Anda di halaman 1dari 10

1.

Peserta didik dapat menunjukkan nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak
dan pengingakaran kewajiban
Pada sila pertama akan memberikan sebuah bentuk dari jaminan akan hak untuk mendapatkan kemerdekaan
dan juga sikap untuk mendapat pemelukan agama hingga melaksanakan sebuah bentuk dari ibada yang akan
dilaksanakan oleh setiap orang. Dalam hal ini akan menjadi selaras dengan Deklarasi Unviersal Tentang HAM
pada Pasal 2.
Pada sila kedua akan melakukan penempatan pada seluruh manusia untuk berada pada tempat yang dimana
sama dan juga akan memiliki berbagai macam betuk dari hak yang dimana sama. Dalam hal ini akan termasuk
ke dalam pasl 7 Deklarasi HAM PBB untuk menhentikan diskriminasi
Pada sila ketiga bahwa seluruh warga negara akan memberikan sebuah semangat untuk mealkukan
penempatan pada kepentingan bangsa dan juga negara diatas dari kepentingan pribadi. Dlaam hal ini adalah
hal yang sama dengan prinsip ham pada Pasal 1
Pada sila keempat akan memberikan cerminatan dari kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat dan
pemerintah. Dalam hal ini kita diwajibkan untuk mealkukan kegiatan musyawarah mufakat unutk mengambil
sebuah keputusan. Deklarasi HAM kemudian memuat tentang ini pula.
Pada sila kelima adalah pada seluruh masyarkat Indonesia akan memiliki sebuah hak pilihnya snediri dair
berabgai macam betnuk perorangan dan juga akan mendapatkan manfaatnya. Dalam hal ini keadilan akan
menjadi poitn yang sangatlah penting.

2. contoh nilai-nilai penerapan Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
sila 1 :
Menghormati dan melindungi hak asasi manusia, khususnya hak kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Menyelenggarakan pendidikan agama bagi siswa sesuai dengan agama yang dianutnya.
Menyediakan fasilitas ibadah bagi umat beragama di tempat-tempat umum.
Sila 2 :
Menyusun undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan hak asasi
manusia.
Menegakkan hukum secara tegas dan tidak diskriminatif terhadap siapa pun yang melanggar hak asasi
manusia.
Memberantas segala bentuk penindasan, penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sila 3 :
Menjaga dan mempertahankan kedaulatan, keutuhan, dan kesatuan wilayah negara.
Menyelenggarakan sistem pemerintahan yang berbentuk negara kesatuan dengan otonomi daerah.
Mengembangkan semangat kebangsaan melalui penggunaan bahasa nasional, lambang negara, lagu
kebangsaan, dan bendera merah putih.
Sila 4 :
Menyelenggarakan pemilihan umum yang jujur, adil, dan langsung untuk memilih presiden, wakil presiden,
anggota DPR, DPD, DPRD, dan kepala daerah.
Menyelenggarakan sistem check and balances antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam
menjalankan fungsi pemerintahan.
Sila 5 :
Menyusun anggaran pendapatan dan belanja negara yang berorientasi pada kepentingan rakyat.
Mengalokasikan dana alokasi umum dan dana alokasi khusus untuk mendukung pembangunan daerah.
3. menguraikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila terkait dengan praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara
 Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Menjamin penduduk
untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya. Tidak memaksa warga
negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku.
 Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan karena manusia mempunyai
sifat universal. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat
universal.
 Nasionalisme Cinta bangsa dan tanah air Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
 Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrassi dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru
sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan
outusan bersama secara bulat.

 Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan berkelanjutan. Seluruh
kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-
masing.

4. menunjukkan contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban


 kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar
hukum yang sering terjadi dengan dasar kekayaan, jabatan, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti
bahwa pasal 27 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 kemiskina dan angka penganguran di indonesia masih cukup tinggi. Padahal ada pasal 27 ayat 2 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, kekerasan rumah tangga, dan sebagainya. Padahal hak asasi
manusia sudah di jamin keberadaanya oleh Pasal 28 A - 28 J UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

5. unsur-unsur konstitutif berdirinya suatu negara. Peserta didik dapat menunjukkan unsur-unsur
konstitutif berdirinya suatu Negara
Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada saat suatu negara didirikan. Unsur ini meliputi rakyat,
wilayah, dan pemerintah yang berdaulat.
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang secara nyata ada di suatu wilayah, serta tunduk dan patuh pada peraturan
negara tersebut.
2. Wilayah
Wilayah adalah unsur mutlak sebuah negara. Wilayah adalah landasan material atau fisik suatu negara.
3. Pemerintahan yang berdaulat
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi di suatu negara yang berlaku untuk seluruh wilayah dan segenap rakyat
di negara tersebut.

6. unsur-unsur deklaratif berdirinya suatu negara. Peserta didik dapat menunjukkan unsur-unsur
deklaratif berdirinya suatu negara
Unsur deklaratif merupakan pengakuan dari negara lain. unsur ini boleh dipenuhi setelah suatu negara berdiri.
Hal ini memperkuat terbentuknya sebuah negara. Pengakuan dari negara lain juga terbagi menjadi dua.

1. Pengakuan de facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau dakta yang sungguh-sungguh
nyata tentang berdirinya suatu negara. Pengakuan de facto juga tergolong menjadi dua, yakni:
- Pengakuan de facto yang bersifat tetap, artinya pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang hanya
bisa menimbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.
- Pengakuan de facto bersifat sementara, artinya pengakuan dari negara lain tanpa melihat perkembangan
negara tersebut. Jika negara itu hancur, maka negara lain akan menarik pengakuannya.

2. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional. Pengakuan
de jure terbagi menjadi:
- Pengakuan de jure bersifat tetap, yang berarti pengakuan dari negara lain yang berlaku untuk selamanya
karena kenyataan memperlihatkan adanya pemerintahan yang stabil.
- Pengakuan de jure bersifat sementara, yang artinya adalah terjadinya hubungan antarnegara yang mengakui
dan diakui dalam hubungan ekonomi, dagang, serta diplomatik. Negara yang mengakui berhak mempunyai
konsulat atau kedutaan di negara yang diakui tersebut.

7. menjelaskan kekuasaan negara berdasarkan pasal 33 UUD NRI Tahun 1945


(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
kekuasaan negara berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 meliputi pengaturan perekonomian nasional, penguasaan
sumber daya alam dan sarana produksi, pengelolaan berdasarkan prinsip kepentingan umum, serta
pengawasan terhadap peran swasta dalam kegiatan ekonomi. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai
kemakmuran rakyat secara keseluruhan.

8. menguraikan syarat-syarat menjadi Warga Negara Indonesia


1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1
(satu) tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan
ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara

9. mengidentifikasi peranan Lembaga Peradilan di Indonesia


1. Pengadilan Sipil Dalam pengadilan sipil dibedakan menjadi dua, yaitu:
Peradilan umum merupakan lembaga peradilan yang diperuntukan bagi rakyat yang mencari keadilan. Jika
rakyat melakukan kejahatan atau pelanggaran, maka akan diadili dalam lingkungan peradilan umum. Berikut
jenis-jenis peradilan umum:
 Pengadilan Negeri (PN), memiliki peran memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama,
mulai perkara pidana hingga perdata. Kedudukan pengadilan negeri adalah di ibu kota
kapubaten/kota.
 Pengadilan Tinggi (PT), memiliki peran memeriksa kembali perkara yang telah diputuskan oleh
pengadilan negeri. Pengadilan tinggi berkukudan di ibu kota provinsi.
 Mahkamah Agung (MA), merupakan lembaga peradilan tertinggi di Indonesia yang berkedudukan di
Jakarta. Peran utama MA adalah melakukan pengawasan tertinggi atas segala tindakan pengadilan di
seluruh Indonesia. Serta menjamin agar hukum dijalankan semestinya
2. Peradilan khusus adalah yang memiliki kewenangan untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara
tertentu. Terdapat beberapa peradilan khusus, yaitu:

 Pengadilan Agama Memiliki peran memeriksa dan memutus perkara yang timbul antara orang-orang
yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang diputus berdasarkan syariat
islam. Misalnya perkara yang berhubungan dengan nikah, rujuk, dan lain-lain.
 Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Memiliki peran memeriksa dan memutus semua sengketa tata
usaha negara dalam tingkat pertama. Sengketa tata usaha negara merupakan sengketa yang timbul
dalam bidang tata usaha negara akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara.
 Peradilan Hak Asasi Manusia (HAM) Memiliki peran mengadili masalah HAM berat yang meliputi
kejahatan genosida dan kejahatan terhadap manusia.
 Peradilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Memilik peran mengadili segala perkara yang
berhubungan dengan tindak pidana korupsi.
3. Mahkamah Konstitusi (MK) Peran MK adalah memberikan putusan atas pendapat DPR tentang dugaan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, atau perbuatan tercela
lainnya yang dilakukan oleh presiden atau wakil presiden.
10. menguraikan makna hubungan internasional
Hubungan internasional merujuk pada interaksi antara negara-negara di tingkat internasional, meliputi
diplomasi, kerjasama, konflik, perdagangan, keamanan global, hak asasi manusia, pertukaran budaya, dan
hukum internasional.
11. memberi contoh Kewajiban sebagai warga negara berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berbunyi : “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan : “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : “Setiap orang wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain.”
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang- undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

12. Hak sebagai warga negara berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat
1).
– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang”
– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

13. contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban


 Pelanggaran HAM: Tragedi Tanjung Priok, Tragedi Semanggi I dan II, serta kasus pelanggaran HAM
di Papua dan Maluku.
 Pengingkaran Lingkungan: Deforestasi dan pencemaran lingkungan oleh industri, terutama
pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.
 Pelanggaran Hak Pekerja: Upah tidak layak, kondisi kerja tidak aman, serta pembatasan kebebasan
berserikat.
 Diskriminasi terhadap Minoritas dan Kelompok Rentan: Diskriminasi terhadap minoritas etnis,
agama, dan LGBT.
 Pengingkaran Penanganan Bencana: Respons yang tidak memadai terhadap bencana alam seperti
gempa bumi dan tsunami.
14. mengidentifikasi jaminan perlindungan HAM berdasarkan pasal 17 ayat (1) sampai dengan 34 UUD
NRI tahun 1945
 Pasal 17: Menjamin kebebasan beragama dan beribadah serta melindungi setiap penduduk untuk
menjalankan agamanya dengan tenang dan tanpa tekanan.

 Pasal 18: Menjamin kebebasan untuk menyatakan pendapat dan memberikan kritik.
 Pasal 19: Menjamin kebebasan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, atau gambar,
dan menyampaikan pendapat.
 Pasal 20: Menjamin setiap orang untuk tidak dipaksa menjadi anggota atau mengikuti sebuah
organisasi.
 Pasal 21: Menjamin kebebasan berhimpun dan berserikat serta berpartisipasi dalam pemerintahan.
 Pasal 22: Menjamin hak untuk bekerja dan memperoleh penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
 Pasal 23: Menjamin hak untuk bermimpi dan menuntut pengajaran.
 Pasal 24: Menjamin hak atas pendidikan.
 Pasal 25: Menjamin kebebasan hak asasi manusia untuk mewarisi harta.
 Pasal 26: Menjamin kebebasan memeluk agama dan beribadah.
 Pasal 27: Menjamin hak warga negara untuk mendapat jaminan kesejahteraan sosial.
 Pasal 28: Menjamin kebebasan untuk menyatakan pendapat secara tertulis.
 Pasal 29: Menjamin hak warga negara untuk bebas dari pengawasan dan penggeledahan tanpa alasan
yang jelas.
 Pasal 30: Menjamin hak warga negara untuk berkomunikasi dan bergerak dengan bebas.
 Pasal 31: Menjamin hak untuk mendapat pengadilan yang adil.
 Pasal 32: Menjamin kebebasan berusaha dan mencari nafkah.
 Pasal 33: Menjamin perlindungan terhadap kepentingan umum dalam perekonomian nasional.
 Pasal 34: Menjamin hak untuk bermigrasi dan tinggal di mana saja di Indonesia.

