Anda di halaman 1dari 4

Berdakwah Online Menyalurkan Jiwa Komunikasi Perspektif Tafsir Qur’an

Kita sebagai umat muslim bukankah sudah seharusnya saling mengajak kepada hal kebaikan?
Terlebih lagi, kita yang sudah dikasih kenikmatan oleh Allah SWT untuk bisa berfikir menggunakan
otak kita. Kita tahu mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah, maka apabila dalam suatu perkumpulan sudah ada
yang melaksanakan, gugur kewajiban orang-orang disekitarnya. Seberapa penting dakwah itu
diadakan? jawabannya adalah penting sekali. Kita tidak bisa mengetahui bahwa seluruh
masyarakat muslim disekitar kita tidak butuh asupan agama. Maka dari itu penting sekali
dilakukan kegiatan dakwah, agar bisa menambah wawasan serta menjadi hidayah bagi
masyarakat yang kurang informasi agama.
Bayangkan bila dalam suatu daerah, tidak ada satupun yang berinisiatif untuk berdakwah.
Padahal diantara mereka ada yang mempunyai ilmu agama lebih dari yang lainnya. Bagaimana
nasib orang-orang yang masih butuh hidayah? bagaimana nasib masyarakat yang masih butuh
disadarkan betapa pentingnya agama? Sangat amat disayangkan. Seperti tidak mencerminkan
masyarakat muslim yang peduli terhadap sesama. Islam mengajarkan kita untuk saling
membantu dan memudahkan satu sama lain. Sehingga jangan sampai dalam suatu wilayah, tidak
ada tokoh masyarakat yang berdakwah.

DAKWAH MELALUI MEDIA ONLINE

Berdakwah tidak selalu tentang berbicara dihadapan banyak orang. Berani tampil ditempat
umum, bukan satu-satunya cara untuk berdakwah. Sebagaimana yang kita ketahui, berdakwah
itu menyebarkan kebaikan serta mengajak orang-orang untuk amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga
pasti ada banyak cara untuk melakukan hal tersebut. Salah satunya dengan sosial media atau
media online. Apa yang kita ketik di sosmed, apa yang kita perbuat pada sosmed, akan ada
kemungkinan untuk tersebar secara menyeluruh. Maka dari itu, sangat disayangkan bila banyak
pemuda-pemudi yang tidak bisa memanfaatkan sosmed dengan baik. Padahal, berdakwah
melalui media online itu cukup mudah. Kita hanya tinggal mengetik apa yang mau kita
dakwahkan, lalu sebarkan. Kita membuat status whatsapp yang isinya quotes islami ataupun
hadist saja, itu sudah termasuk berdakwah. Mudah sekali bukan? nah, sudah tidak ada alasan lagi
untuk malas berbagi kebaikan.
Berdakwah melalui online juga sangat memudahkan orang-orang yang ingin mengetahui
informasi agama, namun sulit untuk keluar rumah. Terlebih lagi dimasa covid-19 seperti ini, masih
banyak orang yang melakukan banyak aktifitas didalam rumah. Sehingga, kemungkinan
masyrakat untuk melihat-lihat dakwah disosmed itu sangat besar peluangnya. Simbiosis
mutualisme sudah didapatkan, Orang-orang tidak perlu repot keluar rumah mencari
perkumpulan pengajian. Pendakwah juga hanya mempersiapkan media online dari rumahnya.
Untuk menonton ataupun menyebarkan dakwah secara online, juga butuh ikhtiar lainnya.
Seperti menyiapkan sinyal, internet, perlengkapan elektronik, serta keadaan rumah juga.
Meskipun sangat mudah untuk mendapatkan informasi agama lewat online, Internet juga
berpengaruh besar. Apabila tidak ada sinyal, maka pendakwah akan mengundur waktunya.
Masyrakat juga kelimpungan mencari informasi agama. Tidak bisa disepelekan ikhtiar dakwah
lewat online maupun secara langsung. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Niat yang ikhlas serta hati yang berlapang dada perlu dipupuk untuk kepentingan
dan kelancaran dakwah.
DAKWAH ONLINE SALURKAN JIWA KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

Pada umumnya, manusia sangat butuh komunikasi. Kita sebagai mahluk hidup, tidak akan bisa
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sehingga mau tidak mau kita harus saling berinteraksi.
Nah, sama hal nya dengan berdakwah. Para penceramah akan melakukan interaksi bahkan tanya
jawab terhadap para penontonnya. Pendakwah menjelaskan dan penonton menyimak ,
mendengarkan serta memberi respon. Dari hubungan antara pendakwah dan penonton itulah
dihasilkan adanya komunikasi.
Komunikasi tidak selalu dengan berbicara langsung depan orang lain, berbincang dengan orang
lain pada sosial media juga termasuk berkomunikasi. Sehingga bila kita berdakwah secara
langsung maupun secara online, berarti kita telah menyalurkan jiwa kita untuk berkomunikasi.
Membiarkan orang lain mendengarkan apa yang kita sampaikan, membiarkan orang lain
merespon serta memberi saran atas apa yang sudah kita ucapkan. Jurusan komunikasi dan
penyiaran islam ini tidak hanya membahas tentang komunikasi umum. Tapi, apapun hal
komunikasi berbau islam juga dibahas. Berdakwah itu suatu kebaikan yang seharusnya dilakukan
sebagai seorang muslim, meskipun hukumnya fardhu kifayah, tidak ada salahnya bila kita saling
berbagi kebaikan. Semakin banyak orang yang ingin menyebarkan amar ma’ruf nahi munkar,
maka semakin bagus juga kehidupan di lingkunganya.
Berdakwah dengan berkomunikasi adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan adanya rasa
kepercayaan diri. Bagaimana kita mau berbincang bila tidak berani bicara? bagaimana kita mau
menyebarkan kebaikan bila kita tidak percaya diri melakukannya?. Pasti semua akan sulit
dilakukan dan diterapkan bila dalam diri masih terlalu malu. Mulailah tingkatkan keberanian
dalam diri, agar terjamin lancarnya sebuah komunikasi.

