Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT KEADILAN DALAM PERSPEKTIF SILA KEADILAN SOSIAL

BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Oleh Kelompok 5:

1. Onne Octavia (1631410117)


2. Radella (1631410043)
3. Ridha Aulia Hamsyah (1631410016)
4. Tabita Emeren V. (1631410141)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018
HAKIKAT KEADILAN DALAM PERSPEKTIF SILA KEADILAN SOSIAL
BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Oleh Kelompok 51
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang secara


resmi tercantum di dalam alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila yang disahkan
sebagai dasar negara dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber dari
nilai-nilai budaya bangsa. Dengan demikian Pancasila dijadikan pedoman bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada sila
kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang bermakna setiap
warga negara Republik Indonesia memiliki hak memperoleh perlakuan adil dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan rumusan persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila maka sila


kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” senantiasa merupakan
suatu kesatuan dengan sila-sila yang lainnya. Maka sila kelima merupakan
pengkhususan sila-sila yang mendahuluinya. Selain itu sila kelima didasari dan
dijiwai sila-sila yang mendahuluinya, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaanya sila kelima ini tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan sila-sila yang
lainnya. Sila kelima merupakan unsur dari Pancasila (Kalean, 2002:218).

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih banyak


terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Pancasila sebagai ideologi
negara sudah mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia. Nilai-
nilai luhur budaya bangsa dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia

Onne Octavia, Radella Vianda Saskia, Ridha Aulia Hamsyah, dan Tabita Emeren V.
untuk mencapai kemajuan dalam hidup bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.
Melihat fakta yang ada dalam kehidupan bermasyarakat melalui makalah ini penulis
ingin mengungkap betapa pentingnya membaca, memahami dan mengaplikasikan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkaan dengan adanya makalah ini para
pembaca dapat mengeimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tulisan
ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Mengapa sila kelima pancasila dijadikan pedoman dalam menegakkan
keadilan?
2. Bagaimana prinsip-prinsip keadilan sosial dari sudut pandang Pancasila?
3. Bagaimana implementasi sila kelima pada Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam tulisan
ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui alasan sila kelima pancasila dijadikan pedoman dalam
menegakkan keadilan.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keadilan sosial dari sudut pandang
Pancasila.
3. Untuk memahami implementasi sila kelima pada Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.
II. PEMBAHASAN

2.1 Sila kelima pada Pancasila Dijadikan Pedoman dalam Menegakkan


Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku
dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan baik material maupun spiritual.
Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia, baik
yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI maupun WNI yang berada di luar
negeri. Jadi, setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang
dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Pada hakikatnya
dengan menyimak makna inti arti dari kelima sila Pancasila tersebut, tampaklah
bahwa Pancasila secara bulat dan utuh sangat sesuai menjadi milik bangsa Indonesia
sebagai dasar negara dan juga sebagai seuatu ideology. Sila-sila dari Pancasila
sebagai dasar filsafat negara yang mengandung arti mutlak bahwa negara Republik
Indonesia harus menyesuaikan dengan hakikat dalam arti hakikat abstrak dari Tuhan,
manusia, satu, rakyat, dan adil (Notonagoro, 1975:58).

Akhirnya, dapat disimpulkaan bahwa dengan kelima sila dari Pancasila secara
bulat dan utuh memiliki makna bahwa di dalam setiap sila terkandung atau berisi sila-
sila yang lainnya. Sila yang nomor di atas menjadi dasar sila berikutnya atau nomor
di bawahnya dan seterusnya serta sebaliknya, sila yang berikutnya menjadi jelmaan
dari sila-sila di mukanya (Notonagoro, 1975:64). Maka dalam sila keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung pula sila kemanusiaan yang adil dan
beradab. Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan sila keadilan yang
terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan sendirinya
terjelma dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian
dapat terbukti bahwa antara sila yang satu dengan sila yang lainnya pada Pancasila
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Pada sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kalimat tersebut
memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil,
Baik perlakuan dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, maupun
kebutuhan spiritual dan rohani. Sehingga tercipta masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Di dalam sila kelima mengandung
makna bahwa setiap manusi memiliki kedudukan dan hak yang sama dalam
kehidupan bermasyarakat. Sehingga setiap masyarakat berhak memperoleh haknya
secara adil tanpa adanya perbedaan kedudukan dengan syarat masyarakat tersebut
telah memenuhi kewajibannya sebagai warga negara Republik Indonesia.

