Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENERAPAN SILA KE LIMA : PERLUKAH PANCASILA

DIGANTI?

Kode Jurnal : L

Ideologi Pancasila dalam Mewujudkan Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi

Diajukan sebagai syarat mengikuti


Latihan Kader II HMI Cabang Bolaang Mongondow Raya
Tahun 2023

Riskiyanto Mohamad

riskimohamad2405@gmail.com

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MANADO

1443 H/2023 M
ABSTRAK
Sila kelima didasari dan dijiwai oleh sila-sila yang mendahuluinya,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Namun faktanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum terwujud dimana
tercermin dari kesenjangan masyarakat miskin dalam memperoleh
keadilan dalam hukum, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, hal
tersebut yang menjadi pertanyaan tentang relevansi Pancasila pada saat
ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bermaksud
mencari fakta sebanyak-banyaknya untuk diambil suatu kesimpulan.
Penulis menguraikan tulisan ini dengan penelitian deskriptif yaitu
metode penelitian yang menggambarkan keadaan secara objektif
dilapangan tetapi tidak melakukan hipotesa, kemudian dilanjutkan
dengan interpretasi data agar dapat menjelaskan atau menganalisa
masalah serta dapat memberikan jawaban terhadap analisis. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah membuat deksripsi, gambaran, lukisan
secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta secara
berhubungan antara fenomena yang dihadapi. Perwujudan keadilan
sosial dalam Negara Indonesia merupakan unsur utama, mendasar,
sekaligus unsur yang paling rumit dan luas dimensinya. Keadilan
sebagai kemauan yang bersifat tetap dan terus-menerus untuk
memberikan kepada setiap orang, apa yang seharusnya diterima. Untuk
itu semua tindakan yang cenderung untuk memproduksi dan
mempertahankan kebahagiaan kesejahtaraan masyarakat adalah adil.

Kata kunci: pancasila, keadilan sosial, realitas


1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila sebagai pandangan hidup adalah nilai-nilai Pancasila
sebagai arahan dalam kehidupan sehari-hari. Semua segmen dan
aktivitas masyarakat maupun penyelengggaraan Negara Indonesia harus
sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila. Dengan demikian ruang
lingkup Pancasila sebagai pandangan hidup Negara Indonesia lebih luas
dibandingkan dengan fungsinya sebagai dasar negara. Namun dari segi
sanksi sebagai pandangan hidup tidak jelas dan tegas, baik bentuk
maupun jangka waktunya.
Para pendiri Negara Indonesia pada saat mempersiapkan dasar
Negara yang mengandung makna hidup bagi bangsa Indonesia. Makna
hidup bagi bangsa Indonesia sendiri, yang merupakan perwujudan nilai-
nilai yang dimiliki bangsa Indonesia, diyakini, dan dihayati
kebenarannya oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia
menciptakan tata nilai yang mengandung tata kehidupan sosial dan tata
kehidupan kerokhanian bangsa yang memberi corak, watak, budaya dan
ciri masyarakat Indonesia, yang membedakan dengan bangsa lain.
Pancasila secara material berasal dari nilai-nilai masyarakat itu sendiri.
Sehingga Pancasila dapat dinyatakan sebagai suatu pembeda, penciri,
atau jati diri bangsa Negara Indonesia yang membedakan dengan bangsa
yang lainnnya.1
Pancasila didalam suatu Negara kesatuan Republik Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai berikut: (1) Sebagai dasar kekal dan
abadi dari pada suatu Negara Indonesia Merdeka, yang abadi, (2)
Bersifat satu filsafat (pandangan) dunia “weltanschauung”, filsafat
(pandangan) hidup bangsa Iindonesia, (3) Pemberi pedoman-pedoman
kenegaraan dan hidup kembali seperti suatu kepribadian bangsa
Indonesia, (4) Pengatur, pengisi serta pengaruh hubungan dengan orang

1
Dwi Sulisworo, Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan Implikasinya. 2012
dan bangsa Indonesia terhadap pribadi (jiwa) sendiri, terhadap sesama
manusia dan bangsa, terhadap Tuhan yang Maha Esa, terhadap
kemilikan material (benda dan semesta), (5) Penggerak realisasi dari
dalam untuk mewujudkan hidup kenegaraan dan kepribadian bangsa
Indonesia, yang mengandung dan penjelmaan kebangsaan, perdamaian
dan kekeluargaan dunia, musyawarah serta mufakat, keadilan sosial dan
Ke-Tuhanan yang Maha Esa, (6) Doktrin (ajaran) Pancasila supaya
mendarah dan mendaging, harus disertai pengertian dan pengetahuan
dan filsafat, dengan lain perkataan perlu adanya ilmu Pancasila dan
filsafat Pancasila yang harus diajarkan.2

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang


tercantum dalam alenia keempat pembukaan Undang-undang Dasar
1945, yang telah ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan pedoman untuk mengatur
penyelenggaraan negara dan kehidupan bangsa Indonesia. Menururt
Prof. Drs. Notonagoro Pancasila sebagai dasar negara mempunyai
kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa
indonesia (merupakan pokok kaidah negara yang fundamental). Selain
sebagai dasar negara Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber
hukum, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, dan sebagai jiwa
dan kepribadian bangsa.3

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-


nilai yang luhur. Sila kelima merupakan pengkhususan dari sila-sila
yang mendahuluinya. Sila kelima didasari dan dijiwai oleh sila-sila yang
mendahuluinya, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradap, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Oleh
sebab itu pelaksanaan sila kelima ini tidak dapat dilaksanakan terpisah

2
Abdul Mutholib, Pancasila Kumpulan Tulisan Surabaya: PT Bina Ilmu, 1984
3
Daman, Rozikin. Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1995.
dengan sila-sila yang lainnya. Persatuan dan kesatuan dalam sila kelima
dengan sila yang lain senantiasa merupakan satu kesatuan. Sehingga sila
kelima dengan sila yang lain (keempat sila yang mendahuluinya) saling
memiliki keterkaitan. Surip, Ngadino dkk (2016: 218), menjelaskan
perumusan persatuan dan kesatuan sila kelima, yaitu: keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradap, bersatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.4

Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 sebagaimana yang


berbunyi: Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Negara


Indonesia adalah menjadikan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun
batiniah. Penegakan hukum yang adil merupakan kesejahteraan manusia
lahir dan batin. Kesejahteraan rakyat lahir batin yaitu terjaminnya
sandang, pangan, papan, rasa keamanan, dan keadilan serta kebebasan
dalam memeluk agama. Pancasila sila kelima, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna bahwa seluruh rakyat
Indonesia berhak mendapatkan keadilan baik dalam bidang hukum,
ekonomi, politik dan kebudayaan sehingga terciptanya masyarakat yang
adil dan makmur.

4
Surip, Ngadino, Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi, Yogyakarta, 2016
Kesatuan dan persatuan suatu bangsa adalah hal yang patut
diperjuangkan dengan gigih terutama di Indonesia mengingat keadaan
masyarakat Indonesia memiliki latar belakang dan tingkat kepelbagaian
yang sangat tinggi berdasarkan strata ekonomi, budaya, sosial, dan
sebagainya. Kelompok-kelompok sosial di Indonesia, baik berdasarkan
tempat tinggal, suku, kepentingan, dan yang lainnya, hendaknya mampu
mewujudkan cita-cita integralistik bangsa Indonesia. Cita-cita
integralistik ini tertuang dalam Pancasila, khususnya pada sila ke-3,
yakni “Persatuan Indonesia”.5

Namun demikian, realitas kini menunjukkan adanya elemen-elemen


bangsa yang justru ingin memisahkan dirinya dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini. Hal ini dapat disimak dari headline berita di
berbagai media massa dalam pemberitaan mereka mengenai munculnya
gerakan-gerakan separatis yang makin marak pada tahun-tahun
belakangan ini. Gerakan separatis yang dibentuk oleh kelompok-
kelompok sosial masyarakat ini sebagian besar bersikap kritis dan
menilai bahwa masyarakat lokal yang mereka bela telah diperlakukan
dengan tidak adil oleh pemerintah. Mereka mengkalim masyarakat yang
mereka bela telah ‘dianaktirikan’ oleh pemerintah Indonesia dan tidak
diperlakukan dengan sewajarnya sebagai bagian dari NKRI.

Berangkat dari fakta tersebut, penulis akan melakukan analisis


terhadap beberapa masalah di Indonesia, serta hubungannya dengan
penerapan Sila ke-5 terhadap realitas keadilan pada masyarakat di
Indonesia. Dan berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
membahas ”Analisis Penerapan Sila Ke Lima : Perlukah Pancasila
Diganti?”

5
Christian Siregar, Pancasila, Keadilan Sosial, dan Persatuan Indonesia, Character Building
Development Center, BINUS University, 2015.
B. Rumusan Masalah

Dari Wacana diatas maka dapat dirumuskan masalah yang ingin


penulis teliti yaitu : Analisis Penerapan Sila Ke Lima : Perlukah
Pancasila Diganti?

C. Definisi Operasional Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat


Indonesia
Berdasarkan rumusan persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila
maka sila kelima yaitu 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'
merupakan suatu kesatuan dengan sila lainnya didasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab, sila Persatuan Indonesia dan sila Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Pelaksanaan sila kelima tidak dapat dilaksanakan secara terpisah dengan
sila lainnya yang merupakan unsur dari Pancasila
Sila kelima Pancasila tekandung nilai-nilai yang merupakan tujuan
negara sebagai tujuan dalam hidup bersama, maka di dalam sila kelima
tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama (keadilan sosial). Keadilan tersebut didasari dan
dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia
lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan
manusia dengan Tuhannya6
D. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang
bermaksud mencari fakta sebanyak-banyaknya untuk diambil suatu
kesimpulan. Penulis menguraikan tulisan ini dengan penelitian
deskriptif yaitu metode penelitian yang menggambarkan keadaan secara
objektif dilapangan tetapi tidak melakukan hipotesa, kemudian
dilanjutkan dengan interpretasi data agar dapat menjelaskan atau

6
Kaelan, Filsafat Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2002.
menganalisa masalah serta dapat memberikan jawaban terhadap
analisis. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deksripsi,
gambaran, lukisan secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-
fakta secara berhubungan antara fenomena yang dihadapi.7
2. Pembahasan
Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bagi rakyat Indonesia keadilan adalah hal yang sangat penting,
dalam sila kelima menjelaskan keadilan social merupakan keadilan yang
berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materill
maupun spiritual. Masyarakat Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam
berbagai bidang antara lain bidang ekonomi, hukum, politik, pendidikan,
kebudayaan dan sosial. Keadilan sosial mengandung arti tercapainya
keseimbangan antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Kehidupan yang
dimaksud adalah kehidupan jasmani dan rohani, maka keadilan itu pun
meliputi keadilan memenuhi tuntutan kehidupan rohani secara seimbang.
Haikat sila kelima terdapat pada pembukaan UUD 1945 pada alenia kedua
yang berbunyi “Dan perjuangan kebangsaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat setausa menghantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”. Selanjutnya pada
pembahasan kali ini peneliti lebih fokus pada sila kelima, nilai-nilai yang
terkandung didalamnya memiliki arti yang sangat penting dalam
pembelajaran,
Sila kelima ini mangandung nilai kesamaan derajat maupun
kewajiban dan hak, pada dasarnya manusia memiliki hak dan kewajiban
yang sesuai dengan porsinya masing-masing, selain itu masyarakat
diberikan kebebasan mengutarakan pendapatnya. Selanjutnya cinta dan
mencintai, manusia ditakdirkan untuk memiliki suatu rasa selain bisa peka
terhadap sesuatu tetapi juga bisa mengerti bagaimana cara kita bersyukur.

7
Hariwijaya M., Triton P.B., Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Landasan Teori, Hipotesis,
Analisis Statistik, Pedoman Teknis, Bahasa Ilmiah, Pendadaran dan Yudisium).
Rasa hormat menghormati antar manusia, keberanian membela kebenaran
dan keadilan dengan tetap pada perlindungan hukum, toleransi dan gotong
royong, yang hakekatnya manusia sebagai mahluk yang berbudaya dan
beradab serta harus adil. Sehingga dari beberapa teori diatas dapat
disimpulkan bahwa makna dari nilai-nilai Pancasila adalah sikap saling
menghargai dalam hal kepercayaan, Indonesia memiliki beberapa agama
yang patut kita hormati dan hargai, yang kedua sikap yang berkaitan dengan
norma-norma dan keadilan, pada umumnya keadilan patut ditegakkan
dengan baik dan tegas, selanjutnya adalah persatuan Indonesia, diketahui
bahwa indonesia memiliki suku, bahasa, agama, dan adat istiadat, maka dari
itu masyarakat Indonesia harus mampu menjaga rasa persatuan yang baik,
selanjutnya Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berarti kekuasaan tertinggi ditangan
rakyat, dan yang terakhir adalah Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia, rasa hormat menghormati antar manusia, keberanian membela
kebenaran dan keadilan yang tentunya tetap pada perlindungan hukum.8
Konsep keadilan sosial telah menjadi salah satu pemikiran filosofis
presiden Soekarno, “Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat
suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak
ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penindasan, tidak ada
penghisapan”.
Pemikiran filosofis tersebut mengandung pemahaman bahwa
Soekarno sangat memprioritaskan nilai keadilan dan menjunjung tinggi
nilai hak-hak asasi manusia dalam konsep hidup berbangsa dan bernegara.
Lahirnya gagasan tentang definisi keadilan sosial merupakan hasil refleksi
Soekarno tentang masa gelap sejarah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
telah mengalami penderitaan, penindasan, penghinaan dan penghisapan
oleh penjajahan Belanda dan Jepang. Pemikiran tersebut di atas
membuktikan bahwa Soekarno ingin mencanangkan keadilan sosial sebagai

8
Puji Lestari, Sunarto, Hadi Cahyono, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Sila Kelima dalam
Pembelajaran, Sosial Horizon : Jurnal Pendidikan Ssosial, Vol. 7, No. 2, Desember 2020
warisan dan etika bangsa Indonesia yang harus diraih. Kita hendak
mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang,
bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan
yang kaya, tetapi “semua buat semua”.
Draft pertama dari filosofi Pancasila dirumuskan oleh Sukarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila adalah
filosofi asli asal Indonesia, yang ditemukan dari tradisi filsafat mengambil
akar dalam sejarah Indonesia, termasuk tradisi adat filosofis, India - Hindu
, Barat - Kristen , dan tradisi Arab - Islam . “Ketuhanan “ , awalnya adat,
sedangkan “Kemanusiaan” terinspirasi oleh konsep Hindu TatTwam Asi ,
konsep Islam fardhukifayah, dan konsep Kristen Hebs Unaasten lief gelijk
U Zelve , Allah boven alles . Sebenarnya “Sila” yang pertama Soekarno
adalah “Negara Kebangsaan” (“Negara Nasional” / Nasionalisme”) yang
kemudian menjadi “Sila” ketiga , “Persatuan”, “Sila” ketiga dari Sukarno
menjadi Sila keempat Piagam Jakarta / Pembukaan Konstitusi Indonesia dan
Sila kelima Sukarno menjadi Sila pertama Piagam Jakarta dan Pembukaan
Konstitusi
Akhirnya menjelaskan bahwa ‘Keadilan sosial’ terinspirasi oleh
konsep Jawa Ratu Adil (The Lord Hanya), seorang penguasa Jawa mesianis
yang membebaskan orang- orang dari segala macam penindasan. Konsep
keadilan sosial telah menjadi salah satu pemikiran filosofis presiden
Soekarno, seperti apa yang beliau katakan “Keadilan sosial ialah suatu
masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat
semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada
penindasan, tidak ada penghisapan”.9
Dalam perwujudan nyata, keadilan memiliki dua bentuk penerapan
secara umum, yaitu jaminan agar berbagai hak maupun kebebasan setiap
orang tidak dilanggar oleh siapapun (termasuk oleh pemerintah), dan
perlakuan yang sama terhadap orang sesuai dengan jasa dan

9
Yunie Herawati, Konsep Keadilan Sosial dalam Bingkai Sila Kelima Pancasila, Prodi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta
kemampuannya. Keadilan dapat terwujud jika tidak ada pelanggaran atas
hak/ kebebasan seseorang dan perlakuan yang sama terhadap setiap orang.
Seseorang berlaku adil jika memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya diberikan, tidak melanggar hak dan kebebasan orang lain,
memandang setiap orang sama harkat dan martabatnya, dan
memperlakukan setiap orang secara layak dalam semua tugas dan
kewajibannya baik dalam perdagangan maupun kehidupan sosial
kemasyarakatan.10 Keadilan sosial dalam konteks Sila Kelima Pancasila
adalah kesejahteraan sosial dan pemerataan ekonomi dalam semangat
kegotong royongan. Di mana semua masyarakat Indonesia hidup sejahtera
karena berdaya secara ekonomi serta sumber-sumber penghidupan secara
ekonomi tidak dikuasai oleh segelintir orang tetapi oleh negara dan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat.11
Menurut ‘Abd Al-Baqiy, begitu pentingnya nilai-nilai keadilan
dalam Islam, bahkan al-Qur’an menyebut nilai keadilan sebanyak 78 kali.
Dengan ragam ungkapan di dalam al-Qur’an antara lain dengan kata-kata
al-‘adl, al-qisth, dan al-mizan. Al-‘adl yang disebutkan sebanyak 28 kali, al-
qisth disebut 27 kali, al-mizan yang disebutkan sebanyak 23 kali. Prinsip
nilai keadilan merupakan perhatian penting islam dalam tatanan kehidupan
umat manusia, islam memberikan suatu aturan yang dapat dilaksanakan
oleh semua orang yang beriman.12
Keadilan sosial dalam al-Qur’an ditegaskan dalam firman Allah
seperti yang dinyatakan dalam QS. An-Nahl ayat 90 :

‫شا ٓ ِء هو ْٱل ُمنك ِهر هو ْٱلبه ْغ ِى‬


‫ع ِن ْٱلفهحْ ه‬
‫ئ ذِى ْٱلقُ ْربه َٰى هويه ْن هه َٰى ه‬ ِ ْ ‫إِن ٱّلله يهأ ْ ُم ُر بِ ْٱلعه ْد ِل هو‬
‫ٱْلحْ َٰ ه‬
ِ ٓ ‫س ِن هوإِيتها‬
‫ظ ُك ْم لهعهل ُك ْم تهذهك ُرونه‬ ُ ‫يه ِع‬

10
Yunie, Yogyakarta
11
Thian Rope, Ruth Judica Siahaan , Alvin Koswanto, Tugas dan Peran Sosial Gereja sebagai
Perwujudan Pengamalan Sila Kelima Pancasila, Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta,
Indonesia, Vol 1, No. 2, Desember 2021 (181-185)
12
Roro Fathikin, Keadilan Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Pancasila, Jurnal Penelitian
Agama dan Masyarakat, Vol. 1, No. 2, Desember 2017, 294.
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang
(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”13
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa nilai ajaran keagamaan tidak
hanya bersifat vertikal, bagaimana seseorang dengan Tuhannya saja, tetapi
kita harus memperbaiki pola hubungan dengan sesama. Hal ini juga
ditegaskan oleh ayat Allah yang lain ditegaskan dalam QS. Al-Maidah ayat
8:

‫عله َٰ ٓى أهل‬ ِ ‫ش ههدهآ هء بِٱ ْل ِقس‬


‫ْط ۖ هو هل يهجْ ِر همن ُك ْم ه‬
‫شنهـَٔانُ هق ْوم ه‬ ِ ِ ‫َٰيهٓأهيُّ هها ٱلذِينه هءا همنُوا ُكونُوا هق َٰو ِمينه‬
ُ ‫ّلل‬
‫ب ِللت ْق هو َٰى ۖ هوٱتقُوا ٱّلله ِإن ٱّلله هخ ِبير ِب هما ته ْع هملُونه‬ ُ ‫ته ْع ِدلُوا ٱ ْع ِدلُوا ه هُو أه ْق هر‬
Referensi : https://tafsirweb.com/1892-surat-al-maidah-ayat-8.html
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”14
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan
keinginan bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Di dalam keadilan tidak dibenarkan adanya penghisapan,
penindasan dan sebaliknya saling membantu satu sama lainnya. Sesama
anggota masyarakat, adil berarti apabila setiap warga negara menikkmati
hasil sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat.

Realitas Kontemporer Sila Kelima

Keadilan sosial merupakan salah satu tujuan membentuk


pemerintahan negara Indonesia seperti yang tertulis dalam ayat IV

13
Al-Qur’an 16:90
14
Al-Qur’an 5:8
Pembukaan UUD 1945. Hal ini dijelaskan dalam kalimat terakhir dalam
paragraf yaitu: ”dan juga dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia” yang mewakili prinsip kelima dari Pancasila sebagai
prinsip dasar Negara Indonesia. Selain itu, perumusan tentang pentingnya
mewujudkan keadilan sosial dapat dilihat pada Pasal 33 Pasal 4 keempat
Amandemen dari UUD 1945 menegaskan bahwa ”ekonomi nasional
dilakukan berdasarkan pada demokrasi ekonomi”. Selain itu, dalam Pasal
34 Pasal 2 keempat Amandemen dari UUD 1945 mengatakan bahwa
”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
bertenaga (dari) masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat manusia”. Bahkan sistem ekonomi praktis nasional belum
mengalami proses demokratisasi ekonomi dan sistem jaminan sosial tidak
terikat dengan sempurna.

Sesuai dengan UUD 1945, khususnya demokrasi yang ditekankan


dalam pemerintah negara Indonesia, berlaku paradigma ”Integralistik”
sebagai lawan dari paradigma ”Individualistik”. Dengan obyek forma
integralisitk, maka dalam hubungan antara masyarakat dan individu,
kepentingan masyarakat secara keseluruhan lebih diutamakan. Dengan
demikian, Negara bukan hasil kesepakatan individual secara bebas tetapi
hasil kesepakatan bersama untuk satu tujuan yang diekspresikan dengan
adanya konsensus.15

Akhir-akhir ini negara Indonesia sedang dilanda konflik individu


dan partial di tingkat elite politik dan pejabat Negara, seperti “Century
Case”, Korupsi, Hukum diperjualbelikan untuk pemenangan pencalonan
kepala daerah yang kalah dalam berdemokrasi. Ketidakadilan dalam bidang
hukum dan telah merambat ke bidang politik, agama, ekonomi, pendidikan,
kesehatan, dan semua sektor kehidupan. Pendidikan seakan- akan hanya

15
Suri Indriani, Hadi Rianto, Analisis Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia untuk
Mengembangkan Sikap Keadilan di Desa Pusat Damai Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau,
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 2,Pontianak, 2019.
dimiliki oleh anak-anak berduit, pejabat, penguasa, dan berkedudukan
sosial tinggi atau sering kita dengar istilah kapitalisasi pendidikan.
Kesehatan seolah-olah hanya disediakan dan ditujukan bagi orang-orang
kaya. Tidak sedikit rakyat miskin menderita sengsara karena tidak mampu
membayar pelayanan seorang dokter ahli, sehingga masyarakat terpaksa
pasrah meregang nyawa tanpa pengobatan. Fenomena ini menggambarkan
kemampuan ekonomi rakyat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
ekonomis. 16

Dalam bidang ekonomi, sistem monopoli masih berkembang


sehingga melumpuhkan pasar rakyat. Banyaknya ditemukan hipermarket
dan supermarket sebagai wujud pasar modern telah menyisakan dampak
serius. kemungkinan besar jumlahnya akan terus bertambah. Dampak
negatif yang terjadi dari realitas di atas adalah, Pertama, ketidakadilan
dalam persaingan. Hadirnya hipermarket dan supermarket yang sangat
gencar semakin memperparah kondisi pasar rakyat. Akhirnya, pasar rakyat
semakin termarjinalkan. Pedagang- pedagang yang tidak mampu bertahan
akhirnya gulung tikar di tengah perjalanan usahanya. Hal itu karena
pedagang di pasar rakyat ini secara umum adalah pedagang-pedagang kecil
bukan pengecer raksasa seperti yang ada di pusat-pusat perbelanjaan
modern. Ruang bersaing pedagang pada pasar rakyat kini juga mulai
terbatas.17

Kedua, omzet pasar rakyat semakin menurun. Tahun 90-an


merupakan booming pasar modern. Masyarakat pun berbondong-bondong
ke pasar modern. Tahun 2000-an, pasar tradisional makin meredup. Apalagi
dengan makin menjamurnya hipermarket. Bahkan, saat ini keberadaan pasar
rakyat makin terpukul. Logis jika omzet pasar rakyat menurun tajam.

Islam dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Yunie Herawati, Konsep Keadilan Sosial dalam Bingkai Sila Kelima Pancasila,
16
17
Septian, Doni. Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Dalam Memperkuat Kerukunan Umat,
TANJAK: Journal of Education and Teaching 1, no. 2, 2020: 155–168.
Islam merupakan agama besar, agama peradaban, dan agama untuk
kemanusiaan. Ajaran Islam memahami kemanusiaan tidak secara pasif dan
eksklusif, tetapi Islam memandang kemanusiaan secara egaliter. Manusia
sebagai kerangka yang satu dari Tuhan, maka hendaknya berbagai bentuk
kehendak manusia juga sesuai dengan norma-norma yang baik dan benar.
Sikap tersebut merupakan bentuk fitrah. Nurcholish Madjid juga
menjelaskan bahwa peran dan fungsi Islam untuk mendorong pemikiran-
pemikiran yang kontekstual dan universal, utamanya terkait dengan prinsip
kemanusiaan secara universal. Hal tersebut menunjukkan bahwa ajaran-
ajaran Islam senantiasa menghargai berbagai bentuk perbedaan.18

Persoalan-persoalan kemanusiaan yang menyangkut penindasan,


kesenjangan sosial maupun ekonomi, perihal demokrasi, serta pemaksaan
keyakinan merupakan bentuk-bentuk ketidakadilan. Hal tersebut telah
mengganggu prinsip kebebasan, harkat, dan martabat kemanusiaan secara
universal serta menghilangkan keadaban manusia dalam tatanan kehidupan.
Permasalahan keadilan sosial adalah masalah ketimpangan yang akan
menghilangkan keadaban dalam kehidupan manusia, dan akan
memengaruhi kehidupan umat. Agama Islam harus senantiasa berpikir lebih
maju untuk menjawab problem-problem nyata manusia saat ini, tidak
membiarkan berlarut tanpa pemaknaan yang mendasar terhadap konsep
kemanusiaan sejati. Menengahi dan merespon setiap persoalan
kemanusiaan merupakan cita-cita besar agama Islam yang harus dibangun
atas nama kemanusiaan universal.

Umat Islam hendaknya melihat setiap permasalahan dengan


pemikiran yang terbuka, kreatif, dan penuh rasa optimis sekalipun terhadap
permasalahan kemajuan peradaban lainnya. Kemajuan peradaban lain
bukan menjadi penghambat bagi Islam dalam menggali api semangatnya,
tetapi menjadi bagian dari perkembangan dan kemajuan cara berpikir

18
Muammar Munir, Nurcholish Madjid Dan Harun Nasation Serta Pengaruh Pemikiran Filsafatnya
Pelita, Vol. 2, No. 2, November, 2017
manusia yang hendaknya diapreasiasi. Kemajuan peradaban barat juga ikut
memberi sumbangsih besar yang bermanfaat bagi manusia dan peradaban
lain, termasuk umat Islam itu sendiri. Nurcholish Madjid tidak ingin Islam
menjadi ideologi yang sangat tertutup, melainkan ingin mendorong Islam
menjadi ideologi yang cenderung terbuka sehingga mampu melihat dan
memahami permasalahan-permasalahan abad modern ini.19 Seperti halnya
Pancasila sebagai suatu ideologi modern, yang kemodernannya bagi
Nurcholish Madjid karena sifatnya yang Inklusif, sejalan dengan cita-cita
kemanusiaan dan cita- cita Islam yang universal.

Sikap adil merupakan kelanjutan dari iman menurut Nurcholish


Madjid.Hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai “titipan” Tuhan pada
seluruh umat manusia. Amanat ini dapat berkenaan dengan tindakan
kekuasaan memerintah yang lebih arif dan bijaksana. Pandangan agama
terkait wewenang memerintah menurut Nurcholish Madjid adalah pilihan
yang tak terhindarkan bagi manusia untuk menjaga ketertiban tatanan sosial
kehidupan umat manusia itu sendiri. Pilihan ini ada dalam bentuk
kekuasaan, tetapi hendaknya berpihak terhadap cita-cita kepatuhan orang
banyak. Itulah pilihan penguasa (Ulul al-amr). Tidak ada istilah kekuasaan
yang bertentangan dengan moralitas umum. Kekuasaan itu harus berawal
dari proses yang demokratis, sebab berasal dari suara atau kehendak
mayoritas. Konteks inilah yang mencerminkan nilai keadilan, ini adalah
tugas atau amanat Tuhan.20

Tegaknya prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara sama halnya dengan membentuk dan mewujudkan masyarakat
yang beradab.21 Berbagai perbedaan dalam negeri yang plural ini,
menjadikan keterbukaan dan toleransi sebagai kunci terwujudnya

19
Ngainun Naim, Islam Dan Pancasila Rekonstruksi Nurcholish Madjid Episteme, Vol. 10, No. 2,
Desember 2015
20
Sulbi, Islam Kemodernan dan Keadilan Sosial dalam Pandangan Nurcholish Madjid, Palita:
Journal of Social Religion Research, Vol.6, No.1, 2021
21
Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur, Sang Guru Bangsa, Jakarta: Kompas, 2014
masyarakat yang adil dan beradab. Kepentingan umum hendaknya lebih
diutamakan dari kepentingan pribadi demi mewujudkan nilai kemanusiaan
yang universal. Umat muslim yang mencintai bangsa ini dengan pemikiran-
pemikiran yang dinamis, jujur, ikhlas, sikap terbuka, rasa optimis pada
setiap gagasan hendaknya terus diupayakan agar mampu menegakkan asas-
asas keadilan dalam jati diri bangsa. Setiap manusia akan selalu memiliki
kecenderungan pada jalan kebenaran. Hal tersebut merupakan fitrah
manusia yang tercerminkan dalam perilakunya. Seandainya dalam Al-
Qur’an ada perintah pesimis, maka menurut Buya Syafi’I ialah orang yang
pertama yang akan melakukanya.22

