Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Keadilan bagi

seluruh rakyat Indonesia, itulah dasar cita – cita para pejuang bangsa ini.

Negara yang masyarakatnya sadar akan keberadaan Hukum, menjadikan

Hukum sebagai tameng yang mampu melayani seluruh masyarakat Indonesia

tanpa ada Deskriminasi, pandang ras, jabatan, status dan strata sosialnya.

Di dalam Negara Hukum, kekuasaan negara di batasi oleh Hak Asasi

Manusia sehingga Aparatur Negara tidak bertindak dan berlaku sewenang-

wenangnya, menyalahgunakan kekuasaan, dan Deskriminatif dalam praktik

penegakkan hukum kepada warga negaranya. Penegak Hukum di negara kita

sendri di kenal sebagai Panca Wangsa, Kehakiman, Kepolisian, dan Advokat.

Tidak hanya para penegak Hukum saja yang memiliki tanggung

jawab untuk penegakkan hukum, tetapi penegakkan hukum juga menjadi

tanggung jawab besar Pemerintahan atau negara itu sendiri, dengan

menyiapkan Peraturan Perundang-undangan yang memiliki makna kuat dalam

berkeadilan, berkepastian hukum dan mampu di peragakan dalam kehidupan

riil masyarakat.

Tetapi dalam praktik penegakkannya kita ketahui masih banyak sekali

catatan-catatan hitam tentang penegakkan hukum di negara kita ini. Masih

lemah dalam menegakkan keadilan. Bentuk – bentuk keadilan di Indonesia ini

seperti orang yang kuat pasti hidup sedangkan orang yang lemah pasti akan

tertindas dan jelas inilah yang sedang terjadi dalam praktik penegakan hukum

di Negara Indonesia, peran hukum yang tadinya mempunyai arti yang kuat

ternyata belum bisa diterapkan dengan baik dan sesuai dengan atauran-aturan
2

hukum yang berlaku di Indonesia. Ironisnya, keadilan di indonesia belum

mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keadilan ?

2. Bagaimana praktik keadilan di Indonesia ?

3. Bagaimana penjelasan dalam UUD 1945, tentang Negara Indonesia adalah

Negara Hukum ?
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keadilan

Keadilan berasal dari bahasa arab “adil” yang artinya bersikap dan

berlaku dalam keseimbangan. Keseimbangan meliputi keseimbangan antara

hak dan kewajiban dan keserasian dengan sesama makhluk. Keadilan pada

hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau orang lain sesuai haknya

atas kewajiban yang telah di lakukan. Yang menjadi hak setiap orang adalah di

akui dan di perlakukan sesuai harkat dan mertabatnya yang sama derajatnya di

mata Tuhan YME. Hak-hak manusia adalah hak-hak yang diperlukan manusia

bagi kelangsungan hidupnya di dalam masyarakat.1

Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya “adil” artinya

tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Maksud

dari ketidak sewenang-wenangnya dapat berupa keadaan :

a. Sama (seimbang), Nilai yang tidak berbeda

b. Tidak berat sebelah, perlakukan yang sama dan tidak pilih kasih

c. Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak

kurang

d. Patut / layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis dan proporsional

e. Perlakuan pada diri sendiri sama seprti perlakuan kepada pihak lain

dan sebaliknya

Keadilan itu merupakan suatu perlakuan antara hak dan kewajiban yang

harus dilaksanakan secara bersamaan dan seimbang. Setiap orang ingin

merasakan keadilan yang sama antar sesamanya. Adil dalam melaksanakan

suatu situasi dan kondisi atau masalah jiwa seseorang yang memiliki jiwa

sosial tinggi. Setiap warga Negara Indonesia wajib dan layak menerima atau
1
Teori-teori Keadilan, Super,Yogyakarta, 1976.
4

memperoleh keadilan yang merata satu dengan yang lain sesuai dengan Hak

Asasi Manusia baik dalam berbagai bidang.

Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat di pungkiri karena dalam

kehidupan manusia itu sendiri sering kali dan hampir setiap hari merasakan

keadilan dan ketidakadilan. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan

menimbulkan banyak perbincangan dan menjadi kreativitas tersendiri. Maka

dari itu keadilan sangatlah penting dan untuk kehidupan sehari – hari karena

akan menciptakan kesejahteraan untuk semua masyarakat bumi.2

Keadilan tercantum dalam Pancasila dan yang paling utama ada dalam

sila kelima yang berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Yang memiliki arti dan makna bahwa warga negara Indonesia berhak dan

layak untuk mendapatkan keadilan yang merata dari pihak yang berwenang.

