Oleh:
Nama :Yulva Armadani
Nim 23632011129
Kelas :Fisip 04
Semester 01
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Paper dengan judul
“Menganalisis Etika Pejabat Publik : Kasus Korupsi Menteri Sosial Juliari
Peter Batubara” dengan waktu yang tepat dan tanpa hambatan. Makalah ini
disusun untuk melengkapi Tugas Pra-UAS mata kuliah Bahasa Indonesia .
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Musta’ana S sos Msi .
Selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia atas tugas yang telah diberikan, karena
berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis juga berterima kasih
kepada seluruh pihak yang sudah membantu atas pengetahuannya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
Penulis hanya manusia biasa yang menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan paper ini baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu, penulis menerima semua kritik dan saran yang dapat
membangun dari para pembaca. Dengan demikian penulis sampaikan semoga
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan manfaat untuk masyarakat.
Bojonegoro,6 Januari 2024
i
i
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
politik. Apabila diteliti lebih dalam, sejatinya, korupsi terjadi karena pelanggaran
etika oleh penyelenggara negara. Oleh karenanya, ada pernyataan yang menyatakan
pelanggaran etika belum tentu mengakibatkan pelanggaran hukum, namun
pelanggaran hukum sudah pasti melanggar etika.1
Banyak kasus korupsi yang bisa dijadikan acuan dalam mempelajari etika pejabat
publik, namun salah satu kasus yang baru-baru ini terjadi ialah kasus korupsi
Juliari Peter Batubara yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sosial. Kasus
korupsi ini sangat mengejutkan dan membuat banyak masyarakat geram, hal ini
dikarenakan pada saat itu kasus Covid-19 menyebabkan turunnya daya beli
masyarakat dalam berbagai hal yang pastinya memiliki dampak yang besar pada
perekonomian masyarakat hingga Negara. Dengan melihat keadaan tersebut
pemerintah berupaya untuk memberikan bantuan dalam rangka mengurangi beban
masyarakat akan kasus Covid-19 dengan harapan dapat memulihkan perekonomian
nasional. Namun sayangnya, bantuan yang disalurkan pemerintah dalam rangka
membantu masyarakat untuk bertahan di tengah krisis pandemi Covid-19 justru
dijadikan peluang untuk melakukan tindakan yang tak bermoral dan tidak etis demi
mendapatkan keuntungan pribadi.
1
M. Nasir Djami. TB Massa Djafar . 2016. “Etika Publik Pejabat Negara dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih”. Jurnal Kajian Politik Dan Masalah
Pembangunan. Vol 12, No 1
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat mengetahui rumusan masalah dari
makalah ini yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah di atas kita dapat mengetahui tujuan dari makalah
ini yaitu sebagai berikut :
Dalam penulisan dan penelitian paper ini, untuk mendapatkan informasi dan data
yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode studi pustaka. Metode studi
pustaka ini dilakukan penulis dari berbagai buku-buku, jurnal terdahulu dan juga
artikel dengan membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Setelah itu
disusun berdasarkan dari hasil studi yang di dapat, yang menurut penulis dapat
mendukung penulisan paper ini menjadi lebih sempurna. Selain itu, penulis juga
menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian ini mempunyai tujuan
untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat, tanggapan atau persepsi
mengenai etika pejabat publik dan penyelewengan etika pejabat publik dari kasus
korupsi Juliari Peter Batubar
3
BAB II
PERMASALAHAN
Akhir-akhir ini marak dibicarakan tentang korupsi, yakni kasus korupsi Menteri
Sosial. Pada tahun 2020. Pengungkapan Korupsi Sosial Juliari Batubara Sebelum
menetapkan tersangka, pada tanggal 4-5 desember KPK melakukan operasi
tangkap tangan terhadap pejabat kementerian sosial. Penangkapan pejabat
Kemensos itu diduga terkait korupsi bansos di Kementerian Sosial RI dalam
penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek 2020. Kemudian,
Minggu dini hari, 6 Desember
2020, KPK menetapkan Juliari Batubara sebagai tersangka. Kasus. Kemudian
Juliari menerima miliaran rupiah saat pelaksanaan paket bantuan sembako tahap
pertama, PPK diduga menerima 12 miliar rupiah yang diberikan Matheus Juliari
melalui Adi Wahyono secara tunai nilainya sekitar 8,2 miliar. Pemberian uang
tersebut lalu dikelola oleh orang kepercayaannya juliari yang dipakai untuk
membayar keperluan pribadi juliari.
Dari Oktober 2020 hingga Desember 2020, terkumpul sekitar 8,8 miliar
pembayaran untuk periode kedua pelaksanaan paket bantuan sembako, yang juga
diduga digunakan untuk kebutuhan Juliar. Indonesia Corruption Watch menuntut
agar Juliari dihukum penjara seumur hidup. Kurnia menghadirkan dua
argumentasi. Pertama, Juliari melakukan kejahatan dengan menyamar sebagai
pejabat. Kedua, suap kesejahteraan Covid-19 dilakukan di tengah pandemi. Hal ini
menunjukkan bagaimana korupsi yang dilakukan oleh Juliar berdampak pada
ekonomi dan kesehatan masyarakat. Kemudian Juliari Peter dijatuhi hukuman 12
tahun penjara dan denda 500 juta rube.
Dalam kasus ini, Juliari terbukti menerima suap terkait perolehan tunjangan
Covid-19 sekitar 32,482 miliar. Hakim Pengadilan Tindak pidana korupsi Jakarta
memvonis Juliar 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta pada 23 Agustus 2021
4
Hakim juga memerintahkan Juliar membayar ganti rugi Rp 14,5 miliar. Selain itu,
selama empat tahun setelah menjalani hukuman mati, hakim mencabut hak politik
Juliar untuk dipilih menjadi pejabat publik. Hukuman kejahatan diringankan
karena penodaan agama, dan saat hakim membacakan putusan, hakim
menjatuhkan hukuman Juliari diringankan.
5
BAB III
PEMBAHASAN
a) Menurut interpretasi ini, konten utama dan pertama untuk praktik etika
publik adalah kompetensi etis. Hal ini menunjukkan bahwa untuk melayani
kepentingan masyarakat, pejabat publik benar-benar perlu memahami dan
menjunjung tinggi standar dan norma etika
2
Suseno, F. M. (2018). Etika Politik: Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern.
PT Gramedia
6
b) Kecakapan teknis adalah kapasitas pelayan publik untuk menerapkan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengutamakan etika humanis
daripada etika birokrasi yang ketat.
c) Kapasitas seorang pemimpin atau pejabat publik untuk menginspirasi
jajarannya untuk mencapai pelayanan publik yang hebat dan terintegrasi
dikenal dengan kompetensi kepemimpinan.3
Terdapat beberapa dimensi etika publik yang dapat dilihat sebagai berikut,
yaitu:
2. Dimensi Modalitas
Dalam arti yang sempit, integritas publik tidak pernah terlibat dalam penipuan atau
korupsi. Definisi luasnya adalah tindakan yang konsisten dengan cita-cita, tujuan,
dan kewajiban seseorang untuk menyelesaikan
3
Haryatmoko. (2011). Etika Publik. Gramedia Pustaka Utama
7
masalah moral yang diwakili dalam kesederhanaan hidup seseorang. Pemimpin
publik yang menjunjung tinggi cita-cita, norma, dan prinsip moral yang diterima
masyarakat dikatakan memiliki integritas publik. Selain didukung oleh lembaga
sosial seperti hukum, norma, konvensi, dan sistem pemantauan, integritas publik
juga mengacu pada itikad baik pejabat publik. pengembangan moralitas dan niat
baik yang didukung oleh lingkungan dan pengalaman yang menawarkan
infrastruktur etis dalam bentuk cara untuk membantu dan menghukum mereka
yang melanggar standar pelayanan publik.4
3.2 Etika Pejabat Publik Yang Telah Dilanggar Oleh Juliari Peter Batubara Dalam
Belum lama ini publik dikejutkan dengan sikap dan perilaku menteri sosial yang
tidak cakap dengan pekerjaan yang diembannya. Berdasarkan PERPRES No. 46
Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial, Kementerian Sosial bertugas menangani
Dalam konteks tersebut, tertera bahwa tindakan korupsi tidak etis untuk dilakukan
oleh siapapun dan ini tentu mencerminkan adanya kepemimpinan yang buruk.
Setiap paket jatah bantuan sosial yang harus diterima warga secara penuh diterima
warga dalam kondisi yang tidak semestinya. Sementara itu, penduduk yang putus
asa untuk bertahan hidup di tengah pandemi menerima jatah bansosnya
5
Ombudsman. 2021. “Mengenal Maladministrasi”. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
mengenal-maladministrasi
9
4
Agus Dwiyanto, dkk, 2015, “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golonganberkurang, padahal mereka berada dalam kondisi yang tidak
memungkinkan dalam segi ekonomi sebagaimana kualitas ekonomi yang sudah
buruk kian memburuk.
Menurut ICW, skandal korupsi yang mencuat pada Desember 2020 lalu telah
mengikuti serangkaian peristiwa, mulai dari pengungkapan yang tidak lengkap
hingga penyidik KPK mengungkap kasus yang sebenarnya sedang diperiksa justru
dipersoalkan atas dugaan pelanggaran etik. Penyalahgunaan jabatan publik yang
telah dilakukannya menggambarkan mal-administrasi berupa perilaku diri atas
ketidakjujuran, konflik kepentingan, pelanggaran hukum dan peraturan,
pelanggaran prosedur, ketidaktaatan pada kehendak kongres, inefisiensi atau
pemborosan, penyembunyian kesalahan dan kegagalan dalam mengambil
prakarsa. 5Perilaku ketidakjujuran yang dilakukan oleh Juliari terlihat dari
bagaimana ketidakjujuran para pihak yang terlibat, bantuan sosial yang akan
diberikan kepada masyarakat yang malah setiap paket dari bantuan sosial tersebut
dikenakan fee sepuluh ribu rupiah yang kemudian dana tersebut salah satunya
mengalir ke Juliari selaku Menteri Sosial.
Jelas sudah, tindakan tersebut masuk dalam kategori yang menyimpang dan
sulitnya penerapan etika individu di kalangan pejabat publik. Hadirnya ethic of
neutrality dan ethic of structure dimanfaatkan oleh pejabat karena tidak bisa
disalahkan secara pribadi, dan pejabat kebal terhadap salah langkah moral.
Padahal, kekebalan dari kesalahan moral pribadi di institusi publik ini memberikan
ruang yang luas untuk korupsi terjadi di birokrasi. Demikian bahwa kasus Juliari
menurut ethic of neutrality dan ethic of structure tidak bisa dijadikan sebuah
perlindungan, sebab pengenaan fee terhadap bansos tersebut bukan keputusan yang
bersifat resmi dan terbuka.
5
Ombudsman. 2021. “Mengenal Maladministrasi”. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
mengenal-maladministrasi
1
karena dilakukan oleh para administrator. Administrator sebelum masuk ke dalam
dunia politik atau pemerintah tentu telah menjalankan berbagai rangkaian terutama
memiliki etika berupa nilai moral, prosedur dan aturan. Akan tetapi administrator
mempunyai sifat dan sikap yang berbeda yang mendorong mereka untuk
melakukan tindakan yang menyimpang dari etika yang telah dipegang atau tidak.
Idealnya, birokrat harus memiliki karakter profesional dan moral. Pejabat karir
memiliki beberapa ciri karakter; (1) Keahlian, (2) Kemandirian, (3) Tanggung
jawab terhadap pekerjaan, (4) Memproyeksikan citra profesional, (5) Etika profesi,
jujur dan tidak curang, (6) Kemampuan menjaga yang baik hubungan dengan
pihak lain (Von Glinow, 1988; Sobandi, 2004). Aturan birokrasi telah ditetapkan
untuk menegakkan keadilan dan akuntabilitas untuk kepentingan urusan publik.
Namun, ketika birokrat tidak mematuhi nilai-nilai etika dan moral, kepentingan
pribadi dapat mendorong birokrat untuk melakukan perilaku korup. Oleh karena
itu, hubungan antara moralitas dan korupsi moral dijadikan landasan dan
pedoman bagi pejabat agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan.
10
BAB IV
PENUTUP
Menurut ICW, skandal korupsi yang mencuat pada Desember 2020 lalu telah
mengikuti serangkaian peristiwa, mulai dari pengungkapan yang tidak lengkap
hingga penyidik KPK mengungkap kasus yang sebenarnya sedang diperiksa justru
dipersoalkan atas dugaan pelanggaran etik. Demikian bahwa kasus Juliari menurut
ethic of neutrality dan ethic of structure tidak bisa dijadikan sebuah perlindungan,
sebab pengenaan fee terhadap bansos tersebut bukan keputusan yang bersifat resmi
dan terbuka. Korupsi dan etika mempunyai keterkaitan yang sangat erat karena
dilakukan oleh para administrator. Administrator sebelum masuk ke dalam dunia
politik atau pemerintah tentu telah menjalankan berbagai rangkaian terutama
memiliki etika berupa nilai moral, prosedur dan aturan. Akan tetapi administrator
mempunyai sifat dan sikap yang berbeda yang mendorong mereka untuk
melakukan tindakan yang menyimpang dari etika yang telah dipegang atau tidak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Etika Normatif Pejabat Publik di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Publik. Vol
3, No 2.
Dwiyanto, Agus, dkk. 2015. “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Fauziyah Hanun. 2020. “Etika Administrasi Dalam Kasus Korupsi Menteri Sosial
Terkait Bansos. https://kumparan.com/fauziyyahhanun/etika-administrasi- dalam-
kasus-korupsi-menteri-sosial-terkait-bansos-1uruCQqjJCa/full. Diakses pada 21
Januari 2023
M. Nasir Djami. TB Massa Djafar . 2016. Etika Publik Pejabat Negara dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih. Jurnal Kajian Politik Dan Masalah
Pembangunan. Vol 12, No 1.
12
Wawan, dkk. 2020. Etika Pejabat Publik dan Kualitas Pelayanan Publik di
Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Journal of Social Politics and
Governance. Vol. 2, No. 1. Hal: 6-7.
13