Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 4

Anggota :

Andre Prasetyo Hadi (160710101101)


Rkyan Eza Pangestu (160710101215)
Moh . Noptian Bagas Prakoso (160710101584)
Emirrudin Zamzamir Riski (160710101612)
Pancasila

Pendidikan Pancasila Hakikat

Inti-inti Sila
Pancasila
• Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua
macam arti secara leksikal yaitu :
• “panca” artinya “lima” “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau
“dasar” “syiila” vokal I panjang artinya “peraturan tingkah yang baik, yang penting
atau yang senonoh”.
• Mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai -nilai
budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral seluruh
warga negara Indonesia. Pancasila yang benar dan sah (otentik) adalah yang
tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu
ditegaskan melalui Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968, tanggal 13 April 1968.
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita,
Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit
pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca
dan buku Sutasoma karangan Tantular. Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.Rumusan Pancasila yang
dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945
adalah:
• Ketuhanan Yang Maha Esa
• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Back
Back
Sila 1

Sila 2 Sila 3

Sila 4 Sila 5
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi
dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini
terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah
sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral
penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan
negara, hukum dan peraturan perundang-undangan
negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus
dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara
memberikan kebebasan dalam memilih agama dan
meyakinkan agama sesuai dengan kepercayaan dan
keimanan masing-masing. Negara tidak berhak untuk
mencampuri wilayah keimanan dan ketaqwaan setiap
warga negaranya. Kapasitas negara terbatas pada
wilayah hubungan manusia dengan manusia lain,
manusia dengan masyarakat bangsa dan negara.
Back
• Sila kenmanusiaan yang adil dan beradab secara
sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila
berikutnya. Sila kemanusiaan sabagai dasar
fundamental dalam kehidupan kenegaraan,
kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan
ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa
hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa)
dan raga, sifat kodrat individu dan mahluk sosial,
kedudukan kodrat manusia pribadi berdiri sendiri dan
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Nilai
kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna
bahwa hakikat manusia sebagai mahluk yang
berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini
mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia
harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil
terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat,
bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta
adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Back
• Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya
karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang
bersifat sistematis. Dalam sila Persatuan Indonesia
terkkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis. Negara
adalah suatu persekutuan hidup bersama di antara
elemen-elemen yang membentuk negara.
Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang
dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika.
Perbedaan bukannya dijadikan konflik dan permusuhan
melainkan diarahkan pada suatu persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan
bersama.
Back
Nilai filosofis yang terkandung dalam sila ke 4 ini bahwa hakikat
negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial. Negara adalah dari, oleh, dan untuk rakyat.
Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara
mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara. Nilai-nilai demokrasi
dalam sila keempat tidak hanya mendasarkan pada kebebasan individu.
• Oleh karena itu asas-asas dalam sila keempat adalah :
• Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab yang baik
terhadap masyarakat, bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
• Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
• Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan.
• Mengakui perbedaan individu, kelompok, ras, suku dan agama.
• Mengakui adanya persamaan hak.
• Mengarahkan perbedaan dalam kerjasama yang beradab.
• Menjunjung tinggi asas musyawarah .
• Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan untuk tercapainya tujuan
bersama.

Nilai-nilai tersebut direalisasikan dalam kehidupan yaitu kehidupan


kenegaraan baik menyangkut aspek moralitas, aspek politik, maupun aspek
hukum dan perundang-undangan.
Back
Sila ini mengandung arti bahwa negara Indonesia
adalah negara yang bertujuan untuk mewujudkan suatu
kesejahteraan seluruh warga dan rakyatnya. Dalam sila kelima
ini terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka nilai keadilan
harus terwujud yang didasari oleh hakikat keadilan
kemanusiaan. Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud adalah :
• Keadilan distributive, yaitu suatu hubungan keadilan
diantara negara terhadap warganya.
• Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan
keadilan antara warga negara terhadap negara.
• Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara
warga satu dengan lainnya secara timbal balik.
Nilai-nilai keadilan merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan untuk mencapai kesejahteraan seluruh warga
serta melindungi warga dan seluruh wilayah. Demikian pula
nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar pergaulan antar
negara di dunia.
Back

Anda mungkin juga menyukai