PERSPEKTIF TAFSIRAN QURAN TENTANG KOMUNIKASI

Al-qur’an adalah kitab suci serta pedoman bagi umat muslim. Tidak bisa dipungkiri bahwa
semasa kita hidup akan selalu berdampingan dengan yang namanya Al-qur’an. Dimana segala
permasalahan dan ilmu pengetahuan dunia pasti ada dalam al-qur’an. Bahkan tentang konunikasi
saja ada didalamnya. Terdapat adab yang seharusnya kita lakukan saat berkomunikasi, dan
tentang apa yang tidak boleh kita lakukan. Beberapa ayat qur’an serta hadist, bisa menjadi
landasan berkomunikasi. Contohnya pada surat An- nisa ayat 148 yang berbunyi :

‫ــه َر بِالس ۡ ُّٓو ِء ِمنَ ۡالقَ ۡو ِل اِاَّل َم ۡن ظُلِ َم‌ؕ َو َكانَ هّٰللا ُ َس ِم ۡيعًا َعلِ ۡي ًما‬
ۡ ‫اَل ي ُِحبُّ هّٰللا ُ ۡال َج‬
Artinya :
“Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang
yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.
Nah, dari ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa sebagai seorang muslim, harus menjaga
perkataan kita. Jangan mengucapkan perkataan-perkataan buruk. Allah tidak menyukai
hambanya yang berkata buruk. Hal seperti ini masuk kedalam adab dalam berkomunikasi
maupun berdakwah. Menyampaikan dakwah berarti menyampaikan sebuah kebaikan, jangan
sampai kalimat yang disusun untuk berdakwah mengandung kalimat buruk ataupun
menyinggung. Harus diteliti dengan jelas, dan jangan asal bicara. Bila pendakwah ingin
menyampaikan humor, pastikan humor tersebut tidak menyakiti siapapun. Begitu juga dalam
komunikasi kita sehari-hari, tidak hanya saat berdakwah saja. Dalam kehidupan sehari-hari kita
tetap harus menjaga perkataan dengan yang baik-baik. Perkataan baik dapat memperkecil adanya
perselisihan antar sesama manusia. Perkataan baik tidak akan membuat orang lain marah dan
tersinggung atas apa yang kita ucapkan. Kehidupan di lingkungan juga akan damai tentram.
Sebaliknya, jika kita terlalu asal dalam berbicara, tidak memperhatikan perkataan. Sudah pasti
kemungkinan besar masyarakat akan terpecah belah, tidak terima atas ucapan kita.
Relevan sekali bukan landasan komunikasi dalam al-qur’an dengan komunikasi kita didunia?
sehubungan dengan adanya berdakwah, landasan qur’an tersebut sangat membantu
melancarkan dan menertibkan adanya komunikasi antara pendakwah dan jama’ah. Berdakwah
lewat online sebenarnya perlu lebih berhati-hati. Karena jejak digital sampai kapanpun pasti ada,
maka jangan sampai kita berdakwah tapi meninggalkan jejak buruk. Hati-hati juga dalam menjaga
aib seseorang, dalam surah an-nisa ayat 148 diatas tadi, Menjelaskan juga bahwa kita tidak boleh
membuka aib kita secara terang-terangan.
Dalam berkomunikasi menyampaikan dakwah, juga disarankan untuk lemah lembut, agar lebih
meresap ke relung hati, seperti pada surat Thaha ayat 43-44 :

‫طغَى‬َ ُ‫ْاذهَبَا ِإلَى فِرْ عَوْ نَ ِإنَّه‬


‫فَقُوال لَهُ قَوْ ال لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َشى‬

Artinya : “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun karena benar-benar dia telah melampaui batas.
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan dia sadar atau takut”.

Dari ayat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Qaulan Layina berarti pembicaraan yang
lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat
menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara.
Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertuturkata
dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun
yang mendengarnya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata
sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.
Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-
lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak
berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi
kita.
Dengan demikian, dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan
suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi. Allah melarang bersikap keras dan kasar dalam
berdakwah, karena kekerasan akan mengakibatkan dakwah tidak akan berhasil malah ummat
akan menjauh.

EFEK POSITIF BERDAKWAH ONLINE

Setelah melakukan pengamatan ke beberapa pihak dan sejumlah orang. Banyak orang sepakat
bahwa dakwah online mempunyai lbanyak sisi positif, apalagi dikala Covid-19 melanda seperti ini.
Dimana orang-orang dapat menimba ilmu, dapat memperdalam kajian agama. Tanpa harus
bersiap-siap keluar rumah. Semua dilakukan secara online, hanya membutuhkan internet yang
stabil. Dilihat dari banyaknya masyarakat yang masih parno dan takut akan corona. Kegiatan
dakwah online ini sangat cocok diterapkan. Apalagi bila pendakwah memposting video dakwah,
dimana video tersebut dapat dilihat kapanpun dan dimanapun. Masyarakat tidak perlu repot-
repot mengejar waktu agar tidak ketinggalan kajiannya.
Untuk sekarang ini, media yang sangat cocok dan efektif digunakan dalam dakwah online ialah :
Youtube, Instagram dan Whatsapp.

Anda mungkin juga menyukai