Anda di halaman 1dari 35

1.

Nilai – Nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan negara

Dengan demikian, penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada nilai-nilai


Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut :

a. Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut


agamanya.

3) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai hukum yang berlaku.

4) Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.

5) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi


antarumat dan dalam beragama.

6) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama.

b. Nilai Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab

1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk Tuhan. Karena


manusia mempunyai sifat universal.

2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat
universal.

3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti bahwa yang
dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu
perlu pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan, karena Keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat.

c. Nilai Sila Persatuan Indonesia

1) Nasionalisme

2) Cinta bangsa dan tanah air

3) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa


4) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan
warna kulit.

5) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.

d. Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

1) Hakikat Sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu pemerintah
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

2) Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru


sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu
mengusahakan putusan bersama secara bulat.

3) Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu diingat
bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya
kejujuran bersama.

4) Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara Indonesia,


yaitu terletak pada permusyawaratan rakyat.

e. Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1) Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
berkelanjutan.

2) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama


menurut potensi masing-masing.

3) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya.

2. Akibat pada hukum dengan ditetapkannya Pancasila sebagai dasar negara

Seluruh kehidupan bernegara haruslah didasari dengan nilai pancasila sebagai


landasan dasar negara dengan dampaknya pada hukum diantaranya segala hukum
yang dibuat haruslah berpedoman pada pancasila serta Pancasila menjadi sumber
dari segala sumber tertib hukum di Indonesia jadi Semua kegiatan dlm negara harus
didasari dgn pancasila
3. Latar Belakang lahirnya teori kekuasaan

a. Agar terjadi control dan keseimbangan antar lembaga negara

b. Agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan pada satu tangan sehingga tidak
terjadi pengelolaan system pemerintahan yang dilakukan secara absolut atau
otoriter.

4. Syarat menjadi warga negara menurut UU No 12 tahun 2006

Pada Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006, permohonan pewarganegaraan dapat


diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;

2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara


Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat
sepuluh puluh tahun tidak berturut-turut;

3. Sehat jasmani dan rohani;

4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara satu tahun atau lebih;

6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi


berkewarganegaraan ganda;

7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan

8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Dan Prosedurnya Bagi WNA yang telah kawin dengan WNI dan ingin menjadi
WNI, berdasarkan Pasal 19 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia menyatakan bahwa WNA yang bersangkutan harus:

1. Mengajukan pernyataan ke pejabat/Menteri Hukum dan HAM untuk menjadi


WNI;

2. Memberikan surat pernyataan bahwa dia telah tinggal di Indonesia 5 tahun


berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut; dan 3. Pernyataan bahwa bila
mendapat kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi dwikewarganegaraan
(Kewarganegaraan ganda).

5. Pengertian dan jenis – jenis keadilan

   Istilah keadilan berasal dari kata adil   yang berarti : Tidak berat sebelah, tidak


memihak, berpihak kepada yang benar, sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Dari
defenisi tersebut maka ada beberapa ragam pengertian dari pada keadilan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menurut Aristoteles, keadilan itu merupakan tindakan yang terletak diantara
memberikan terlalu banyak dan terlalu sedikit. Dengan kata lain keadilan
adalah memberikan sesuatu kepada masing-masing orang sesuai dengan apa
yang menjadi haknya.
2. Menurut Ulpianus, keadilan adalah kehendak yang ajeg dan tetap untuk
memberikan kepada masing-masing haknya

3. Menurut pieper, keadilan adalah sikap yang didasarkan kehendak yang tetap
dan ajeg untuk mengakui masing-masing.

4. Menurut Frans Magnis-Suseno, keadilan adalah keadaan antar manusia dimana


semua diperlakukan dengan sama, artinya sesuai dengan hak dan kewajiban
masing-masing.
    Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan tiga hal : Pertama, keadilan
adalah hal yang berkenaan dengan sikap dan tindakan antara manusia.   Kedua,
keadilan berisi tuntunan agar orang memperlakukan sesamanya sesuai dengan hak
dan kewajibannya, Ketiga, perlakuan tersebut tidak pandang bulu, atau pilih kasih,
semua orang diperlakukan sama sesuai dengan hak dan kewajibannya.

2 Jenis-Jenis Keadilan
   Dalam kaitan dengan keadilan, dikenal adanya beberapa macam keadilan. Macam
-macam keadilan itu adalah keadilan komutatif (iustitia commutation), keadilan
distributif (iustitia distributiva), keadilan vindikatif (iustitia vindication), keadilan
kreatif (iustitia creativa), keadilan protektif (iustitia protectiva), dan keadilan legal
(iustitia legalis).

1)  Keadilan komutatif


     Keadilan komutatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang apa yang menjadi bagiannya, dimana yang diutamakan adalah objek tertentu
yang merupakan hak dari seseorang. Keadilan komutatif berkenaan dengan hubungan
antarorang antarindividu. Disini ditekankan agar prestasi sama nilainya dengan
kontarprestasi. Keadilan jenis ini terutama berkenaan dengan barang dalam
perjanjian atau tukar menukar.
Contoh :
     Adalah adil kalau si A memberikan uang kepada si B sesuai dengan jumlah yang
mereka telah sepati, karena siB telah menerima barang kepada si A
     Namun demikian, keadilan komutatif tidak hanya berkenaan dengan soal
perjanjian saja. Keadilan komutatifjuga berkenaan dengan apa saja yang secara
alami menjadi milik manusia.
Contoh :
    Setiap orang memiliki hidup, hidup adalah hak setiap orang. Karena itu,
perbuatan merusak atau meniadakan hidup orang lain adalah perbuatan melanggar
hak. Perbuatan itu tidak adil.

2)  Keadilan disributif


     Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang apa yang menjadi haknya, dimana yang menjadi subjek hakadalah individu,
sedangkan subjek kewajiban adalah masyarakat. Keadilan  distributif berkenaan
dengan hubungan antara individu dan masyarakat atau negara. Disini yang
ditekankan bukan asas kesamaan dan kesetaraan (prestasi sama dengan
kontraprestasi). Melainkan yang, ditekankan adalah asas proporsionalitas atau
kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan. Keadilan jenis ini
berkenaan dengan benda kemasyarakatan, seperti jabatan,, barang, kehormatan,
kebebesan, dan hak-hak.
Contoh:
    Adalah adil kalau X mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan publik
tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini. Akan tetapi tidak adil kalu seorang
koruptor memperoleh penghargaan bintang Maha Putra dari Presiden, meskipun ia
seorang pejabat tinggi.

3)  Keadilan legal 


     Keadilan legal adalah keadilan berdasarkan undang-undang. Yang menjadi obyek
dari keadilan legal adalah tata masyarakat. Tata masyarakat itu dilindungi oleh
undang-undang. Tujuan keadilan legal adalah terwujudnya kebaikan bersama (bonum
commune).  keadilan legal terwujud ketika warga masyarakat melaksanakan undang-
undang, dan penguasa pun

setia dalam melaksanakan undang-undang itu.


Contoh :
    Adalah adil kalau semua pengguna jalan/ pengendara motor mentaati rambu-
rambu lalu lintas. Adalah adil kalau aparat polisi lalu lintas menertibkan para
pengguna jalan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku

4)  Keadilan vindikatif 


      Keadilan vindikatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang hukuman atau benda sebanding pelanggaran atau kejahatan yang dilakukannya.
       Setiap warga masyarakat berkewajiban untuk turut serta  tujuan hidup
bermasyarakat, yaitu kedamaian dan kesejahteraan bersama. Apabila seseorang
berusaha mewujudkan, maka ia bersikap adil. Tetapi sebaliknya, bila seorang justru
mempersulit atau menghalangi terwujudnya tujuan bersama tersebut, maka ia patut
menerima sanksi sebanding dengan pelanggaran atau kejahatan yang dilakukannya.
Contoh :
    Adalah adil kalau X dipenjara di nusa kambangan karena melakukan kejahatan
korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Adalah tidak adil kalau para koruptor
dibiarkan begitu saja, sementara pencuri ayam dihukum lama
5)  Keadilan kreatif
     Keadilan kreatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang
bagiannya, yaitu berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreativitas yang
dimilikinya. Keadilan ini memberikan kebebasan kepada tiap orang untuk
mengungkapkan kreativitasnya di berbagai bidang kehidupan.
     Keadilan kreatif mutlak diperlukan untuk terwujudnya kemajuan masyarakat.
Tanpa keadilan kreatif, masyarakat akan mengalami kemandekaan, tidak ada
perkembangan berarti. Karena itu, negara-negara demokratis sangat menekankan
adanya keadilan kreatif.
Contoh:
     Adalah adil kalau seorang penyair diberi kebebasan untuk menuliskan syair sesuai
dengan daya kreatifnya. Adalah tidak adil kalau seorang ditangkap oleh aparat,
hanya karena syairnya berisi kritikan terhadap pemerintah

6) Keadilan protektif
    Keaadilan protektif adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada
pribadi-pribadi. Dalam masyarakat, keamanan dan kehidupan pribadi-pribadi warga
masyarakat wajib dilindungi dari adanya tindak sewenang-wenang pihak lain.
Menurut Montesquieu, untuk mewujudkan keadilan propektif ini diperlukan adanya
tiga hal, yaitu: tujuan sosial yang harus diwujudkan bersama, jaminan terhadap hak
asasi manusia, dan konsitensi negara dalam mewujudkan kesejahteraan umum.
     Sebagaimana sudah disebutkan di atas, ada berbagai jenis keadilan. Namun, yang
sering dibicarakan hanya tiga jenis keadilan, yaitu keadilan distributif, keadilan
komutatif, dan keadilan legal; sebab, ketiga jenis keadilan tersebut merupakan
keadilan dasar. Ketiga keadilan tersebut berkenaan dengan tiga struktur dasar
hubungan yang ada dalam masyarakat, yaitu:

 hubungan antara pribadidengan pribadi(ordo partium ad partes);


 hubungan antara keseluruhan masyarakat dengan pribadi-pribadi (ordo totius
ad partes);

 hubungan antara pribadi-pribadi dengan keseluruhan masyarakat (ordo


partium ad totum).

6. Asas kewarganegaraan
Hanya ada 2 :

1. Ius Sanguinis
Asas ius sanguinis atau asas keturunan yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut keturunan atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak
bergantung pada orang tuanya meskipun anak tersebut lahir di negara lain (bukan
kewarganegaraan orang tuanya).
Misalkan, seorang anak dilahirkan di negara B yang menganut asas ius
sanguinis, sedangkan orang tuanya warga negara A, maka anak tersebut tetap
menjadi warga negara A.

Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Sanguinis :


Belanda, Belgia, Bulgaria, Korea Selatan, Kroasia,
Inggris, Irlandia, Islandia, India, Italia, Jepang, Jerman, Polandia, Portugal,
Republik Ceko, Rusia, Spanyol, Serbia, dll.

2. Ius Soli
Asas ius soli atau asas tempat kelahiran yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut tempat kelahirannya. Artinya kewarganegaraan anak akan
diberikan jika anak tersebut lahir di negara yang menganut asas ius soli.
Misalnya, seorang anak harus menjadi warga negara B karena lahir di negara B,
meskipun orang tuanya warga negara A.

Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Soli : Argentina, Amerika


Serikat, Brazil, Bangladesh, Kanada, Kamboja, Kolombia, Kosta Rika,
Panama, Peru, Pakistan, Paraguay, Grenada, Guatemala, Guyana, dll

Keberadaan kedua asas kewarganegaraan tersebut kerap kali menimbulkan masalah.


Hal ini karena ada negara yang menganut asas ius sanguinis dan ada pula negara yang
menganut asas ius soli. Sehingga kerap muncul masalah bipatride, multipatride
bahkan apatride.
Pengertian Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan
(kewarganegaraan ganda) yang bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang
menganut asas kewarganegaraan ius soli (tempat kelahiran) namun orang tuanya
warga negara B yang menganut asas ius sanguinis. Anak tersebut akan mendapat 2
kewarganegaraan dari negara A berdasarkan tempat lahir dan dari negara B karena
faktor keturunan.
Pengertian Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Bisa terjadi jika anak lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis sedangkan
orang tua berasal dari negara A. Si anak tidak mendapat kewarganegaraan negara B
karena lahir dari orang tua yang bukan warga negara B. Anak juga tidak mendapat
kewarganegaraan orang tuanya (negara A) karena tidak lahir di negara A (ius soli –
berdasarkan tempat lahir).
Pengertian Multipatride adalah seseorang yang memiliki 2 atau lebih
kewarganegaraan. Hal ini bisa terjadi jika bipatride menerima juga pemberian
status kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, namun tidak melepaskan
status kewarganegaraan yang lama.

7. Batas – Batas wilayah negara

Sebagaimana negara lainnya, Indonesia juga memiliki batas wilayah. Batas wilayah
Indonesia dapat ditinjau menjadi 2 bagian, yaitu lautan dan daratan serta terbagi di
seluruh penjuru mata angin: utara, selatan, barat, dan timur. 

Berikut batas-batas wilayah daratan Indonesia pada bagian utara, selatan, barat,
dan timur.

1. Utara

Di sebelah utara, di darat, Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia.


Indonesia dan Malaysia memiliki sebagian besar batas wilayah yang sama baik darat
maupun laut. Wilayah darat Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia adalah
bagian utara pulau Kalimantan. Sedangkan batas wilayah laut di perairan selat
Malaka.
Jika batas darat wilayah Indonesia hanya bersentuhan dengan Malaysia namun tidak
dengan batas laut wilayah Indonesia di sebelah utara yang berbatasan dengan laut
lima Negara yaitu, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Republik Palau dan
Filipina.

2. Barat

Sebelah barat wilayah Indonesia tidak memiliki batas darat tetapi hanya batas
laut.  Pada bagian barat, Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia dan Laut
Andaman. Indonesia dan India berbagi beberapa titik di sekitar kedua perairan
tersebut sebagai batas wilayahnya. Di perairan tersebut Indonesia memiliki 1 pulau
terluar yang menjadi batas wilayah darat yaitu pulau Ronde yang berada di Aceh.

3. Timur

Pada bagian timur, Indonesia berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini dan
perairan Samudra Pasifik. Batas darat Indonesia sebelah timur berbatasan langsung
dengan Papua Nugini adalah Provinsi Sepik Barat (Sandaun) yang berbatasan
langsung dengan wilayah Papua New Guinea sebelah barat Provinsi Barat (Fly). 

