TUGAS
按照传播下载次数进行十倍的索取赔偿! ibaotu.com
METODOLOGI PENELITIAN
Disusun Oleh:
Hana Kurnia Oktaviani NIM. 1741420078
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian campuran adsorben dalam mengurangi
kadar FFA dan warna pada minyak jelantah.
• Adsorben yang digunakan :
sekam padi dan serabut kelapa yang sudah diaktivasi.
• Metode pengaktivan adsorben :
Adsorben dibuat dengan membakar masing-masing bahan yaitu sekam padi dan serabut kelapa yang
diaktivasi menggunakan H3PO4 1 M.
• Variabel Penenlitian:
Perbandingan komposisi sekam padi dan serabut kelapa yaitu 30:70 ; 70:30 ; 50:50 ; 100:0 dan 0:100.
Adsorben yang digunakan untuk mengadsorpsi minyak jelantah sebanyak 5, 10 dan 20% dari berat
minyak
• Proses yang digunakan :
Minyak goreng bekas dan arang aktif dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20% (w/w) dicampur di dalam
gelas beker dan dipanaskan dengan suhu 80°C. Sampel diaduk secara kontinyu menggunakan magnet
stirrer selama 1 jam. Minyak didiamkan sampai arang aktif mengendap, kemudian disaring dengan
kertas saring Whatman No. 42
01 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang maksimum untuk kondisi yang dijalankan didapatkan dengan
menggunakan berat adsorben sebanyak 20% dari berat minyak.
• Pada dosis adsorben 20% (w/w) diperoleh kadar FFA paling rendah yaitu sebesar
0,2944% dengan efektifitas penurunan 57,06% menggunakan adsorben dengan
perbandingan komposisi sekam padi dan serabut kelapa sebesar 30:70. 3.
• Pada dosis adsorben 20% (w/w) diperoleh penurunan nilai warna yang paling
besar yaitu sebesar 37,04% dengan menggunakan adsorben perbandingan
komposisi sekam padi dan serabut kelapa sebesar 30:70
• Semakin banyak komposisi serabut kelapa dalam adsorben maka semakin banyak
kadar FFA yang dapat diturunkan.
2 Jurnal Nasional
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar FFA dan warna dari minyak jelantah dengan
menggunakan adsorben serabut kelapa dan jerami.
• Adsorben yang digunakan :
serabut kelapa dan jerami.
• Variabel penelitian :
Variasi ukuran pengayakan adsorben sebesar 50,70 dan 100 mesh, tekanan dibawah 1 atm dan 1 atm,
serta waktu adsorpsi setiap 10 menit selama 1 1 /2 jam.
• Metode pengaktivan adsorben :
Adsorben yang digunakan berupa serabut kelapa dan jerami padi yang dikeringkan dengan melakukan
penjemuran di panas matahari terbuka sampai kering, lalu mengeringkan kembali adsorben dengan
menggunakan tray dryer, sehingga adsorben benar-benar kering. Adsorben dimasukkan kedalam ball
mill, sehingga memudahkan adsorben untuk diayak.
• Proses yang digunakan :
Sebanyak 100 gr minyak jelantah dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Dipanaskan diatas hot plate
pada suhu 80oC-90oC dengan menggunakan pompa vacuum dengan tekanan di bawah 1 atm.
02 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Penggunaan serabut kelapa dan jerami padi sebagai adsorben dapat menurunkan
bilangan asam (FFA).
• Pengurangan warna yang paling efektif didapat pada saat proses adsorpsi
menggunakan adsorben jerami padi ukuran 100 mesh yang mengandung zat warna
3,1 red dan 20 yellow.
• Penurunan FFA maupun pengurangan warna minyak jelantah lebih efektif pada saat
keadaan tekanan di bawah 1 atm.
• Bahan-bahan alami yang memiliki kadar selulosa yang tinggi dapat menjadi alternatif
untuk digunakan sebagai bahan penyerap (adsorben).
3 Jurnal Nasional
Pernyataan
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adsorben cangkang telur ayam yang
di aktivasi secara fisika dengan variasi massa adsorben dan waktu pengadukan terhadap
penurunan bilangan asam dan bilangan peroksida pada minyak jelantah sehingga sesuai SNI
3741- 2013.
• Adsorben yang digunakan :
Cangkang telur ayam.
Variabel penelitian :
variasi massa adsorben yaitu 7, 8, 9 dan 10 gram dan waktu pengadukan selama 45, 60, dan
75 menit.
• Metode pengaktivan adsorben :
Cangkang telur ayam diaktivasi secara fisika pada suhu 100 oC selama 3 jam dan suhu 600oC
selama 2 jam kemudian cangkang tersebut didiamkam di dalam desikator selama 24 jam.
• Proses yang digunakan :
Minyak jelantah sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Proses adsorpsi
dilakukan dengan variasi waktu pengadukan 45; 60 dan 75 menit.
03 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Adsorben cangkang telur ayam sebesar 9 gram dapat menurunkan bilangan asam
dan bilangan peroksida secara berurut sebesar 91% dan 51,635%.
• Waktu pengadukan optimum untuk menurunkan bilangan asam dan bilangan
peroksida adalah 60 menit. Dengan hasil bilangan asam 0,3923 mg KOH/g dan
bilangan peroksida 7,516 mek O2/kg.
• Hasil tersebut telah memenuhi standar minyak goreng pada SNI 3741- 2013 yaitu
0,6 mg KOH/g dan 10 mek O2/Kg.
4 Jurnal Nasional
Pernyataan
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan arang aktif dari serbuk gergaji
kayu ulin dan mengetahui waktu adsorpsi yang paling baik diantara range waktu yang digunakan
dalam proses adsorpsi minyak goreng bekas.
• Adsorben yang digunakan :
serbuk gergaji kayu ulin .
• Variabel penelitian :
variasi jumlah arang sebanyak 5, 10 dan 15 gram dan variasi waktu 40, 60 dan 80 menit.
Metode pengaktivan adsorben :
Arang aktif dibuat dengan membakar serbuk gergaji kayu selama kurang lebih 2 jam sampai terbentuk
karbon (ditandai dengan tidak terbentuknya asap). Metode aktivasi dilakukan dengan proses aktivasi
kimia menggunakan bahan kimia seng klorida (ZnCl2) 0,1 N.
• Proses yang digunakan :
Minyak jelantah sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian ditambahkan arang
aktif dari serbuk gergaji sebanyak 5 gram. Kemudian dilakukan pengadukan dengan kecepatan 500 rpm
selama 40 menit pada suhu kamar, setelah itu minyak jelantah tersebut disaring dengan kertas saring.
04 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Dari hasil penelitian sampel awal memiliki angka asam sebesar 2,51 mg KOH/gram, bilangan
peroksida sebesar 40 mg eq/gram, dan bilangan penyabunan sebesar 158,96 mgKOH/gram.
• Hasil penelitian yang didapatkan yang mememenuhi standar SNI 01- 3741-2002 dan hasil yang paling
bagus adalah dengan berat arang aktif 15 gram dan dengan lama waktu pengadukan selama 80
menit. Dengan nilai angka asam sebesar 0,224 mgKOH/gram, bilangan peroksida sebesar 10 mg
eq/gram, sedangkan untuk bilangan penyabunan yang memenuhi standar adalah dengan arang aktif
10 gram dan lama waktu pengadukan 40 menit yaitu sebesar 200,09 mg KOH/gram.
• Dengan adsorpsi, arang aktif dari serbuk gergaji kayu ulin dapat mengurangi kadar FFA dan bilangan
peroksida, tetapi pada bilangan penyabunan mengalami peningkatan. Peningkatan bilangan
penyabunan dipengaruhi oleh berat arang aktif, karena penambahan arang aktif dapat memecah
ikatan rantai C pada minyak goreng bekas. Selain itu, semakin lama waktu pengadukan maka
molekul-molekul asam lemak yang terdapat dalam minyak akan semakin pecah, berat molekul minyak
goreng bekas akan menjadi semakin kecil sehingga bilangan penyabunan yang diperoleh semakin
besar.
5 Jurnal Nasional
Pernyataan
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman ampas tebu terhadap angka
asam lemak bebas dan kadar air pada minyak goreng bekas. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi NaOH terhadap sabun yang dihasilkan, kadar air, pH dan tinggi busa pada sabun.
• Adsorben yang digunakan :
Ampas tebu.
• Variabel penelitian :
Variasi waktu 0, 24, 48, dan 72jam
• Metode pengaktivan adsorben :
Metode aktivasi dilakukan dengan proses aktivasi fisika, sisa-sisa penggilingan sari tebu di cuci
hingga bersih lalu dikeringkan dibawah terik matahari.Selanjutnya ampas tebu yang telah dikeringkan
dihaluskan dan diayak hingga didapatkan bubuk ampas tebu.
• Proses yang digunakan :
Bubuk ampas tebus ebanyak 5 gram dicampurkan ke dalam minyak goreng bekas yang telah
disiapkan sebanyak 100, lalu dikocok hingga homogen. Bubuk ampas tebu yang sudah bercampur
dengan minyak goreng bekas dilakukan perendaman dengan variasi waktu 0, 24, 48 dan
72jam.Perendaman bertujuan agar warna minyak menjadi lebih jernih.
05 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Waktu perendaman yang semakin lama akan berpengaruh terhadap penurunan
kadar asam lemak bebas (ALB) dari 0.30% menjadi 0.15%.
• Konsentrasi NaOH yang semakin tinggi dan waktu perendaman makin lama maka
akan berpengaruh terhadap sabun padat yang dihasilkan.Derajat keasamam (pH)
pada sabun berkisar antara 8.9 – 11.8, sedangkan tinggi busa sabun yang
dihasilkan berkisar antara 4.9 – 9.9 cm
6 Jurnal Nasional
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas minyak goreng bekas setelah di adsorpsi oleh buah mengkudu atau
bubuk mengkudu (Morinda Citrifolia L.)
• Adsorben yang digunakan :
buah mengkudu atau bubuk mengkudu (Morinda Citrifolia L.)
• Variabel penelitian :
Variasi serbuk mengkudu sebanyak 5 gram, 10 gram dan 15 gram. Kecepatan 100 rpm selama 60
menit
• Metode pengaktivan adsorben :
Metode aktivasi dilakukan dengan proses aktivasi fisika. Buah mengkudu yang sudah tua (tetapi belum
masak) dibersihkan terlebih dahulu, lalu di potong setipis mungkin, setelah itu dikeringkan atau diangin
– anginkan pada suhu kamar (tidak terkena sinar matahari langsung). Setelah kering, potongan –
potongan mengkudu tersebut diblender lalu diayak hingga diperoleh serbuk mengkudu dengan
menggunakan ayakan 70 mesh.
• Proses yang digunakan :
Sebanyak 100 ml minyak jelantah dipanaskan hingga mencapai suhu 90°C, setelah itu ditambahkan
serbuk mengkudu sebanyak 5 gram, 10 gram dan 15 gram, kemudian diaduk dengan kecepatan 100
rpm selama 60 menit. Lalu disaring untuk diambil filtrat atau minyak yang telah diadsorbsi. Penentuan
kadar asam lemak bebas pada minyak jelantah sebelum dan setelah diadsorbs
06 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Standar kualitas minyak yang baik didasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu
kadar asam lemak bebas maksimal 0,3%, bilangan peroksida maksimal 2 meq O 2/kg, kadar air
maksimum 0,3%, dan tingkat pengotor 1,0%.