Inti yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
adalah keadilan, yang berarti mengandung pengertian kesesuaian hakikat dengan
hakikat adil. Konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus
seanntiasa berdasarkan pada nilai-nilai keadilan. Maka dalam realisasinya dalam
hidup bersama (bermasyarakat), bangsa dan negara terdapat tiga macam hubungan
keadilan (hubungan keadilan segi tiga) sebagai berikut:

1. Segi Pertama

Yaitu masyarakat, bangsa dan negara adalah sebagai pihak yang wajib memenuhi
keadilan terhadap warganya. Hubungan keadilan segi pertama ini disebut keadilan
membagikan (keadilan distributif),dimana masyarakat, bangsa dan negara wajib
memberikan kepada warga negaranya apa yang menjadi haknya menurut syarat-
syarat, wajib dan kekuasaan yang ada dalam masyarakat, bangsa dan negara
tersebutharus dipenuhi dalam segala hal.

2. Segi Kedua

Yaitu warga masyarakat atau warga negara sebagai pihak yang wajib memenuhi
keadilan terhadap masyarakat, bangsa atau negaranya. Hubungan keadilan segi kedua
ini disebut keadilan untuk bertaat, hal ini dapat dipahami karena pada hakikatnya
terwujudnya suatu masyarakat adalah sebagai akibat kehendak bersama dari pada
warga negaranya. Karena adanya kesempatan kehendak bersama maka untuk
terwujudnya suatu masyarakat, bangsa dan negara harus ada suatu peraturan yang
harus ditaati bersama oleh para warga negaranya. Oleh karena itu wajib ketaatan dari
para warga masyarakat dan warga terhadap masyarakat, bangsa dan negaranya adalah
merupakan hak dari setiap masyarakat, bangsa dan negara.

3. Segi Ketiga

Yaitu berupa hubungan keadilan yang terwujud di antara sesama warga dari
masyarakat, bangsa negara, dalam artian terdapat wajib timbal balik untuk saling
memenuhi keadilan di antara sesame warga. Hubungan keadilan yang bersifat
keadilan komitatif. Di dalam hidup bersama harus senantiasa terwujud keadilan
komutatif yaitu memberikan kepada sesame warga masyarakat, bangsa dan negara.
Segala sesuatu yang telah menjadi hak masing-masing menurut kesadaran nilai antara
hal-hal atau barang-barang yang wajib diberikan dan hal-hal atau barang-barang yang
wajib diterima sebagai haknya.

Oleh karena itu dalam setiap aspek penyelenggaraan nefgara realisasi keadilan
senantiasa akan terwujud ketiga segu keadilan tersebut. Yang realisasinya berupa
hubungan keadilan antara negara terhadap warga negara atau keadilan distributif,
antara warga negara terhadap negara atau keadilan bertaat, serta antara sesama warga
negara atau keadilan komutatif (Notonagoro, 1975:141,142).

2.2 Prinsip-Prinsip Keadilan Sosial dari Sudut Pandang Pancasila

Prinsip Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia memberikan acuan


bagi olah fikir, olah sikap dan olah tindak. Bahwa yang ingin diwujudkan dengan
adanya negara Republik Indonesia adalah kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh
rakyat Indonesia tanpa kecuali. Pemikiran yang mengarah pada terwujudnya
kesejahteraan sepihak tidak dibenarkan. Prinsip-prinsip yang lima tersebut merupakan
pendukung dan sekaligus realisasi konsep-konsep yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945. Contohnya seperti konsep pluralistik, harmoni atau keselarasan, gotong
royong dan kekeluargaan, integralistik. kerakyatan dan kebangsaan.
Dalam pidato 1 Juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah
prinsip tidak adanya kemiskinan di alam Indonesia. Keadilan sosial adalah sifat
masyarakat yang adil dan makmur serta kebahagiaan untuk semua orang. Tidak
dengan sendirinya kita dapat mencapai kesejahteraan ini, walau telah ada perwakilan
rakyat ( Kansil, 2002:119). Namun hingga saat ini keadilan di Indonesia masih balum
terlaksana dengan baik. Kemiskian kian merajalela dan masih banyak rakyat
Indonesia yang belum menerima keadilan dengan baik.

Oleh karena itu jika benar-benar kita mengerti, mengingat, dan mencintai
rakyat Indonesia. Kita harus terima prinsip keadilan sosial. Yang bukan saja
persamaan politik, tetapi juga diatas persamaan ekonomi kita harus mengadakan
persamaan. Maksud dari kalimatt tersebut artinya kesejahteraan bersama dengan
sebaik baiknya. Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat diwujudkan dalam Bab
XIV UUD 1945 yang berjudul "Kesejahteraan Sosial" yang terdiri atas pasal 33 dan
34 (Kansil, 2002:120).

Dalam pasal 33 ditegaskan bahwa:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas


kekeluargaan
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-sebar kamakmuran rakyat.

Sedangan dalam pasal 34 ditegaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.

Sila kelima dari pancasila berbunyi: "Keadilan sosial bangi seluruh rakyat
Indonesia." Sila ini mengandung dua pengertian pokok yaitu tentang keadilan sosial
dan seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam
masyarakat di segala bidang kehidupan baik material maupun spiritual. Seluruh
rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yanh
berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun warga negara Indonesia
yang berada dalam negara lain. Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat
Indonesia mendapat perlakuan adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan nasional (Kansil, 2002:121).

Prinsip-prinsip keadilan dan keterbukaan perlu diketahui agar orang dapat berbuat
adil dan terbuka, prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

1. Selalu menghormati hak-hak orang lain.


2. Selalu berbuat sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
3. Selalu memberikan perlakuan yang sama terhadap semua orang yang berbeda
dalam persoalan yang sama.
4. Mampu memperlihatkan setiap yang benar sebagai kebenaran sesungguhnya
dengan saling terbuka tanpa ditutup-tutupi.
5. Mampu menjauhkan diri dan meluruskan kekeliruan dan kesalahan.

2.3. Implementasi Sila Kelima pada Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pelaksanaan Pancasila dilakukan oleh setiap individu, perseorangan, warga


negara, penduduk Indonesia dan aparat pelaksana negara dalam segala aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam implementasi penjabaran Pancasila yang
bersifat objektif, Indonesia merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam
kedudukannya sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang realisasi kongkritnya
merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia (Kaelan, 2002:252).
Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diwujudkan
melalui kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat. Setiap warga harus
mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja keras, peduli sesama, dan adil
terhadap sesama warganya. Sikap suka memberikan pertolongan kepada orang perlu
diajarkan sejak usia dini agar dapat berdiri sendiri, dan dengan sikap yang demikian
ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat semena-mena
terhadap orang lain, tidak melakukan hal-hal yang bersifat pemborosan, dan hal-hal
lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Nilai Pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia
termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam masyarakat yang
berkeadilan sosial, pribadi dan masyarakat mengeyam cukup sandang, pangan dan
papan, dan hasil budaya, pendidikan, pengetahuan, seni serta sastra dapat dinikmati
oleh seluruh rakyat (Noor Ms. Bakry, 2003:17). Nilai keadilan di Indonesia sudah
mulai berkurang/luntur. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya konflik tentang
keadilan yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Beberapa contoh penerapan sila
kelima pada masyarakat yaitu dapat mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotong royongan, mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban dan suka melakukan kegiatan dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial.

Gotong royong merupakan bentuk kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Mengenai indikator nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
salah satunya adalah mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan. Adil merupakan suatu sikap
yang bebas dari diskriminasi dan ketidakjujuran, dengan demikian dapat dijelaskan
orang yang bersikap adil adalah orang yang tidak memihak kepada siapapun kecuali
kepada kebenaran. Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap
orang sejak lahir. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan yang
merupakan keharusan, apabila tidak dilaksanakan maka akan mendapatkan sanksi.
Hak dan kewajiban haruslah berjalan seiringan karena keduanya memiliki keterkaitan
yang cukup erat, dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita, maka hak-hak kita
akan juga terpenuhi. Contoh tuntutan yang menjadi hak untuk masyarakat adalah
kenyamanan dan keamanan terpenuhi, sedangkan kewajiban yang harus dipenuhi
oleh masyarakat adalah bergantian berjaga ronda malam.

Keadilan merupakan milik setiap individu yang berada dalam masyarakat.


Keadilan sosial merupakan adil yang menyeluruh yang berlaku untuk semua rakyat
Indonesia. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan keadilan sosial dapat
ditanamkan di dalam diri masyarakat. Melalui kegiatan pembagian zakat kepada
orang yang tidak mampu merupakan contoh dari suka melalukan kegiatan dalam
rangka mewujudkan keadilan sosial. Menurut Noor Ms. Bakry, 2003:17, beberapa
penerapan nilai keadilan dalam Pancasila sebagai upaya pembangunan karakter
bangsa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberikan pertolongan pada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan


sebagai berikut,

1. Dalam hidup bermasyarakat harus terdapat suatu keadilan karena hanya dengan
demikianlah kepentingan dan kebutuhan hidup setiap warga, bangsa dan negara
dapat saling terpenuhi. Maka dengan adanya sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia yang memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak
mendapatkan perlakuan yang adil, baik perlakuan dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani. Dapat dijadikan
pedoman dalam menegakkan keadilan bermasyarakat agar kepentingan dan
kebutuhan hidup setiap warga, bangsa dan negara dapat saling terpenuhi.
2. Negara wajib mewujudkan keadilan sosial dan keterbukaan. Hal tersebut
tercantum dalam Pancasila sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
3. Dalam pengimplementasian sila kelima Pancasila dalam kehidupan masyarakat
dibutuhkan beberapa indikator, yaitu mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong royongan, mengembangkan sikap adil terhadap
sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dan suka melakukan
kegiatan dalam rangka mewujudkan keadilan sosial.
III.2. Saran
Sehubungan dengan pembahasan dan kesimpulan yang ada terdapat beberapa
saran yang hendak penulis sampaikan, di antaranya sebagai berikut.
1. Kepada pembaca
2. Kepada penulis selanjutnya
3. kepada Pemerintah
Pancasila dapat diterapkan di dalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupan
sehari-hari dengan menyadari bahwa Pancasila merupakan pedoman dalam kita
melakukan setiap kegiatan dan merupakan tolak ukur kita dalam mengambil
keputusan. Pengaplikasian keadilan dalam masyarakat perlu ditingkatkan dengan
mengubah karakter individual yang terbentuk dalam diri setiap masyarakat dan
kesadaran akan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Daftar Pustaka

Damanhuri dkk. 2016. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Upaya


Pembangunan Karakter Bangsa. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
(https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UCEJ/article/download/.../1459, diakses 20
Oktober 2018)

Arti dan Makna Sila ke-5, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia . 2017.
(dikeayu09.blogspot.com/2017/07/arti-dan-makna-sila-ke-5-keadilan.html?m=1,
diakses 20 Oktober 2018)

Notonegoro. 1962. Pantjasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia, Penerbitan


mengenai Pantjasila I, II, dan III. Jakarta.

http://mathsowhat.blogspot.com/2010/04/pengamalan-pancasila-sila-ke-5.html

http://yunitayuii.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-sejarah-pancasila.html

Munir Fuady, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Eksistensi Sila Kelima
Pancasila Dalam Percaturan Masyarakat Global, Dalam Amad Sudiro dan Deni
Bram (ed.). 2013. Hukum Dan Keadilan Aspek Nasional & Internasional. Jakarta.
RajaGrafindo Persada. hlm. 164.

Pranadita. 2018. Pemodelan Implementasi Hukum Peranan Manajemen Strategis


Dalam Implementasi Hukum. Yogyakarta: CV Budi Utama. hlm. 66.

Pranadita. 2018. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Berdasarkan Prinsip


Syariah Dan Implementasinya Pada Negara Kesejahteraan, Yogyakarta: CV Budi
Utama.

Rahman, Abdul. 2017. Implementasi Nilai “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” Di Masyarakat Desa Meranti. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(http://eprints.ums.ac.id/56297/17/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf, diakses 21
Oktober 2018)
Rahmatan, Akbar. 2017.MAKALAH-TENTANG-PANCASILA-SILA-KE-5
(https://id.scribd.com/document/332085147, diakses 21 Oktober 2018)

Reza, Fiona. 2015.


MAKALAH_PANCASILA_SILA_KEADILAN_SOSIAL_BAGI_SELURUH_RAK
YAT_INDONESIA (https://www.academia.edu/16553069/, diakses 21 Otober 2018)

ueu5483.weblog.esaunggul.ac.id/2016/05/25/makna-sila-keadilan-sosial-bagi-
seluruh-rakyat-indonesia/

supekta, ketut. 2016. MAKNA SILA KE – 5 (KEADILAN SOSIAL BAGI


SELURUH RAKYAT INDONESIA) (www.pecintaipa.info/2016/10/makna-sila-ke-
5-keadilan-sosial-bagi.html?m=1, diakses 21 Oktober 2018)

Sinal, Mohamad.2017. Pancasila Konsensus Negara-Bangsa Indonesia. Malang:


Madani

Kaelan, M.S.. 2002, Filsafat Pancasila.Pandangan Hidup Bangsa. Paradigma.


Yogyakarta

Notonagoro. 1975. Pancasila secara Ilmiah Populer. Pantjuran Tudjuh. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai