Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN AJARAN 2019/2020 MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Nama : Farhan Ardian Ritonga

NIM : 1183311060

Kelas : Ekstensi H 2018

ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI KEMANUSIAAN PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA DI INDONESIA

Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila sendiri berasal dari kata
panca yang artinya lima dan sila yang artinya peraturan, jadi Pancasila adalah 5 asas/peraturan
dasar negara. Pancasila dibentuk untuk ditaati peraturannya oleh seluruh masyarakat Indonesia
karena Pancasila adalah dasar negara yang menjadi pedoman hidup masyarakat Indonesia.
Dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara maka tentu saja semua masyarakat
harus dapat menjunjung tinggi sila Pancasila yang ke-2 yang berbunyi “kemanusiaan yang adil
dan beradab”. Berarti masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat mengakui bahwa semua
manusia itu mempunyai derajat yang sama dan hak yang sama tanpa memandang suku, agama,
warna kulit, jenis kelamin, dsb.

Dalam pengimplementasiannya sila ke-2 dari Pancasila memiliki nilai instrumental yang
tertuang di dalam undang-undang dasar, yaitu:

1. Pasal 26 ayat 3 yang berbunyi “hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur
dengan undang-undang”.
2. Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”.
3. Pasa 28 yang berbunyi “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
4. Pasal 30 ayat 1 yang berbunyi “tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara”.
5. Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.
Penerapan nilai Pancasila terutama sila ke-2 sudah cukup baik dilakukan oleh masyarakat
Indonesia. Akan tetapi masih ada oknum-oknum yang masih memikirkan dirinya sendiri saja.
Contohnya adalah seorang yang memakan uang rakyat untuk keperluan dirinya sendiri, seorang
pengusaha yang tidak memperdulikan alam sekitar yang membuang limbah sembarangan, dan
lain-lain.

Seperti yang kita ketahui pada kasus Gayus Halomoan Partahanan Tambunan seorang
mantan pegawai negeri sipil pada direktorat jenderal pajak kementerian keuangan yang
melakukan korupsi dan suap kepada mafia mafia pajak. . Karena perlakuan gayus tersebut
banyak masyarakat yang sangat dirugikan. Padahal uang tersebut diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat banyak. Dari kasus itu dapat membuktikan bahwasannya masih ada orang
yang belum menerapkan nilai-nilai Pancasila dari sila ke-2.

Walaupun begitu bukan berarti seluruh masyarakat Indonesia tidak menerapkan nilai-
nilai Pancasila dari sila ke-2 tersebut, banyak masyarakat yang saling berbagi dan saling
membantu satu sama lain. Apalagi di era globalisasi ini semua orang belomba-lomba untuk
berbuat kebaikan seperti mengajak banyak orang di social media untuk mendonasikan sebagian
hartanya untuk orang orang yang membutuhkan. Hal tersebut dapat membuktikan bahwasannya
penerapan nilai-nilai Pancasila sudah cukup baik dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Dalam penerapan nilai-nilai Pancasila memang harus dengan kesadaran kita masing-
masing. Apapun pangkat yang sudah kita capai dan sebanyak apapun kekayaan yang kita miliki
kita tetap harus menjunjung nilai-nilai Pancasila dengan tidak membeda-bedakan dan merampas
hak orang lain. Dan dengan membantu saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan, kita
sudah menerapkan nilai-nilai Pancasila tersebut. Manfaatkan teknologi yang sudah berkembang
pesat, contohnya teknologi informasi. Dari teknologi informasi kita dapat mengajak banyak
orang untuk berbuat kebaikan. Dan dengan teknologi tersebut kita dapat meredam kejahatan-
kejahatan yang dapat mengambil hak orang lain jika kita pandai dalam memanfaatkannya.

Anda mungkin juga menyukai