15. Disajikan kasus atau peristiwa siswa dapat menyimpulkan pelanggaran HAM yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Pemberantasan PKI (1965-1966)
2. Terbunuhnya Marsinah buruh pabrik. Peristiwa ini terjadi karena pada tanggal 3 hingga 4 mei 1988
Marsinah bersama rekannya melakukan demonstrasi akibat upah tidak dinaikan sesuai aturan gubernur Jawa
timur.
3. Tragedi Trisakti (1998) pada tanggal 12 mei 1998, terdapat 4 mahasiswa tewas yaitu Hendriawan Sie, Hery
Hartanto, Hafidhin Royan dan Elang Mulia Lesmana.
4. Penculikan Aktivis 97/98 Peristiwa ini dikenal sebagai penghilangan orang aktivis pro demokrasi secara
paksa di mana menewaskan 1 orang, 23 hilang, 11 orang mendapat siksaan berat dan 19 orang kehilangan
kemerdekaan fisik.
5. Pembunuhan Munir merupakan salah satu aktivis HAM yang tengah membela hak korban penculikan
aktivis 97/98. Namun pada tahun 2004, beliau tewas dalam pesawat tujuan Amsterdam akibat diracun.

16. pelanggaran HAM yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Peristiwa 1965-1966 Peristiwa Trisakti dan Semanggi I - II 1998-
Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985 1999
Peristiwa Talangsari, Lampung 1989 Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-
Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis, 1999
Aceh 1989 Peristiwa Simpang KKA, Aceh 1999
Peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa Peristiwa Wasior, Papua 2001-2002
1997-1998 Peristiwa Wamena, Papua 2003
Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 Peristiwa Jambo Keupok, Aceh 2003.
17. menjelaskan faktor-faktor pendorong, pendukung, integrasi nasional
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut,
menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara sebagaimana dibuktikan dengan banyaknya
pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan, Pancasila, dan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
6. Adanya jiwa dan rasa semangat bergotong royong, yaitu semua komponen masyarakat bekerja bersama
untuk mencapai hasil yang diharapkan.

18. menjelaskan faktor-faktor penghambat pentingnya integrasi nasional


1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
2. Kurangnya toleransi antargolongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan tidak meratanya pembangunan.

19. menguraikan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat integrasi nasional


Faktor-faktor yang Mendorong Integrasi Nasional:
 Pendidikan: Sistem pendidikan inklusif dan merata.
 Keadilan Sosial dan Ekonomi: Kebijakan adil dalam distribusi sumber daya.
 Kepemimpinan Efektif: Kepemimpinan yang inklusif dan kuat.
 Kesamaan Identitas Nasional: Kesamaan nilai, tradisi, dan budaya.
 Ketahanan dan Ancaman Eksternal: Ketahanan terhadap ancaman asing.
Faktor-faktor yang Menghambat Integrasi Nasional:
 Ketidaksetaraan dan Diskriminasi: Ketidaksetaraan sosial dan diskriminasi.
 Konflik Etnis dan Suku: Ketegangan antar-etnis atau suku.
 Kebijakan Pembagian Kekuasaan yang Tidak Adil: Pembagian kekuasaan yang tidak adil.
 Propaganda dan Pencitraan yang Memecah-belah: Propaganda yang memecah-belah.
 Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik dan korupsi.

20. menjelaskan berbagai bentuk ancaman terhadap negara dalam bidang ipoleksosbudhankam.
Keamanan Politik:
 Terorisme
 Konflik Bersenjata
Keamanan Ekonomi:
 Serangan Cyber
 Perdagangan dan Investasi Tidak Legal
 Krisis Ekonomi
Keamanan Sosial-Budaya:
 Radikalisasi dan Ekstremisme
 Konflik Sosial
 Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial
Pertahanan dan Keamanan:
 Ancaman Militer
 Proliferasi Senjata (Penyebaran senjata pemusnah massal dan senjata konvensional yang dapat
membahayakan keamanan nasional dan regional.)
 Ancaman Asimetris (Ancaman yang menggunakan strategi non-konvensional seperti serangan teror,
sabotase, atau perang cyber untuk merusak pertahanan negara.)

21. menerapkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Demokrasi Pancasila.


 Kedaulatan Rakyat
Prinsip demokrasi pancasila menekankan bahwa kekuasaan politik berada di tangan rakyat. Rakyat
memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik melalui pemilihan umum dan
mekanisme partisipasi publik lainnya.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Prinsip demokrasi pancasila menekankan pentingnya menghormati martabat dan hak asasi setiap
individu. Demokrasi Pancasila menjunjung tinggi prinsip keadilan sosial, kesetaraan, dan
perlindungan hak asasi manusia.

 Persatuan Indonesia
Prinsip demokrasi pancasila menekankan pentingnya membangun persatuan dan kesatuan dalam
masyarakat yang beragam. Demokrasi Pancasila menghargai keberagaman sosial, budaya, dan agama
serta mengupayakan harmoni dan toleransi antarwarga negara.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Prinsip demokrasi pancasila menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan politik. Pembuatan keputusan politik dilakukan melalui musyawarah
masyarakat dan lembaga perwakilan yang mewakili kepentingan rakyat.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Prinsip demokrasi pancasila menekankan perlunya keadilan sosial dan redistribusi yang adil bagi
seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi Pancasila bertujuan untuk menciptakan kesempatan dan
kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.

22. ciri-ciri negara demokrasi, peserta didik dapat menganalisis ciri-ciri negara demokrasi di Indonesia
 Pemerintahan Berdasarkan Hukum: Negara demokrasi menegakkan supremasi hukum, di mana setiap
warga negara, termasuk pemerintah, tunduk pada hukum yang sama.
 Pemilihan Umum yang Bebas dan Adil: Negara demokrasi mengadakan pemilihan umum secara
berkala dan transparan, di mana warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih secara bebas
tanpa intimidasi atau tekanan.
 Kebebasan Berpendapat dan Berkumpul: Warga negara memiliki kebebasan untuk menyatakan
pendapat, berkumpul secara damai, dan membentuk kelompok atau organisasi sesuai dengan
kehendak mereka.
 Perlindungan Hak Asasi Manusia: Negara demokrasi melindungi hak asasi manusia, termasuk hak
sipil dan politik, hak ekonomi dan sosial, serta hak-hak individu lainnya.
 Pembagian Kekuasaan yang Seimbang: Terdapat pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif,
dan yudikatif, serta mekanisme pengawasan yang efektif untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
 Kehidupan Politik yang Pluralistik: Negara demokrasi memungkinkan adanya beragam partai politik,
media yang bebas, dan masyarakat sipil yang aktif sebagai bagian dari proses politik.
 Kepatuhan terhadap Prinsip Demokrasi: Terdapat komitmen dari pemerintah dan institusi-institusi
untuk mematuhi prinsip-prinsip demokrasi, seperti toleransi, pluralisme, dan penghormatan terhadap
hasil pemilihan umum.
 Transparansi dan Akuntabilitas: Adanya keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan
pemerintah, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan negara dan penggunaan kekuasaan publik.

23. menjelaskan upaya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Penguatan Persatuan dan Kebhinnekaan : menjaga keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan
bangsa.
Penegakan Hukum dan Keadilan
Otonomi Daerah yang Bertanggung Jawab
Pengembangan Sumber Daya Manusia : Investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber
daya manusia
Dialog dan Diplomasi : Mempromosikan dialog antar kelompok masyarakat, termasuk kelompok yang
memiliki kepentingan politik atau ideologis yang berbeda, sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan,
konsensus, dan kedamaian
Pengelolaan Konflik secara Damai
Penguatan Keamanan Nasional : pemantauan terhadap keamanan perbatasan, penanggulangan terorisme, dan
perlindungan terhadap sumber daya alam dan kekayaan nasional lainnya.

24. contoh Hak sebagai warga negara berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
25. menjelaskan bentuk negara dan pemerintahan
bentuk negara
 Negara Kesatuan: Merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari satu kesatuan tanpa adanya
pembagian administratif yang signifikan. Contohnya adalah Indonesia.
 Negara Federal: Merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari beberapa entitas politik yang
memiliki otonomi yang cukup besar. Contohnya adalah Amerika Serikat dan Jerman.
 Negara Konfederasi: Merupakan bentuk negara yang wilayahnya terdiri dari beberapa negara bagian
yang sangat otonom dan hanya terikat oleh persetujuan kerjasama. Contohnya adalah Swiss
(meskipun sekarang lebih mendekati model negara federal).
Bentuk pemerintahan

 Negara Kesatuan: Merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari satu kesatuan tanpa adanya
pembagian administratif yang signifikan. Contohnya adalah Indonesia.
 Negara Federal: Merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari beberapa entitas politik yang
memiliki otonomi yang cukup besar. Contohnya adalah Amerika Serikat dan Jerman.
 Negara Konfederasi: Merupakan bentuk negara yang wilayahnya terdiri dari beberapa negara bagian
yang sangat otonom dan hanya terikat oleh persetujuan kerjasama. Contohnya adalah Swiss
(meskipun sekarang lebih mendekati model negara federal).

26. menganalisis sistem pemerintahan negara


 Presidensial: Dalam sistem presidensial, kepala negara juga merupakan kepala pemerintahan (presiden) yang
terpilih secara langsung oleh rakyat atau lembaga pemilihan. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif yang
besar dan bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dalam pemerintahan. Contohnya adalah Amerika
Serikat dan Indonesia.
 Parlementer: Dalam sistem parlementer, kepala negara biasanya adalah seorang figur simbolis (seperti seorang
raja atau presiden), sedangkan kekuasaan eksekutif sebenarnya dipegang oleh seorang perdana menteri atau
kabinet yang dipilih oleh parlemen. Pemerintahan bergantung pada dukungan mayoritas di parlemen untuk
tetap berkuasa. Contohnya adalah Britania Raya dan Jerman.
 Campuran (Semi-Presidensial atau Semi-Parlementer): Sistem campuran menggabungkan elemen-elemen dari
sistem presidensial dan parlementer. Dalam sistem ini, presiden dan parlemen berbagi kekuasaan dalam
pemerintahan. Contohnya adalah Prancis dan Rusia.
 Otoriter: Dalam sistem pemerintahan otoriter, kekuasaan terpusat pada seorang pemimpin atau partai politik
yang tidak demokratis. Kekuasaan eksekutif biasanya tidak terbatas dan oposisi politik sering ditekan.
Contohnya adalah Korea Utara dan Republik Rakyat Tiongkok.
 Totaliter: Sistem totaliter adalah bentuk pemerintahan otoriter yang ekstrem, di mana pemerintah memiliki
kendali mutlak atas hampir semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk politik, ekonomi, dan budaya.
Contohnya adalah Nazi Jerman di bawah Adolf Hitler dan Uni Soviet di bawah Joseph Stalin.

