BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seluruh rakyat Indonesia, itulah dasar cita – cita para pejuang bangsa ini.
tanpa ada Deskriminasi, pandang ras, jabatan, status dan strata sosialnya.
riil masyarakat.
seperti orang yang kuat pasti hidup sedangkan orang yang lemah pasti akan
tertindas dan jelas inilah yang sedang terjadi dalam praktik penegakan hukum
di Negara Indonesia, peran hukum yang tadinya mempunyai arti yang kuat
ternyata belum bisa diterapkan dengan baik dan sesuai dengan atauran-aturan
2
B. Rumusan Masalah
Negara Hukum ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keadilan
Keadilan berasal dari bahasa arab “adil” yang artinya bersikap dan
hak dan kewajiban dan keserasian dengan sesama makhluk. Keadilan pada
atas kewajiban yang telah di lakukan. Yang menjadi hak setiap orang adalah di
akui dan di perlakukan sesuai harkat dan mertabatnya yang sama derajatnya di
mata Tuhan YME. Hak-hak manusia adalah hak-hak yang diperlukan manusia
Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya “adil” artinya
tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Maksud
b. Tidak berat sebelah, perlakukan yang sama dan tidak pilih kasih
c. Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak
kurang
e. Perlakuan pada diri sendiri sama seprti perlakuan kepada pihak lain
dan sebaliknya
Keadilan itu merupakan suatu perlakuan antara hak dan kewajiban yang
suatu situasi dan kondisi atau masalah jiwa seseorang yang memiliki jiwa
sosial tinggi. Setiap warga Negara Indonesia wajib dan layak menerima atau
1
Teori-teori Keadilan, Super,Yogyakarta, 1976.
4
memperoleh keadilan yang merata satu dengan yang lain sesuai dengan Hak
kehidupan manusia itu sendiri sering kali dan hampir setiap hari merasakan
dari itu keadilan sangatlah penting dan untuk kehidupan sehari – hari karena
Keadilan tercantum dalam Pancasila dan yang paling utama ada dalam
sila kelima yang berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Yang memiliki arti dan makna bahwa warga negara Indonesia berhak dan
layak untuk mendapatkan keadilan yang merata dari pihak yang berwenang.
2
Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001)
5
a. Keadilan Komulatif,
menukar.
b. Keadilan distributive.
memindahkan).
keadilan ini sebagai salah satu prinsip dalam tujuan suatu Negara, yaitu
seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diketahui baik dalam pembukaan
UUD 1945 maka Negara yang hendak didirikan adalah Negara Indonesia yang
Dalam sila kelima pancasila yang berbunyi “ keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia “ kalimat ini sangatlah jelas bahwa seluruh rakyat Indonesia
Semua layak untuk medapatkan keadilan yang merata, hal ini sangat berkaitan
dengan Hak Asasi Manusia ( HAM ). Hak Asasi Manusia di anggap sebagai
hak dasar yang sangat penting dan layak untuk dilindungi dan dilaksanakan
Oleh karena itu, wajib diberlakukan sanksi bagi siapa saja yang sudah
melanggar Hak Asasi Manusia dan dalam mewujudkan ini peran hukum
kepada setiap umat manusia. Semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang
sama.
Namun dalam praktiknya hal ini sudah tidak lagi di junjung tinggi lagi.
menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak dan bersikap semena-
mena. Saat ini hukum di indonesia hanya berpihak kepada mereka yang kaya,
salah satu contohnya. Kaum pekerja berada pada posisi yang berhadap-hadapan
dengan asosiasi pengusaha. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah berada pada
penegak hukum seolah tak berdaya menghadapi penjabat atau orang kaya. Kita
berdampak buruk dalam banyak hal, bukan hanya penderitaan atau kemiskinan
yang nampak, namun juga menyebabkan kejahatan yang makin merajarela, dan
kehidupan sosial yang semakin gobrok. Yang kaya semakin kaya dengan cara
menindas yang miskin, yang kuat atau berkuasa menindas yang lemah, yang
Hukum; Negara Hukum yang bersumber pada Pancasila dan bukan berdasar
atas kekuasaan. Sifat Negara Hukum hanya dapat ditunjukan jika alat-alat
kebudayaan;
5
Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi Terhadap Praktik Pradilan Perdata di Indonesia, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 2001.
6
Undang-undang Dasar 1945 tentang Negara Hukum
9
dan bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar kekuasan. Adalah menjadi
D. Fungsi Hukum
7
Darji Darmodiharjo, Shidarta. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia (Jakarta:
Gramedia, 1995)
10
hukum dibuat untuk mewujudkan suatu negara lebih baik dari negara lain dan
menertibkan negara itu sendiri. Bila hukum itu tidak dilaksanakan dengan
atas kekuasaan belaka (Machtsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa negara,
(recht) disini dihadapkan sebagai lawan dari kekuasaan (macht). Prinsip dari
(rechtsidee) yang dijiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum dasar yang
tidak tertulis. 8
bahwa negara hukum yang dimaksud yang berarti negara hanya sebagai polisi
menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum adalam arti luas,
yaitu negara hukum dalam arti material. Negara bukan saja “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia”, tetapi
bangsa”.
8
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, Dalam Persfektif Hukum Progresif (Jakarta: Sinar Grafika, 2010).
11
Dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti material itu,
yang tepat apabila ada pertentangan kepentingan atau salah satu kepentingan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adil adalah sifat perbuatana manusia. Menurut arti katanya “adil” artinya
tidak sewenang-wenang pada diri sendiri maupun kepada pihak lain. Maksud dari
b. Tidak berat sebelah, perlakukan yang sama dan tidak pilih kasih
c. Wajar, seperti apa adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak kurang
e. Perlakuan pada diri sendiri sama seprti perlakuan kepada pihak lain dan
sebaliknya
ini di Indonesia terdapat lebih dari cukup norma-norma hukum, tapi ironisnya
sulit sekali mencari keadilan. Sebab di mana saja masih bertengger orang-orang
yang jiwanya hitam kelam yang tidak bisa ditembus sinar terang.
bangsa kita dengan suatu dokrin nilai – nilai sosial dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata- nyata sangat plural
yang tak bermoral, tak terkendali tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah
kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, Dalam Persfektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010).
Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik dan Solusi Terhadap Praktik Pradilan
Perdata di Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.
Lili Rasdjidi dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2001).