Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zaky Zumatilla Zulfikar

NIM : 23105030067

Negara Hukum

Ide negara hukum telah lama dikembangkan oleh para filsuf dari zaman Yunani Kuno.
Plato, pada awalnya dalam the Republic berpendapat bahwa adalah mungkin mewujudkan
negara ideal untuk mencapai kebaikan yang berintikan kebaikan. Untuk itu kekuasaan harus
dipegang oleh orang yang mengetahui kebaikan, yaitu seorang filosof (the philosopher king).
Namun dalam bukunya “the Statesman” dan “teh Law”, Plato menyatakan bahwa yang dapat
diwujudkan adalah bentuk paling baik kedua (the second best) yang menempatkan supremasi
hukum. Pemerintahan yang mampu mencegah kemerosotan kekuasaan seseorang adalah
pemerintahan oleh hukum. Senada dengan Plato, tujuan negara menurut Aristoteles adalah
untuk mencapai kehidupan yang paling baik (the best life possible) yang dapat dicapai dengan
supremasi hukum. Hukum adalah wujud kebijaksanaan kolektif warga negara (collective
wisdom), sehingga peran warga negara diperlukan dalam pembentukannya.
Socrates, Filsuf Yunani menjelaskan bahwa tugas negara adalah menciptakan hukum
dan harus dilaksanakan oleh pemimpin yang dipilih dengan cermat oleh masyarakat.”
Selanjutnya, Plato dan muridnya Aristoteles memperkenalkan negara hukum sebagai negara
yang diatur oleh keadilan. Di antaranya menyinggung tentang mimpi manusia yang sesuai
dengan dunia absolut, yang bertujuan untuk mencapai kebenaran, kesusilaan, keindahan, dan
keadilan. Hukum yang baik harus mampu mewujudkan mimpi manusia sebagaimana pendapat
Plato dan Aristoteles. Jika hal ini dilakukan maka akan memberikan manfaat yang besar dan
juga ketertiban hukum di masyarakat. Hans Kelsen menyatakan bahwa negara adalah suatu
tatanan hukum. Adanya ketertiban hukum karena pembuatan peraturan-peraturan yang
menentukan orang-orang dalam masyarakat atau negara mana yang harus bertanggung jawab
atas perbuatannya. Tatanan hukum merupakan konsekuensi dari perkembangan hukum.
Ada dua tokoh yang menggambarkan unsur negara hukum yaitu, Friedrick Julius Stahl
dan Albert Venn Dicey. Friedrich Julius Stahl, mewakili sistem hukum Eropa kontinental,
berpendapat bahwa ada 4 unsur negara hukum, yaitu:
a. Perlindungan hak asasi manusia;
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan;
c. Setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
ada;
d. Adanya pengadilan tata usaha negara yang independen.
Unsur-unsur negara hukum yang dikemukakan oleh Albert Venn Dicey yang mewakili
sistem hukum Anglo Saxon, ada tiga ciri pokok yang dikemukakan, yaitu:
1. Aturan hukum;
2. Setiap orang mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum;
3. Hak asasi manusia dijamin oleh bakum dan keputusan pengadilan.
Maka dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa rechtstaat didasarkan
pada adanya suatu peradilan tata usaha negara sedangkan rule of law lebih menekankan pada
sifat yudikatif. Perkembangan negara hukum di dunia juga telah mengilhami terbentuknya
negara hukum Indonesia. Dalam pembentukannya, tidak sepenuhnya mengikuti konsep
rechtstaat atau negara hukum yang berpandangan individualistis liberal. Hal ini untuk
mengakomodir kondisi sosial masyarakat Indonesia.
Ciri-ciri utama cita-cita negara hukum Indonesia, yaitu:
a. Kekuasaan mempunyai batas-batas, artinya kekuasaan itu tunduk pada hukum; dan
b. Setiap orang sama di depan hukum. Hukum memperlakukan semua orang secara
setara tanpa membedakan berdasarkan keturunan, agama, sosial masyarakat dan
kekayaan.
Konsep negara hukum di Indonesia masih terus berkembang. Saat ini Indonesia
menganut paham positivisme yang didasarkan pada hukum tertulis. Hal ini untuk mencapai
tujuan kepastian hukum yang dapat memberikan keadilan dan kemanfaatan bagi masyarakat.
Selain peraturan tertulis, Indonesia juga mengakui adanya hukum tidak tertulis dalam bentuk
hukum adat. Negara Indonesia dibentuk berdasarkan masyarakat hukum adat yang menyatakan
diri sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara hukum Indonesia juga
mengakui adanya yurisprudensi hakim di pengadilan tetapi hal ini hanya digunakan sebagai
pelengkap penegakan hukum di Indonesia. Pembangunan sistem hukum Indonesia harus
didasarkan pada asas saling menguntungkan sehingga nantinya hukum yang dibuat akan
memberikan keadilan dan kemanfaatan bagi masyarakat. Pembuatan undang-undang yang
memahami kondisi sosial masyarakat yang diinginkan. Hukum merupakan fenomena sosial
yang bergerak dinamis mengikuti perkembangan masyarakat dan dipengaruhi oleh zamannya.5
Permasalahan dalam perkembangan sistem hukum harus segera dijawab guna mewujudkan
negara hukum yang dicita-citakan di Indonesia.
Ketidakjelasan arah konsep negara hukum di Indonesia merupakan masalah yang harus
diselesaikan. Ada kepentingan masyarakat yang diakomodasi dalam suatu negara. Negara
harus mampu memberikan keadilan dan kemanfaata melaksanakan konsepsi negara hukum.
Ketika me. 3/13 konsep mandiri yang berbeda dengan negara lain, dibutunkan kerja keras dan
upaya bersama untuk mewujudkannya. Ini bukan sekadar bicara konsep, tapi keinginan untuk
menegaskan jati diri bangsa Indonesia. Dengan kondisi masyarakat yang terdiri dari berbagai
suku, cita-cita penyelenggaraan negara hukum Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat
diharapkan dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai