Anda di halaman 1dari 20

ESSAY

MUBALIGHAH IMPIANKU

“Karya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi sebagian tugas akhir sebagai siswa
MAN 1 Bojonegoro”

NAMA : RIZKYATUS SOFA AMELIA

KELAS : XII U IPS 1

Jalan Monginsidi No.160 Sukorejo Telp (0353) 881320 Bojonegoro 62115


MUBALIGHAH IMPIANKU

PERNYATAAN PENDAPAT

Islam merupakan agama dakwah, yaitu agama yang mewajibkan umatnya untuk mengajak
kepada jalan kebenaran. Dakwah sendiri merupakan sebuah kata yang sudah sangat familiar
ditelinga kita. Hanya saja untuk memahami kata dakwah yang lebih dalam dibutuhkan kajian yang
lebih mendalam lagi. Kegiatan dakwah dibutuhkan oleh setiap manusia untuk kesehatan jasmani
dan rohani. Selain itu dakwah dibutuhkan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dakwah dan islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena
islam tidak akan tumbuh dan berkembang tanpa adanya dakwah. Umumnya orang mengetahui
bahwa islam itu baik, karena baiknya islam maka harus didakwahkan secara baik pula. Bila tidak
bukanlah keberhasilan yang diraih melainkan kerugian yang dialami, bahkan harus ditempuh secara
wajar dan manusiawi.

Dakwah secara bahasa merupakan sebuah kata yang dari bahasa Arab yang berbentuk
masdar yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. Dakwah merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdiri dari berbagai sub sistem yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya. Karena kegiatan dakwah merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang didalamnya
merupakan kesatuan dari berbagai unsur yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya.
ARGUMNETASI

