Anda di halaman 1dari 13

PAPER PANCASILA

“KENAKALAN REMAJA”
MENURUT PACASILA SEBAGAI DASAR NEGARA.”
“BULLYING”

Disusun oleh :
Yusratul Aulia Sari
J2A023087

Dosen Pengampu :

Aru Ambarsari, S.Pd. M.Pd

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktuTanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa'atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, sehingga paper tentang "Kenakalan Remaja" ini dapat diselesaikan.
Paper ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Penulis menyadari paper bertema “kenakalan remaja” ini masih perlu


banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka
terhadap kritik dan saran pembaca agar paper ini dapat menjadi lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada paper ini baik terkait penulisan maupun
konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga paper ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang
remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak- kanak, namun ia
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui
metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena
mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Juvenile delinquency (kenakalan remaja) juga dapat terjadi akibat
kontrol diri yang lemah, dimana mereka tidak mampu mengendalikan diri
mereka untuk menghindari perilaku nakal, meskipun sudah mengetahui
bahwa hal tersebut tidak patut untuk dilakukan.
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti
seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
Kasus bullying hingga saat ini masih sering terjadi, terutama
dikalangan anak remaja khususnya pada anak SMP. Mereka menganggap
bahwa tindakan tersebut hanyalah sebagai candaan dan hiburan semata agar
mereka merasa puas atas apa yang mereka lakukan, sehingga si korban
merasa takut dan mau menuruti apa yang apa yang diminta oleh para pelaku.
Peningkatan kasus bullying di bidang Pendidikan terus bertambah dari tahun
ke tahun, sehingga diharapkan bagi tenaga pengajar dan orang tua untuk bisa
memberikan edukasi kepada murid-murid atau anak-anak mereka tentang
pentingnya nilai moral agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Dalam kasus ini penulis mengangkat kasus bullying yang terjadi di
Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dilakukan oleh sejumlah siswa kepada
seorang siswa lainnya. Aksi ini terjadi di Masjid Darussalam pada sabtu, 23
September 2023, Adapun kronologinya yaitu, pelaku pada saat itu masih
menggunakan baju pramuka, membanting korban ke meja hingga terjungkir
ke belakang yang membuat korban tak berdaya, dan aksi pelaku tersebut
terekam kamera ponsel.
Pancasila sebagai Dasar Negara memiliki makna bahwa dalam setiap
kali kita bertindak itu harus bersumber pada Pancasila, maka dengan seperti
itu harapan dari Implementasi Pancasila sebagai Dasar Negara adalah warga
negara Indonesia harus mempertahankan keutuhannya dan relevansinya
sesuai dengan dinamika masyarakat dan perubahan zaman. Dengan cara
seperti, menghargai keberagaman, memelihara persatuan dan kesatuan, serta
menghormati hak asasi manusa.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai
pentingnya menjaga diri dari tindakan bullying, sekaligus mengajak pembaca
untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara untuk
menghindari serta meminamalisir terjadinya kasus bullying ini, terutama
dikalangan anak remaja saat ini.. Harapan dari penulisan ini dapat dilanjutkan
dengan menjelaskan nilai-nilai Pancasila yang terkait dengan bullying.
A. Tujuan
1. Menganalisa kasus bullying dengan pendekatan Pancasila sebagai
Dasar Negara.
2. Mengetahui penerapan atau implementasi aturan hukum yang berlaku
di Indonesia dalam analisa kasus bullying.
B. Manfaat
1. Untuk menganalisa kasus bullying dengan pendekatan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
2. Untuk mengetahui penerapan atau implementasi aturan hukun yang
berlaku di Indonesia dalam analisa kasus bullying.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
a) Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila lahir dari gagasan-gagasan luhur yang berakar pada
kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Pancasila merupakan
dasar atau fondasi negara. Sebuah negara tidak mungkin berdiri tanpa
adanya dasar negara. Maka dari itu selain berfungsi sebagai landasan atau
dasar negara, Pancasila juga berfungsi sebagai pedoman hidup bangsa.
Memaknai Kembali Pancasila merupakan sebuah penegasan terhadap
komitmen bahwa sesungguhnya nilai-nilai Pancasila adalah dasar dan
ideologi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila
bukanlah konsep pikiran semata, melainkan sebuah perangkat tata nilai
untuk diwujudkan sebagai panduan dalam berbagai segi kehidupan. Dengan
demikian Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan etika dan moral dalam membangun pranata politik,
pemerintahan, ekonomi, pembentukan dan penegakkan hukum, sosial,
budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
Pancasila sebagai dasar Negara dipergunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan dan bangsa negara Indonesia. Maksudnya, segala yang
berhubungan dengan pelaksanaan ketatanegaraan Republik Indonesia, harus
berlandaskan Pancasila. Hal ini juga mengandung pengertian bahwa semua
peraturan yang berlaku di negara Indonesia harus berdasarkan Pancasila.
Di samping itu, Pancasila sebagai dasar negara juga mengandung
pengertian bahwa Pancasila merupakan dasar dalam mengatur
penyelenggaraan pemerintahan negara. Dalam Ketetapan MPR
No.III/MPR/2000, Pancasila merupakan “sumber hukum dasar nasional”.
Pancasila dengan kedudukannya sebagai dasar negara mempunyai lima
fungsi, yaitu :
1. Sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
Di Indonesia. Maka, Pancasila merupakan asas kerohanian tertib
hukum Indonesia.
2. Suasana kebatinan (geistlichenhinterground) dari Undang-Undang
Dasar.
3. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya
memegang teguh cita-cita rakyat yang luhur.
5. Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, dan
pelaksana pemerintahan. Melalui Ketetapan Nomor XVIIV
MPR/1998, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara RI telah
dikembalikan.
b) Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara
Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada
penyelenggaraan negara. Bagaimana semua komponen negara terutama
pemerintah dapat menyelenggarakan negara dengan berpedoman pada nilai-
nilai Pancasila. Pancasila menjiwai seluruh bidang kehidupan bangsa
Indonesia, sehingga Pancasila merupakan cerminan dari jiwa dan cita-cita
hukum bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai yang dianut bangsa
Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara yang
berdiri di atas keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi
landasan berdirinya sebuah negara. Pancasila merupakan dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia, hal ini termaktub dalam pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 alinea keempat. Aline keempat merupakan sebuah
pernyataan sebuah pernyataan yuridis tentang dasar Negara Republik
Indonesia dalam kalimat “…dengan berdasarkan kepada…” “maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada,
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusya-waratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Bagian dari alinea keempat di atas merupakan rumusan yang
menyatakan secara jelas dan tegas bahwa Negara Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila.
Walaupun Pancasila tidak tertuliskan tetapi rumusan sila-sila Pancasila
tertulis jelas. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentuk negara bahwa
tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara
Republik Indonesia (Kaelan, 2013).
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan proses kristalisasi
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Nusantara yang bertranformasi
menjadi bangsa Indonesia, dan dalam mewujudkan cita-cita negara
kebangsaan Indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
harus berdasarkan kepada nilai-nilai, Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan
(Nasionalisme), dan Kerakyatan (Musyawar ah, Hikmat dan
Kebijaksanaan).
Jaminan Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan… “disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia…” (Riyanto, 2006).
1. Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar
dan menyeluruh yang jalin-menjalin menjadi suatu system pemikiran
(system of thought) yang logis, adalah bersumber dari filsafat.
2. Ideologi dapat dikatakan pula sebagai konsep operasionalisasi dari
suatu pandangan atau filsafat hidup, merupakan norma ideal yang
melandasi ideologi.
3. Filsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi (Kaelan,
2013).
Pancasila merupakan cita-cita yang hidup dalam diri manusia Indonesia
yang senantiasa menjadi sebuah system nilai yang tumbuh yang pada
akhirnya berhasil mendirikan Negara Indonesia. Pancasila bukan sebuah
cita-cita yang dipaksakan dari luar masyarakat Indonesia, melainkan
merupakan cita-cita yang sejak lama diimpikan masyarakat Nusantara.
Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila memiliki kekuatan untuk
mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang sesuai dengan pembukaan
UUD 1945, juga berfungsi sebagai ideologi yang memiliki nilai-nilai
penting di dalamnya. Nilai-nilai itulah yang harus bisa diimplementasikan
oleh bangsa Indonesia dalam hidup bernegara. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila memiliki tingkatan tersendiri, yaitu Nilai Dasar, Nilai
Instrumental, dan Nilai Praksis.
1. Nilai Dasar
Nilai Dasar merupakan nilai yang sifatnya tidak akan berubah dari
waktu ke waktu/tetap. Nilai ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945,
yang kemudian bisa dijabarkan menjadi nilai instrumental, dan nilai
praksis. Contoh dari nilai dasar ini adalah :
 Ketuhanan
 Kemanusiaan
 Persatuan
 Musyawarah
 Keadilan
2. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah suatu nilai yang dapat diukur dan dapat
diubah. Nilai Instrumental ini merupakan jabaran dari Nilai Dasar dalam
bentuk UUD 1945 dan Tata Urutan Perundang-Undangan Negara
menurut UU No. 10 Tahun 2004.
3. Nilai Praksis
Nilai Praksis adalah suatu nilai yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Nilai Dasar dan Nilai Instrumental. Nilai Praksis ini dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, karena penjabaran dari Nilai Dasar
dan Nilai Instrumental, maka sifatnya Nilai Praksis ini perwujudannya
tidak boleh menyimpang. Misalnya pada sila ke-3, kita harus berperilaku
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan di Indonesia.
2. KASUS
“Awal Mula Siswa SMP Balikpapan Di-bully hingga 'Di-smackdown' di
Masjid.”
Siswa SMP berinisial AA (13) di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim)
menjadi korban bullying oleh sejumlah anak di masjid. Aksi itu bermula dari
korban mengirim direct message (DM) Instagram ke pacar salah satu pelaku.
Kejadiannya itu akibat dari si korban ini katanya men-DM lewat Instagram
pacarnya terlapor. Anton mengatakan, pacar pelaku kemudian
memberitahukan DM yang dikirimkan korban ke pelaku. Selanjutnya para
pelaku mengajak korban untuk bertemu. Kemudian akhirnya diajak janjian,
ketemuan lah di TKP. Ditanya-tanya, di situlah terjadinya perundungan yang
dilakukan oleh terlapor dan teman-temannya. Hingga saat ini, kasus bullying
tersebut masih didalami pihak kepolisian. Baik dari kasusnya hingga terkait
penyebaran videonya hingga viral. Diberitakan sebelumnya, AA menjadi
korban perundungan atau bullying oleh beberapa anak lainnya. Videonya yang
ramai di media sosial (medsos) itu membuat orang tua AA melaporkan kasus
tersebut.
2.3Analisa
 Pancasila
1) Kasus bullying ini melanggar sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)
adalah pemahaman keyakinan bahwa Tuhan merupakan prinsip utama
yang ada pada kehidupan semua makhluk. Pemahaman spiritual dan
nilai-nilai keagamaan dapat menjadi landasan untuk saling menhormati
dan melindungi satu sama lain untuk menghindarkan diri dari tindakan
yang melanggar hak asasi manusia, seperti kasus bullying.
2) Kasus bullying ini melanggar sila ke-3 (Kemanusiaan yang adil dan
beradab), karena aksi bullying tidak menunjukkan sikap persatuan
Indonesia melainkan menunjukkan perpecahan antar warga Indonesia.
 UUD 1945
 Tindakan bullying bertentangan denganUUD 1945, Pasal 1 ayat (3)
yang berbunyi :
“Negara Indonesia merupakan Negara hukum”. Sehingga negara
memberikan jaminan terhadap perlindungan hukum terhadap
bangsa dan negaranya, yang merupakan upaya hukum yang dapat
diberikan terhadap korban bullying.
 UU/KUHP
Pasal 351 KUHP menyatakan bahwa barang siapa dengan sengaja
melukai atau menyebabkan rasa sakit pada orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah . Jika
penganiayaan tersebut mengakibatkan luka berat, maka ancaman
pidana penjara menjadi paling lama lima tahun. Jika penganiayaan
tersebut mengakibatkan matinya orang, maka ancaman pidana
penjara menjadi paling lama tujuh tahun.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bullying dapat terjadi dimana saja, seperti rumah, sekolah/kampus, tempat
kerja, lingkungan masyarakat dan Lembaga lainnya. Beberapa faktor penyebab
bullying antaralain, faktor pribadi anak itu sendiri maksudya anak yang pernah
mengalami kekerasan cenderung kemungkinan melakukan balas dendam kepada
temannya atau orang lain karena tidak dapat mengatasi emosi mereka sendiri,
faktor kedua yaitu faktor keluarga, tidak harmonisnya lingkugan keluarga atau
kurangnya perhatian orang tua, faktor ketiga yaitu faktor lingkungan, bisa dari
teman sebaya, dan faktor media, contohnya tontonan atau video yang tidak
mendidik. Cara mengatasi bullying antara lain, memberikan pemahaman kepada
anak bagaimana pentingnya menerapkan nilai moral dan sosial dilingkungan,
memberikan sanksi kepada pelaku bullying.
3.2 SARAN
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, mengenai “bullying”, penulis
memberikan beberapa saran diantaranya:
1. Bagi pihak sekolah, hendaknya lebih menambah pengawasan kepada
para siswanya.
2. Diharapkan apabila mendapat tindakan bullying, korban segera
melapor ke pihak sekolah atau orang terdekat.
3. Melakukan Pendidikan karakter disekolah yang memuat Pelajaran
mengenai norma, dan cara berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, Arum, dkk. 2023. Buku Ajar Pendidikan Pancasila Berbasis


OBE
(Outcame-Based Education). Yogyakarta: Selfietera Indonesia. Diunduh
pada, 20 Januari 2024.
D.S, Sherly Agustina. 2022. Perilaku Bullying Yang Menyimpang Sila Kedua
Pancasila. https://www.academia.edu/ . Diundah pada 22 Januari
2024.
Sevaratya Q,Arlisa. 2021. Analisis implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
Kehidupan sehari-hari. https://spada.uns.ac.id. Diunduh pada 21Januari
2024.
Dewi, Ni Putu Sayuri, dkk. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban
Bullying
Yang Terjadi di Lingkungan Sekolah. Vol.10. No8. https://ojs.unud.ac.id .
Diunduh pada 25 Januari 24 Januaru 2024.
Rhayu, Riani. 2023 Awal Mula Siswa SMP Balikpapan Di-Bully
hingga
‘Di-Smackdown’ dimasjid . https://www.detik.com . Diunduh pada 27
Januari 20204.
Sumara dadak, dkk. 2017. Kenakalan Remaja Dan Penanganannya. Journal
Unpad.
https://journal.unpad.ac.id. Diunduh pada 28 Januari 2024.

Anda mungkin juga menyukai