• Hasil penelitian yang didapatkan yang mememenuhi standar SNI. Hasil terbaik
diperoleh pada minyak jelantah yang diadsorbsi oleh serbuk buah mengkudu
dengan konsentrasi 15 gram dengan kadar asam lemak bebas 0,2%, bilangan
peroksida 2 meq O2/kg, dan kadar air 0,09%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
minyak goreng bekas menjadi lebih baik setelah penambahan bubuk mengkudu sebagai
adsorben
7 Jurnal Internasional
Pernyataan
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu yang optimum untuk proses adsorpsi oleh arang aktif yang terbuat dari kulit
salak.
• Adsorben yang digunakan :
kulit salak
• Variabel penelitian :
Variasi waktu adsorpi 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 menit. Variasi kulit salak yang digunakan sebagai
adsroben sebanyak 5 gram dan 10 gram.
• Metode pengaktivan adsorben :
Metode aktivasi dilakukan dengan proses aktivasi kimia. Kulit salak dimasukkan ke dalam furnace dan dipanaskan pada
suhu 600oC selama 1 jam. Selanjutnya arang dari kulit salak dicampur dengan larutan KOH 20%. Rasio berat arang kulit
salak:KOH 1:4. Hasil pencampuran kemudian dikocok dengan botol pengocok selama 20 jam, kemudian dikeringkan dalam
oven pada suhu 105oC. Arang kulit salak yang sudah kering kemudian diaktifkan di tungku pada 800 oC selama 1 jam. Arang
aktif yang dihasilkan kemudian dicuci menggunakan air dan encerkan larutan HCl sampai pH mencapai 6-7. Selanjutnya arang
aktif tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC dalam waktu semalam.
• Proses yang digunakan :
Minyak goreng bekas diadsorpsi menggunakan arang aktif dari kulit salak pada suhu 80 oC. Waktu adsorpsi dan berat arang
aktif divariasikan masing-masing pada 10-80 menit dan 5-10 gram.
07 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Waktu yang optimal untuk adsorpsi FFA dalam minyak goreng bekas dengan arang aktif dari
kulit salak adalah 80 menit dengan berat aktif arang 10 gram. Kadar asam lemak bebas (FFA)
pada minyak goreng bekas menurun dari 6,16% menjadi 0,224 %. Hal ini dikarenakan arang
aktif mengandung selulosa yang mana struktur molekulnya mengandung gugus hidroksil. Gugus
hidroksil ini akan menyerap asam lemak bebas pada minyak goring bekas.
• Jumlah adsorben merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi adsorpsi FFA pada minyak
goreng bekas. Pada 10 gram arang aktif, kandungan FFA yang teradsorpsi adalah lebih besar
dari pada penggunaan 5 gram arang aktif adsorben. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
banyak jumlah adsorben yang digunakan menyebabkan luas permukaan adsorben menjadi lebih
besar sehingga kontak antara partikel adsorben dan molekul zat terlarut akan sering terjadi. Jadi,
lebih besar asam lemak bebas yang teradsorpsi.
• Semakin lama waktu adsorpsi, semakin banyak FFA yang diserap sebelum mencapai titik jenuh
8 Jurnal Internasional
Pernyataan
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penyulingan minyak goreng bekas untuk dapat
digunakan kembali sebagai minyak goreng dengan analisis kadar minyak goreng yang cocok untuk
proses pembuatan sabun cair dan untuk membandingkan hasil analisis akhir setelah dilakukan
pengolahan menggunakan adsorben limbah tebu.
• Adsorben yang digunakan :
Limbah tebu
• Variabel penelitian :
Variasi waktu adsorpsi 6, 24, dan 48 jam. Variasi jumlah limbah tebu yang digunakan 5,
20, dan 40 gram.
• Proses yang digunakan :
Sebanyak 500 ml minyak goreng bekas dicampur dengan limbah tebu sebanyak 5; 20;
dan 40 gram dan waktu adsorpsi 6; 24; 48 jam.