Orang yang banyak menerima dibandingkan memberikan itulah saya karena lahir dan besar
di keluarga yang sederhana. Salah satu hal yang saya terima dari negeri tercinta ini adalah
pendidikan sekolah , di mana saya dapat menempuh pendidikan sekolah di MAN 1 Bojonegoro, hal
tersebut telah mengajarkan saya arti dari pengorbanan dan semangat pantang menyerah yang harus
dipertanggungjawabkan menjadi siswi MAN 1 Bojonegoro. Saat ini aku sedang menyandang gelar
sebagai siswi . Posisi ini yang menjadikanku untuk tidak pesimis . Paradigma kehidupan, yang
menuntutku dengan segala kecaman. Aku berdiri sendiri di sini. Dengan puing-puing sendi dan
merangkak penuh arti. Menjadi seorang siswi tidaklah mudah. Aku dituntut untuk terus melangkah
maju kedepan .Sebagai seorang siswi, aktivitasku tidak hanya belajar melainkan aku aktif dan
berkecimpung di dunia organisasi seperti PMR. Bagiku, Diriku yang sesungguhnya adalah diriku
yang akan bersaing dalam era modern. Aku hanyalah manusia yang lemah dihadapan allah yang
hanya ingin impianya terwujud. Masih ada banyak kesempatan yang aku bisa raih karena ini belum
berakhir, yaitu dimana suatu saat aku menghadapi tantangan yang lebih berat lagi dari sekarang.
Akan kumaksimalkan perjalanan ini dengan penuh rasa percaya diri dan selalu optimis. Oke waktu
saya beranjak disekolah menengah tentunya terbayang akan cita-cita untuk masa depan saya
terbayang untuk menjadi seorang mubalighah atau pendakwah, tentunya tidaklah mudah untuk
menjadi seorang mubalighah perlu adanya cara cara dan tata caranya. Yang pertama pastinya
menglatih Hafalan yaitu hafalan tentang hadis hadis beserta artinya karena dengan itu kita bisa
menyampaikan apa yang kita akan sampaikan yang kedua bahasanya harus sopan dan baik jangan
terlalu cepat bila berbicara, dan lebih pentingnya lagi yaitu Ngaji dengan seorang yang memiliki
ilmu yaitu seorang kyai atau ustadzah. Dalam dakwah seseorang harus menyampaikan dengan jelas
tidak terbata bata agar seorang pendengar bisa mendengarkan apa yang disampaikan. Saya berlatih
untuk berbicara yaitu dengan cara berbicara di depan cermin dengan bahasa baik dan benar dan tak
lupa saya mengaji di seorang guru yang seorang pendakwah atau da'i . Menjadi seorang mubalighah
atau pendakwah tentu tidaklah mudah perlu berlatih dengan sekuat tenaga agar mampu
menekuninya. Saya terus mencoba untuk berlatih dan menghafalkan hadis hadis yang di berikan
oleh ustadzah saya. Saya juga harus berlatih menyampaikan bahasa dengan benar tidak terbata bata,
jelas, sopan dan baik. Menyampaikan bukanlah hal yang mudah perlu pikiran yang ada untuk
mendapatkan sebuah kata kata. Setelah hari demi hari saya berlatih dan tak lupa saya sering datang
kepada guru saya untuk meminta nasihat-nasihat. Masih terbayang bayang jika impian saya menjadi
seorang mubalighah dapat terwujud karena saya ingin bisa memahami lebih lanjut mengenai ajaran
ajaran Islam. Oleh karena itu saya harus semangat, selalu optimis,tidak putus harapan dan
berdoa/bertawakal kepada Allah SWT agar dipermudah dan diperlancarkan. Berjalannya waktu
mubalighah memiliki tata cara tertentu yaitu mubalighah tidak akan berhasil dalam dak’wahnya
kecuali ikhlas kepada Allah, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun keinginanya serta kemauanya.
Sebab, berdak’wah kepada Allah adalah suatu ibadah, dan suatu ibadah itu baru benar jika syaratnya
terpenuhi, yaitu ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi. Tidaklah ada sesuatu yang bisa memberi manfaat
bagi seorang hamba melainkan menjadikan ikhlas dan ittiba’ sebagai pendorong dalam setiap yang
dia kerjakan, yang dia tinggalkan dan dalam setiap ucapan dan perbuatan. Ikhlas menjadi sifat
sedangkan ittiba’ menjadi cermin baginya. Juga terbebas dari keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan
yang tidak didasari ikhlas semata-mata karena Allah. Karena ada pepatah mengatakan Barang siapa
yang melihat, memahami dengan benar, mengamalkan,mengajarkan ayat-ayat Al-Quran, niscaya dia
akan mengetahui tinggi kedudukan ikhlas dalam agama islam dan besarnya pengaruh dalam
berdak’wah. Allah menjadikan agama ini sebagai suatu keikhlasan dan tidak ada agama tanpa
keikhlasan kepada Allah yang Maha tinggi dan Maha luhur. Menjauhkan diri dari segala sesuatu
yang bisa merusak keikhlasan itu sangatlah penting menurut seorang tokoh yang bernama Syaikh Al
allamah Hafizh Al hakami berkata " ikhlas adalah membersihkan amal dari segala bentuk kesyirikan
dengan niat yang shalih". Suatu amalan sekalipun benar belum tentu baik (diterima) kecuali disertai
niat ikhlas. Rasulullah mengabarkan bahwasanya baik atau rusaknya amal perbuatan tergantung
niat, begitu pula dengan bisa tidaknya seorang hamba menikmati hasil perbuatanya , tergantung
niat.Sudah dima’lumi bahwa semua ibadah tidak akan benar kecuali dibarengi dengan niat, dan
hendaklah tujuan yang terkandung dalam niatnya adalah semata-mata mengharap wajah Allah
pahalanya, ingin mendekatkan diri kepadanya dengan melaksanakan apa yang diperintah Allah dan
Allah cinta kepada hambanya.Setelah mengetahui pentingnya ikhlas dalam berdak’wah, hal lain
juga tidak kalah pentingnya adalah berbekal ilmu agama yang bersumber dari Al-Quran dan As-
Sunnah. Ilmu tersebut adalah buah dari keikhlasan. Dengan ilmu seorang mubalighah mengetahui
arah tujuan yang benar, sedangkan tanpa ilmu, seorang mubalighah akan mendatangkan bahaya
besar bagi agama dan umat. Apabila seorang mubalighah tidak memiliki ilmu agama sedikitpun apa
yang akan didak’wahkan, Penyebab seorang mubalighah salah dalam berdakwah dan jauh dari
cahaya Ilahi adalah kebodohan. Dakwah Ilallah memerlukan ilmu dan kecakapan. Sebab syarat yang
harus dimiliki mubalighah adalah memiliki ilmu. seorang mubalighah yang berkiprah dalam dunia
dakwah untuk selalu membekali diri dengan ilmu, dia akan mendapatkan keutamaan dari ilmu,
karena dengan ilmu dia mendapatkan keutamaan dari Allah, memperoleh derajat dan kehormatan.
Seorang mubalighah harus mengetahui mana yang harus disyariatkan dan seorang mubalighah yang
berkiprah dalam dunia dakwah untuk selalu membekali diri dengan ilmu, dia akan mendapatkan
keutamaan dari ilmu, karena dengan ilmu dia mendapatkan keutamaan dari Allah, memperoleh
derajat dan kehormatan. Seorang mubalighah harus mengetahui mana yang harus disyariatkan dan
yang tidak disyariatkan, mampu membedakan sunnah dan bid’ah, yang baik dan yang buruk, yang
halal dan yang haram, syirik dan tauhid, karena semua inti dan tujuan dari dakwah itu sendiri. Selain
itu Lemah Lembut dan Sabar Dalam berdakwah merupakan tata cara yang dilakukan bagi
pendakwah atau mubalighah. Sabar termasuk sifat yang mulia yang Allah berikan kepada hambanya
yang bertaqwa di bawah pimpinan rasul dan rasul Allah.Sifat ini juga sifat yang dimiliki penduduk
surga. Sabar merupakan suatu kewajiban berdasarkan kesepakatan ulama dalam menjalankan segala
yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang dilarang, termasuk dalam hal ini sabar dalam hal
menerima musibah dengan tidak mengeluh. Sabar meninggalkan ajakan jelek hawa nafsunya . Sabar
adalah bagian yang terpenting yang harus dimiliki mubalighah yang menginginkan keberhasilan
dalam dakwahnya. Karena dalam menerima dakwah, manusia itu sendiri berbeda pemahaman
ditambah lagi banyaknya subhat mereka banyak yang bisa mempengaruhi dalam menerima dakwah
itu, dibutuhkan kesabaran, tinggi bagi seorang mubalighah. Sabar memiliki pengaruh yang besar
bagi jiwa manusia. Allah memberikan sabar dan lemah lembut agar manusia tidak berkeluh kisah
dan marah. Rasulullah adalah cermin kita yang mana beliau sabar dalam berbagai macam keadaan.
Tatkala disakiti dan dakwahnya dihalang-halangi, seketika itu malaikat penjaga gunung
menawarkan kepada beliau untuk menjatukan gunung kepada orang-orang yang menyakiti beliau,
tetapi Beliau tidak mau, tetap sabar, berkat kesabaran dan kelembutan beliau inilah dakwah Islam
bisa memancar diseluruh penjuru dunia. Alangkah hebat dan kuatnya kesabaran beliau dalam
menghadapi ujian, dan alangkah lembutnya Beliau dalam mengemban misi dakwah Islam. Tak ada
yang lebih memotivasi seorang mubalighah untuk bisa bersabar kecuali keikhlasan, keyakinan, dan
keimananya kepada Allah . Dengan kesabaran dan kelembutan pahalanya akan berlipat,
pengaruhnya menguat, dan keimananya bertambah. Selanjutnya ia berharap pahala Allah sebagai
pengganti dari semua musibah yang menimpanya dalam rangka dakwah. Bukan sekadar kekuatan
badan membuat seseorang mulia. Sebab banyak binatang yang tentu lebih kuat dari pada manusia.
Akan tetapi kekuatan sebenarnya yang harus dimiliki manusia utamanya seorang mubalighah adalah
kekuatan menahan nafsu dengan menjauhkan diri dari rasa dendam, amarah, dan emosi yang
berlebih-lebihan. Diantara pentingnya sabar bagi seorang mubalighah atau pendakwah yaitu, sabar
tersebut menjadikan hamba hamba Allah yang berilmu yang menyelisihi jalannya orang orang yang
jahil (bodoh), sabar menyebabkan mendapatkan kebahagiaan, keberuntungan dan keselamatan,
sabar menjadikan orang kuat menghadapi penderitaan dalam berdakwah, Allah akan memberikan
buah kesabaran berupa surga, keberuntungan dan derajat yang tinggi. Secara umumnya mubalighah
berafiliasi kepada ketauladanan Nabi saw dalam berdakwah dan syarat itu merupakan sifat wajib
bagi Nabi dan rasul yang sudah kita kenal, yaitu Memiliki sifat shiddiq yang artinya benar. Benar
perkataannya, benar pemikirannya dan benar tingkah lakunya menurut Allah dan rasulNya.
Memiliki sifat amanah yang artinya Terpercaya. Tugas mubalighah benar-benar diaplikasikan dalam
keseharian dan bertanggung jawab segala tindak tanduknya di mata Allah dan masyarakat luas.
Memiliki sifat tabligh yang artinya menyampaikan (tidak menyembunyikan yang haq). Seorang
mubalighah mampu menyampaikan yang haq (benar) itu haq dan yang bathil (rusak/salah) itu bathil
dan tidak luntur dalam kondisi apapun. Yang terpenting mampu membawa pencerahan bagi umat.
Memiliki sifat fathonah yang artinya cerdas dan tidak jumud (beku) dalam pemahaman. Seorang
mubalighah hendaknya cerdas dalam melihat dan memahami problematika (permasalahan) yang
terjadi ditengah-tengah umat. Dan tak lupa peranan mubalighah dalan masyarakat di era modern.

Dakwah Islam di era modern memiliki dua tantangan. Pertama adalah tantangan keilmuan
dakwah yang hingga sekarang belum tampak perkembangannya yang menggembirakan. Kedua,
problem atau tantangan praksis dakwah. Ilmu dakwah tampak stagnan dalam tataran pengembangan
keilmuannya. Jika mengacu pada dimensi pengembangan keilmuan tersebut pada tulisan-tulisan
ilmu dakwah yang sangat menonjol, maka rasanya tidak kita jumpai karya akademis outstanding
tentang dakwah tersebut. Banyaknya buku atau jurnal yang di dalamnya menjadi instrumen bagi
pengembangan ilmu dakwah maka tentu akan menjadi ajang bagi pengembangan ilmu dakwah
tersebut. Masyarakat modern memiliki ciriciri : hubungan antar manusia terutama didasarkan atas
kepentingan pribadi, hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana
yang saling mempengaruhi, kepercayaan yang kuat akan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
sarana untuk meningkatkan kesejahateraan masyarakat, masyarakat modern tergolong ke dalam
bermacam-macam profesi yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan,
ketrampilan, dan kejuruan, tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata, hukum
yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks, dan ekonomi hampir seluruhnya
merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.
Dakwah modernitas adalah dakwah yang pelaksanaannya menyesuaikan materi, metode, dan media
dakwah dengan kondisi masyarakat modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan
kondisi yang terjadi di zaman modern itu tidak terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman
klasik . Untuk memahami konsep modern akan lebih mudah kalau dilacak dari akar katanya. Secara
etimologis term modern berasal dari bahasa Latin “moderna” yang berarti sekarang, baru, atau saat
ini. Atas dasar itu, manusia dikatakan modern sejauh kekinian menjadi pola kesadarannya. Dalam
bahasa Indonesia istilah modern sendiri adalah adjektive (kata sifat), di mana dalam gramatikal
Indonesia sebuah adjektive apabila ditambahi dengan “isasi” berarti mempunyai makna proses, jadi
modernisasi merupakan sebuah proses modern. Kata sifat ini akan mempunyai arti lain lagi, bila
dibubuhi dengan “isme”. Karena menunjukkan paham, kredo, atau aliran, maka modernisme
mempunyai makna paham tentang modernitas. Kalau sudah mengkrucut menjadi paham
(modernisme), maka unsur-unsur nilai di dalamnya sudah cenderung idiologis. Idiologi modern
inilah yang nantinya menjadikan sebuah gerakan modernisasi. Namun yang perlu diketahui bahwa
modernitas tidak hanya menyangkut soal waktu, tetapi juga tentang pembaharuan. Artinya, selain
seseorang menjadikan kekinian sebagai basis kesadarannya, ia juga harus mempunyai pola-pola
pembaharuan dalam kehidupannya. Karena modernisasi secara implikatif, cenderung merupakan
proses yang di dalamnya komitmen pola-pola lama dikikis, kemudian menyuguhkan pola-pola baru
dan pola-pola baru inilah yang diberi status modern. Modernisme dalam masyarakat Barat
mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah faham-faham, adatistiadat,
institusi-institusi lama dan sebagainya, untuk disesuaikan dengann suasana baru yang ditimbulkan
oleh kemajuan ilmu pengetahauan dan teknologi modern. Pikiran dan aliran ini segera memasuki
lapangan agama dan modernisme dalam hidup keagamaan di Barat mempunyai tujuan untuk
menyesuaikan ajaranajaran yang terdapat dalam agama Katholik dan Protestan dengan ilmu
pengetahuan dan filsafat modern. Aliran ini akhirnya membawa kepada timbulnya sekularisme di
masyarakat Barat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia Islam,
terutama sesudah pembukaan abad kesembilan belas, yang dalam sejarah Islam dipandang sebagai
permulaan periode modern. Kontak dengan dunia Barat selanjutnya membawa ideide baru ke dunia
Islam seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi, dan sebagainya. Semua ini menimbulkan
persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin Islam pun mulai memikirkan cara mengatasi
persoalan-persoalan baru itu. Sebagai halnya di Barat, menurut Harun Nasution di dunia Islam juga
timbul pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan
perkembangan baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Dengan jalan
demikian, pemimpin-pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari
suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa kepada kemajuan. Kaum orientalis, yang sejak lama
mengadakan studi tentang Islam dan umat Islam, mempelajari perkembangan modern tersebut.
Hasil penyelidikan itu pada mulanya mereka siarkan dalam bentuk artikel di majalah majalah ilmiah
seperti Muslim World, Studia Islamica dan sebagainya, kemudian dalam bentuk buku seperti Islam
and modernism in Egypt yang dikarang oleh CC. Adams, Modern Islam in India, yang ditulis oleh
W.C. Smith di tahun 1943, Modern Trends in Islam yang disusun oleh H.A. R Gibb di tahun 1946.
Hasil penyelidikan kaum Orientalis Barat ini segera melimpah ke dunia Islam. Kaum terpelajar
Islam mulailah pula memusatkan perhatian pada perkembangan modern dalam Islam dan kata
moderrnisme pun mulai diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa yang dipakai dalam Islam seperti al-
tajdid dalam bahasa Arab, dan pembaharuan dalam bahasa Indonesia. Karna kata modernisme
dianggap mengandung arti-arti negatif di samping arti-arti positif, maka untuk menjauhi arti-arti
negatif itu, lebih baik kiranya dipakai terjemahan Indoensia yaitu pembaharuan. Strategi Dakwah
Modernitas Sebelum membicarakan dakwah modernitas, sebaiknya apabila lebih dahulu membahas
tentang komponen/unsur-unsur pokok dakwah sebagai sistem komunikasi yang efektif dalam proses
pelaksanaan dakwah. Oleh karena itu, dakwah modernitas adalah dakwah yang dilaksanakan dengan
memperhatikan unsur-unsur penting dakwah tersebut, kemudian subjek atau juru dakwah
menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah dengan kondisi masyarakat modern (sebagai
objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan kondisi yang terjadi di zaman modern terutama dalam
bidang keagamaman, tidak pernah terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman klasik.
Dengan demikian, berarti dakwah di era modern adalah dakwah yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern, baik dari segi materi, metode, dan media yang
akan digunakan. Sebab mungkin saja materi yang disampaikan itu meningkatkan kesejahateraan
masyarakat.masyarakat modern tergolong ke dalam bermacam-macam profesi yang dapat dipelajari
dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, ketrampilan, dan kejuruan. tingkat pendidikan formal
pada umumnya tinggi dan merata. hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat
kompleks, dan. ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alatalat pembayaran lain. Dakwah modernitas adalah dakwah yang
pelaksanaannya menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah dengan kondisi masyarakat
modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan kondisi yang terjadi di zamana
modern itu tidak terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman kmeningkatkan kesejahateraan
masyarakat. masyarakat modern tergolong ke dalam bermacam-macam profesi yang dapat dipelajari
dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, ketrampilan, dan kejuruan. tingkat pendidikan formal
pada umumnya tinggi dan merata. hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat
kompleks, dan ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alatalat pembayaran lain. Dakwah modernitas adalah dakwah yang
pelaksanaannya menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah dengan kondisi masyarakat
modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan kondisi yang terjadi di zamana
modern itu tidak terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman klasik Oleh karenanya, untuk
mencapai tujuan dakwah yang efektif di era modern maka Juru dakwah seyogainya adalah orang
yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, menyampaikan materi atau isi pesan dakwah
yang aktual, dengan menggunakan metode yang tepat dan relevan dengan kondisi masyarakat
modern, serta menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan kondisi dan kemajuan
masyarakat modern yang dihadapinya.

Sebagai pembimbing umat dengan rasa tanggung jawab, membawa masyarakat kepada
kehidupan yang aman dan sejahtera. Posisi mubalighah sangat strategis baik untuk menyampaikan
misi keagamaan maupun misi pembangunan. Mubalighah juga sebagai tokoh panutan, tempat
bertanya dan tempat mengadu bagi masyarakatnya untuk memecahkan dan menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi oleh umat Islam. Apalagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka tantangan tugas mubalighah semakin berat, karena dalam kenyataan kehidupan
ditataran masyarakat mengalami perubahan pola hidup yang menonjol. Mubalighah sebagai figure
juga berperan sebagai pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama dan masalah
kemasyarakatan dalam rangka menyukseskan program pemerintah. Dengan kepemimpinannya,
mubalighah tidak hanya memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan dan kata-kata saja,
akan tetapi bersaama-sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang dianjurkan. Keteladanan ini
ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga masyarakat dengan penuh kesadaran dan
keihklasan mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya. .
Mubalighah juga sebagai agent of change yakni berperan sebagai pusat untuk mengadakan
perubahan kearah yang lebih baik, di segala bidang kearah kemajuan, perubahan dari yang negative
atau pasif menjadi positif atau aktif. Karena ia menjadi motivator utama pembangunan. Peranan ini
sangat penting karena pembangunan di Indonesia tidak semata membangun manusia dari segi
lahiriah dan jasmaniahnya saja, melainkan membangun segi rohaniah, mental spiritualnya
dilaksanakan secara bersama-sama Demi suksesnya pembangunan mubalighah berfungsi sebagai
pendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan, berperan juga untuk ikut
serta mengatasi berbagai hambatan yang mengganggu jalannya pembangunan, khususnya mengatasi
dampak negative, yaitu menyampaikan mubalighah kepada masyarakat dengan melalui bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti untuk melaksanakan bimbingan agama dan pembangunan kepada
masyarakat melalui bahasa agama. Peranan inilah yang sering memposisikan mubalighah sebagai
mahkluk yang dianggap multi talenta. Oleh karena itu, mubalighah perlu meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan serta menguasai berbagai strategi,
pendekatan, dan teknik mubalighan, sehingga mampu dan siap melaksanakan tugasnya dengan
penuh tanggung jawab dan betul-betul professional. Oleh karena itu selain mubalighah memiliki
kemampuan dan kecakapan yang memadai, baik penguasaan materi mubalighah maupun teknik
penyampaian, ia juga mampu memutuskan dan menentukan sebuah proses kegiatan bimbingan dan
mubalighah, sehingga dapat berjalan sistematis, berhasil guna, berdaya guna dalam upaya
pencapaian tujuan yang diinginkan. Menilik dari peranan mubalighah sebagaimana diuraikan
tersebut diatas, maka jelas bahwa tugas pokok mubalighah adalah” melakukan dan mengembangkan
kegiatan bimbingan agama dan pembangunan melalui bahasa agama Peranan inilah yang sering
memposisikan mubalighah sebagai mahkluk yang dianggap multi talenta. Oleh karena itu,
mubalighah perlu meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan
serta menguasai berbagai strategi, pendekatan, dan teknik mubalighah, sehingga mampu dan siap
melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan betul-betul professional. Oleh karena itu
selain mubalighah memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, baik penguasaan materi
mubalighah maupun teknik penyampaian, ia juga mampu memutuskan dan menentukan sebuah
proses kegiatan bimbingan dan mubalighah, sehingga dapat berjalan sistematis, berhasil guna,
berdaya guna dalam upaya pencapaian tujuan yang diinginkan. Menilik dari peranan mubalighah
sebagaimana diuraikan tersebut diatas, maka jelas bahwa tugas pokok mubalighah adalah”
melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan agama dan pembangunan melalui bahasa
agama. Sedangkan mubalighah juga memiliki fungsi yaitu Fungsi Informatif dan Edukatif, dalam
arti Mubalighah memposisikan dirinya yang berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan
penerangan agama dan mendidik masyarakat sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi. Yang kedua Fungsi Konsultatif, yaitu Mubalighah menyediakan dirinya untuk turut
memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik persoalan
persoalan pribadi, keluarga atau persoalan masyarakat secara umum. Mubalighah agama harus
bersedia membuka mata dan telinga terhadap persoalan yang dihadapi oleh umat. Mubalighah
menjadi tempat bertanya dan tempat mengadu bagi masyarakat untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah dengan nasehatnya. Maka dalam hal ini mubalighah agama berperan
sebagai psikolog, teman curhat dan teman untuk berbagi. Yang ketiga Fungsi Advokatif,
Mubalighah Agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan kegiatan
pembelaan terhadap umat/masyarakat binaannya terhadap berbagai ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan yang merugikan akidah, mengganggu ibadah dan merusak akhlak. Fungsi advokatif
mubaligh selama ini memang belum mampu seluruhnya dapat diperankan dimana banyak kasus
yang terjadi di kalangan umat Islam sering tidak dapat kita bela. Misalnya dalam kasuistik yang
berhubungan dengan politik, keadilan sosial (penggusuran), bahkan sampai upaya pemurtadan yang
berhubungan dengan perkawinan. Sehingga persoalan yang dihadapi tidak dapat diselesaikan
dengan baik. Bahkan sering seorang mubalighah tidak berdaya melihat umat Islam mendapat
perlakuan yang tidak adil dari golongan lain Karena sasaran mubalighah adalah kelompok-
kelompok masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang sosio cultural, maka pemetaan
kelompok sasaran penting dilakukan untuk memudahkan dalam memilih metode pendekatan dan
menentukan materi bimbingan atau mubalighan yang relevan dan benar-benar dibutuhkan oleh
kelompok sasaran. Oke selanjutnya mubalighah atau pendakwah secara terminologis sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli yaitu menurut syekh Ali Mahfudh, mendorong manusia agar berbuat
makruf dan melarang mereka dari perbuatan mungkar, agar mereka mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Menurut Bahay al-khauliy memindahkan umat dari satu situasi ke situasi yang
lain dari definisi ini bisa dipahami bahwa dakwah merupakan suatu usaha memindahkan umat dari
situasi negatif kepada yang positif. Seperti dari situasi kekufuran kepada keimanan, dari
kemelaratan kepada kemakmuran, dari perpecahan kepada persatuan, dari kemaksiatan kepada
ketaatan untuk mencapai keridaan Allah, semuanya itu termasuk dalam pengertian dakwah.
Menurut Abu Bakar Zakary berpendapat bahwa dakwah adalah usaha para ulama dan orang-orang
yang memiliki pengetahuan tentang agama Islam untuk memberi pengajaran kepada khalayak hal
hal yang dapat menyadarkan mereka tentang urusan agama dan urusan dunianya sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu Menurut Syekh Abdullah Ba’lawy al-Haddad, dakwah adalah mengajak,
membimbing dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar,
untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, beriman kepada-Nya serta mencegah dari apa yang
menjadi lawan kedua hal tersebut, kemaksiatan dan kekufuran. Selain itu Menurut Muhammad
Natsir, dakwah adakah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada individu dan seluruh
umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar
ma’ruf nahi mungkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan
membimbing pengamalannya dalam peri kehidupan masyarakat dan perikehidupan bernegara.
Menurut Shalahuddin Sanusi, dakwah yaitu usaha-usaha perbaikan dan pembangunan masyarakat,
memperbaiki kerusakan-kerusakan, melenyapkan kebatilan, kemaksiatan dan ketidakwajaran dalam
masyarakat

Motivasi berasal dari kata motif yaitu dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat Motif
berasal dari bahasa latin Movere yang berarti bergerak atau to move. Motif adalah kekuatan yang
terdapat pada diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force. Menurut
Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Guralnik
motivasi adalah suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati, dan sebagainya yang menyebabkan
seseorang melakukan sesuatu. Motif adalah rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga yang
dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun
pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat tersebut mau berbuat dan
bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan
tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang ataupun
sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisas tersebut.. Dengan demikian langkah
pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat untuk kemudian di upayakan memadukannya dengan tujuan organisasi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan
dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan
memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi. Motivasi dalam dakwah adalah dorongan
dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam
mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat. Dalam proses
kegiatan dakwah/ penerangan agama, pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia adalah
mutlak perlu diperhatikan, karena tanpa dapat menghampiri motive-motive pokok manusia, pesan
dakwah mustahil dapat mempengaruhi perilaku objek dakwah / penerangan agama sebagaimana
yang diharapkan. Dan dalam praktek dakwah, motive tersebut dapat 24 dikembangkan melalui
pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada orang-orang untuk aktif melakukan tugas-tugas yang
sesuai dengan kemampuannya dengan pengarahan kepada hal-hal yang tidak berlawanan dengan
norma susila dan sosial. Motivasi menurut Suryabrata adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gates motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Menurut Greenberg motivasi
adalah suatu proses membangkit, mengarahkan, menetapkan perilaku ke arah suatu tujuan. Menurut
Bahri motivasi adalah gejala psikologik dalam diri seseorang sadar atau tidak sadar dalam
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Walgito motivasi merupakan
keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan tertentu.Dari
teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan penggerak tingkah laku
yang ada dalam diri manusia untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu
tujuan. Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi
dalam dakwah adalah dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan,
maksud dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga
di akhirat. Bilamana dalam proses dakwah, jaminan rasa aman dapat direalisasikan dalam bentuk
situasi dan kondisi kehidupan di lingkungan masyarakat dimana dakwah sedang dilangsungkan,
maka masyarakat dengan mudah akan terdorong untuk menerima bahkan menaruh simpati serta
mengaktualisasikan ke dalam perilaku pribadinya. Akan tetapi sebaliknya jika malah menimbulkan
atau mengundang ancaman dari luar, maka sudah pasti mereka akan menolak bahkan antipati
terhadap kegiatan dakwah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dakwah Hambatan
Dakwah adalah dari da’i sendiri dimana pribadinya mungkin kurang dapat diterima, seperti watak
yang keras, kaku, angkuh, sombong, sifat yang tidak terpuji dan tingkah laku yang tidak
mencerminkan seorang da’i, dari materi yang disampaikan kurang tepat sasaran, tidak sesuai dengan
kebutuhan dan tidak sesuai dengan kadar kemampuan, dari teknis penyampaian dakwah tidak sesuai
dengan keadaan yang menerima, dari alat yang dipergunakan tidak banyak menunjang keberhasilan
dakwah, dari t Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan
yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dengan demikian langkah
pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat untuk kemudian di upayakan memadukannya dengan tujuan organisasi.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi dalam
dakwah adalah dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud
dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di
akhirat. Bilamana dalam proses dakwah, jaminan rasa aman dapat direalisasikan dalam bentuk
situasi dan kondisi kehidupan di lingkungan masyarakat dimana dakwah sedang dilangsungkan,
maka masyarakat dengan mudah akan terdorong untuk menerima bahkan menaruh simpati serta
mengaktualisasikan ke dalam perilaku pribadinya. Akan tetapi sebaliknya jika malah menimbulkan
atau mengundang ancaman dari luar, maka sudah pasti mereka akan menolak bahkan antipati
terhadap kegiatan dakwah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dakwah Hambatan
Dakwah adalah dari da’i sendiri dimana pribadinya mungkin kurang dapat diterima, seperti watak
yang keras, kaku, angkuh, sombong, sifat yang tidak terpuji dan tingkah laku yang tidak
mencerminkan seorang da’i, dari materi yang disampaikan kurang tepat sasaran, tidak sesuai dengan
kebutuhan dan tidak sesuai dengan kadar kemampuan, dari teknis penyampaian dakwah tidak sesuai
dengan keadaan yang menerima, dari alat yang dipergunakan tidak banyak menunjang keberhasilan
dakwah, dari Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan yang
dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun sekelompok
masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut (Azwar, 1996). Dengan demikian langkah
pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat untuk kemudian di upayakan memadukannya dengan tujuan organisasi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau
yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang
akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi. Motivasi dalam dakwah adalah dorongan
dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam
mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat. Dalam proses
kegiatan dakwah/ penerangan agama, pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia adalah
mutlak perlu diperhatikan, karena tanpa dapat menghampiri motive-motive pokok manusia, pesan
dakwah mustahil dapat mempengaruhi perilaku objek dakwah / penerangan agama sebagaimana
yang diharapkan. Dan dalam praktek dakwah, motive tersebut dapat 24 dikembangkan melalui
pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada orang-orang untuk aktif melakukan tugas-tugas yang
sesuai dengan kemampuannya dengan pengarahan kepada hal-hal yang tidak berlawanan dengan
norma susila dan sosial. Motivasi menurut Suryabrata adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gates motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Menurut Greenberg motivasi
adalah suatu proses membangkit, mengarahkan, menetapkan perilaku ke arah suatu tujuan . Menurut
Bahri motivasi adalah gejala psikologik dalam diri seseorang sadar atau tidak sadar dalam
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Walgito motivasi merupakan
keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan tertentu.Dari
teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan penggerak tingkah laku
yang ada dalam diri manusia untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu
tujuan.
PENEGASAN ULANG

