Anda di halaman 1dari 19

[Type the document title] 1

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

Pada waktu sebelum terbentuknya Negara, setiap individu mempunyai kebebasan


penuh untuk melaksanakan keinginannya.Persoalan yang paling mendasar hubungan antara
Negara dan warga Negara adalah masalah hak dan kewajiban.Negara demikian pula warga
Negara sama-sama memiliki hak dan kewajiban masing-masing.Kesadaran akan hak dan
kewajiban sangatlah penting, seseorang yang semestinya memiliki hak namun ia tidak
menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain untuk menyimpangkannya.
Demikian pula ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan membuat hak yang
semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.

 TEORI HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA


1. Teori Pluralis
Teori pluralis dalah kaum yang berpandangan bahwa negara itu bagaikan sebuah
arena tempat berbagai golongan dalam masyarakat berlaga. Pandangan Pluralis persis
sebagaimana dikatakan Hobbes dan Johnlocke bahwa masyarakat itu mendahului
negara
2. Teori Marsis
Teori Marsis adalah kaum yang berpendapat bahwa negara adalah serangkaian
institusi yang dipakai kaum borjuis untuk menjalankan kekuasaannya.Jika teori Pluralis
melihat dominasi kekuasaan pada warga negara, sedangkan teori Marsis pada negara.
3. Teori Sintesis
Teori Sintesis adalah pandangan yang menyatukan pandangan Pluralis dan
Marsis.

Tiga teori ini kalau digunakan untuk melihat hubungan negara dan warganegara
dalam konteks hak dan kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945,
makalebih dekat dengan teori strukturasi.Meskipun dalam UUD 1945 tidak secara
eksplisitmenyebutkan hak negara, namun secara implisit terdapat dalam pasal-pasal
tentang kewajibanwarga negara.Negara memiliki kewenangan untuk mengatur warga
negaranya, namun warganegara juga memiliki fungsi kontrol terhadap negara.

 SIFAT HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

a) Hubungan yang bersifat hukum

Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah sesuai dengan elemen
atau ciri-ciri negara hukum Pancasila, yang meliputi :

1. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan

2. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara


[Type the document title] 2

3. Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara

4. Prinisp penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana


terakhir.

5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)

b) Hubungan yang bersifat politik

Kegiatan politik (peran politik) warga negara dalam bentuk partisipasi


(mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan) misalnya : Menerima peraturan yang telah di tetapkan.Sifat
hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di Indonesia yang berdasarkan
kekeluargaan, akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan keputusan politik
secara musyawarah mufakat, sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam
kestabilan juga masih terwujud.

 WUJUD HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA


a) Peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-undangan yang
berlaku sebagai cermin dari seorang warga negara yang taat dan patuh kepada negara.
Contoh : membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas.
b) Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta mengambil
bagian dalam kehidupan bangsa dan Negara.
Contoh : memberikan Hak suara pada saat pemilu
c) Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari
negara / pemerintah sebagai konskeuensi dari fungsi pemerintah sebagai pelayanan
umum (public service).
Contoh : mendirikan lembaga sosial masyarakat LSM)
d) Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan
pemerintah dalma persoalan yang bersifat pribadi.
Contoh : Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

 NEGARA, WARGA NEGARA DAN HUKUM.

Negara merupakan alat (agency) atau wewenang (authory) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Oleh karena itu
Negara mempunyai dua tugas yaitu :

1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial, artinya yang


bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan.
2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongangolongan
kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhny atau tujuan sosial.
[Type the document title] 3

 SUMBER-SUMBER HUKUM

Sumber hukum ialah sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai


kekuatan yang memaksa, yang kalau dilanggar dapat mengakibatkan sangsi yang tegas
dan nyata.Sumber hukum material dapat ditinjau dari berbagai sudut, misalnya sudut
politik, sejarah, ekonomi dan lain-lain.

Sumber hukum formal antara lain :

1. Undang-undang (statue); ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuasaan


hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.