Berikut ini beberapa pendapat pengertian mengenai keadilan :

❖ Menurut W.J.S. Poerdaminto, keadilan berarti tidak berat sebelah,

sepatutunya, tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam pengertian adil

termasuk di dalamnya tidak terdapat kesewenang wenangan. Orang

yang bertindak sewenang-wenang berarti bertindak tidak adil.

❖ Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan berarti

(sifat perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau

perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain

sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain.

❖ Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik

menyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana orang

dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama.

2
Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001)
5

Mengenai makna keadilan, Aristoteles membedakan dua macam keadilan, yaitu:

a. Keadilan Komulatif,

Keadilan kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif

adalah suatu keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa

mempedulikan jasa masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada

transaksi (sunallagamata) baik yang sukarela atau tidak. Keadilan ini

terjadi pada lapangan hukum perdata, misalnya dalam perjanjian tukar-

menukar.

b. Keadilan distributive.

Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif

adalah suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang

didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-

masing. Keadilan distributif berperan dalam hubungan antara

masyarakat dengan perorangan.

Sedangkan Plato, guru Aristoteles, menyebutkan ada tiga macam, yaitu :

a. Keadilan komulatif adalah keadilan yang memberikan kepada setiap

orang sama banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang

telah diberikan (dari kata commute = mengganti, menukarkan,

memindahkan).

b. Keadilan distributive adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah

kepada setiap orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan

(pembagian menurut haknya masing-masing pihak). Di sini keadilan

tidak menuntut pembagian yang sama bagi setiap orang, tetapi

pembagian yang sama berdasarkan perbandingan.


6

c. Keadilan legal atau keadilan moral adalah keadilan yang mengikuti

penyesuaian atau pemberian tempat seseorang dalam masyarakat

sesuai dengan kemampuannya dan yang dianggap sesuai dengan

kemampuan yang bersangkutan.

Keadilan merupakan hal penting dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Charles E. Merriam dalam Miriam Boedihardjo (1982) meletakkan

keadilan ini sebagai salah satu prinsip dalam tujuan suatu Negara, yaitu

keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum, dan

kebebasan.Adalah menjadi tugas pengelenggara Negara untuk menciptakan

keadilan. Tujuan bernegara Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi

seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diketahui baik dalam pembukaan

UUD 1945 maka Negara yang hendak didirikan adalah Negara Indonesia yang

adil dan bertujuan menciptakan keadilan social.

B. Praktik Keadilan di Indonesia

Dalam sila kelima pancasila yang berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia “ kalimat ini sangatlah jelas bahwa seluruh rakyat Indonesia

berhak mendapatkan keadilan tanpa ada diskriminasi dari pihak manapun.

Semua layak untuk medapatkan keadilan yang merata, hal ini sangat berkaitan

dengan Hak Asasi Manusia ( HAM ). Hak Asasi Manusia di anggap sebagai

hak dasar yang sangat penting dan layak untuk dilindungi dan dilaksanakan

dalam kehidupan sehari-hari.3

Oleh karena itu, wajib diberlakukan sanksi bagi siapa saja yang sudah

melanggar Hak Asasi Manusia dan dalam mewujudkan ini peran hukum

sangatlah paling di butuhkan.Hukum adalah aturan yang harus di taati yang

bersifat memaksa dan apabila melakukan kesalahan atau pelanggaran akan


3
Selasata, 2011. Implementasi Sila Ke-5 dalam peraturan Perundangan Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro.
7

dikenakan sanksi tegas. Hukum itu sendiri bertujuan memberikan keadilan

kepada setiap umat manusia. Semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang

sama.

Namun dalam praktiknya hal ini sudah tidak lagi di junjung tinggi lagi.

Hukum di indonesia di nilai belum mampu memberikan apa yang di inginkan

oleh masyarakat, hukum di indonesia belum mampu menciptakan keadilan bagi

masyarakat lemah. Ironisnya malah ini terjadi kebalikannya, hukum kini

menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak dan bersikap semena-

mena. Saat ini hukum di indonesia hanya berpihak kepada mereka yang kaya,

mareka yang berkuasa, dan mereka yang memiliki jabatan tinggi.

Tidak bisa dipungkiri hukum adalah produk politik. Kebijakan

pemberlakuan pada Undang-Undang yang memiliki sensitifitas politik yang

tinggi kerap ada pertentangan di masyarakat tentang apa yang dimaksud

dengan kebutuhan masyarakat. Undang-Undang Ketenagakerjaan merupakan

salah satu contohnya. Kaum pekerja berada pada posisi yang berhadap-hadapan

dengan asosiasi pengusaha. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah berada pada

posisi ditengah-tengah yang harus mengakomodasi dua kepentingan yang

berbeda ekstrim. Konsekuensinya adalah Undang-Undang dapat dianggap

sebagai kompromi antara dua kepentingan berbeda atau Undang-Undang

tersebut ditolak keberadaannya. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang

baru disahkan konsekuensi terakhirlah yang terjadi.4

Di Indonesia keadilan belum bisa ditegakkan sesuai tuntutan negara


hukum, sudah tercermin di dalam praktek kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-norma hukum,
tapi ironisnya sulit sekali mencari keadilan. Sebab di mana saja masih
bertengger orang-orang yang jiwanya hitam kelam yang tidak bisa ditembus
sinar terang.
4
Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D., Jurnal POLITIK HUKUM UU BIDANG EKONOMI DI INDONESIA.
Hal. 29 (Jurnal Hukum Vol.01, No.1 Tahun 2005)
8

Dan Kenyataan dewasa ini di Indonesia belum ada persatuan ke arah

perjuangan menegakkan keadilan. Kesadaran untuk perjuangan bersama sangat

tipis, semua mengarah kepada kepentingan golongan dalam menegakkan

keadilan/HAM. Rasa keadilan masyarakat tercabik lantaran, di sisi lain,

penegak hukum seolah tak berdaya menghadapi penjabat atau orang kaya. Kita

juga menyaksikan adanya upaya memperjuangkan hak yang menuntut keadilan

dari pihak-pihak yang merasa diperlakukan tidak adil.

Tatkala praktek ketidakadilan sudah menjadi wabah, maka akan

berdampak buruk dalam banyak hal, bukan hanya penderitaan atau kemiskinan

yang nampak, namun juga menyebabkan kejahatan yang makin merajarela, dan

kehidupan sosial yang semakin gobrok. Yang kaya semakin kaya dengan cara

menindas yang miskin, yang kuat atau berkuasa menindas yang lemah, yang

benar dikalahkan oleh yang jahat dan lain sebagainya.5

C. Negara Indonesia adalah Negara Hukum

Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara

Hukum; Negara Hukum yang bersumber pada Pancasila dan bukan berdasar

atas kekuasaan. Sifat Negara Hukum hanya dapat ditunjukan jika alat-alat

perlengkapayabartindak menurutdan terikat kepada aturan-aturan yang

ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasakan untuk

mengadakan aturan-aturan itu.6

Ciri-ciri bagi suatu Negara Hukum adalah:

 Pengakuan dan perlindungan hak-hak Azasi yang mengandung

peersamaan dalam bidang politik, hukum, sosial ekonomi dan

kebudayaan;

5
Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi Terhadap Praktik Pradilan Perdata di Indonesia, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 2001.
6
Undang-undang Dasar 1945 tentang Negara Hukum
9

 Peradilan yang bebas dari pengaruh sesuatu kekuasaan ataukekuatan

lain dan tidak memihak;

 Legalitas dalam arti hukum dalam bentuknya.

Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa

Indonesia harus menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaanya.

Ketentuan ini menunjukan bahwa di negara Indonesia dijamin adanya

perlindungan hak-hak azasi manusia berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum,

dan bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar kekuasan. Adalah menjadi

kewajiban bagi setiap Penyelenggara Negara untuk menegakan keadilan dan

kebenaran berdasarkan Pancasila yang selanjutnya melakukan pedoman

peratura-peraturan pelaksanaan. Disamping itu sifaat hukum berakar pada

kepribadian Bangsa dan bagi Indonesia sebagai negara hukumyang

berdasarkan pada Pancasila, hukum mempunyai sifat pengayoman agar cita-

cita luhur bangsa Indonesia tercapai dan terpelihara.7

Namun demikian untuk menegakan hukum demi keadilan dan kebenaran,

perlu adanya badan-badan kehakiman yang kokoh-kuat yang tidak tidak

mudah dipengaruhi oleh Lembaga-lembaga lainya. Pemimpin eksekutif

(Presiden) wajib berkerjasama dengan badan-badan Kehakiman untuk

minjamin pennyelenggaraan pemerintahan yang sehat.

D. Fungsi Hukum

Beberapa fungsi hukum :

1. Sebagai alat pengatur tata tetib hubungan masyarakat

2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin

3. Sebagai sarana penggerak pembangunan

4. Sebagai fungsi kritis

7
Darji Darmodiharjo, Shidarta. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia (Jakarta:
Gramedia, 1995)
10

Banyak yang berpendapat tentang hukum itu sendiri,yang paling jelas

hukum dibuat untuk mewujudkan suatu negara lebih baik dari negara lain dan

menertibkan negara itu sendiri. Bila hukum itu tidak dilaksanakan dengan

baik,akan membuat suatu negara tidak seimbang truktur pemerintahannya.

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan

atas kekuasaan belaka (Machtsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa negara,

termasuk didalamnya Pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang lain

dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun, harus dilandasi oleh hukum

atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Tekanan pada hukum

(recht) disini dihadapkan sebagai lawan dari kekuasaan (macht). Prinsip dari

sistem ini di samping akan tampak dalam rumusan pasal-pasalnya, jelas

sejalan dan merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkadang

dalam Pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan oleh cita-cita hukum

(rechtsidee) yang dijiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum dasar yang

tidak tertulis. 8

Sesuai dengan semangat dan ketegasan Pembukaan UUD 1945, jelas

bahwa negara hukum yang dimaksud yang berarti negara hanya sebagai polisi

lalu-lintas atau penjaga malam, yang menjaga jangan sampai terjadi

pelanggaran dan menindak para pelanggar hukum. Pengertian negara hukum

menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum adalam arti luas,

yaitu negara hukum dalam arti material. Negara bukan saja “melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia”, tetapi

juga harus “memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidpn

bangsa”.

8
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, Dalam Persfektif Hukum Progresif (Jakarta: Sinar Grafika, 2010).
11

Dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti material itu,

setiap tindakan negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan ataupun

landasan hukumnya (rechtmatigheid). Harus selalu diusahakan agar setiap

tindakan negara (pemerintah) itu selalu memenuhi kedua kepentingan atau

landasan tersebut. Adalah suatu seni tersendiri untuk mengambil keputusan

yang tepat apabila ada pertentangan kepentingan atau salah satu kepentingan

atau landasan itu tidak terpenuhi.


12

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya “adil” artinya

tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Maksud dari

ketidak sewenang-wenangnya dapat berupa keadaan :

a. Sama (seimbang), Nilai yang tidak berbeda

b. Tidak berat sebelah, perlakukan yang sama dan tidak pilih kasih

c. Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak kurang

d. Patut / layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis dan proporsional

e. Perlakuan pada diri sendiri sama seprti perlakuan kepada pihak lain dan

sebaliknya

Di Indonesia keadilan belum bisa ditegakkan sesuai tuntutan negara hukum,

sudah tercermin di dalam praktek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat

ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-norma hukum, tapi ironisnya

sulit sekali mencari keadilan. Sebab di mana saja masih bertengger orang-orang

yang jiwanya hitam kelam yang tidak bisa ditembus sinar terang.

Untuk membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan

pengamalan dalam keseharian warga negara Indonesia, maka sudah

seharusnya pemerintahan otoriter di Indonesia untuk memprogram ulang otak

bangsa kita dengan suatu dokrin nilai – nilai sosial dalam kehidupan berbangsa,

bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata- nyata sangat plural

ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat

yang tak bermoral, tak terkendali tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah

kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain.
13

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, Dalam Persfektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010).

Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi Terhadap Praktik Pradilan
Perdata di Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.

Darji Darmodiharjo, Shidarta. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana


Filsafat Hukum Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1995).

Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2001).

Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D., Jurnal POLITIK HUKUM UU


BIDANG EKONOMI DI INDONESIA. (Jurnal Hukum Vol.01, No.1 Tahun
2005)

Selasata, 2011. Implementasi Sila Ke-5 dalam peraturan Perundangan Indonesia.


Semarang: Universitas Diponegoro.

Teori-teori Keadilan, Super,Yogyakarta, 1976.

Undang-undang Dasar 1945 tentang Negara Hukum.

Anda mungkin juga menyukai