4. Selatan

Pada bagian selatan, Indonesia berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor
Leste, perairan Australia dan Samudra Hindia. Timor Leste adalah bekas wilayah
Indonesia yang telah memisahkan diri menjadi Negara sendiri pada tahun 1999, dulu
wilayah ini dikenal dengan Provinsi Timor Timur. Provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah Provinsi yang berbatasan langsung dengan wilayah Timor Leste yang letaknya
berada di Kabupaten Belu dan selain itu Indonesia juga berbatasan dengan perairan
Australia.

Batas wilayah Laut :

Di Indonesia sendiri, batas-batas wilayah laut indonesia sudah diatur dalam


penataan batas maritim yang tercantum dalam UU no.17 tahun 1985
yang menggunakan 4 batas aturan pada wilayah laut Negara Indonesia, dan diakui
secara internasional yaitu antara lain adalah:

1. Batas Landas Kontinen

Batas Landas Kontinen atau Batas Landas Benua merupakan batas pada bagian dasar
laut yang berada sebagai   Lautan yang masuk ke dalam batas laut ini adalah laut
dangkal yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Karena itu, seluruh lautan
yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter maka akan menjadi miliki dari
Negara yang berada di daerah laut tersebut.

2. Batas Laut Teritorial

Batas laut teritorial adalah abtas perairan laut suatu negara yang diukur dari pantai
terluar ataupun pulau terluar denga jarak 12 mil (19,3 km) ke laut lepas. Aturan
mengenai wilayah laut teritorial ini dikeluarkan pemerintah Indonesia pada tanggal
13 Desember 1957 yang dikenal sebagai Deklarasi Dejuanda dan kemudian diperkuat
dengan Undang Undang no.4 pada tahun 1940.

3. ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif)

Yang termasuk ke dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) ini adalah kawasan yang
memiliki jarakn 200 mill dari pulau terluar di Negara Indonesia. Peraturan mengenai
Zona Ekonomi Eksklusif sendiri dikeluarkan pemerintah Indonesia pada 21 Maret
1980. Dengan dikeluarkannya pengumuman ini, maka wilayah lautan Negara
Indonesia menjadi dua kali lebih luas dibandingkan sebelumnya. Negara Indonesia,
sebagai negara yang memiliki zona ekonomi eksklusif ini tentunya memiliki hak-hak
atas peraturan ZEE ini, antara lain adalah:
 Berhak untuk mengeksplorasi, mengelola, mengeskploitasi, dan
mengkonservasi sumber daya alam yang ada pada kawasan tersebut.
 Berhak untuk melakukan penelitian, pelestarian serta perlindungan pada
kawasan laut tersebut.

 Memperbolehkan dan menginzinkan pelayaran Internasional yang melalui


wilayah ini dan memfasilitasinya dengan berbagai sarana perhubungan laut.

4. Zona Tambahan

Merupakan bagian laut yang berada di luar teritorial yang mana Indonesia masih
memiliki hak-hak kedaulatan dan kewenangan tertentu pada kawasan ini. Pada zona
tambahan sendiri, termasuk sampai batas 12 mill laut yang berada di luar laut
teritorial atau sekitar 24 mil yang pengukurannya dari garis pangka. Indonesia
masih memiliki kewenangan untuk mengontrol pelanggaran-pelanggaran yang terjadi
pada kawasan tersebut baik pada bidang bea cukai, karantina, pengawasan imigrasi,
kesehatan, keuangan dan penjaminan pelaksanaan hukum di dalam wilayahnya.
8. Kewenangan lembaga lembaga peradilan

Lembaga- Kewenangan
lembaga
peradilan
Mahkamah      Mahkamah Agung memutus permohonan kasasi terhadap
Agung putusan pengadilan tingkat banding atau tingkat terakhir dari
semua lingkungan peradilan
2.      Mahkamah Agung menguji peraturan secara materiil terhadap
peraturan perundang-undangan dibawah Undang-undang
3.      Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan
peradilan di semua lingkungan peradilan dalam penyelenggaraan
kekuasaan kehakiman

1.      Peradilan Peradilan umum meliputi:


Umum Pengadilan Tinggi selaku salah satu kekuasaan Kehakiman di lingkungan
Peradilan Umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan
dalam Undang – Undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dalam pasal
51 yang menyatakan :
Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan
perkara perdata di Tingkat Banding.
Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili di Tingkat
Pertama dan Terakhir, sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan
Negeri di daerah hukumnya.
Pengadilan Negeri bertugas dan berwewenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama,
dalam Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan : Pengadilan dapat
memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kekpada
instansi pemerintah didaerahnya, apabila diminta dan selain bertugas dan
kewenangan tersebut dalam Pasal 50 dan 51, Pengadilan dapat diserahi
tugas dan kewenangan lain atau berdasarkan Undang-Undang.
2.      Peradilan tugas dan wewenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:
Agama
    Perkawinan
    Warisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum

Islam
    Wakaf dan shadaqah

    Ekonomi syari'ah
3.      Peradilan
Militer Kewenangan mutlak pada Peradilan Militer
       

Kewenangan mutlak adalah kewenangan memeriksa atau


mengadili perkara berdasarkan pembagian wewenang atau
tugas (atribusi kekuasaan). Kewenangan Mutlak (Absolute
Competensi) yaitu kewenangan yang menyangkut kekuasaan
mutlak untuk mengadili suatu perkara 
Kekuasaan Mutlak terdapat pada UU no 31 th. 1997 yaitu:
    pasal 40 : menjelaskan kekuasaan mutlak pada Pengadilan

Militer, diantaranya adalah memutus perkara pidana yang


terdakwanya berpangkat kapten ke bawah dan seterusnya
    pasal 41 mengenai kekuasaan mutlak  pada Pengadilan Militer

Tinggi, salah satunya adalah memeriksa dan memutus perkara


pada terdakwa yang berpangkat mayor ke atas dll.
    Pasal 42 menjelaskan kekuasaan mutlak pada Pengadilan

Militer Utama, yaitu memeriksa dan memutus pada tingkat


banding perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Angkatan
Bersenjata yang telah diputus pada tingkat pertama oleh
pengadilan militer tinggi yang dimintakan banding

2. Kewenangan relatif pada Peradilan Militer


Kewenangan relatif adalah Kewenangan memeriksa/mengadili
perkara berdasarkan pembagian daerah hukum (distribusi
kekuasaan). kewenangan mengadili suatu perkara yang
menyangkut wilayah/daerah hukum (yurisdiksi), hal ini
dikaitkan dengan tempat tinggal pihak-pihak berperkara 
Kekuasaan Relatif terdapat pada UU no 31 tahun 1997, yaitu:
    Pasal 41 ayat 2 dan 3, dalam ruang lingkup kekusaaan

Pengadilan Militer Tinggi, yaitu bertugas memriksa dan


memutus perkara pada tingkat banding perkara pidana yang
telah diputus oleh pengadilan militer dalam daerah hukumnya
yang dimintakan banding (2)
    Pasal 43 ayat 1, dalam ruang lingkup pada kekuasaan

Pengadilan Militer Utama, diantaranya memutus pada tingkat


pertama dan terakhir semua sengketa tentang wewenang
mengadili antara pengadilan militer yang berkedudukan di
daerah hukum Pengadilan Militer Tinggi yang berlainan
4.      Peradilan Tata mempunyai tugas dan wewenang : “ memeriksa, memutus dan
Usaha Negara menyelesaikan  sengketa Tata Usaha Negara, yaitu suatu
sengketa yang timbul dalam bidang hukum TUN antara orang
atau Badan Hukum Perdata (anggota masyarakat) dengan Badan
atau Pejabat TUN (pemerintah) baik dipusat maupun didaerah
sebagai akibat dikeluarkannya suatu keputusan TUN
(beschikking), termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mahkamah Wewenang Mahkamah Konstitusi
Konstitusi
     Menguji undang-undang terhadap UUD 19451.

2.      Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara 2. yang


kewenangannya diberikan oleh UUD 1945

3.      Memutus pembubaran partai politik.3.

4.      Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

Komisi Yudisial Komisi Yudisial mempunyai tugas:


      Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku
hakim,
      Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran
perilaku hakim, dan
      Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang
disampaikan kepada Mahkamah Agung dan tindasannya
disampaikan kepada Presiden dan DPR.
Wewenang Komisi Yudisial:
    Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.

Peradilan
Khusus
1.      Pengadilan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran
HAM HAM yang berat,
berwenang mmemeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran
HAM yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara RI
oleh WNI.
2.      Pengadilan Kewenangan pengadilan tindak pidana korupsi (“Pengadilan
Tindak Pidana Tipikor”) diatur dalam Pasal 6 UU No. 46 Tahun 2009 tentang
korupsi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (“UU Pengadilan Tipikor”),
yang menyatakan sebagai berikut:
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara:
    tindak pidana korupsi;

2.      tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya


adalah tindak pidana korupsi; dan/atau
3.      tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain
ditentukan sebagai tindak pidana korupsi

3.      Pengadilan Pengadilan Niaga berwenang menangani perkara-perkara


Niaga sebagai berikut:
    Kepailitan dan PKPU, serta hal-hal yang berkaitan dengannya,

termasuk kasus-kasus actio pauliana dan prosedur renvoi tanpa


memperhatikan apakah pembuktiannya sederhana atau tidak.
2.      Hak kekayaan intelektual yang meliputiDesain Industri, Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu, Paten,Merek, Hak Cipta
3.      Lembaga Penjamin Simpanan yang meliputi Sengketa dalam
proses likuidasi dan tuntutan pembatalan segala perbuatan
hukum bank yang mengakibatkan berkurangnya aset atau
bertambahnya kewajiban bank, yang dilakukan dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun sebelum pencabutan izin usaha.

4.      Pengadilan berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan


Hukum terhadap perselisihan hubungan industrial.
Industrial Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus :
     di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
2.      di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan
kepentingan;
3.      di tingkat pertama mengenai perselisihanpemutusan hubungan
kerja;
4.      di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan
antar serikat pekerja / serikat buruh dalam satu perusahaan.
5.      Pengadilan Kewenangan :
Pajak Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang untuk
memeriksa dan memutus sengketa pajak (Pasal 31 ayat (1))
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak. Selain tugas tersebut Pengadilan Pajak juga berwenang
mengawasi Kuasa Hukum yang memberi bantuan hukum kepada
pihak-pihak yang bersengketa dalam sidang-sidang di
Pengadilan Pajak. (Pasal 32 ayat (1) Undang-undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

6.      Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan


Anak menyelesaikan perkara anak. Batas umur anak yang dapat
diajukan ke Pengadilan Anak adalah sekurang-kurangnya 8
(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas)
tahun dan belum pernah kawin. Pengadilan Anak merupakan
salah satu Pengadilan Khususyang berada di
lingkungan Peradilan Umumyang disahkan pada tahun 2012
melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
7.      Pengadilan berwenang melaksanakan syari’at Islam untuk umat Islam di
Syari’ah di Aceh baik tingkat 1 maupun tingkat banding.
Prov. NAD Dalam UU No. 18 Tahun 2001 pasal 25 disebutkan:
1)      1. Peradilan Syari’at Islam Provinsi NAD sebagai bagian dari
system paradilan nasional dilakukan oleh Mahkamah Syar’iyah
yang bebas dari pangaruh pihak mana pun;
2)      2.Kewenangan Mahkamah Syar’iyah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didasarkan atas syari’at Islan dalam system
hokum nasional yang diatur lebih lanjut dengan qanun provinsi
NAD;
3)      3.Kewengan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberlakukan bagi pemeluk agama Islam.

8.      Mahkamah Mahkamah Pelayaran menurut Pasal 93 Undang-Undang Nomor


Pelayaran 21 Tahun 1992 adalah sebuah lembaga yang ditunjuk oleh
pemerintah, yang berwenang untuk memeriksa sebab-sebab
terjadinya kecelakaan.
Kewenangan:
Melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengambil keputusan
atas kecelakaan kapal :
    Kapal tenggelam;

2.      Kapal terbakar;
3.      Kapal tubrukan yang mengakibatkan kerusakan berat;
4.      Kecelakaan kapal yang menyebabkan terancamnya
jiwa manusia dan kerugian harta benda;
5.      Kapal kandas dan rusak berat.

9.      Pengadilan kewenangan memeriksa dan mengadili sengketa perdata adat


Adat di Papua dan perkara pidana di antara para warga masyarakat hukum
adat yang bersangkutan. Pengadilan adat disusun menurut
ketentuan hukum adat masyarakat hukum adat yang
bersangkutan.

9. Konsep terjadinya pelanggaran hak dan kewajiban

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati
atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-
undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau
pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
warga negara sendiri dengan faktor diantaranya : sikap egois, sikap tidak toleran,
rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara, penyalahgunaan kekuasaan, dll.

10. Makna yang terkandung dalam pasal 30 ayat 2 UUD 1945

Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 : usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Maksud: dari Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 disini di jelaskan Di dalam usaha
pertahanan dan keamanan di Indonesia, Pemerintah mempunyai dua institusi yang
bertugas melindungi dan menjaga keamanan negara. Dua intitusi tersebut yaitu TNI
dan KNRI sebagai kekuatan utama. Tapi dalam mempertahankan keamanan Negara
mereka masih memerlukan Bantuan warga Negara Indonesia
11. Tujuan dilakukannya proses penegakan hokum

Tujuannya adalah  memberikan jaminan terlaksananya keadilan dan perlindungan


terhadap harkat martabat manusia

12. Peran ASEAN bagi Indonesia di bidang ekonomi

Dalam Bidang Ekonomi


Keberadaan Indonesia Dalam Anggota ASEAN Telah Memberikan Dampak Positif
Untuk Negara Ini, Yang Merupakan Salah Satunya Yakni Dari Sektor Ekonomi.
Terjadinya Hubungan Perdagangan ( Ekspor Dan Impor ) Antara Indonesia Dengan
Negara-Negara ASEAN Lainnya. Selain Itu Juga Indonesia Mendapatkan Modal
Atau Dana Investasi Dari Negara-Negara ASEAN Lainnya Yang Digunakan Sebagai
Dana Untuk Pembangunan Dinegara Ini.

13. Hubungan HAM dengan Kewajiban Asasi Manusia

Hubungan antara hak asasi manusia dengan kewajiban asasi manusia merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dan harus berjalan dengan seimbang. Sehingga ketika
seseorang menuntut haknya maka seseorang tersebut harus memenuhi
kewajibannya.

14. Keterkaitan penegakan hukum dan perlindungan hukum

Penegakan hukum dan perlindungan hokum adalah suatu rangkaian. Perlindungan


hukum dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran hukum. Untuk
mencegah terjadinya pelanggaran hukum, pemerintah membuat peraturan perundang
– undangan sebagai acuan bertindak dalam kehidupan sehari – hari. Apabila ada yang
melanggar, maka penegakan hukum akan terjadi. Kesemipulannya : perlindungan
hukum merupakan perilaku preventif dan penegakkan hukum adalah perilaku
represif.

15. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kasus hukum di Indonesia yang
tumpul ke atas tajam ke bawah

 memaksimalkan kembali fungsi aparat penegak hukum


 memperberat hukuman bagi koruptor dan penerima suap
 mencopot semua aparat Negara yang terbukti melakukan korupsi dan
menerima suap.
 setiap warga negara wajib menaati UUD pasal 28 D ayat 1 “Setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum “.
16. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaran HAM
Hal 22 lks PKN kelas XII
1)         Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum
dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
2)         Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk pelanggaran       HAM oleh pemerintah.
3)         Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga
politik terhadap setiap upaya  penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.
4)         Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun
nonformal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
5)         Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan
negara.
6)         Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan
dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing

khususnya bullying
 Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang
melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai
orangtua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin
rasa aman bagi korban.

 Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara


menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau
melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke
dalam pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para
murid.
17. Peran Polisi dalam menjamin keadilan dan kedamaian di masyarakat

Hal 58 LKS PKN kelas XII dan tambahannya

lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban


masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri.  Selain itu, dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan
penanganan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, Polri
sebagaipenyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka
menciptakan keamanan dalam negeri.

18. Latar belakang politik luar negeri bebas aktif

Yang melatar belakangi lahirnya Politik Negara bebas aktif Indonesia ialah Pidato
Mohammad Hatta dalam sidang BP KNIP pada 2 September 1948, isi pidato yang di
sampaikan Moh Hatta merupakan pemikiran awal yang kemudian menjadi cikal bakal
kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif, pada sidang tersebut Moh hatta
menjelaskan bahwa NKRI Pada saat itu sedang mengalami banyak kesulitan dengan
pihak luar negeri dan dalam negeri ,seperti, Pada perundingan Indonesia dengan
Belanda yang di mediasi oleh Komisi Tiga Negara dari PBB terputus, Pergerakan PKI
yang di pimpin Oleh Muso.

Selain itu adanya Perang dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet membuat situasi
dunia terbelah menjadi dua Blok, setiap blok berusaha mencari negara-negara baru
untuk masuk kedalam bloknya sendiri-sendiri. untuk menghadapai situasi ini pada
Sidang BP KNIP pada 2 September tahun 1948 maka Mohammad Hatta dengan
tegas menyatakan bahwa Negara Indonesia Menerapkan Politik bebas Aktif yang
artinya Negara Indonesia menentukan jalan sediri, tidak terpengaruh oleh negara-
manapun dan Indonesia bebas menjalin persahabatan dengan berbagai bangsa tanpa
ada Interpensi dari Pihak manapun.

19. Pentingnya perlindungan dan penegakkan hukum


      Perlindungan dan Penegakan hukum di Indonesia pun dinilai sangat penting dan
menjadi pondasi dasar dalam menunjang keberlangsungan hidup masyarakat
Indonesia, sebab tanpa adanya perlindungan serta penegakan hukum maka seluruh
hak warga negara akan rentan mengalami pelanggaran hak asasi baik dari kalangan
sesama masyarakat hingga pemerintah, bahkan cita – cita dasar bangsa yaitu
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak akan pernah tercapai apabila
perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia tidak diupayakan. Selain itu,
- terciptanya keadilan
- hukum tidak disalahgunakan
- kembainya fungsi hukum sebagai penindak
- tidak adanya kekacauan karena pihak kaya selalu menang terhadap pihak miskin
- pihak miskin mendapat keadilan
- pihak miskin yang benar tidak perlu takut akan ancaman pihak kaya.

20. Faktor – Faktor pembentuk integrasi nasional


1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah
2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu garuda
pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika
3. adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti
yan dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
5. Penggunaan bahasa Indonesia.

21. Upaya mengatasi ancaman di bidang pertahanan dan keamanan


a. Meningkatkan Kemandirian kemampuan sarana dan prasarana pertahanan,
khususnya perlengkapan militer yang harus di usahakan untuk di buat sendiri di
dalam negeri
b. Penumbuhan kesadaran rakyat dalam konteks pertahanan nasional.
c. meningkatkan keamanan
d. Mengajak masyarakat untuk saling berkomunikasi atau sosialisasi
pentingnya peningkatan keamanan
e. mencari bibit bibit unggul untuk dijadikan prajurit TNI

22. Contoh Kasus ancaman terhadap Negara di bidang politik


Pada 1999 disintegrasi bangsa terjadi di Indonesia. Wilayah Timor Timur
memisahkan diri dari Indonesia melalui jajak pendapat. Lepasnya Timor Timur dari
Indonesia tidak lepas dari campur tangan pihak asing terhadap urusan dalam negeri
Negara Indonesia. Campur tangan pihak asing merupakan contoh kasus ancaman di
Bidang politik.
23. Aspek – aspek wawasan nusantara
Trigatra
 Geografis, yaitu pengetahuan tentang lokasi Indonesia yang terletak diantara
dua benua dan dua samudera. Pengetahuan ini juga meliputi wilayah Indonesia
yang merupakan wilayah kepulauan.
 Demografis, yaitu pengetahuan tentang jumlah, komposisi, dan distribusi
penduduk Indonesia yang tersebar di seantero nusantara, bahkan dunia
melalui komunitas diaspora.
 Strategis, yaitu pengetahuan tentang kekayaan sumber daya alam yang
terbentang secara vertikal dan horizontal, dari atmosfer sampai dasar laut,
dari Sabang sampai Merauke.

Pancagatra

 Ideologi, yaitu pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh tentang


Pancasila, meliputi butir-butir, nilai-nilai, makna, dan implementasinya.
 Politik, yaitu pengetahuan tentang relasi kekuasaan dan kebijakan publik yang
dibuat oleh orang-orang yang memiliki jabatan.

 Ekonomi, yaitu pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya untuk dijadikan


komoditas yang dapat dinikmati seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.

 Sosial budaya, yaitu pengetahuan tentang keragaman budaya serta nilai-


nilainya yang membentuk kesatuan bangsa Indonesia.

 Pertahanan dan keamanan, yaitu pengetahuan tentang pentingnya menjaga


keutuhan bangsa Indonesia dari ancaman baik dari dalam atau luar negeri dari
asing atau bangsa sendiri.

24. Contoh perilaku yang mencerminkan komitmen dalam persatuan dan kesatuan
bangsa
1.      Keluarga
-Berkomitmen untuk mengerjakan tugas masing-masing sesuai posisi di keluarga
- Melaksanakan tugas yang telah ditentukan keluarga dengan teratur dan tetap
- Menghormati orang tua
- Saling menghargai sesama saudara
- Saling tolong menolong dalam anggota keluarga
2.      Sekolah
- Saling tolong menolong dalam hal kebaikan
- Menaati peraturan sekolah
- Saling bertoleransi antar perbedaan
- Menghargai perbedaan pendapat
- Menghindari permusuhan pertemanan
- Menghindari tawuran
3.      Masyarakat
- Ikut berperan dalam pembangunan desa
- Ikut berperan dalam setiap kegiatan desa
- Saling tolong menolong sesama anggota masyarakat
- Saling bertoleransi terhadap perbedaan agama
4.      Bangsa
- Menghargai perbedaan budaya, ras, agama, suku
5.      Negara
- Kritis terhadap pemerintahan di negara Indonesia
- Menghindari demo yang tidak terstruktur dan sembarangan

25. Hambatan dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila


1. lemahnya kesadaran hukum yang ada di masyarakat terhadap pancasila dan UUD
lainnya.
2.sering terjadinya gejolak-gejolak sosial di masyarakat yang menyangkut SARA
sehingga menimbulkan kekerasan dalam bidang politik
3.tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah menegnai pancasila

26. Dampak Negatif kemajuan IPTEK di bidang Ekonomi


Hal 98 LKS PKN KELAS XII ( paling atas )

27. Contoh upaya pemerintah dalam memenuhi kepentingan rakyat


- Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
- Meningkatkan kesempatan kerja.
- Menyediakan sarana dan prasaranan yang cukup

28. Dampak penggunaan IPTEK dalam pemberantasan korupsi

Penggunaan IPTEK dapat memberantas dan mencegah Korupsi karena seluruh


kegiatan keuangan dapat dipantau. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
system e-budgeting. Maka hal-hal yang dimana kana terjadi sebuah penyalahgunaan
pada sebuah wewenang yang ada pada sebuah jabatan yang dimana berada didalam
sebuah instansi pemerintahan maka akan dapat berkurang. Selain itu, pemborosan
terhadap anggaran juga akan akan dapat berkurang dikarenakan dengan adanya e-
budgeting maka setiap orang akan melihat apa saja yang berada di dalam e-
budgeting dan masyarakat dapat memantau hal tersebut secara langsung
dikarenakan APBN berasal dari pajak yang dikumpulkan oleh rakyat Indonesia.

29. Upaya menekan terjadinya konflik di masyarakat


- mengembangkan sikap saling menghargai antar sesame
- tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada
- meningkatkan toleransi antar sesama masyarakat, serta menaati hukum yang ada
30. Syarat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
HAL 77 LKS KELAS X semester 1 dan tambahannya :
1. Partisipasi, dimana setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi
yang mewakili kepentingannya.
2. Aturan Hukum, yaitu kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa
perbedaan, terutama hukum hak asasi manusia.
3. Transparansi, yaitu transparansi yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi. Prose lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka
yang membutuhkan.
4. Responsif, yaitu lembaga dan proses  harus  mencoba  untuk  melayani setiap
stakeholders.
5. Consensus Orientation, yaitu tata kelola pemerintahan menjadi perantara
kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang
lebih luas, baik dalam hal kebijakan maupun prosedur.
6. Efektivitas dan efisiensi, yaitu proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan
apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik
mungkin.
7. Akuntabilitas, yaitu para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta
dan masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga stakeholders.
8. Strategic Vision, yaitu para pemimpin dan publik harus mempunyai persfektif
good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh ke depan dengan
apa yang diperlukan untuk pembangunan.

31. Contoh fungsi pemerintahan


1. Fungsi Pelayanan
Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah terletak pada kewenangan masing-masing. Kewenangan
pemerintah pusat mencakup urusan Pertahanan Keamanan, Agama, Hubungan luar
negeri, Moneter dan Peradilan. Secara umum pelayanan pemerintah mencakup
pelayanan publik (Public service) dan pelayanan sipil (Civil service) yang menghargai
kesetaraan.

2. Fungsi Pengaturan
Fungsi ini dilaksanakan pemerintah dengan membuat peraturan perundang-undangan
untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pemerintah adalah pihak yang
mampu menerapkan peraturan agar kehidupan dapat berjalan secara baik dan
dinamis. Seperti halnya fungsi pemerintah pusat, pemerintah daerah juga
mempunyai fungsi pengaturan terhadap masyarakat yang ada di daerahnya.
Perbedaannya, yang diatur oleh Pemerintah Daerah lebih khusus, yaitu urusan yang
telah diserahkan kepada Daerah. Untuk mengatur urusan tersebut diperlukan
Peraturan Daerah yang dibuat bersama antara DPRD dengan eksekutif.

3. Fungsi Pembangunan
Pemerintah harus berfungsi sebagai pemacu pembangunan di wilayahnya, dimana
pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak hanya fisik tapi juga
mental spriritual. Pembangunan akan berkurang apabila keadaan masyarakat
membaik, artinya masyarakat sejahtera. Jadi, fungsi pembangunan akan lebih
dilakukan oleh pemerintah atau Negara berkembang dan terbelakang, sedangkan
Negara maju akan melaksanakan fungsi ini seperlunya.

4. Fungsi Pemberdayaan (Empowerment)


Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi ini menuntut
pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan  kewenangan  yang cukup dalam
pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan yang
didesentralisasikan. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peranserta
masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah, diarahkan untuk
meningkatkan aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang dapat
menunjang pendanaan Pemerintah Daerah. Dalam fungsi ini pemerintah harus
memberikan ruang yang cukup bagi aktifitas mandiri masyarakat, sehingga dengan
demikian partisipasi masyarakat di Daerah dapat ditingkatkan. Lebih-lebih apabila
kepentingan masyarakat diperhatikan, baik dalam peraturan maupun dalam tindakan
nyata pemerintah.

Contoh nya :
- fungsi pelayanan=pemerintah harus berfungsi sebagai pelayan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya. hal ini mungkin bisa diwujudkan dgn
menyediakan barang dan jasa yg berkualitas tinggi bagi masyarakat, dsb 

- fungsi pengaturan=pemerintah harus berfungsi sebagai pembuat peraturan yg


akan mengikat warganya. selain membuat, pemerintah juga harus
mensosialisasikan, menegakkan dan mengawasi pelaksanaan peraturan tsb, 

- fungsi pembangunan=pemerintah harus berfungsi sebagai pemacu pembangunan


di wilayahnya, dimana pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak
hanya fisik tapi juga mental spriritual. 

- fungsi pemberdayaan=pemerintah harus mampu memberdayakan warganya


sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yg tangguh dan berkompeten
demi meningkatkan ketahanan bangsa,

32. Implementasi tugas presiden sebagai kepala pemerintahan


1. UUD 1945 Pasal 4 ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
2. UUD 1945 Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
3. UUD 1945 Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.
4. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 1: Hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau
provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
5. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 2: Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara
adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
6. UUD 1945 Pasal 20 Ayat 4: Presiden mengesahkan rancangan undang-
undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
7. UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2: Rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas
bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah.
8. UUD 1945 Pasal 23F Ayat 1: Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.
9. UUD 1945 Pasal 24A Ayat 3: Calon Hakim Agung diusulkan Komisi
Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan
persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh
Presiden
10. UUD 1945 Pasal 24B Ayat 3: Anggota Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat
11.UUD 1945 Pasal 24C Ayat 3: Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan
orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang
diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang
oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
12. UUD 1945 Pasal 28I Ayat 4: Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama
pemerintah.
13. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
14. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
15. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
33. Tujuan Otonomi Daerah
Adapun tujuan dari otonomi daerah menurut undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa tujuan otonomi
daerah ialah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang memang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah . Berikut
penjelasannya:

 Meningkatkan pelayanan umum – Dengan adanya otonomi daerah diharapkan


ada peningkatan pelayanan umum secara maksimal dari lembaga pemerintah di
masing-masing daerah. Dengan pelayanan yang maksimal tersebut diharapkan
masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari otonomi daerah.
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat – Setelah pelayanan yang maksimal
dan memadai, diharapkan kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah
otonom bisa lebih baik dan meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat
tersebut menunjukkan bagaimana daerah otonom bisa menggunakan hak dan
wewenangnya secara tepat, bijak dan sesuai dengan yang diharapkan.