Mubalighah atau bisa disebut dengan dakwah adalah adalah kata yang berasal dari bahasa
Arab, asal katanya adalah ‫بلغ‬. Menurut para ulama, kata yang terdiri dari huruf tersebut memiliki arti
'sampainya sesuatu ke sesuatu yang lain'. Seseorang yang pandai untuk menyusun kata sehingga ia
mampu menyampaikan pesan dengan baik dan cukup dinamai baligh. Oleh karenanya, mubalighah
bisa diartikan sebagai seseorang yang menyampaikan suatu berita yang cukup kepada orang lain.
Pengertian mubaligh adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam baik secara lisan atau tulisan.
Mubalighah juga bisa menyampaikannya dengan bertatap muka langsung, atau juga bisa melalui
media cetak dan elektronik. Secara etimologis, kata dakwah berasal dari kata bahasa Arab yang
berarti menyeru, memanggil, mengajak mengundang. Pada hakikatnya dakwah memiliki tiga unsur
pokok. Pertama, al-taujih yaitu memberikan tuntutan dan pedoman serta jalan hidup Kedua, al-
taghyir yaitu mengubah dan memperbaiki keadaan seseorang atau masyarakat. Ketiga, yaitu
memberikan pengharapan akan sesuatu nilai agama yang disampaikan. Secara luas dakwah juga
termasuk di dalamnya tabsyir (penyampaian kabar gembira), inzar (pemberian peringatan), mauizah
(pengajaran), nasihah (nasihat), wa¡iyah (wasiat), dan lain-lain yang merupakan pekerjaan lisan dan
tulisan. mubaligh juga mempunyai tata cara/ kriteria yaitu harus mengaji di seorang yang berilmu
yaitu kyia atau guru. Mubaligh juga Seluruh pesan harus ditampung dalam kalimat yang ingin
disampaikan. Kalimatnya tidak bertele-tele namun juga tidak singkat. Maksudnya kalimat yang
disampaikan tersebut cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Kosakata yang disampaikan harus yang
familiar dengan pendengaran atau pengetahuan lawan bicara. Gaya bahasanya harus sesuai dengan
sikap lawan bicara. Bahasa yang digunakan mubaligh harus sesuai dengan bahasa dari audiensi.
Menjadi seorang mubaligah tentunya harus sabar dan ikhlas dalam menyampaikan sesuatu apalagi
di era saat ini. Mubalighah perlunya ada motivasi dan semangat agar pembicara menyampaikan
dengan antusias agar pendengar bisa memahami. Dan mubalighah mempunyai syarat syarat tertentu
pastinya. Mubaligah merupakan impian atau cita cita saya oleh karena itulah mimpi saya menjadi
seorang mubalighah tidak sampai disini akan tetapi harus terus berusaha dan pantang menyerah
untuk menghadapinya itulah tata cara dan syarat-syarat menjadi seorang mubaligah. Secara umum
fungsi dakwah dapat dilihat dari dua segi pertama dari segi isi pesan yakni menanamkan pengertian,
membangkitkan kesadaran, mengaktualisasikan dalam tingkah laku, melestarikan kehidupan.
Kedua, dari segi misi perubahan masyarakat, maka tujuan dakwah dari segi praktisnya memajukan
segala budang tingkah laku manusia, dari segi natur atau keadaaan manusia maka dakwah adalah
mengembalikan manusia kepada fitrahnya. Ketiga dari segi peranannya maka dakwah sebenarnya
memberikan angin baru dan pedoman. Keempat dari segi kehidupan dakwah bertujuan untuk
menfilter. Kelima, dari segi psikisnya dakwah akan mengembangkan psikis. Keenam, dari segi
perkembangan maka dakwah memberikan pengetahuan tentang kebaikan. Ketujuh, dari segi
hubungan dengan Allah maka dakwah merupakan misi uluhiyah Dakwah bertujuan kepada Allah
sabili rabbik, namun tujuan dakwah dapat dibagi berdasarkan objeknya misalnya dakwah kepada
orang kafir, dakwah kepada ahli kitab, dakwah kepada orang beriman.

Dakwah adalah kewajiban bagi setiap umat manusia terutama umat Islam, kewajiban
dakwah berdasarkan pada surah al-Imran ayat 104. Berdasarkan surah al Imran 104 terdapat
perbedaan penafsiran tentang kewajiban berdakwah, sehingga ada yang memahami bahwa dakwah
itu fardu kifayah dan adapula yang memahami dakwah itu fardu ain, dari perbedaan pemahaman
inilah yang mendasari adanya dakwah umum dan dakwah khusus. Subjek dakwah adalah orang
yang mengajak kepada kebenaran dan kebaikan, subjek dakwah biasa juga dikenal sebagai da’I,
mubalig, ulama, menurut Syekh Ali Mahfudz seorang da’I memiliki harus memiliki sifat yakni:
berilmu, mengamalkan ilmunya, tidak berbohong, penyantun, berani, bersih tidak silau terhadap
milik orang lain. Menurut Iman Mustafa Al-Maraghi ada enam sifat harus dimiliki oleh da’I yakni:
alim, mengetahui situasi umat, mengetahui bahasa umat, mengetahui agama, aliran. Sementara
objek dakwah menurut Dr. Abdul Karim Zaidan ada 4 golongan manusia: kaum bangsawan, kaum
banyak, orang munafik, orang maksiat. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
berdakwah media yang dimaksud adalah media antarpribadi, media kelompok, media publik, dan
media massa. Menurut Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi lima: Pertama, lisan,
kedua tulisan, ketiga, lukisan atau gambar, audio visual, akhlak. Sedangkan jika dilihat dari sisi
penyampaiannya pesan dakwah dapat dibagi tiga, pertama, the spoken words, kedua the printed
writing, ketiga, the auidio visual.

Metode dakwah berasal dari kata methodus yang berarti jalan, dalam QS al-Nahl (16): 125
menjelaskan asa tiga metode dakwah yakni Al-Hikmah, Al Mauizah al-Hanasah. Selain metode
dakwah tersebut ada metode dakwah persuasive, keteladanan, metode diskusi, metode pengamatan,
metode kisah, metode sanjungan, selanjutnya ada metode tulusan, metode memudahkan, metode
mencegah. Metode dakwah berdasarkan masyarakatnya, ada masyarakat da nada juga masyarakat
ke dua, kemudian masyarakat virtual. Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima dan pesan di sini merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan, maksud sumber. Pesan yang baik memiliki ciri Pertama, pesan harus
dirancang dengan baik sehingga menarik. Kedua, pesan harus memiliki kesamaan makna. Ketiga,
pesan harus membangkitkan kebutuhan khalayak. Keempat, pesan harus memperoleh kebutuhan itu.
Pesan dakwah atau materi dakwah secara garis besar dapat dibagi tiga yakni: Aqidah, Ahlaq,
Ibadah. Hambatan-hambatan dalam komunikasi, hambatan dalam komunikasi dakwah itu meliputi:
Noice Factor, Semantic Factor, Interest, Motivasi, Prasangka, Hambatan sosiologis, Hambatan
antropologis, Hambatan psikologis, Hambatan Mekanis Efek berdasarkan pada respon/umpan balik
terhadap mad’u: Simpati aktif, yaitu mad’u yang menaruh simpati dan secara aktif dalam menerima
pesan dakwah. Golongan pasif, yaitu mad’u yang masa bodoh terhadap dakwah. Golongan antipasti
adalah mad’u tidak rela atau tidak suka akan terlaksananya dakwah. Ketika Rasullah berdakwah di
Mekah, Rasulullah berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi, pada fase pertama Rasulullah di
Mekah beliau menjalankan aktivitas dakwah selama 3 tahun dan menghasilkan 40 0rang lebih
masuk Islam, Empat orang pertama yang menerima dakwah Nabi adalah adalah Khadijah binti
Khuwailid, Abu Bakar , Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Rasulullah saw dalam
menjalankan dakwahnya di Madinah memiliki beberapa metode, untuk mengajak masyarakat
memeluk agama islam serta membina masyarakat di Madinah. Adapun metode yang digunakan
yaitu: Membina Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam islam), Membangun Masjid, Membuat
Perjanjian dengan warga non muslim, Menyusun strategi politik dan militer, Jihad/Perang.

Anda mungkin juga menyukai