27. menganalisis hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah


Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan akibat dari penerapan asas desentralisasi.
Dengan pelaksanaan otonomi daerah secara tidak langsung akan memberikan pengaruh dalam hubungan
struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan daerah. Secara struktural, pemerintah pusat merupakan
penyeleggara urusan pemerintahan di tingkat nasional. Sedangkan pemerintah daerah merupakan
penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing-masing bersama DPRD menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan. Ada beberapa urusan pemerintahan sepenuhnya tetap menjadi kewenangan pemerintah
pusat.
 Hubungan struktural Hubungan struktural merupakan hubungan yang didasarkan pada tingkat dan
jenjang di pemerintahan. Pemerintah daerah dalam bertugas menyelanggarakan urusan daerah
bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang berdasarkan asas otonom dan tugas
pembantuan. Presiden merupakan penyelenggaran urusan pemerintahan di tingkat pusat. Presiden
dibantu para menteri untuk menjalankan pemerindah. Kepala daerah merupakan penyelenggara
urusan daerah masing-masing.
 Hubungan Fungsional. Dalam negara kesatuan pemerintah daerah langsung di bawah pemerintah
pusat. Dalam negara kesatuan, pemerintah daerah adalah dependent dan subordinate terhadap
pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya bagian atau subsistem dari sistem pemerintah nasional.
Karena pemerintah daerah merupakan bagian dari sistem pemerintah nasional, maka antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdapat hubungan antar pemerintah yang saling terjalin
sehingga membentuk satu kesatuan pemerintahan nasional.
Indonesia terdapat subsistem pemerintahan pusat yang terdiri atas presiden dan para menteri. Di daerah
terdapat subsistem pemerintahan provinsi yang terdiri atas gubernur dan DPRD Provinsi. Sub-subsistem
pemerintahan kabupaten/kota yang terdiri atas bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota. Bahkan subsistem
pemerintah desa yang terdiri atas kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
28. menganalisis model-model hubungan pemerintah pusat dan daerah
Sentralisasi: Pemerintah pusat memiliki kekuasaan dominan.
Devolusi: Transfer sebagian kekuasaan dari pusat ke daerah.
Federalisme: Pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah.
Desentralisasi: Transfer signifikan kekuasaan dari pusat ke daerah.
Kongresional: Pemerintah pusat dan daerah memiliki peran aktif dalam legislasi.

1. model pelaksana : pemerintah daerah hanya dipandang sebagai pelaksana kebijakan. Wewenang pemda
sangat terbatas
2. model mitra : pemda memiliki tingkatan kebebasan untuk menentukan kebijakan. Tapi tetap dalam posisi
subordinative terhadap pemerintah pusat

29. menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam
sistem negara kesatuan Republik Indonesia. Pemberian kewenangan dari pengelola teratas dalam suatu
struktur organisasi kepada pengelola-pengelola yang lebih rendah. Dalam bernegara, desentralisasi adalah
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam sistem negara kesaturan Republik Indonesia.

30. menjelaskan konsep sentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil pengelola atau yang berada di posisi teratas dalam
suatu struktur organisasi. Dalam bernegara, sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan
aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesaturan Republik Indonesia. Dalam konteks Indonesia,
sentralisasi terjadi sebelum era reformasi, di mana pemerintah pusat memiliki kendali yang kuat atas berbagai
aspek pemerintahan, termasuk pembuatan keputusan politik, pengelolaan sumber daya, dan penentuan
kebijakan nasional. Pemerintah pusat memiliki otoritas yang dominan, sedangkan pemerintah daerah memiliki
keterbatasan dalam mengatur urusan lokalnya.
31. perbedaan tugas pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam konteks otonomi daerah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Pemerintah Pusat:
 Kebijakan Nasional: Merumuskan kebijakan nasional yang bersifat strategis dan berdampak secara
luas bagi seluruh wilayah Indonesia.
 Pengaturan Umum: Mengatur hal-hal yang bersifat umum atau lintas daerah, seperti kebijakan
ekonomi, politik, pertahanan, dan luar negeri.
 Regulasi Nasional: Menetapkan regulasi nasional, termasuk undang-undang, peraturan pemerintah,
dan kebijakan nasional lainnya.
 Pengawasan dan Pembinaan: Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan otonomi
daerah sesuai dengan prinsip negara kesatuan.
Pemerintah Daerah:

 Pengaturan Lokal: Mengatur dan mengelola urusan pemerintahan yang bersifat lokal di wilayahnya,
termasuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.
 Pembangunan Daerah: Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pembangunan di tingkat
lokal sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah.
 Penyediaan Layanan Publik: Menyelenggarakan berbagai layanan publik, seperti pendidikan,
kesehatan, infrastruktur, dan lingkungan hidup, sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
 Pendanaan Daerah: Mengelola keuangan daerah dan mengalokasikan anggaran untuk program
pembangunan dan pelayanan publik di tingkat lokal.
 Pengawasan dan Evaluasi: Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah
serta mengevaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan setempat.

32. mengidentifikasi ciri-ciri negara kesatuan dan serikat


Negara Kesatuan (Unitary State):
 Konsentrasi Kekuasaan: Kekuasaan politik dan administratif terpusat di tangan pemerintah pusat.
 Tidak Ada Otonomi yang Signifikan: Pemerintah daerah atau entitas subnasional memiliki
kewenangan yang terbatas dan tunduk pada otoritas pusat.
 Pembagian Kewenangan Bersifat Terpusat: Pembagian kewenangan antara pusat dan daerah
ditetapkan secara hierarkis oleh pemerintah pusat.
 Peraturan Nasional Mendominasi: Hukum dan regulasi nasional memiliki kekuatan yang dominan
atas hukum daerah.
 Penghapusan atau Pembubaran Daerah: Pemerintah pusat memiliki kekuasaan untuk menghapus atau
membubarkan pemerintahan daerah.
Negara Serikat (Federal State):
 Pembagian Kekuasaan: Kekuasaan politik dan administratif dibagi antara pemerintah pusat dan entitas
subnasional (negara bagian, provinsi, atau wilayah).
 Otonomi Daerah yang Signifikan: Entitas subnasional memiliki otonomi yang signifikan dalam
mengatur urusan lokal mereka sendiri.
 Kewenangan Bersifat Terbagi: Pembagian kewenangan antara pusat dan daerah diatur oleh konstitusi,
dan masing-masing tingkat pemerintahan memiliki kewenangan yang jelas.
 Dualitas Hukum: Terdapat dualitas hukum di mana hukum nasional dan hukum daerah memiliki
kekuatan yang sama.
 Kemerdekaan Politik: Entitas subnasional memiliki kemerdekaan politik yang kuat, termasuk hak
untuk membuat undang-undang mereka sendiri dan mempertahankan pemerintahan mereka sendiri.

33. menganalisis sistem pemerintahan negara.


 Bentuk Pemerintahan: Identifikasi apakah presidensial, parlementer, atau campuran.
 Pembagian Kekuasaan: Hubungan dan keseimbangan antara cabang pemerintahan.
 Partisipasi Politik: Tingkat partisipasi warga negara dalam politik.
 Kebijakan Publik: Proses pembuatan kebijakan publik.
 Desentralisasi/Sentralisasi: Distribusi kekuasaan antara pusat dan daerah.
 Transparansi dan Akuntabilitas: Tingkat keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah.
 Hubungan Internasional: Kebijakan luar negeri dan hubungan internasional. , termasuk afiliasi
regional dan kerja sama internasional.
 Keseimbangan Stabilitas-Demokrasi: Keseimbangan antara stabilitas politik dan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai