PENYUSUN:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap
kehidupan manusia terutama dalam hubungan pengamalan nilai Pancasila.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila, adapun judul makalah ini adalah “Pancasila sebagai Dasar Negara”.
Dalam membuat makalah ini, tidak jarang kami menemukan beberapa
kendala karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Tetapi kami berusaha untuk
mencari informasi di internet. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan
kami tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan
kami,dan bagi para pembaca makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan
yang membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri
maupun pembaca makalah ini.
Penyusun masih membuka pintu kritik dan saran atas isi makalah ini.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah di masa mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Hubungan dan Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945 ................. 8
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 27
B. Saran ..................................................................................................................... 27
LAMPIRAN .................................................................................................................... 29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar Negara dan telah diterima
oleh seluruh warga Negara Indonesia seperti yang tercantum pada
Pembukaan UUD 1945 yaitu merupakan kepribadian Negara dan cara
pandang hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuannya,
sehingga tak ada satu kekuatan apapun dan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dan Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara memberikan pengertian
bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti
bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya
dalam seluruh perundang-undangan. Dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara.
Berdasarkan pengamatan terhadap kehidupan masyarakat, mulai
nampak berbagai peristiwa yang mencerminkan penyimpangan-
penyimpangan terhadap nilai luhur pancasila sebagai dasar negara, salah
satunya pada masa Orde Baru.
Di masa Orde Baru yang paling dikenal ialah penuh dengan
kediktatoran dari pemerintahan. Pemerintahan masa itu kebanyakan
melakukan kebohongan- kebohongan publik untuk menutupi kelemahan dan
kegagalan mereka. Pemerintah juga menghalalkan berbagai cara untuk
mempertahnkan kekuasaan mereka. Mulai dari pemenjaraan para musuh
mereka sampai penghilangan nyawa pada siapa saja yang menentang
kebijakan pemerintah. Banyak terjadi KKN dimana-mana, pelanggaran
HAM dilegalkan, dan pembekuan demokrasi impian rakyat yang kesemua
itu merupakan kejadian yang sangat memperihatinkan dalam perkembangan
tatanan hidup Indonesia.
1
2
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara
2. Mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
3. Mengetahui hubungan dan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan
Batang Tubuh UUD 1945
4. Mengetahui contoh kasus Penyimpangan Pancasila sebagai Dasar
Negara
C. Metodologi Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengambil beberapa
ketentuan yang diharapkan mampu melengkapi penulisan makalah ini dan
telah memenuhi ketentuan umum antara lain :
1. Metode Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan mengambil bahan pustaka untuk
mengetahui dasar Negara Pancasila dan Penyimpangannya. Bahan
pustaka tersebut dapat berupa buku khusus Pancasila dan Sejarah serta
literatur Internet.
2. Metode Diskusi
Metode ini dilakukan bila terdapat ketidakjelasan dalam bahan
pustaka yang ada, maka penyusun mengambil langkah lain yaitu diskusi
bersama teman dan tetua yang hidup di era Orde Baru.
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh
karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat
dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila
dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan
Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara memberikan pengertian
bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti
bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya
dalam seluruh perundang-undangan. Dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai dasar mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai beberapa
fungsi pokok, yaitu:
1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang
pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP
No. XX/MPRS/1966 dan ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta
ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan pengertian yuridis
ketatanegaraan.
2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya
(merupakan pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis).
3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam
mencari kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis
dan filosofis).
hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan
aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau
cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu
persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial
merupakan tujuan negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang
menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus
berdasar atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut
Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia.
kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang
menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD
harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab
sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang
luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Dasar negara Pancasila adalah jiwa, inti sumber dan landasan UUD
1945. Secara teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-
pokok nilai-nilai Pancasila yang disusun dalam pasal-pasal. Pasal-pasal
dalam UUD 1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945.
Contoh Penjabaran Pancasila dlm Batang Tubuh UUD 1945 :
1. Sila pertama, dijabarkan di pasal 29 UUD 1945, pasal 28 (UUD 1945
amandemen)
11
b. Pasal 3
Majelis Permusjawaratan rakyat menetapkan Undang-Undang
Dasar dan garis-garis besar daripada haluan Negara.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Pasal 33
Ayat (3) Bumi dan air dn kekajaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.
b. Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
BAB III
14
15
kediktatorannya yang tak jauh beda dengan masa Orde Lama. Orde Lama
pun tak seburuk apa yang telah dilakukan waktu itu. Orde Baru merupakan
masa pemerintahan paling kejam di Indonesia setelah masa kemerdekaan
dengan Soeharto sebagai nahkodanya.
Satu-satunya masa pemerintahan yang dalam sejarah Indonesia
paling lama memimpin Indonesia ialah Orde Baru, yang memimpin
Indonesia kurang lebih 32 tahun. Pemerintahan selama itu tentunya ada hal
positif serta negatifnya. Dalam kurun waktu lama itu Orde Baru lebih
banyak mencatatkan sejarah buruk dalam perjalanan Indonesia merdeka.
Dari kasus KKN yang terjadi dimana-mana serta melibatkan orang-orang
terdekat penguasa. Pelanggaran HAM dilakukan tanpa ada tindakan tegas
dari pemerintah untuk mengusut bahkan terkesan membiarkan hal tersebut
terjadi berulag-ulang. Demokrasi yang di idam-idamkan rakyat ditutup
dengan rapat, diganti demokrasi terpusat yang diktator.
1. KKN Merajalela
KKN merupakan singkatan dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme.
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerjacorrumpere = busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok)
menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik
politikus politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka. Kolusi merupakan sikap dan perbuatan
tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam
melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian
uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya
menjadi lancar. Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman
akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya.
Kita ketahui bersama bahwa pada masa orde baru terjadi KKN tipe
akut. KKN terjadi di setiap lini pemerintahan. Soeharto pun sebagai
presiden RI tak berdaya melihat situasi ini dan terkesan melegalkan
16
tentang Pemilu, Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD (UU
No. 2/1985), Partai Poitik dan Golkar (UU No. 3/1985), Referendum
(UU No. 5/1985), dan tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU No.
8/1985). Undang-undang tersebut ditujukan sebagai alat anti demokrasi
yang sengaja dibuat pemerintah untuk mengebiri semua kekuatan sosial
politik nasional. Sebagai contoh diambil dari Undang-undang
Organisasi Kemasyarakatan (UU No.8/1995). Pada tahun 1987 Gerakan
Pemuda Marhein tidak dianggap ada keberadaannya oleh pemerintah
dan kasus Pelajar islam Indonesia, yang telah berkiprah sejak 1947 pun
tidak diakui keberadaannya, karena tidak mau merubah azas Islaminya
dengan Pancasila (Rafick,2007:147-148). Terbukti dengan jelas bahwa
Orde Baru telah menghalangi kebebasan dan pengartikulasian
kepentingan kelompok atau individu.
4. Rekayasa Sejarah
Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Yakni apa saja yang
sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh
orang. Sejarah juga memiliki definisi lain, Sejarah adalah ilmu yang
mandiri. Mandiri, artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri,
permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri (Kuntowijoyo,2008:2).
Sejarah tidak dapat dipisahkan dalam hal apapun, termasuk masa Orde
Baru. Masa Orde Baru berusaha merekayasa sejarah yang ada untuk
dimanfaatkan sebagai legitimasi kekuasaan pemerintah. Banyak
sejarah-sejarah yang direkayasa demi kepentingan pemerintah. Sebagai
contoh kecil ialah kasus di monumen Angkatan Udara di Yogyakarta.
Disana dipajang foto-foto KSAU dari setiap periode, namun foto KSAU
yang kedua, Omar Dani tidak terpasang. Omar Dani merupakan musuh
dari Soeharto. Sedangkan di Monas, menurut Nurcholis Madjid
mengeluhkan diorama di Monas yang mengesankan orang Islam
sebagai penyebab disentegrasi bangsa (Adam,2007:149).
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara menjadi acuan dalam
menjalankan dan menyelenggarakan pemerintahan. Tetapi pada
kenyataannya, banyak pemerintah di Indonesia yang tidak memperhatikan
nilai-nilai pancasila. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penyimpangan
terhadap pancasila seperti Pancasila dijadikan sebagai alat kekuasaan,
pelanggaran HAM dan sikap otoriter pemerintah. Hal ini terjadi karena
kurangnya pemahaman dan penjiwaan tiap individu terhadap nilai-nilai
pancasila yang seharusnya mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
B. Saran
Saat ini Indonesia sangat mengharapkan seorang pemimpin yang
adil dan berdemokrasi. Kita sebagai generasi muda Indonesia memiliki
tanggung jawab besar untuk mewujudkan Indonesia yang sesuai dengan
Pancasila karena Pancasila merupakan dasar Negara, tujuan dan cita-cita
dari bangsa Indonesia yang lahir dari kepribadian dan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia itu sendiri. Sejatinya kita adalah penerus perjuangan
tokoh bangsa untuk memperkuat dan memajukan bangsa ini secara
serempak berlandaskan Pancasila.
27
DAFTAR PUSTAKA
Lesmana, Tjipta. 2009. Dari Soekarno Sampai SBY: Intrik & Lobi Politik Para
Penguasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rafick, Ishak. 2007. Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia. Jalan Baru
Membangun Indonesia. Jakarta: Ufuk Perss
28
LAMPIRAN
29