08 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
Kondisi terbaik saat penambahan limbah tebu sebanyak 40 gram dengan penurunan
kadar air mencapai 0,0050%; kadar asam lemak bebas sebesar 0,23% dan pembilasan
limbah tebu selama 2x24 jam. Penurunan kadar asam lemak bebas terjadi karena
limbah tebu dapat larut dalam asam lemak bebas. Hal ini terjadi karena tebu limbah
mengandung selulosa yang lebih elektronegatif (basa) dan gugus hidroksil polar
(basa) dan dapat digunakan dengan gugus asam karboksilat (-COOH) dari asam
lemak bebas yang bersifat elektropositif (asam) dan polar.
9 Jurnal Internasional
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zeolit terhadap massa jenis dan kadar air minyak jelantah setelah
adsorpsi dan untuk mengetahui suhu optimum adsorpsi minyak goreng bekas menggunakan zeolit alam.
• Adsorben yang digunakan :
Zeolit
• Variabel penelitian :
Variasi suhu adsorpsi 50, 60, 70, 80, 90, dan 100oC.
• Metode pengaktivan adsorben :
Zeolit Alam di saring dalam ayakan 100 mesh lalu dicuci dengan aquadest selama 1 jam kemudian dikeringkan dalam
oven pada suhu 120oC untuk 2 jam. Zeolit diaktivasi dengan cara dicelupkan ke dalam larutan hydrogen fluoride (HF) 1%
v / v dengan perbandingan volume 1: 2. Sampel disaring dan dicuci menggunakan akuades dilanjutkan dengan pemanasan
pada suhu 500oC selama 4 jam.
• Proses yang digunakan :
Proses adsorpsi berlangsung secara batch. Minyak goreng bekas 50 gram dan 10 gram berbagai zeolit (ZA dan ZA-HF)
dicampur dalam beaker glass. Campurannya dipanaskan dan diaduk pada berbagai temperatur (50,60,70,80,90,100oC).
Adsorpsi dilakukan selama 60 jam. Setelah didinginkan pada suhu kamar, campuran tersebut dituang ke dalam corong
dengan kertas saring (whatman 42) di bawah vakum.
09 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
Modifikasi zeolit menggunakan HF menyebabkan FFA dan kadar air
minyak jelantah menurun. Temperatur optimum adsorpsi minyak
goreng bekas adalah 70oC dengan nilai massa jenis 0,8593 g / mL,
kandungan % FFA 0,056% dan kandungan air 0,200%.
10 Jurnal Internasional
• Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penggunaan karbon aktif dan mineral tanah liat misalnya
smectite (S), bentonite (B), kaolinite (K), and Powdered Earthenware (PE) sebagai adsorben untuk
pengolahan minyak goreng bekas sebagai a sumber produksi biodiesel.
• Adsorben yang digunakan :
Karbon aktif dan mineral tanah liat misalnya smectite (S), bentonite (B), kaolinite (K), and Powdered
Earthenware (PE)
• Variabel penelitian :
Adsorben berupa karbon aktif dan mineral tanah liat misalnya smectite (S), bentonite (B), kaolinite (K), and
Powdered Earthenware (PE).
• Proses yang digunakan :
Prosesnya melibatkan filtrasi langsung dengan menggunakan filter kertas. Filtrasi pertama menggunakan
filter kertas untuk menghilangkan padatan partikel dari minyak. Proses adsorpsi dilakukan dalam beaker
glass 100 ml. Minyak goreng bekas sebanyak 50 gram dipanaskan sampai 100oC. Setelah itu, karbon aktif
sebanyak 5 gram dituang ke dalam minyak lalu diaduk selama 80 menit. Campuran tersebut kemudian
disaring. Kemudian menganalisis untuk sifat fisika-kimianya termasuk kepadatan, indeks bias, kadar air,
dan lemak bebas asam (FFA), masing-masing. Prosedur serupa juga juga disiapkan untuk smectite (S),
bentonite (B), kaolinite (K), and Powdered Earthenware (PE).
10 Pernyataan dan Hasil penelitian yang Penting
Hasil Penelitian
Hasil penelitian :
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air dan FFA dalam minyak menurun
jika menggunakan karbon aktif sebagai adsorben dibandingkan dengan mineral tanah
liat.
• Proses pengolahan dengan menggunakan karbon aktif memberikan kualitas minyak yang
baik sebagai bahan biodiesel dibandingkan dengan mineral tanah liat.
3. Susunlah data dan pernyataan dalam 10 Jurnal
pada poin 1, Sehingga menjadi alur yang
runtut untuk menentukan keterbaharuan
penelitian.
4. Temukan masalah atau gab penelitian atau
peluang penelitian yang menjadi topik
penelitian yang akan kamu teliti di pada
Skripsi nanti !
1 reaksi yang terjadi selama proses pemanasan
berupa reaksi termolitik, oksidasi, dan hidrolisis
(Mittelbach and Enzelsberger 1999).
Minyak jelantah ialah sebutan untuk minyak
goreng yang sudah digunakan lebih dari 3-4
Reaksi yang terjadi menyebabkan komponen
kali penggorengan. Konsmsi minyak goreng di penyusun minyak terurai menjadi senyawa lain,
Indonesia pada tahun 2011 mencapai 8 Juta salah satunya Free Fatty Acid (FFA) atau asam
lemak bebas.
ton dan pada than 2013 mencapai 8,5 juta ton
(Indexmundi 2013).
Beberapa metode netralisasi FFA yaitu
menggunakan basa atau esterifikasi
Di dalam minyak jelantah terdapat beberapa dengan katalis asam untuk mengurangi
komposisi yang menjadi parameter kadar FFA. Namun kedua metode
diantaranya kadar air sebesar 0,5%, densitas tersebut memiliki proses yang rumit dan
sebesar 0,8912 g/mL, asam lemak bebas (ALB) memerlukan biaya yang mahal, sehingga
sebesar 4,71%, berbau sedikit tengik dan tidak efisien dalam pengerjaannya.
berwarna keruh kecoklatan (Pratiwi, 2013).
2
Adsorben seperti arang aktif, zeolit aktif, kulit
Metode alternative dalam pengurangan kadar
pisang kepok, sari ubi jalar merah, ampas tebu,
FFA dalam minyak jelantah yaitu dengan metode
bawang merah (Rosita & Widasari, 2009). Bahan-
adsorpsi (Clowutimon et al., 2011). Adsorpsi
bahan alami yang memiliki kadar selulosa yang
merupakan metode yang paling umum dipakai
tinggi dapat menjadi alternatif untuk digunakan
karena memiliki konsep yang lebih sederhana
sebagai bahan penyerap (adsorben).
dan dapat diregenerasi serta ekonomis (Wahyuni
dkk., 2016).
Proses adsorpsi menggunakan suatu bahan mengadsorpsi asam lemak maupun zat warna
yang dapat mengadsorpsi kotoran pada pada minyak. Selulosa mengandung gugus
minyak, menghilangkan sebagian asam lemak hidroksil atau gugus –OH, sedangkan asam
bebas, peroksida dan membesar bilangan lemak bebas mengandung senyawa yang
penyabunan,bahan ini disebut dengan dapat berikatan dengan gugus –OH dari
adsorben. adsorben.
3 Pada dasarnya, proses pembuatan karbon
aktif terdiri dari dua tahapan, yaitu
Dikarenakan selulosa dapat menjadi adsorben karbonisasi dan aktivasi baik secara kimia,
yang baik, maka dipilihlah Serabut Kelapa dan
jerami. maupun fisika. Hasil karbonisasi kurang aktif.
Oleh karena itu proses aktivasi dilakukan agar
menjadi karbon aktif yang porositas dan luas
Kandungan selulosa dari serabut kelapa menurut permukaan spesifiknya besar.
Mohanty (2005) sebesar 32%-43% sedangkan
kandungan selulosa dalam sekam padi menurut
Champagne (2004) sebesar 31,4%-36,3%.
Sehingga dibutuhkan zat pengaktivasi
untuk mengaktivkan adsorben yang
digunakan.
Thank You