KESIMPULAN
Keadilan berasal dari kata “adil”, yang berarti tidak berat sebelah. Dan keadilan sosial
berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materi
maupun spiritual.
Sedangkan menurut Prof. Notonagoro (1971: 162), adil ialah dipenuhinya segala sesuatu
yang merupakan hak di dalam hidup bersama sebagai sifat penghubung antara satu dengan
yang lain, yang mengakibatkan terpenuhinya tiap-tiap hak di dalam hubungan antara yang
satu dengan yang lain, dan disebut sebagai suatu kewajiban. Adil pada hakikatnya
mempunyai makna adanya pemenuhan wajib yang merupakan hak dalam hidup manusia.
Kata “sosial” dalam sila kelima dari Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”, yakni memiliki dua pengertian. Pertama, mengarah ke dimensi keadilan sosial
dalam kehidupan nasional. Keadilan sosial harus melibatkan seluruh rakyat Indonesia dan
harus diterapkan dalam setiap bidang kehidupan.
Di dalam sila kelima Pancasila terkandung tujuan luhur yang juga merupakan tujuan
bangsa Indonesia dalam hidup bersama. Secara tampak maupun tidak, sila kelima ini
mengandung tujuan luhur yaitu tercapainya atau terciptanya masyarakat Indonesia yang adil,
makmur dan sejahtera baik secara jasmani maupun rohani sesuai bunyi alinea kedua UUD
1945.
Ketidakadilan bisa dilihat dari kasus yang tidak asing kita dengar dan paling sering
terjadi adalah kasus korupsi. Jika di luar negeri, kasus korupsi ditangani dengan cepat dan
setimpal dengan perbuatannya. Berbeda dengan kasus di Indonesia yang penangannya
sangat lama untuk diproses. Di sisi lain ada seorang nenek yang mencuri pisang karena
kelaparan, dan malangnya ia langsung dijatuhi hukuman.
Banyak contoh-contoh kasus ketidakadilan hukum di negara ini, yang membuat hati
serasa teriris, miris, dan prihatin. Menurut saya, sistem pemerintahan Polity menurut
pandangan Aristoteles sangat cocok untuk tetap diterapkan di Indonesia demi mencapai
keadilan bagi seluruh warga negara, dan bagi saya sistem hukum di Indonesia perlu
ditingkatkan lagi, perlu dipertegas, dan yang paling penting tidak membuat hukum itu
menjadi “Tumpul ke atas, namun Tajam ke bawah” supaya keadilan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Yunie Herawati, Konsep Keadilan Sosial Dalam Bingkai Sila Kelima Pancasila,
Paradigma: Jurnal Masalah Sosial, Politik, dan Kebijakan, Vol. 18 No. 1, 2014,
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
BIODATA PENULIS
Ahmad Fauzi (210101020759) merupakan penulis baru yang memiliki potensi untuk membuat
buku tentang bahasa Arab. Pria kelahiran Banjarbaru 03 Oktober 2002 ini mengawali karir
menulisnya saat duduk di bangku Kuliah.
Fauzi merupakan anak kedua dari pasangan Ahmad Rizani dan Karmila. Asal Sekolah Fauzi
yaitu dari Pondok Pesantren Darussalam Martapura dan iya melanjutkan pendidikannya dan
mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada tahun 2021.