yang
memiliki beragam bagian yang dibuat untuk tujuan tertentu, maka mesti ada sejumlah syarat, entah
ukuran yang tepat pada setiap bagian dan pola kaitan antar bagian tersebut.

Makna Keadilan
Keadilan berasal dari bahasa Arab yang artinya tengah.

Arti Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar.
*Sumber Wikipedia

Sifat Keadilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keadilan berartisifat
perbuatan,perlakuan yang adil

Menurut Ahli
Menurut Frans Magnis Suseno dalm bukunya Etika Politik,keadilan adalah
sebagaisuatu keadaan dimana semua orang dalam posisi yang sama.
Menurut WJ . J .Poerwodarminto,keadilan berarti tidak berat
sebelah,sepatutnyatidak sewenang-wenang.
Menurut Aristoteles Menyebutkan 3 macam keadilan yaitu :
1. Keadilan komutatif adalah keadilan yang memberikan kepada setiap
orang yang Sama banyaknya.

2. Keadilan distributive adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah


yang berdasarkan perbandingannya.

3. Keadilan legal atau moral adalah keadilan yang mengikuti penyesuaian


atau pemberian yang sesuai dengan kemampuanya.
Dasar Keadilan Indonesia
Ada dalam sila ke- 5 Pancasila yaitu “Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
Sesuai pesan yang terkandung dalam UUD 1945 hendaknya menjadi pedoman dan semangat
bagi para penyelenggara negara bahwa tugas utama pemerintah adalah menciptakan keadilan.
Berdasarkan pada pancasila sila ke-2 “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” yang dimaksud
adalah perlakuan secara adil kepada warga negara tanpa pandang bulu. Hal ini tercermin dalam
pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa segala warga negara bersamaan didalam kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Sila ke5 “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” mengandung
makna dalam adil pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Pembangunan dan kakayaan alam
tidak boleh dinikmati olah segelintir orang sebab hal itu akan menimbulkan parasaan iri,
kesenjangan dan kemiskinan.

2. Fungsi dan Tujuan Hukum dalam Masyarakat

Ada empat fungsi hukum dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut :


a.    Sebagai Alat Pengatur Tertib Hubungan Masyarakat.
Hukum sebagai norma merupakan petunjuk untuk kehidupan. Hukum menunjukkan mana yang
baik dan mana yang buruk. Hukum juga member petunjuk apa yang harus diperbuat dan mana
yang tidak boleh, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya itu
dapat dimungkinkan karena hokum mempunyai sifat mengatur tingkah laku manusia serta
mempunyai ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum mempunyai sifat memaksa agar
hukum ditaati oleh anggota masyarakat.

b.   Sebagai sarana untuk Mewujudkan Keadilan Sosial.


- Hukum mempunyai cirri memerintah dan melarang
- Hukum mempunyai sifat memaksa.
- Hukum mempunyai daya yang mengikat secara psikis dan fisik.

Karena hukum mempunyai sifat, cirri, dan daya mengikat tersebut, maka hukum dapat member
keadilan, yaitu menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Hukum dapat menghukum
siapa yang salah, hukum dapat memaksa agar peraturan ditaati dan siapa yang melanggar diberi
sanksi hukuman.
Contohnya, siapa yang berutang harus membayar adalah perwujudan dari keadilan.
c.    Sebagai Penggerak Pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat ke arah yang
lebih maju dan sejahtera.

d.   Fungsi Kritis Hukum


Dewasa ini, sering berkembang suatu pandangan bahwa hukum mempunyai fungsi kritis, yaitu
daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan pengawasan pada aparatur pengawasan
(petugas) saja, tetapi aparatur penegak hukum termasuk didalamnya.
Hukum bertujuan menjamin kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus
bersendikan pada rasa keadilan di masyarakat. Dalam literature ilmu hukum, dikenal ada dua
teori tentang tujuan hukum, yaitu teori etis dan utilities. Teori etis mendasarkan pada etika,
hukum bertujuan untuk semata-mata mencapai keadilan, memberikan kepada setiap orang apa
yang menjadi haknya. Hukum tidak identik dengan keadilan. Peraturan hukum tidaklah selalu
untuk mewujudkan keadilan. Contohnya, peraturan lalu lintas. Mengendarai mobil di sebelah kiri
tidak bias dikatakan adil karena sesuai aturan. Sedangkan berjalan di sebelah kanan dikatakan
tidak adil karena bertentangan dengan aturan. Jadi, teori ini tidak sepenuhnya benar.

Agar tujuan kaidah hukum itu dapat terwujud dengan semestinya, atau sesuai dengan
harapan seluruh anggota masyarakat/ Negara maka harus ada kepatuhan kepada kaidah hukum
tersebut. Masyarakat perlu patuh dan menerima secara positif adanya kaidah hukum. Tidak dapat
kita bayangkan bagaimana kehidupan manusia tanpa adanya kaidah hukum.

Anda mungkin juga menyukai