 Meningkatkan daya saing daerah – Dengan menerapkan otonomi daerah


diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dan harus memperhatikan
bentuk keanekaragaman suatu daerah serta kekhususan atau keistimewaan
daerah tertentu serta tetap mengacu pada semboyan negara kita “Bineka
Tunggal Ika” walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua.

Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yaitu membebaskan


pemerintah pusat dari berbagai beban dan menangani urusan suatu daerah yang bisa
diserahkan kepada pemerintah daerah. 

34. Contoh kerjasama DPR-MK-MPR


DPR memiliki fungsi pengawasan / control ( UUD 1945 Pasal 7A) dimana bila
Presiden dan Wakil Presiden dinilai bersalah maka DPR dapat meminta penilaian MK
apakah Presiden dan Wakil Presiden telah melakukan kesalahan secara hokum, dan
apabila menurut MK dinyatakan bersalah, maka DPR dapat mengajukan usulan untuk
memecat Presiden dan Wakil Presiden kepada MPR.

35. Sistem pemerintahan Indonesia pasca amandemen UUD 1945


Setelah dilakukan amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tetap
presidensial, tetapi yang berbeda, jika periode sebelumnya (Orde Baru) kekuasaan
tertinggi berada di MPR, maka tidak demikian setelah dilakukan amandemen.
Kekuasaan tertinggi negara seperti sebelum Orde Baru, berada di tangan rakyat.
Sedangkan pengambil keputusan tertinggi adalah Presiden dengan pertimbangan
DPR dan MPR. Agar lebih jelas, berikut beberapa pokok sistem pemerintahan
Indonesia setelah dilakukan amandemen.
1. Bentuk negara adalah negara kesatuan dan bentuk pemerintahan adalah
republik, dengan sistem pemerintahan presidensial.
2. Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (eksekutif).
3. Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu)
4. Dalam menjalankan perannya sebagai eksekutif presiden dibantu oleh menteri
yang dipilih langsung oleh presiden.
5. Pembuatan kebijakan dilakukan oleh DPR, DPD, dan MPR (legislatif).
6. Mempertahankan pelaksanaan undang-undang dilakukan oleh Mahkamah Agung
(MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial.
Setelah amandemen UUD 1945, ada perbaikan-perbaikan sistem pemerintahan yang
berusaha dilakukan oleh Indonesia. Untuk mengurangi kelemahan yang ada pada
sistem pemerintahan presidensial, maka ada beberapa perbaikan yang dilakukan
yaitu:
1. Kebijakan yang diambil oleh presiden harus berdasarkan persetujuan dari
DPR.
2. Rancangan undang-undang yang dibuat oleh DPR harus mendapatkan
persetujuan dari presiden.
3. DPR tetap mengawasi kerja presiden meskipun tidak secara langsung,
sehingga presiden bisa sewaktu-waktu diberhentikan dari jabatannya oleh
MPR berdasarkan usul dari DPR.

36. Karakteristik pemerintahan Orde Baru


a.Pemerintahan yang diktator tetapi aman dan damai
b.Tindak korupsi merajalela
c. Tidak ada kebebasan berpendapat
d.Pancasila terkesan menjadi ideologi tertutup
e.Pertumbuhan ekonomi yang. berkembang.pesat
f. Ikut sertanya militer dalam pemerintahan
g. Adanya kesenjangan sosial yang mencolok antara orang kaya dan orang miskin
h.Keamanan dan ketertiban terjamin
i.Pembangunan berkelanjutan dengan program Repelita  ( Pelita )
j. Indonedia mulai dikenal secara internasional
k.Sandang dan pangan mudah dan murah ( terjangkau)
l. Pemerintah cenderung otoriter militeristik.
m.  Sistem pemerintahan memiliki corak sentralistik.
n. Terdapat ketidakseimbangan kekuasaan antara lembaga Negara yang satu dan
lainnya.
o.  Kekuasaan serta wewenang Presiden berlebihan.
p.  Kepastian hukum, keadilan serta supremasi hukum sangat kurang.
q.  Hak untuk berpendapat dikekang.
r.  Ditetapkannya Undang Undang Referendum. 

37. Kelebihan system desentralisasi


LKS PKN KELAS X S1 HAL 85
- Mengurangi bertumbuknya pekerjaan di pusat pemerintahan
- Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan
- Hubungan harmonis dapat ditingkatkan dan meningkatkan gairah kerja
anatara pemerintah pusat dan daerah

38. Contoh fungsi legislasi dari DPR


- Membuat Undang – Undang
- Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)

- Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)


- Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;
pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah)

- Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD

- Menetapkan UU bersama dengan Presiden

- Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang


diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

39. Contoh kerjasama antara lembaga eksekutif dengan yudikatif

Mahkamah konstitusi yang memutuskan presiden dan atau wakil presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan atau terbukti
bahwa presiden dan atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat menjadi
presiden dan atau wakil presiden (pasal 7B ayat 5).

Mahkamah Agung adalah salah satu lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan
kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan
hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1). Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (pasal 14 ayat 1).

Tentang kekuasaan kehakiman, calon Hakim Agung ditetapkan sebagai Hakim Agung
oleh Presiden diusulkan oleh komisi yudisial pada DPR untuk mendapat persetujuan
(pasal 24A ayat 3). Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh
presiden dengan persetujuan DPR (pasal 24B ayat 3). Mahkamah Konstitusi
mempunyai 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh presiden, 3 orang
calon lainnya diajukan oleh presiden (pasal 24 C ayat 3).

40. Urusan pemerintahan di bidang yustisi


- Mendirikan lembaga peradilan
- mengangkat hakim dan jaksa
- mendirikan lembaga pemasyarakatan
- menetapkan kebijakan kehakiman keimigrasian
- memberikan grasi, amnesti, abolisi
- membentuk undang-undang, peraturan pemerintah pengganti undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan lain yang berskala nasional
- dan lain sebagainya
41. Hubungan HAM dengan nilai – nilai Pancasila
1. Sila Pertama : “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Untuk sila yang pertama dan berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” ini juga bisa
dihubungankan dengan hak asasi yang dimiliki manusia. Di dalam sila pertama ini
dikatakan jika sila pertama akan menjamin setiap warga negara Indonesia
memiliki hak atau kebebasan untuk memeluk sebuah agama dan kepercayaan
mereka masing-masing, bebas untuk melakukan ibadah sesuai agama mereka.
Selain itu setiap masayrakat ditekankan supaya harus bisa menghormati
perbedaan agama dan kepercayaan yang ada dikarenakan Indonesia itu adalah
negara yang Bhineka Tunggal Ika dan berdiri dari beberapa agama. Setiap
warga negara Indonesia berhak memeluk agama yang mereka inginkan masing-
masing tanpa ada gangguan atau paksaan dari pihak yang lainnya. Sila yang
pertama ini sangat cocok dan sesuai dengan Deklrasai Universal mengenai HAM
yang disana mencamtumkan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
Ketahuilah juga tentang Makna pancasila sebagai ideolgi negara.

2. Sila kedua : “Kemanusiaan yang adil dan beradab”

Jika kita pahami dengan sungguh-sungguh, sila yang berbunyi “kemanusiaan


yang adil dan beradab” ini selalu menjunjung tinggi martabat dan kemanusiaan
seluruh rakyat Indonesia. Hubungan HAM dengan sila ini adalah warga negara
Indonesia seluruhnya memiliki hak yang sama rata. Sila ini menjelaskan jika
setiap warga memiliki kedudukan yang sama dalam hukum. Selain itu, rakyat
Indonesia juga memiliki hak yang sama juga untuk mendapatkan jaminan dan
juga perlindungan hukum. Secara lebih luas sila kedua ini membahas jika
seluruh warga Indonesia itu memiliki persamaan derajat, persamaan hak dan
juga kewajiban antara sesamanya seperti yang sudah tercantum pada Deklarasi
HAM jika tidak boleh ada diskriminasi di anatara sesama warga. Semua orang
di dunia ini berhak untuk diakui keberadaannya, mereka berhak diakui
kekurangan dan juga kelebihannya. Setiap orang yang hidup di dunia ini berhak
mendapatkan perlakuan yang layak dari pemerintah maupun masyarkat lainnya.
Dengan istilah lain HAM berhubungan dalam hal kemanusiaan dalam sila ini.

3. Sila ketiga : “Persatuan Indonesia”


Sebagai warga negara yang baik tentu saja kita harus membela negara kita dan
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sehingga Bangsa Indoensia bisa
lebih baik lagi kedepannya. Rupanya hal seperti ini juga ada di dalam Pancasila
dan sangat berkaitan dengan HAM. Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan
Indonesia” ini menekankan kepada seluruh rakyat Indonesia jika semua warga
Indonesia ini dilahirkan dengan hak dan kewajiban yang sama, oleh karena itu
sebaiknya tidak malu bersosialisasi dan bergaul dengan sesama untuk
membangun tali persaudaraan. Sila ketiga ini juga menekankan jika bangsa
Indonesia ini bisa menjadi negara yang baik jika setiap warga negaranya
memiliki semangat bersatu dan rela berkorban untuk kepentingan negara yang
harus lebih diprioritaskan dari kepentingan pribadi maupun kelompok dan
golongannya sendiri. Selain itu, di dalam sila yang ketiga ini juga ditekankan
jika supaya persatuan di Indonesia itu bisa tercapai maka setiap orang berhak
untuk mendapatkan rasa aman walau mungkin memilki perbedaan dengan warga
yang lainnya seperti misalnya perbedaan asal daerah, ras, warna kulit, agama,
bahasa, budaya, dan lain sebagainya.

4. Sila keempat : “Kerakyakatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan / perwakilan”

Makna dalam sila yang keempat ini juga berhubungan dengan HAM. Dalam sila
keempat ini menekankan jika HAM yang ada di Indonesia bisa dicerminkan
melalui kehidupan dalam pemerintahan, bernegara, dan juga bermusyawarah.
Setiap warga negara Indonesia diberikan kekebebasan dalam menyampaikan
pendapat mereka. Selain itu sila keempat ini juga akan menghargai setiap hak
warga negara yang ingin menyelesaikan sebuah masalah dengan bermusyawarah
mufakat dan dilakukan tanpa adanya tekanan atau paksaan dari beebrapa
golongan yang sifatnya mungkin akan membelenggu hak-hak partisipasi
masyarakat. HAM yang memiliki kaitan dengan pancasila sila keempat ini
menekankan masyarakat supaya dalam menyelesaikan masalah sebaiknya
menggunakan masyawarah dan mufakat sehingga keputusan yang diambil itu
lebih pasti karena tidak diambil sepihak atas keputusan sendiri karena bisa
menganggu kebebasan orang lain. Setiap orang berhak untuk mendapatkan
kebebasan dan rasa aman dalam berpendapat tanpa adanya paksaan dari orang
lain, HAM di dalam sila keempat ini sesuai dengan deklarasi HAM. Ketahuilah
juga tentang makna sila pancasila sehingga kita lebih paham.

5. Silam kelima : “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”


Untuk yang terakhir kami akan membahas sila yang kelima atau yang terakhir
yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. HAM tentu saja masih
berhubungan erat dengan sila kelima. Sila kelima memiliki makna dalam HAM
yaitu mengakui semua hak milik individu, dimana hak itu dilindungi dan juga
dijamin negara dalam pemanfaatannya. Negara berhak untuk memberikan
kesempatan besar untuk setiap masyarakatnya, asas keadilan di dalam HAM
tercermin pada sila kelima. Dimana HAM harus menjamin keadilan yang ada
bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali, sehingga di dalam
masyarakat Indonesia tidak akan ada pembedaan atau diskriminasi hanya
karena perbedaan suku, agama, ras, dan juga budaya. Semua orang tanap
terkecuali berhak mendapatkan keadilan yang seperti disebutkan tadi. Entah
itu pria, wanita, anak muda, orang tua semuanya berhak mendapatkan keadilan
secara sosial, keadilan dalam beribadah, keadilan dalam mengeluarkan suara
seperti berpendapat, dan keadilan menerima kehidupan yang layak. Hal ini
sudah sangat sesuai dengan deklarasi HAM.

42. Cara mengatasi kasus pelanggaran Hak dan Kewajiban


- menigkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga lembaga politik
terhada setiap upaya penegakan hak dan kewajiban Negara
- meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan Negara
- menigkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok dan golongan dalam
masyarak agar mampu saling memahami dan mnghormati keyakinan dan
pendapat masing masing
- Hukum harus ditegakkan dan tidak pandang bulu kepada siapapun karena
setiap orang memiliki kedudukan yang sama di depan hukum
- Memaksimalkan peran lembaga tinggi negara yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban warga negara seperti Komnas HAM, KPK dan lain - lain
- Meningkatkan profesionalisme lembaga pertahanan dan keamanan negara
seperti TNI dan Polri
- Menyebarluaskan kesadaran dalam bernegara kepada masyarakat luas
- Meningkatkan kualitas pelayananan publik agar hak warga negara terpenuhi
dan kewajiban dapat dilaksanakan

43. Perbedaan system presidensial dengan parlementer


PRESIDENSIAL PARLEMENTER
- Kepala Negara = Presiden - Kepala Negara = Raja atau Ratu
- Kepala Pemerintahan = Presiden   - Kepala Pemerintahan = Perdana
- Kekuasaan Kepala Negara = Menteri
Pemisahan atau Pembagian - Kekuasaan Kepala Negara = Hanya
- Masa Jabatan Kepala Negara = Pemisahan
Maksimal 2 Periode - Masa Jabatan Kepala Negara =
- Masa Jabatan Kepala Seumur Hidup
Pemerintahan = Maksimal 2 - Masa Jabatan Kepala Pemerintahan
Periode = Seumur Hidup
- Kekuasaan Negara = Pemisahan - Kekuasaan Negara = Hanya
atau Pembagian Pemisahan
- Pemilihan Kepala Negara = - Pemilihan Kepala Negara =
Secara Langsung oleh rakyat Diwariskan turun temurun
atau secara tidak langsung oleh berdasarkan UU
parlemen - Pemilihan Kepala Pemerintahan =
- Pemilihan Kepala Pemerintahan = Secara Langsung oleh rakyat atau
Secara Langsung oleh rakyat secara tidak langsung oleh parlemen
atau secara tidak langsung oleh
parlemen - Hubungan Legislatif dengan
- Hubungan Legislatif dengan Eksekutif = Menjadi Satu
Eksekutif = Terpisah

Anda mungkin juga menyukai