Anda di halaman 1dari 16

MENGANALISIS ETIKA PEJABAT PUBLIK : KASUS KORUPSI MENTERI SOSIAL

JULIARI PETER BATUBARA


Dosen: Musta’ana,S.sos,M.si

Oleh:
Nama :Yulva Armadani
Nim 23632011129
Kelas :Fisip 04
Semester 01

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK UNIVERSITAS BOJONEGORO
2024

JL.Lttu Suyitno,Gledeng,Kalirejo,Kec.Bojonegoro, Kab,Bojonegoro,Jawa Timur 62119

i
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Paper dengan judul
“Menganalisis Etika Pejabat Publik : Kasus Korupsi Menteri Sosial Juliari
Peter Batubara” dengan waktu yang tepat dan tanpa hambatan. Makalah ini
disusun untuk melengkapi Tugas Pra-UAS mata kuliah Bahasa Indonesia .

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Musta’ana S sos Msi .
Selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia atas tugas yang telah diberikan, karena
berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis juga berterima kasih
kepada seluruh pihak yang sudah membantu atas pengetahuannya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan Makalah ini dengan baik.

Penulis hanya manusia biasa yang menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan paper ini baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu, penulis menerima semua kritik dan saran yang dapat
membangun dari para pembaca. Dengan demikian penulis sampaikan semoga
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan manfaat untuk masyarakat.
Bojonegoro,6 Januari 2024

i
i
ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ismail (2017) berpendapat apabila pemerintah adalah organisasi, badan, lembaga


yang mempunyai wewenang untuk membuat serta menerapkan hukum serta
undang - undang di wilayah tertentu. Selain itu, Ismail juga menuliskan jika
pemerintahan bisa dikatakan sebagai sebuah sistem multi proses yang memiliki
tujuan guna memenuhi dan melindungi keinginan dan kebutuhan akan jasa publik
dan layanan sipil. Dari beberapa arti tersebut, mampu dikatakan apabila bersamaan
dengan kekuasaan dan wewenang yang diberikan, pemerintah mempunyai
tanggung jawab yang tinggi guna memenuhi hak masyarakat dan membentuk
sebuah pengelolaan pemerintahan yang sehat agar mampu mencapai sasaran
negara. Guna mampu melahirkan tatanan pemerintahan yang sehat, diperlukan
penerapan moral serta etika dalam menyelenggarakan pemerintahan supaya bisa
menciptakan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bebas dari KKN
sehingga mampu melahirkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah yang
mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Namun jika dilihat,
penyelenggaraan tatanan pemerintahan di Indonesia masih memerlukan banyak
perubahan, terkhusus pada moral dan etika pejabat pemerintah yang masih banyak
kasus korupsi lagi dan lagi.

Etika pejabat publik di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih


memiliki peranan yang penting. Sebagai pedoman moral dalam menyelenggarakan
tertib pemerintahan maka etika pejabat publik menjadi acuan dalam berperilaku
dengan begitu maka usaha-usaha guna melahirkan pemerintahan yang bersih pun
akan lebih mudah tercapai. Sebaliknya, jika etika tersebut dilanggar, maka akan
memunculkan perilaku buruk bahkan dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran
pidana. Dengan kata lain, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang
dilakukan oleh pejabat negara adalah merupakan pelanggaran etika. Transparansi
dan akuntabilitas yang rendah merupakan faktor yang menjadi persoalan terbesar
sehingga terjadinya korupsi yang tidak hanya dilakukan pada tingkat individu dan
bisnis, bahkan

1
politik. Apabila diteliti lebih dalam, sejatinya, korupsi terjadi karena pelanggaran
etika oleh penyelenggara negara. Oleh karenanya, ada pernyataan yang menyatakan
pelanggaran etika belum tentu mengakibatkan pelanggaran hukum, namun
pelanggaran hukum sudah pasti melanggar etika.1

Banyak kasus korupsi yang bisa dijadikan acuan dalam mempelajari etika pejabat
publik, namun salah satu kasus yang baru-baru ini terjadi ialah kasus korupsi
Juliari Peter Batubara yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sosial. Kasus
korupsi ini sangat mengejutkan dan membuat banyak masyarakat geram, hal ini
dikarenakan pada saat itu kasus Covid-19 menyebabkan turunnya daya beli
masyarakat dalam berbagai hal yang pastinya memiliki dampak yang besar pada
perekonomian masyarakat hingga Negara. Dengan melihat keadaan tersebut
pemerintah berupaya untuk memberikan bantuan dalam rangka mengurangi beban
masyarakat akan kasus Covid-19 dengan harapan dapat memulihkan perekonomian
nasional. Namun sayangnya, bantuan yang disalurkan pemerintah dalam rangka
membantu masyarakat untuk bertahan di tengah krisis pandemi Covid-19 justru
dijadikan peluang untuk melakukan tindakan yang tak bermoral dan tidak etis demi
mendapatkan keuntungan pribadi.

Penerapan etika dalam pemerintahan menjadi penting karena etika merupakan


pedoman dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi banyak orang.
Hal ini didasarkan pada kebijakan sebagai upaya untuk menetapkan nilai
masyarakat guna mencapai tujuan kesejahteraan bersama, sehingga etika harus
dipraktikkan dalam kebijakan publik. Korupsi yang menjerat pejabat pemerintah
pada akhirnya membahayakan identitas bangsa dan pembentukan karakter bangsa.
Apalagi korupsi itu sendiri tidak ada hal positifnya, korupsi hanya akan membuat
pemerintahan suatu negara menjadi tidak sehat dan tidak akan berkembang
mengikuti perkembangan zaman yang akan merugikan bangsa itu sendiri. Dengan
kata lain, dalam pemberantasan korupsi di Indonesia perlu peka moral dalam
membangun integritas pejabat
publik dan membangun budaya etis dalam organisasi..

1
M. Nasir Djami. TB Massa Djafar . 2016. “Etika Publik Pejabat Negara dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih”. Jurnal Kajian Politik Dan Masalah
Pembangunan. Vol 12, No 1

2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat mengetahui rumusan masalah dari
makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari etika pejabat publik ?


2. Apa etika pejabat publik yang dilanggar Juliari Peter Batubara dalam kasus
korupsi Bantuan sosial ?
3. Bagaimana keterkaitan etika pejabat publik dengan kasus korupsi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas kita dapat mengetahui tujuan dari makalah
ini yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian etika pejabat publik


2. Mengetahui etika pejabat publik yang dilanggar Juliari Peter Batubara dalam
kasus korupsi Bantuan sosial
3. Mengetahui keterkaitan etika pejabat publik dengan kasus korupsi

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan dan penelitian paper ini, untuk mendapatkan informasi dan data
yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode studi pustaka. Metode studi
pustaka ini dilakukan penulis dari berbagai buku-buku, jurnal terdahulu dan juga
artikel dengan membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Setelah itu
disusun berdasarkan dari hasil studi yang di dapat, yang menurut penulis dapat
mendukung penulisan paper ini menjadi lebih sempurna. Selain itu, penulis juga
menggunakan metode penelitian deskriptif karena penelitian ini mempunyai tujuan
untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat, tanggapan atau persepsi
mengenai etika pejabat publik dan penyelewengan etika pejabat publik dari kasus
korupsi Juliari Peter Batubar

3
BAB II
PERMASALAHAN

Manusia belum menyadari sepenuhnya akan pentingnya pemaknaan itu sendiri,


terutama pemaknaan tentang budi pekerti, yang diulang-ulang dalam kehidupan
sehari-hari. Masih banyak orang yang bertindak melawan nilai-nilai karakter,
terutama nilai-nilai tanggung jawab, dan bukti masih banyak penyimpangan dari
nilai-nilai karakter tanggung jawab adalah maraknya kasus korupsi di Indonesia.
Korupsi sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Akhir-akhir ini marak dibicarakan tentang korupsi, yakni kasus korupsi Menteri
Sosial. Pada tahun 2020. Pengungkapan Korupsi Sosial Juliari Batubara Sebelum
menetapkan tersangka, pada tanggal 4-5 desember KPK melakukan operasi
tangkap tangan terhadap pejabat kementerian sosial. Penangkapan pejabat
Kemensos itu diduga terkait korupsi bansos di Kementerian Sosial RI dalam
penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek 2020. Kemudian,
Minggu dini hari, 6 Desember
2020, KPK menetapkan Juliari Batubara sebagai tersangka. Kasus. Kemudian
Juliari menerima miliaran rupiah saat pelaksanaan paket bantuan sembako tahap
pertama, PPK diduga menerima 12 miliar rupiah yang diberikan Matheus Juliari
melalui Adi Wahyono secara tunai nilainya sekitar 8,2 miliar. Pemberian uang
tersebut lalu dikelola oleh orang kepercayaannya juliari yang dipakai untuk
membayar keperluan pribadi juliari.

Dari Oktober 2020 hingga Desember 2020, terkumpul sekitar 8,8 miliar
pembayaran untuk periode kedua pelaksanaan paket bantuan sembako, yang juga
diduga digunakan untuk kebutuhan Juliar. Indonesia Corruption Watch menuntut
agar Juliari dihukum penjara seumur hidup. Kurnia menghadirkan dua
argumentasi. Pertama, Juliari melakukan kejahatan dengan menyamar sebagai
pejabat. Kedua, suap kesejahteraan Covid-19 dilakukan di tengah pandemi. Hal ini
menunjukkan bagaimana korupsi yang dilakukan oleh Juliar berdampak pada
ekonomi dan kesehatan masyarakat. Kemudian Juliari Peter dijatuhi hukuman 12
tahun penjara dan denda 500 juta rube.

Dalam kasus ini, Juliari terbukti menerima suap terkait perolehan tunjangan
Covid-19 sekitar 32,482 miliar. Hakim Pengadilan Tindak pidana korupsi Jakarta
memvonis Juliar 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta pada 23 Agustus 2021

4
Hakim juga memerintahkan Juliar membayar ganti rugi Rp 14,5 miliar. Selain itu,
selama empat tahun setelah menjalani hukuman mati, hakim mencabut hak politik
Juliar untuk dipilih menjadi pejabat publik. Hukuman kejahatan diringankan
karena penodaan agama, dan saat hakim membacakan putusan, hakim
menjatuhkan hukuman Juliari diringankan.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Etika


Untuk memberikan pelayanan publik yang sebaik-baiknya kepada masyarakat,
etika publik merupakan komponen yang krusial. Masalahnya, di Indonesia, pejabat
publik yang juga bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik
seringkali gagal menegakkan etika publik, yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap kualitas pelayanan publik. Tidak hanya di tingkat Kota, tetapi juga di
tingkat Daerah pejabat publik di Indonesia menghadapi masalah etika yang serius.
Salah satu Contohnya ialah kasus Juliari Batubara yang melakukan praktik korupsi
dana bantuan sosial untuk masyarakat di masa pandemic covid-19.
Berikut beberapa definisi etika publik dari beberapa ahli:

1. Franz Magnis Suseno mengatakan, etika dibagi menjadi dua, yakni

a) Etika umum yang mempertimbangkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip dasar


yang membimbing semua perilaku atau tindakan manusia
b) Etika khusus adalah prinsip atau cita-cita perilaku atau tindakan manusia
sehubungan dengan tugas di berbagai sektor kehidupan (Suseno, 2018)2.

2. Menurut (Haryatmoko, 2011), etika publik sebenarnya memvalidasi norma


dalam mengidentifikasi dan bahkan memutuskan apakah tindakan pejabat
publik itu baik atau buruk dalam konteks pelayanan publik. Ia juga membahas
tujuan etika publik, yaitu menjamin kejujuran pelayan publik dalam
memberikan pelayanan kepada seluruh warga negara. Selain itu, ia mengatakan
bahwa etika publik ini mempromosikan tiga keterampilan bagi pelayan publik,
yaitu:

a) Menurut interpretasi ini, konten utama dan pertama untuk praktik etika
publik adalah kompetensi etis. Hal ini menunjukkan bahwa untuk melayani
kepentingan masyarakat, pejabat publik benar-benar perlu memahami dan
menjunjung tinggi standar dan norma etika
2
Suseno, F. M. (2018). Etika Politik: Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern.
PT Gramedia

6
b) Kecakapan teknis adalah kapasitas pelayan publik untuk menerapkan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengutamakan etika humanis
daripada etika birokrasi yang ketat.
c) Kapasitas seorang pemimpin atau pejabat publik untuk menginspirasi
jajarannya untuk mencapai pelayanan publik yang hebat dan terintegrasi
dikenal dengan kompetensi kepemimpinan.3

Terdapat beberapa dimensi etika publik yang dapat dilihat sebagai berikut,
yaitu:

1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

Untuk mempengaruhi prinsip-prinsip moral dan integritas pelayanan publik, etika


publik menekankan unsur-unsur tertentu dari nilai dan norma serta prinsip- prinsip
moral. Karena mereka harus mampu mengenali masalah etika dan tantangan yang
khas dalam pelayanan publik, moral dalam etika publik membutuhkan lebih dari
sekadar keterampilan teknis. Akibatnya, etika publik memandu analisis politik
sosial budaya (polsosbud) dengan mempertimbangkan hubungan antara nilai-nilai
masyarakat dan nilai-nilai yang dipertahankan oleh lembaga-lembaga publik dalam
konteks pencarian sistematis untuk bentuk-bentuk pelayanan publik.

2. Dimensi Modalitas

Pertumbuhan suatu bangsa bergantung pada memiliki pemerintahan yang bersih.


Pemerintah yang korupsi adalah akar dari prasangka, kemiskinan, perang, dan
penyalahgunaan kekuasaan. Lemahnya pengawasan, kurangnya keterlibatan, dan
pejabat publik dengan integritas rendah semuanya berkontribusi pada korupsi.
Sistem akuntabilitas dan transparansi yang ditingkatkan, didukung oleh prinsip-
prinsip etika publik, harus berjalan seiring dengan peningkatan integritas publik
pejabat dan politisi.

3. Dimensi Ukuran Integritas Publik

Dalam arti yang sempit, integritas publik tidak pernah terlibat dalam penipuan atau
korupsi. Definisi luasnya adalah tindakan yang konsisten dengan cita-cita, tujuan,
dan kewajiban seseorang untuk menyelesaikan

3
Haryatmoko. (2011). Etika Publik. Gramedia Pustaka Utama

7
masalah moral yang diwakili dalam kesederhanaan hidup seseorang. Pemimpin
publik yang menjunjung tinggi cita-cita, norma, dan prinsip moral yang diterima
masyarakat dikatakan memiliki integritas publik. Selain didukung oleh lembaga
sosial seperti hukum, norma, konvensi, dan sistem pemantauan, integritas publik
juga mengacu pada itikad baik pejabat publik. pengembangan moralitas dan niat
baik yang didukung oleh lingkungan dan pengalaman yang menawarkan
infrastruktur etis dalam bentuk cara untuk membantu dan menghukum mereka
yang melanggar standar pelayanan publik.4

3.2 Etika Pejabat Publik Yang Telah Dilanggar Oleh Juliari Peter Batubara Dalam

Kasus Korupsi Bantuan Sosial

Belum lama ini publik dikejutkan dengan sikap dan perilaku menteri sosial yang
tidak cakap dengan pekerjaan yang diembannya. Berdasarkan PERPRES No. 46
Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial, Kementerian Sosial bertugas menangani

masalah di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,


perlindungan sosial dan penanganan fakir miskin serta membantu mengelola
pemerintahan negara presidensial. Dalam kasus ini, Juliari Batubara dinilai telah
melanggar tugasnya sebagai Menteri Sosial untuk menyelenggarakan jaminan
sosial. Kasus yang lebih besar dan berdampak ialah kasus korupsi yang dilakukan
oleh Juliari sebagaimana perbuatan yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri
dengan merugikan kepentingan orang lain. Sebagai pejabat publik, tentunya
terdapat nilai etika yang harus dipatuhi selama menjabat dalam jabatan tersebut.
Etika administrasi berfungsi sebagai alat kontrol bagi para administrator terkait
dengan tugas, fungsi, dan wewenang utamanya. Etika dalam suatu administrasi
juga menjadi tolak ukur untuk menilai baik buruknya suatu sikap, perilaku, atau
kebijakan. Salah satu nilai etik atau kode etik yang harus dipatuhi pejabat publik
adalah antikorupsi.

Dalam konteks tersebut, tertera bahwa tindakan korupsi tidak etis untuk dilakukan
oleh siapapun dan ini tentu mencerminkan adanya kepemimpinan yang buruk.
Setiap paket jatah bantuan sosial yang harus diterima warga secara penuh diterima
warga dalam kondisi yang tidak semestinya. Sementara itu, penduduk yang putus
asa untuk bertahan hidup di tengah pandemi menerima jatah bansosnya

5
Ombudsman. 2021. “Mengenal Maladministrasi”. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
mengenal-maladministrasi

9
4
Agus Dwiyanto, dkk, 2015, “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golonganberkurang, padahal mereka berada dalam kondisi yang tidak
memungkinkan dalam segi ekonomi sebagaimana kualitas ekonomi yang sudah
buruk kian memburuk.

Menurut ICW, skandal korupsi yang mencuat pada Desember 2020 lalu telah
mengikuti serangkaian peristiwa, mulai dari pengungkapan yang tidak lengkap
hingga penyidik KPK mengungkap kasus yang sebenarnya sedang diperiksa justru
dipersoalkan atas dugaan pelanggaran etik. Penyalahgunaan jabatan publik yang
telah dilakukannya menggambarkan mal-administrasi berupa perilaku diri atas
ketidakjujuran, konflik kepentingan, pelanggaran hukum dan peraturan,
pelanggaran prosedur, ketidaktaatan pada kehendak kongres, inefisiensi atau
pemborosan, penyembunyian kesalahan dan kegagalan dalam mengambil
prakarsa. 5Perilaku ketidakjujuran yang dilakukan oleh Juliari terlihat dari
bagaimana ketidakjujuran para pihak yang terlibat, bantuan sosial yang akan
diberikan kepada masyarakat yang malah setiap paket dari bantuan sosial tersebut
dikenakan fee sepuluh ribu rupiah yang kemudian dana tersebut salah satunya
mengalir ke Juliari selaku Menteri Sosial.

Jelas sudah, tindakan tersebut masuk dalam kategori yang menyimpang dan
sulitnya penerapan etika individu di kalangan pejabat publik. Hadirnya ethic of
neutrality dan ethic of structure dimanfaatkan oleh pejabat karena tidak bisa
disalahkan secara pribadi, dan pejabat kebal terhadap salah langkah moral.
Padahal, kekebalan dari kesalahan moral pribadi di institusi publik ini memberikan
ruang yang luas untuk korupsi terjadi di birokrasi. Demikian bahwa kasus Juliari
menurut ethic of neutrality dan ethic of structure tidak bisa dijadikan sebuah
perlindungan, sebab pengenaan fee terhadap bansos tersebut bukan keputusan yang
bersifat resmi dan terbuka.

3.3 Keterkaitan Etika dengan Kasus Korupsi

Etika bagi sebuah organisasi sangatlah penting terutama di sebuah organisasi


pemerintahan. Pemerintahan merupakan sebuah organisasi yang menjalankan dan
mengurus negara. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan tentunya terdapat
perilaku dan etika baik dalam menjalankan administrasi publik maupun etika
pejabat itu sendiri. Didalam sebuah pemerintahan tentunya terdapat berbagai
permasalahan salah satunya korupsi. Korupsi dan etika mempunyai keterkaitan
yang sangat erat

5
Ombudsman. 2021. “Mengenal Maladministrasi”. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
mengenal-maladministrasi

1
karena dilakukan oleh para administrator. Administrator sebelum masuk ke dalam
dunia politik atau pemerintah tentu telah menjalankan berbagai rangkaian terutama
memiliki etika berupa nilai moral, prosedur dan aturan. Akan tetapi administrator
mempunyai sifat dan sikap yang berbeda yang mendorong mereka untuk
melakukan tindakan yang menyimpang dari etika yang telah dipegang atau tidak.

Di Indonesia, banyaknya kasus korupsi telah berkembang sampai tiga tahapan


yaitu elitis, endemik, dan terakhir sistematik. Pada tahap elitis, korupsi dilakukan
oleh pejabat yang berada dalam lingkup pemerintahan atau kalangan atas.
Kemudian pada tahap endemik, korupsi telah menjangkau ke lapisan masyarakat.
Pada tahap terakhir yaitu sistematik dimana setiap individu telah terjangkit
penyakit korupsi yang mana di Indonesia telah mencapai pada tahap tersebut.
Korupsi sudah tidak menjadi kejahatan yang biasa. Untuk memperbaiki keadaan
tersebut harus dilakukan dengan cara yang luar biasa agar pada koruptor jera
karena tidak bisa lagi memperbaikinya dengan cara yang biasa. Etika pejabat
menjadi hal yang sangat penting dalam terselenggaranya pemerintahan.
(Menzel,2007) menjelaskan etika merupakan standar moral dan acuan yang
menjadi sebuah pedoman mengenai apa yang baik dan apa yang salah.6
Kesimpulannya, etika atau moral merupakan suatu alat untuk menertibkan para
pemimpin negara yang menyalahi aturan. Hal tersebut dijadikan sebagai acuan
untuk mengembangkan komitmen agar melindungi hak-hak orang lain dalam
mengelola pemerintahan.

Idealnya, birokrat harus memiliki karakter profesional dan moral. Pejabat karir
memiliki beberapa ciri karakter; (1) Keahlian, (2) Kemandirian, (3) Tanggung
jawab terhadap pekerjaan, (4) Memproyeksikan citra profesional, (5) Etika profesi,
jujur dan tidak curang, (6) Kemampuan menjaga yang baik hubungan dengan
pihak lain (Von Glinow, 1988; Sobandi, 2004). Aturan birokrasi telah ditetapkan
untuk menegakkan keadilan dan akuntabilitas untuk kepentingan urusan publik.
Namun, ketika birokrat tidak mematuhi nilai-nilai etika dan moral, kepentingan
pribadi dapat mendorong birokrat untuk melakukan perilaku korup. Oleh karena
itu, hubungan antara moralitas dan korupsi moral dijadikan landasan dan
pedoman bagi pejabat agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan.

6 M. Tri Yogi, Geovani M, 2021, Korupsi Birokrasi Dalam Etika Administrasi


Publik Dan Strategi Pencegahan
Korupsi, Jurnal Administrasi Publik & Bisnis, Vol 3, No 1.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan dan Saran

Etika pejabat publik di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih


memiliki peranan yang penting. Sebagai pedoman moral dalam menyelenggarakan
tertib pemerintahan maka etika pejabat publik menjadi acuan dalam berperilaku
dengan begitu maka usaha-usaha guna melahirkan pemerintahan yang bersih pun
akan lebih mudah tercapai. Banyak kasus korupsi yang bisa dijadikan acuan dalam
mempelajari etika pejabat publik, namun salah satu kasus yang baru- baru ini
terjadi ialah kasus korupsi Juliari Peter Batubara yang pada saat itu menjabat
sebagai Menteri Sosial. Juliari terbukti menerima suap terkait perolehan tunjangan
Covid-19 sekitar 32,482 miliar. Hakim Pengadilan Tindak pidana korupsi Jakarta
memvonis Juliar 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta pada 23 Agustus 2021.
Hakim juga memerintahkan Juliar membayar ganti rugi Rp 14,5 miliar.

Menurut ICW, skandal korupsi yang mencuat pada Desember 2020 lalu telah
mengikuti serangkaian peristiwa, mulai dari pengungkapan yang tidak lengkap
hingga penyidik KPK mengungkap kasus yang sebenarnya sedang diperiksa justru
dipersoalkan atas dugaan pelanggaran etik. Demikian bahwa kasus Juliari menurut
ethic of neutrality dan ethic of structure tidak bisa dijadikan sebuah perlindungan,
sebab pengenaan fee terhadap bansos tersebut bukan keputusan yang bersifat resmi
dan terbuka. Korupsi dan etika mempunyai keterkaitan yang sangat erat karena
dilakukan oleh para administrator. Administrator sebelum masuk ke dalam dunia
politik atau pemerintah tentu telah menjalankan berbagai rangkaian terutama
memiliki etika berupa nilai moral, prosedur dan aturan. Akan tetapi administrator
mempunyai sifat dan sikap yang berbeda yang mendorong mereka untuk
melakukan tindakan yang menyimpang dari etika yang telah dipegang atau tidak.

Adapun saran yang perlu dilakukan oleh pemerintah mengatasi permasalahan


korupsi haruslah sampai akarnya mulai dari aparat sampai bawahannya kemudian
proses penyeleksian yang ketat sehingga para calon aparat benar-benar terjaga
integritasnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Betresia Dkk. 2021. Korupsi Bantuan Sosial Covid-19 : Analisis


Implementasi

Etika Normatif Pejabat Publik di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Publik. Vol

3, No 2.

Dwiyanto, Agus, dkk. 2015. “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III. Lembaga Administrasi Negara. Hal 12-14.

Fauziyah Hanun. 2020. “Etika Administrasi Dalam Kasus Korupsi Menteri Sosial
Terkait Bansos. https://kumparan.com/fauziyyahhanun/etika-administrasi- dalam-
kasus-korupsi-menteri-sosial-terkait-bansos-1uruCQqjJCa/full. Diakses pada 21
Januari 2023

Haryatmoko. 2011. Etika Publik. Gramedia Pustaka Utama.

M. Nasir Djami. TB Massa Djafar . 2016. Etika Publik Pejabat Negara dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih. Jurnal Kajian Politik Dan Masalah
Pembangunan. Vol 12, No 1.

M. Tri Yogi, Geovani M. 2021. Korupsi Birokrasi Dalam Etika Administrasi


Publik Dan

Strategi Pencegahan Korupsi. Jurnal Administrasi Publik & Bisnis. Vol 3, No 1.

Ombudsman. 2021. “Mengenal Maladministrasi”.


https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--mengenal-maladministrasi. Diakses pada
21 Januari 2021.

S. Dian Andriyanti. 2022. Kronologi Korupsi Bansos Juliari Batubara, Nomor 6


Vonis Diringankan karena Dihujat.
Tempo.co. https://nasional.tempo.co/amp/1619783/kronologi-korupsi-bansos-
juliari- batubara-nomor-6-vonis-diringankan-karena-dihujat. Diakses pada 20
Januari
2023

Suseno, F. M. 2018. Etika Politik: Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. PT


Gramedia Pustaka Utama.

12
Wawan, dkk. 2020. Etika Pejabat Publik dan Kualitas Pelayanan Publik di
Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Journal of Social Politics and
Governance. Vol. 2, No. 1. Hal: 6-7.

13

Anda mungkin juga menyukai