Keadilan hanya bisa dipahami jika diposisikan sebagai keadaan


yang hendak diwujutkan oleh hukum. Upaya untuk mewujutkan keadilan
dalam hukum tersebut merupakan proses yang dinamis yangmemakan
banyak waktu. Upaya ini sering kali juga didominasi oleh kekuatan-
kekuatan yang bertarung dalam kerangka umum tatanan politik
untukmengaktulisasikan. Orang dapat menganggap keadilan sebagai suatu
hasrat naluri yang diharapkan bermanfaat bagi dirinya. Realitas keadilan
absolut diasumsikan sebagai suatu masalah niversal yang berlaku untuk
semua manusia, alam, dan lingkungan, tidak boleh ada monopoli yang
dilakukan oleh segelintir orang. Atau orang menganggap keadilan sebagai
pandangan individu yang menjunjung tinggi kemanfaatan yang sebesar-
besarnya bagi dirinya.

Perdebatan mengenai keadilan terbagi atas dua arus pemikiran,


Pertama adalah keadilan yang metafisik, sedangkan yang kedua, keadilan
yang rasional. Keadilan yang metafisik, diwakili oleh Plato, sedangkan
Keadilan yang rasional diwakili oleh pemikiran Aristoteles. Keadilan yang
metafisik, sebagaimana diutarakan oleh Plato kebijaksanaan. Basis
pandangan Plato tersebut, mengkonsepsikan keadilan pada tataran moral,
dimana keadilan menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh segenap

22
Sulbi, 2021
lapisan masyarakat. Keadilan yang rasional mengambil sumber
pemikirannya dari prinsip-prinsip umum dari rasionalitas tentang keadilan.
Keadilan yang rasional pada dasarnya mencoba menjawab perihal keadilan
dengan cara menjelaskannya secara ilmiah, atau setidak-tidaknya kuasi-
ilmiah, dan itu semua harus didasarkan pada alasan-alasan yang rasional
Sementara keadilan yang metafisik, mempercayai eksistensi keadilan
sebagai sebuah kualitas atau suatu fungsi di atas dan di luar mahkluk hidup,
dan oleh sebab itu tidak dapat dipahami menurut kesadaran manusia
berakal.23

Pengertian keadilan memiliki sejarah pemikiran yang panjang,


dalam diskursus hukum, sifat dari Keadilan itu dapat dilihat dalam dua arti
pokok, yakni dalam arti formal yang menuntut bahwa hukum itu berlaku
secara umum, dan dalam arti materil, yang menuntut agar setiap hukum itu
harus sesuai dengan cita-cita keadilan masyarakat. menyatakan bahwa
keadilan itu asalnya dari inspirasi dan intuisi. dapat diperoleh dengan cita-
cita keadilan masyarakat.24

Konsep keadilan sosial (social justice) berbeda dari ide keadilan


hukum, keadilan politik, keadilan ekonomi, keadilan individual dan
sebagainya. Tetapi konsep keadilan sosial tentu juga tidak hanya
menyangkut persoalan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat yang
berbeda-beda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain. Namun,
keseluruhan ide tentang keadilan itu pada akhirnya dapat dicakup oleh dan
berujung pada ide keadilan sosial. Keadilan sosial merupakan cita-cita yang
bisa dihampiri semakin dekat, tapi tidak pernah bisa direalisasikan dengan
sempurna.

Pelaksanaan keadilan sosial tersebut sangat tergantung kepada


penciptaan struktur-struktur sosial yang adil. Jika ada ketidakadilan sosial,

23
Maryanto, Refleksi dan Relevansi Pemikiran Filsafat Hukum Bagi Pengembangan Ilmu Hukum,
Jurnal Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Vol. 13, Tahun 2003
24
Frans Magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern,
Gramedia Pustaka Utama, 2012
penyebabnya adalah struktur sosial yang tidak adil. Mengusahakan keadilan
sosial pun berarti harus dilakukan melalui perjuangan memperbaiki
struktur-struktur sosial yang tidak adil. Keadilan sosial berarti keadilan yang
berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materil maupun
spiritual. Hal ini berarti keadilan itu tidak hanya berlaku bagi orang kaya
saja, tetapi berlaku pula bagi orang miskin, bukan hanya untuk para pejabat,
tetapi untuk rakyat biasa pula, dengan kata lain seluruh rakyat Indonesia
baik yang berada di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun bagi
Warga Negara Indonesia yang berada di negara lain.

Konsep keadilan sosial merupakan simpul dari semua dimensi dan


aspek kemanusiaan tentang keadilan. Istilah keadilan sosial tersebut terkait
erat dengan pembentukan struktur kehidupan masyarakat yang didasarkan
atas prinsip-prinsip persamaan (equality) dan solidaritas. Dalam konsep
keadilan sosial terkandung pengakuan akan martabat manusia yang
memiliki hak-hak yang sama yang bersifat. Adapun syarat yang harus
dipenuhi terlaksananya keadilan sosial adalah sebagai berikut, Pertama,
semua warga wajib bertindak, bersikap secara adil, karena keadilan sosial
dapat tercapai apabila tiap individu bertindak dan mengembangkan sikap
adil terhadap sesame. Kedua, semuamanusia berhak untuk hidup sesuai
dengan nilai-nilai manusiawi, maka berhak pula untuk menuntut dan
mendapatkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kebutuhan
hidupnya.

Makna Perwujudan Keadilan dan Keadilan Sosial dalam Negara


Hukum Makna Perwujudan Keadilan Secara lebih operasional perwujudan
dari keadilan menurut Satjipto Rahardjo terkait dengan pendistribusian yang
ada didalam masyarakat. Pendistribusian ini tidak selalu bersifat fisik tetapi
juga non fisik (intangible), antara lain, barang, jasa, modal usaha
kedudukan, peranan sosial, kewenangan, kekuasaan, kesempatan dan
sebagainya yang memiliki nilai-nilai tertentu bagi kehidupan manusia. 25

Untuk itu cakupan hakekat dari keadilan, menurut beliau meliputi:

a. Memberikan kepada setiap orang yang seharusnya diterima;


b. memberikan kepada setiap orang yang menurut aturan hukum menjadi
haknya;
c. Kebajikan untuk memberikan hasil yang telah menjadi bagiannya;
d. Memberikan sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan orang;
e. Persamaan Pribadi
f. Pemberian kemerdekaan kepada individu untuk mengejar
kemakmurannya;
g. Pemberian peluang kepada setiap orang untuk mencari kebenaran;
h. Memberikan sesuatu secara layak.

Terkait dengan hal tersebut Satjipto Rahardjo mensyaratkan


pentingnya konsistensi Negara, untuk menjalankan tugas penyelenggaraan
Negara, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusinya, agar keadilan benar-
benar terwujud. Suatu pemerintahan yang adil adalah pemerintahan yang
menjalankan roda pemerintahan dengan memenuhi kewajibannya sesuai
dalam konstitusi dengan sebaik- baiknya.26

Analisis Penerapan Sila Kelima

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah bagian


penting dari konsep filosofis Pancasila, penjabaran konsep filosofis dari sila
kelima memiliki kekuatan untuk dapat merubah persepsi masyarakat
konservatif terhadap pandangan dalam bersosial. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sila kelima seperti yang Pertama, Kesadaran dan
Kepekaan Sosial adalah pembentukan perilaku masyarakat untuk terlibat
aktif dalam pemberdayaan dan pengembangan SDM pada kelompok
sosialnya masing-masing, Kedua, Sikap dan Perilaku adil berperan penting

25
Satjipto Rahardjo, Hukum Dalam Jagat Ketertiban, UKI Press, Jakarta, 2006
26
Satjipto, 2006
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan beradab, Ketiga,
Ketentraman Masyarakat, Ketentraman dalam bermasyarakat merupakan
tanda bahwa lingkungan masyarakat tersebut masyarakatnya saling
menghargai dan menghormati. Ketika masyarakat sudah bisa saling
menghargai dan menghormati, maka masyarakat di lingkungan tersebut
tidak akan saling mengganggu.

Ke Empat, Memperjuangkan Keadilan, Keadilan yang


diperjuangkan menggambarkan bahwa rakyat Indonesia sangatlah kuat dan
pantang menyerah. Dengan memperjuangkan keadilan, maka kesejahteraan
masyarakat bisa meningkat sehingga pembangunan nasional berjalan
dengan maksimal, dan yang terakhir, Hak dan Kewajiban, untuk
memperoleh keadilan sosial yang baik, maka sebagai rakyat Indonesia
sebaiknya menjaga kestabilan hak dan kewajiban, baik dari setiap individu
atau negara. Hak dan kewajiban yang tidak stabil merupakan salah satu
tanda bahwa keadilan sosial sedang tidak baik-baik saja.

Namun dari konsep tersebut didapati dalam realitas kehidupan,


dalam ranah implementasi nilai-nilai, banyak terdapatat kekurangan.
Penerapan nilai Keadilan Sosial sampai saat ini belum menemui titik terang,
sebab dalam lingkungan sosial masih banyak didapati permasalahan tentang
kesenjangan sosial serta marjinalisasi kelompok tertentu karena perbedaan
cara pandang. Realitas hari ini yang harus dihadapi masyarakat dunia adalah
proses peminggiran karena perbedaan agama, kebiasaan, serta warna kulit,
khususnya di Indonesia sendiri, konflik agama yang masih marak sampai
hari ini, Psywar antar suku, bahkan pertikaian antar wilayah yang tidak bisa
dihindari karena perhatian pemerintah dalam memastikan masyarakat bisa
berdaya sangat kurang bahkan dibeberapa wilayah tidak ada. Hingga
akhirnya sampai saat ini Keadilan Sosial Bagi Seluruh Masyarakat
Indonesia hanya menjadi cita-cita belaka.

Undang-undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 1-4 berbunyi: (1) Fakir


miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, (2) Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan, (3) Negara bertanggungjawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan umum yang layak, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini di atur dalam undang-undang. Dari pemaparan ayat
tersebut kesimpulan sementara bisa saja hadir melalui asumsi yang nantinya
akan dibuktikan oleh realitas. Pada masa ini Penerapan sila kelima
berpeluang terealisasi melalui beberapa kebijakan yang dihadirkan oleh
pemerintah seperti kebijakan menjaga anggaran Pendidikan minimal 20%
pada masa pemerintahan SBY, dan pada masa Jokowi ada beberapa aturan
yang berpotensi mensejahterahkan rakyat, seperti Perpres No. 20 Tahun
2018 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, dalam aturan tersebut
Presiden menekankan untuk menyeimbangkan penggunaan tenaga kerja
luar dan dalam negeri. Selanjutnya Perpres No. 47 Tahun 2017 Tentang
Penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi Bagi Masyarakat Yang
Belum Mendapatkan Akses Listrik.

Berangkat dari fakta yang terjadi berdasarkan realitas masyarakat


Indonesia, dimana pada hari ini kemajuan teknologi merupakan bentuk
kemunduran pola pikir masyarakat. Perkembangan Teknologi pada
tujuannya untuk memperbaiki serta mencapai suatu bentuk masyarakat yang
lebih maju, berkembang, dan sejahtera hanya menjadi wacana semata, sebab
sampai saat ini perkembangan teknologi ditandai dengan keterpurukan
SDM dalam suatu kelompok masyarakat, contohnya di Indonesia sendiri,
yang menyambut perkembangan teknologi bukan dengan pemikiran terbuka
melainkan lebih tradisional, hal itu dapat kita lihat pada beberapa kejadian
dalam pemberitaan media, maraknya perseteruan dalam media sosial yang
menyebabkan penggiringan opini yang lebih masiv, serta propaganda yang
lebih menakutkan disbanding propaganda dunia nyata. Hal itulah yang
dapat mengancam bentuk Keadilan Sosial dapat terwujud, sebab
kemunduran cara berpikir didapatkan melalui teknologi yang lebih maju.
3. Penutup
A. Kesimpulan
Tujuan akhir keadilan sosial adalah untuk menciptakan struktur yang
harmonis dan tertib di masyarakat dengan memberikan kesempatan
kepada orang-orang sehingga mereka dapat membangun masyarakat
adil, golongan yang lemah dan seluruh rakyat. Ini merupakan kewajiban
pemerintah memberdayakan dan berkewajiban untuk menjamin
kesejahteraan untuk semua orang mulai dari tingkat kesejahteraan
bawah yaitu standar minimum kehidupan manusia. Perwujudan
keadilan sosial dalam Negara Indonesia merupakan unsur utama,
mendasar, sekaligus unsur yang paling rumit dan luas dimensinya.
Keadilan sebagai kemauan yang bersifat tetap dan terus-menerus untuk
memberikan kepada setiap orang, apa yang seharusnya diterima. Untuk
itu semua tindakan yang cenderung untuk memproduksi dan
mempertahankan kebahagiaan dan kesejahtaraan masyarakat adalah
adil.
B. Saran
Lahirnya keadilan sosial, harus didasarkan atas keadilan, ketertiban
dan keteraturan, dimana setiap manusia mendapatkan kesempatan
membangun kehidupan yang layak sehingga terbentuk kesejahteraan
umum. Amanat Konstitusi menegaskan Keadilan sosial selalu ditujukan
untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perwujudan keadilan sosial menghendaki upaya pemerataan sumber
daya agar kelompok masyarakat yang lemah dapat dientaskan dari
kemiskinan dan agar kesenjangan sosial ekonomi di tengah-tengah
masyarakat dapat diberantas.
Daftar Pustaka
Al-Qur'an. n.d.
Fathikin, Roro. "Keadilan Sosial Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Pancasila,."
(Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat) 1 (2017): 294.
Herawati, Yunie. "Konsep Keadilan Sosial dalam Bingkai Sila Kelima Pancasila."
(Prodi Teknik Pertambangan, UniversitasVeteran) n.d.
Kaelan. Filsafat Pncasila. Yogyakarta: Paradigma, 2002.
M. Hariwijaya, Triton P. B. "Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Landasan
Teori, Hipotesis, Analisis Statistik, Pedoman Teknis, Bahasa Ilmiah
Pendadaran Yudisium)." 2019.
Maryanto. "Refleksi dan Relevansi Pemikiran Filsafat Hukum Bagi Pengembangan
Ilmu Hukum." (Jurnal Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan
Agung) 2003.
Munir, Muammar. Nurcholish Madjid Dan Harun Nasation Serta Pengaruh
Pemikiran Filsafatnya . Vol. 2. Pelita, 2017.
Mutholib, Abdul. "Pancasila Kumpulan Tulisan." (PT. Bina Ilmu) 1984.
Nafis, Muhamad Wahyuni. "Cak Nur, Sang Guru Bangsa." (Kompas) 2014.
Naim, Ngainun. Islam Dan Pancasila Rekonstruksi Nurcholish Madjid. Vol. 10.
Episteme, 2015.
Puji Lestari, Sunarto, Hadi Cahyono. "Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Sila
Kelima dalam Pembelajaran, ." (Sosiial Horizon : Jurnal Pendidikan Sosial)
2020.
Rahardjo, Satjipto. "Hukum Dalam Jagat Ketertiban." (UKI Press) 2006.
Rozikin, daman. "Pancasila Dasar Falsafah Negara." (PT. Grafindo Perkasa) 1995.
Septian, Doni. "Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Dalam Memperkuat Kerukunan
Umat." (Tanjak : Jurnal Of Education and Teaching) 1 (2020): 155-168.
Siregar, Christian. "Pancasila Keadilan Sosial dan Persatuan Indonesia." (Character
Building Development Center : Binus University) 2015.
Sulbi. "Islam Kemodernan dan Keadilan Sosial dalam Pandangan Nurcholish
Madjid." (Pelita : Journal of Social Religion Research) 6 (2021).
Sulisworo, Dwi. "Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan Implikasinya." 2012.
Suri Indriani, Hadi Rianto. "Analisis Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia untuk Mengembangkan Sikap Keadilan di Desa Pusat Damai
Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau." (Jurnal Pendidikan Kewarga
Negaraan) 3 (2019).
Surip, Ngadino. "Pancasila dalam Makna dan Aktualisasi." 2016.
Suseno, Frans Magnis. "Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern." (Gramedia Pustaka Utama) 2012.
Thian Rope, Ruth Judica Siahaan, Alvin Koswanto. Tugas dan Peran Sosial Gereja
sebagai Perwujudan Pengamalan Sila Kelima Pancasila,. Vol. 1. 2 vols.
Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Ekumene, 2021.
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap Riskiyanto Mohamad
2. Tempat dan Tanggal Lahir Kotamobagu, 12 Januari 1999
3. Jenis Kelamin Laki-laki
4. Status Keluarga Broken
5. Alamat Asal Bolaang Mongondow
6. Alamat Tinggal Sekarang Kelurahan Paal IV, kecamatan Tikala, Kota Manado
7. No. Telepon/ HP 082292377172
8. E-Mail riskimohamad2405@gmail.com
TAHUN
B. PENDIDIKAN FORMAL NAMA SEKOLAH/ PT
LULUS
1. SD/MI/ Sederajat SDN 116 Manado 2011
2. SMP/MTs/ Sederajat SMPN 2 Manado 2014
3. SMA/MA/ Sederajat SMAN 4 Manado 2017
4. D3 (Diploma)
5. S1 (Sarjana) IAIN Manado
C. JENJANG PERKADERAN HMI TEMPAT TAHUN
1. Basic Training (LK1) HMI Cabang Manado Komisariat Politeknik 2018
2. Intermediate Training (LKII)
3. Advance Training (LKIII)
4. Latihan Khusus Kohati
5. Senior Course
6. Pusdiklat Lainnya
D. PENGALAMAN ORGANISASI DI HMI JABATAN TAHUN
1. Komisariat
2. Korkom
3. Cabang
4. Badko
5. PB
E. PENGALAMAN ORGANISASI DILUAR
JABATAN TAHUN
HMI
1. Dewan Eksekutif Mahasiswa FUAD Ketua Bidang Advokasi 2019
2. Dewan Eksekutif Mahasiswa FUAD Sekertaris Umum 2020
3. Senat Mahasiswa IAIN Manado Ketua Umum 2021
4. Senat Mahasiswa PTKIN Se-Indonesia Anggota Komisi III 2021

Anda mungkin juga menyukai