2. Kebiasaan (costun); ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang


dalam hal yang sama dan diterima oleh masyarakat. Sehingga tindakan yang
berlawanan dianggap sebagai pelanggaran perasaan hokum.

3. Keputusan hakim (Yurisprudensi); ialah keputusan terdahulu yang sering dijadikan


dasar keputusan hakim kemudian mengenai masalah yang sama.

4. Traktaat ( treaty); ialah perjanjian antara dua orang atau lebih mengenai sesuatu hal,
sehingga masing-masing pihak yang bersangkutan terikat dengan isi perjanjian tersebut.

5. Pendapat sarjan hukum; ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip para hakim
dalam menyelesaikan suatu masalah.

 SIFAT NEGARA
1. Sifat memaksa, artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan
fisik secara legal agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya
anarkhi.
2. Sifat monopoli, artinya Negara mempunyai hak kuasa tunggal dan menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundangan mengenai semua orang
tanpa terkecuali.

 BENTUK NEGARA
1. Negara kesatuan (unitarisem) adalah suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, dimana
kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan dalam Negara itu ada pada pusat.
 Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi. Didalam sistem ini, segala sesuatu
dalam Negara langsung diatur dan diurus pemerintah pusat.
 Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Didalam Negara ini daerah diberi
kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
2. Negara serikat (federasi) adalah Negara yang terjadi dari penggabungan beberapa
Negara yang semua berdiri sendiri sebagai Negara yang merdeka, berdaulat, kedalam
suatu ikatan kerjasa yang efektif untuk melaksanakan urusan secara bersama.
[Type the document title] 4

Fungsi Negara adalah menerbitkan kekacauan atau chaos dalam masyarakat


merupakan istilah yang di cetuskan oleh Thomas Hobbes.Istilah ini dikenal dengan Homo
homini (manusia pemangsa sesamanya). Walaupun negara adalah bentukan masyarakat,
namun kedudukan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak
terjadi konflik, pencurian, dan lain lain. (Wibowo, 2000:8)

Hak dan kewajiban merupakan hal yang paling mendasar dari hubungan antara negara
dan warga negara.Hak negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara dan
kewajiban negara adalah berbicara tentang hak warga negara.

A) SYARAT-SYARAT MENJADI WARGA NEGARA INDONESIA

Permohonan pewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Naturalisasi biasa
Orang dari bangsa asing yang yang akan mengajukan permohonan pewarganegaraan
dengan cara naturalisasi biasa harus memenuhi syarat sebagaimana yang ditentukan
oleh pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006, sebagai berikut:

1) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.

2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara


Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10
tahun tidak berturut-turut.

3) Sehat jasmani dan rohani.

4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara satu tahun lebih.

6) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi


berkewarganegaraan ganda.

7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.

8) Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.

b. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 UndangUndang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006.Naturalisasi Istimewa diberikan kepada
orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara, setelah memperoleh pertimbangan DewanPerwakilan Rakyat
Republik Indonesia.Naturalisasi istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang
asing tersebut berkewarganegaraan ganda.
[Type the document title] 5

B) STATUS WARGA NEGARA

Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat.Tanpa adanya rakyat,
negara itu tidak mungkin terbentuk. Rakyat sebuah negara dibedakan atas dua, yakni:

a. Penduduk dan bukan penduduk.

Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu negara,
sedang yang bukan penduduk adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu negara
dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut.

b. Warga negara dan bukan warga negara.

Warga negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara,
sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing.

Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga negara, secara


konstitusional tercantum dalam Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yaitu:

(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

(2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.

(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang

C) SUMBER HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA


1. Sumber Politik
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga
negara Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada
era reformasi. Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan
reformasi di masyarakat.Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen
bangsa, terutama oleh mahasiswa dan pemuda.Masih ingatkan Anda butir-butir yang
menjadi tuntutan reformasi itu? Beberapa tuntutan reformasi itu adalah :
a. mengamandemen UUD NRI 1945,
b. penghapusan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI),
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah,
e. (otonomi daerah),
f. mewujudkan kebebasan pers,
g. mewujudkan kehidupan demokrasi5
[Type the document title] 6

2. Sumber Historis
Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin luas.Sejak
permulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam
kebebasan (The Four Freedoms).Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden
Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt.
Keempat macam kebebasan itu meliputi:
a. kebebasan untuk beragama (freedom of religion),
b. kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech),
c. kebebasan dari kemelaratan (freedom from want), dan
d. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).6
Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal, meliputi
berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik negara
Barat.Sekarang ini, hak asasi manusia telah menjadi isu kontemporer di dunia.PBB
pada tanggal 10 Desember 1948 mencanangkan Universal Declaration of Human
Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia). Pemahaman HAM di Indonesia
sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di masyarakat dan acuan bertindak
pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama. Perkembangan pemikiran dan
pengaturan HAM di Indonesia dibagi dalam dua periode (Manan, 2001), yaitu periode
sebelum kemerdekaan (1908–1945) dan periode setelah kemerdekaan (1945–
sekarang).

D) PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN

Hak asasi merupakan hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian hak asasi manusia tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 yang
menyebutkan: “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormato, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, dan Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.”
Sedangkan kewajiban asasi adalah kewajiban dasar yang harus dijalankan oleh
seseorang dalam kaitannya dengan kepentingan dirinya sendiri, alam semesta,
masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai makhluk Tuhan.

Pada masyarakat Barat hak asasi lebih menjadi wacana yang dominan
daripada kewajiban asasi.Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai
masyarakat Timur. Karakter masyarakat Timur lebih menekankan hak orang lain
daripada hak dirinya sendiri. Hak ini seringkali dileburkan dalam hak kolektif/sosial.

Kewajiban lebih menonjol daripada hak, karena orang lebih cenderung berbuat
untuk orang lain daripada diri sendiri. Hal paling penting dalam persoalan hak asasi
adalah apa yang menjadi titik tolak dari hak asasi tersebut, berpusat pada manusia atau
pada Tuhan. Hak asasi yang berpusat pada manusia akan mengesampingkan nilai-nilai
[Type the document title] 7

ketuhanan. Sedangkan hak asasi yang berpusat pada Tuhan akan menjadikan nilai dan
kaidah ketihanan sebagai dasar perumusan hak asasi.Adapun macam macam hak asasi
manusia :

1. Hak kemerdekaan atas diri sendiri.


2. Hak kemerdekaan beragama.
3. Hak kemerdekaan berkumpul dan berserikat.
4. Hak White of Hobeas Corpus.
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers.

Dalam Declaration des Droits de L’homme et du citoyen, hak asasi tersimpul sebagai
berikut :

1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.


2. Manusia mempunyai hak yang sama.
3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4. Warga negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta
pekerjaan umum.
5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8. Adanya kemerdekaan surat kabar.
9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13. Adanya kemerdekaan hak milik.
14. Adanya kemerdekaan lalu lintas.
15. Adanya hak hidup dan mencari nafkah.

Menurut Brierly, pada dasarnya para ahli berpendapat, hak-hak asasi manusia
dibagi menjadi berikut :

1. Hak mempertahankan diri (self preservation)


2. Hak kemerdekaan (independence)
3. Hak persamaan derajat (equality)
4. Hak untuk dihargai (respect)
5. Hak bergaul satu dengan lain (intercourse)

E) HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945

Manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi kemampuan akal, perasaan dan
indera agar bisa membedakan benar dan salah, baik dan buruk, indah dan jelek.Oleh
karena kebebasan yang dimiliki oleh manusia itulah maka muncul konsep tentang
tanggung jawab.
[Type the document title] 8

Kebebasan yang bertanggung jawab itu merupakan bagian dari hak asasi manusia
yang secara kodrati merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengingkaran akan
kebebasan berarti pengingkaran pada martabat manusia. Hak asasi bisa menjadi titik
tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Bakry, 2009:228)

Perkembangan pemikiran HAM dibagi menjadi dua periode yaitu periode


sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang).
Periode sebelum kemerdekaan dijumpai dalam organisasi pergerakan Boedi Oetomo,
Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Partai Komunis Indonesia, Indische Partij, Partai
Nasional Indonesia, Pendidikan Nasional Indonesia dan Perdebatan dalam BPUPKI.

Pada periode sebelum kemerdekaan, terlihat pada kesadaran berserikat dan


mengeluarkan pendapat yang digelorakan oleh Boedi Oetomo melalu petisi-petisi yang
ditujukan kepada pemerintah kolonial Belanda. Perhimpunan Indonesia menitik beratkan
pada hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination), Sarekat Islam
menekan kan pada usaha-usaha untuk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas
dari penindasan dan deskriminasi, Partai Komunis Indonesia menekankan pada hak
sosial dan menyentuh isu-isu terkain dengan alat-alat produksi, Indische Partij pada hak
mendapatkan kemerdekaan serta perlakuan yang sama, Partai Nasional Indonesia pada
hak politik, yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri, mengeluarkan pendapat, hak
berserikat dan berkumpul, hak persamaan dalam hukum dan hak turut dalam
penyelenggaraan negara (Bakry, 2009: 243-244)

Dalam sidang BPUPKI juga terdapat perdebatan hak asasi manusia antara
Soekarno, Soepomo, Mohammad Hatta, dan Mohammad Yamin terkait dengan masalah
hak persamaan kedudukan dimuka hukum, pekerjaan dan penghidupan yang layak,
memeluk agama dan kepercayaan, berserikat, bekumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan. Dengan demikian, dinamika hak perkembangan hak asasi manusia
memiliki akar sejarah yang kuat di Indonesia karena berhimpitan dengan realitaskonkrit
yang dialami bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme.

Adapun setelah kemerdekaan, pada periode awal kemerdekaan hak asasi manusia
sudah mendapat legitimasi yuridis dalama UUD 1945 meskipun pelaksanaan belum
optimal.Terjasdi perubahan mendasar terhadap sistem pemerintahan Indonesia dari
Presidensial menjadi parlementer berdaasarkan Maklimat pemerintah tanggal 14
November 1945.

Pemikiran tentang HAM juga mememiliki ruang yg lebar hingga muncul dalam
perdebatan di konstituante usulan bahwa keberadaan HAM mendahului bab bab UUD.
Atas dasar penolakan Soekarno terhadap demokrasi parlemnter, sistem pemerintahan
berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin.Pada era ini terjadi pemasungan hak asasi
sipil dan politik seperti hak berserikat, erkumpul dan mengeluarkan pikiran dengan
tulisan.
[Type the document title] 9

Pada periode 1966-1998 muncul gagasan tentang perlunya pembentukan


pengadilan HAM, pembentukan komisi dan pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Pada
1990 muncul sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM yaitu
dengan di bentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan KEPRES No 50
Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993.

Pada 1998-sekarang, periode ini dilakukan pengkajian terhadap kebijakan


pemerintah Orba yang berawalan dengan kemajuan dan perlindungan HAM.

Berikut beberapa contoh hak dan kewajiban negara serta hak dan kewajiban
warga negara.

 HAK NEGARA :
Tidak ada menurut UUD 1945
 KEWAJIBAN NEGARA :
1. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
2. Perlindungan kemajuan penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah (pasal 28I ayat 4)
3. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (pasal 29
ayat 2)
4. Untuk pertahanan dan keaman negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasioal Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai
kekuatan pendukung (Pasal 30, ayat 2)
5. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara (pasal 30 ayat 3)
 HAK WARGA NEGARA
1. Pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
2. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ( pasal
28)
3. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1)
4. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi (pasal 28B ayat 2)
5. Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya(pasal 28C
ayat 1)
 KEWAJIBAN WARGA NEGARA
1. Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat 1)
[Type the document title] 10

2. Menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (pasal 28J ayat 1)
3. M]ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
4. Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (pasal 30 ayat 2)
5. Mengikuti pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2)

Dari contoh-contoh diatas diketahui bahwa tidak ada yang berbicara khusus tentang hak
negara, kewajiban negara sesungguhnya berjumlah 16 ayat, hak warga negara sesungguhnya
berjumalah 25 ayat dan kewajiban warga negara sesungguhnya berjumlah 6 ayat. Walaupun
didalam UUD 1945 tidak disebutkan hak negara, namun ada keadilan yang diistilahkan
sebagai keadilan legalis, yaitu keharusan warga negara untuk taat kepada negara.Keharusan
itulah yang menjadi hak negara.

F) PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA


DI NEGARA PANCASILA

Wacana hak asasi manusia terus berkembang seiring dengan berkembangnya


pelanggaran-pelanggaran HAM yang semakin meningkat intensitas maupun
ragamnya.Ada tiga hal penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.

Pertama, Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar dari pengertian,
sejarah, konsep, prinsip, dan nilai-nilai yang tekandung di dalamnya.Terkadang kita
merasa sudah melakukan Pancasila padahal yang dilaksanakan bukan Pancasila, bahkan
bertentangan dengan Pancasila.Hal ini dapat dilihat dalam praktek perekonomian dan
perpolitokan Indonesia saat ini yang tanpa sadar sudah mengekor pada sistem kapitalis-
neoliberalis dan perpolitikan yang bernapaskan individualis bukan kolektifitas.

Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita dapat melakukan apa yang telah
dilakukan oleh pemerintah Orde Baru yang berusaha membuat Pedoman Penghayatan
dan Pengalaman Pancasila (P4). Pedoman ini sangat diperlukan agar negara dan
warganegara mengerti apa yang harus dilakukan, apa tujuannya dan bagaimana strategi
mencapai tujuan tersebut.

Ketiga, perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan Pancasila.


Lembaga ini bertugas antara lain memfasilitas aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk
mensosialisasikan Pancasila. Membuka ruang-ruang dialog agar tumbuh kesadaran ber-
Pancasila baik di kalangan elit politik, pers, anggota legislatif, eksekutif, yudikatif, dan
masyarakat luas.
Dalam konteks pelaksanaan hak dan kewajiban, maka tiga hal penting sebagaimana
disebut di atas juga perlu ada, yaitu perlu mengerti prinsip-prinsip dasar hak dan
kewajiban negara dan warga negara, terdapat pedoman pelaksanannya dan ada lembaga
yang mengawalnya.
[Type the document title] 11

Berikut gambaran tentang konsep, prinsip dan nilai Pancasila yang di kutip dari
Pedoman Umum Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara yang ditulis oleh
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara :

a. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa, berperan sebagai pengelola dan
pemelihara alam secara seimbang dan serasi dalam keimanan dan ketakwaan. Dalam
mengelola alam, manusia berkewajiban dan bertanggung jawab menjamin kelestarian
eksistensi, harkat dan martabat, memuliakan serta menjaga keharmonisannya.
b. Pancasila memandang bahwa hak asasi dan kewajiban asasi manusia bersumber dari
ajaran agama, nilai moral universal, nilai budaya bangsa serta pengalaman kehidupan
politik nasional.
c. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri,
hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak
kesejahteraan yang tidak boleh dirampas atau diabaikan oleh siapapun.
d. Perumusan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dilandaskan oleh pemahaman
bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan dengan Tuhan, sesama
manusia, dan dengan lingkungannya.
e. Bangsa Indonesia menyadari, mengakui, menghormati, dan menjamin hak asasi orang
lain sebagai suatu kewajiban. Hak dan kewajiban asasi terpadu dan melekat pada diri
manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota suatu
bangsa, dan anggota masyarakat bangsa-bangsa.
f. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak asasi yang harus dihormati dan
ditaati oleh setiap orang/warga negara.
g. Bangsa dan Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-bangsa mempunyai
tanggung jawab dan kewajiban menghormati ketentuan Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia tahun 1948 dengan semua instrumen yang terkait, sepanjang tidak
bertentangan dengan Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara secara tersirat telah memuat hak asasi manusia
sebagaimana diuraikan di bawah ini :

1. Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.


Sila pertama mengandung pengertian antara lain pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan menjamin untuk melakukannya menurut keyakinan masing-masing. Pengabdian
terhadap Tuhan Maha Esa dapat dilaksanakan bila penghormatan terhadap hak asasi
manusia mendapat pengakuan berupa jaminan terhadap kemerdekaan beragama.
2. Sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradap.
Sila kedua mengandung makna adanya sikap yang menghendaki terlaksananya nilai-nilai
kemanusiaan dalam arti pengakuan martabat manusia, hak asasi manusia, dan
kemerdekaan manusia. Tiap-tiap orang diperlakukan secara pantas, tidak boleh disiksa,
dihina atau diperlakukan melampui batas kemanusiaan.
3. Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia.
Persatuan atau kebangsaan adalah sikap yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan suku, golongan,ataupun partai. Kesadaran berbangsa Indonesia timbul karena
[Type the document title] 12

keinginan untuk bersatu serta setiap insan Indonesia bebas menikmati hak asasinya tanpa
hambatan sedikitpun.
4. Sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratn/perwakilan.
Kedaulatan berarti kekuasaan negara berasa di tangan rakyat. Negara dibentuk oleh rakyat,
dari rakyat, dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat berarti berisi pengakuan akan harkat dan
martabat manusia, dan berarti juga menghormati serta menjunjung tinggi segala hak
manusia dan hak asasi yang melekat padanya.
5. Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kelima mengandung makna keadilan yang memberi pertimbangan bahwa hak milik
berfungsi sosial. Jadi, pada sila kelima ini dijamin hak untuk hidup layak, dijamin adanya
hak milik, hak atas jaminan sosial, dan hak atas jaminan sosial, dan hak atas pekerjaan
dengan sistem pengupahan dan syarat-syarat kerja yang baik dan layak, serta berhak atas
tingkat hidup yang menjamin kesehatan.

o PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat
menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh
undang-undang.Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya
pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun oleh warga negara sendiri.

Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negaradi antaranya


disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.


Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,
sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap
seperti ini akan menghalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun
caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.
b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara.
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku
tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap
tidak mau tahu ini berakibat munculnya perilaku atau tindakan penyimpangan
terhadap hak dan kewajiban warga negara.
c. Sikap tidak toleran.
Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling menghargai dan
tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada
akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.
d. Penyalahgunaan kekuasaan.
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di
sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk
kekuasaan lain yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah
[Type the document title] 13

kekuasaan di dalam perusahaan.Para pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak


buruhnya jelas melanggar hak warga negara.Oleh karena itu, setiap
penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan kewajiban
warga negara.
e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum.
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap jenis
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, tentu saja akan mendorong
timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas
akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain. Para pelaku tidak akan
merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas
perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak
sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan
menjadi contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran
yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
f. Penyalahgunaan teknologi.
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat
juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya
kejahatan.Kalian tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan yang
berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi bukti,
apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang sesuai aturan,
tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran hak warga negara.

G) PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA

Dalam negara demokrasi, persamaan kedudukan warga negara amat penting,


karena hal itu merupakan persyaratan atau fondasi bagi berlangsungnya negara
demokrasi. Pada UUD 1945 pun juga mengatur tentang kedudukan warga negara.
Kedudukan warga negara disini yang dimaksud adalah keadaan dimana setiap anggota
masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana yang lainnya untuk
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik negara. Persamaan disini adalah
persamaan kesempatan untuk berpartisapsi, sebab partipasi nyata warga masyarakat yang
satu dengan yang lain tentu saja berbeda-beda, tergantung pada kemampuan dan
kemauan untuk berpartisipasi masing-masing pihak.

Menurut Harold J. Laski ada dua makna prinsip persamaan kedudukan warga
negara, yaitu :

1. Tidak adanya keistimewaan khusus


2. Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang

Negara berkewajiban memperlakukan setiap dan semua warganya secara sama


dengan cara memberikan kesempatan yang sama kepada mereka untuk ikut serta dalam
proses pembuatan keputusan politik. Apapun ras, agama, jender, golongan budaya
[Type the document title] 14

ataupun sukunya, semua warga negara harus diperlakukan sama. Mereka memiliki
kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam proses pembuatan keputusan politik.

Menurut Robert A Dahl ada dua alasan utama mengapa prinsip persamaan
kedudukan warga negara itu penting, yaitu :

1. Secara intrinsik semua manusia memang diciptakan sama, yaitu bahwa mereka
dikaruniai oleh Sang Pencipta dengan hak-hak asasi
2. Setiap orang dewasa yang tunduk pada hukum suatu negara seharusnya dianggap
cukup memenuhin syarat untuk dapat terlibat (berpartisipasi) dalam proses demokratis
pemerintahan negara itu.

Pendek kata, berdasarkan alasan filosofis, historis, dan praktis, prinsip persamaan
warga negara jauh lebih menjamin terciptanya keadilan sosial daripada prinsip
ketidaksamaan warga negara.Prinsip tersebut merupakan satu-satunya pilihan yang
paling masuk akal untuk mewujudkan kebaikan bersama.
[Type the document title] 15
[Type the document title] 16

CONTOH KASUS

Kasus meninggalnya bayi Debora di RS Mitra Keluarga Kalideres, lantaran terlambat


mendapat penanganan akibat terkendala masalah uang muka. (3 September 2017)

Bayi Debora mengalami sesak nafas dan batuk berdahak yang tak kunjung usai, sehingga
orangtua Debora segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Setibanya di RS Mitra
Keluarga Kalideres, perawat langsung memberikan pertolongan pertama. Dokter kemudian
merekomendasikan agar Debora dirawat di ruang PICU karena terganggu saluran
pernafasannya. Sebelum dipindahkan ke ruang PICU, perawat menyarankan agar orangtua
Debora melengkapi biaya administrasi. RS Mitra Keluarga Kalideres ini memberlakukan
pembayaran administrasi secara tunai karena belum bekerjasama dengan BPJS. Orangtua
Debora meminta agar anak mereka dimasukkan terlebih dahulu ke ruang PICU dan akan
melunasi biaya administrasi saat siang hari, karena saat itu mereka hanya memiliki Rp
5.000.000,00 sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk uang muka adalah Rp 19.800.000,00.
Tetapi pihak rumah sakit tidak bisa memindahkan pasien ke ruang PICU jika biaya
administrasi belum dilunasi. Karena tak bisa memenuhi biaya administrasi, pihak RS Mitra
Keluarga Kalideres merekomendasikan agar orangtua Debora mencari rumah sakit lain yang
bekerja sama dengan BPJS dan memiliki ruang PICU. Tetapi nyawa Debora tidak dapat
tertolong saat akan ditransfer ke RS Koja karna keadaannya yang semakin memburuk.

ANALISIS KASUS

Menurut kami kasus meninggalnya bayi Debora ini telah merampas hak atas
kesehatan. Seharusnya pihak rumah sakit dapat menangani pasien terlebih dahulu dan lebih
mengutamakan keselamatan pasien disamping biaya yang dibutuhkan untuk penanganan.
Sehingga pasien tidak akan terlambat mendapat penanganan akibat terkendala biaya
administrasi.

Kesehatan adalah hak asasi manusia yang fundamental dan tak ternilai demi
terlaksananya hak asasi manusia yang lainnya. Setiap orang berhak untuk menikmati standar
kesehatan tertinggi yang dapat dijangkau dan kondusif bagi kehidupan manusia yang
berderajat yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

Dengan demikian, maka hak atas kesehatan dapat dimaknai sebagai bagian dari
seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM). Oleh karena itu, maka terdapat konsekuensi perlindungan terhadap
impelmentasi pelaksanaan hak atas kesehatan tersebut secara maksimal sehingga tidak ada
[Type the document title] 17

tindakan yang bersifat mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut hak asasi
manusia seseorang.

Hak atas kesehatan secara tegas telah dijamin dalam instrumen hukum dan HAM,
baik nasional dan internasional. Instrumen nasional merujuk pada ketentuan Pasal 28 H ayat
(1) UUD 1945 juncto Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Sedangkan untuk mencapai perwujudan hak kesehatan tersebut, negara harus


melakukan tindakan sekurang-kurangnya 4 (empat) hal yaitu:

(1) menyusun ketentuan-ketentuan untuk melakukan pengurangan tingkat kelahiran-mati


dan kematian anak serta perkembangan anak yang sehat;
(2) melakukan perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri;
(3) melakukan pencegahan, pengobatan dan pengendalian segala penyakit menular,
endemik, penyakit lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan, dan
(4) penciptaan kondisi-kondisi yang akan menjamin semua pelayanan dan perhatian medis
dalam hal sakitnya seseorang.

Komentar Umum Hak EKOSOB Nomor 14 terkait dengan "Hak atas Standar
Kesehatan Tertinggi yang Dapat Dijangkau" menegaskan bahwa hak atas kesehatan dalam
segala bentuknya dan semua levelnya mengandung elemen yang penting dan terkait
penerapan yang tepat akan sangat bergantung 4 (empat) hal:

Pertama, ketersediaan. Pelaksanaan fungsi kesehatan publik dan fasilitas pelayanan


kesehatan, barang dan jasa-jasa kesehatan, juga program-program, harus tersedia dalam
kuantitas yang cukup.

Kedua, aksesibilitas. Fasilitas kesehatan, barang dan jasa, harus dapat diakses oleh tiap orang:

a) Tidak diskriminasi, harus dapat diakses oleh semua,terutama oleh masyarakat yang
marginal;
b) Akses secara fisik, fasilitas kesehatan, barang dan jasa harus dapat terjangkau secara fisik
dengan aman bagi semua, terutama bagi kelompok yang rentan atau marginal;
c) Akses ekonomi, fasilitas kesehatan, barang dan jasa harus dapat terjangkau secara
ekonomi bagi semua, memastikan bahwa pelayanan ini, yang tersedia baik secara privat
maupun publik, terjangkau oleh semua, termasuk kelompok yang tidak beruntung secara
sosial. Kesamaan mensyaratkan bahwa masyarakat miskin tidaklah harus dibebani biaya
kesehatan secara tidak proporsional dibandingkan dengan masyarakat kaya;
d) Akses informasi, aksesibilitasnya mencakup hak untuk mencari dan menerima atau
membagi informasi dan ide, mengenai masalah-masalah kesehatan.

Ketiga, penerimaan. Segala fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan harus diterima oleh
etika medis dan sesuai secara budaya, misalnya menghormati kebudayaan individu-individu,
[Type the document title] 18

kaum minoritas, kelompok dan masyarakat, sensitif terhadap jender dan persyaratan siklus
hidup.

Keempat, kualitas. Selain secara budaya diterima, fasilitas kesehatan, barang dan jasa harus
secara ilmu dan secara medis sesuai serta dalam kualitas yang baik.
[Type the document title] 19

DAFTAR PUSTAKA

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/13/22582741/kisah-bayi-debora-dan-
pentingnya-implementasi-hak-atas-kesehatan.

https://www.merdeka.com/peristiwa/kronologi-meninggalnya-deborah-di-rs-mitra-
keluarga-kalideres-karena-biaya.html

https://www.scribd.com/doc/246050348/Makalah-Ilmu-Kewarganegaraan-Hubungan-Warga-
Negara

Anda mungkin juga menyukai