Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL AL-ISLAM

“GOTONG ROYONG”

Dosen Pengampu : Radhiyatul Fitri, M.Ag

NAMA : Dhea Meiza Azzahra


NIM : 230205265

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2023
GOTONG ROYONG DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDAYA
MASYARAKAT INDONESIA

Dhea Meiza Azzahra


Program Studi Farmasi
Fakultas Mipa dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Riau

ABSTRAK
Agama islam merupakan agama mayoritas di Negara Indonesia. Bahkan tidak
hanya di Indonesia, islam merupakan salah satu agama terbesar yang tersebar di
seluruh dunia saat ini. Agama islam juga menjadi satu-satunya agama yang
diridhai oleh Allah SWT dan tentunya berpedoman pada Al-quran dan Hadist.
Selain itu, agama islam juga terus berkembang seiring perubahan zaman. Negara
Indonesia sendiri adalah Negara kepulauan yang strategis karena letaknya yang
diapit oleh dua benua dan dua samudra. Di Indonesia tersebar penduduk dari
Sabang sampai Merauke yang setiap wilayah pasti memiliki ciri khas tersendiri
yang berbeda dengan wilayah lainnya. Nah, gotong royong adalah salah satu dari
banyaknya kebudayaan yang tersebar di Indonesia itu. Tetapi keberagaman
budaya suku bangsa dan bahasa tersebut dapat disatukan melalui gotong royong.
Sama halnya seperti pada Sumpah Pemuda yang kebetulan baru saja kita rayakan
di hari Sabtu, 28 Oktober 2023 yang lalu.

1. PENDAHULUAN
Gotong royong sebagai salah satu simbol nilai luhur bangsa Indonesia yang diakui
memberikan keuntungan sisial bagi masyarakat Indonesia dan merekatkan tali
persaudaraan antara sesama. Nilai kegotong-royongan yang telah tertanam dalam
masyarakat Indonesia, sangat sejalan dengan pemikiran Islam. Bagi Islam dengan
siapapun harus saling tolongmenolong. Dan berbuat baik dalam suatu umat
maupun dengan umat lainnnya. Dan hal tersebut bisa terealisasikan salah satunya
melalui budaya gotong royong. Yang mana budaya gotong royong memang sudah
melekat dengan bangsa Indonesia. Gotong royong menjadi ciri khas yang
umumnya diketahui oleh banyak bangsa lain.

2. GOTONG ROYONG DALAM ISLAM


Dari dahulu hingga kini, ada 3 peristiwa bersejarah dalam peradaban bangsa Arab
yang terkait budaya gotong royong. Peristiwa tersebut adalah, yang pertama saat
terjadi perbaikan Ka’bah yang digambarkan seperti berikut :
“Mereka membagi sudut-sudut Ka’bah dan mengkususkan setiap kabilah dengan
bagiannya sendiri-sendiri. Setiap kabilah mengumpulkan batu-batu terbaik dan
mulai membangun. Orang yang bertugas menangani pembangunan ka’bah ini
adalah Baqum, seorang arsitek berkebangsaan Romawi”.

Yang kedua adalah peristiwa pembangunan masjid Nabawi saat pertama kali tiba
di Madinah dalam perjalanan hijrah, seperti diceritakan oleh Al-Mubarakfury :
“Langkah strategis pertama yang dilakukan oleh Rosulullah SAW setelah tiba di
Madinah itu ialah membangun masjid sebagai pusat kegiatan umat yang dikenal
sebagai masjid Nabawi. Dalam proses pembangunanya Rosululloh sendiri ikut
serta di dalamnya. Beliau bertugas mengangkat batu dan bata sambil berkata
“Tiada hidup kecuali penghidupan akhirat. Ampunilah kaum Ansor dan
Muhajirin”. Apa yang dilakukan Rosulullah mampu memompa semangat para
sahabat. Salah seorang diantara mereka berkata “Jika kita duduk saja sedangkan
Rosulullah bekerja, itu adalah tindakan yang sesat”.

Dan yang ketiga adalah gotong royong Nabi dan para sahabat saat membangun
parit sebagai benteng pertahanan sebagaimana dikisahkan. Setelah mendapatkan
informasi yang cukup tentang kehadiran pasukan musuh, Rosulullah SAW pun
bersama para sahabat menggelar musyawarah untuk mencari solusi terbaik guna
mempertahankan Madinah. Akhirnya, setelah berdiskusi panjang, usulan Salman
Al-Farisi untuk membentengi Madinah dengan parit menjadi usulan paling bisa
diterima.
Pada akhirnya gotong royong pun menjadi anjuran dari Rasulullah SAW kepada
para umatnya. Sesuai dengan Al Quran surat AnNissa ayat 36 :

Yang artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya


dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh”.
Atau dalam surat Saba’ Ayat 34:
‫َو َم ا َأْر َس ْلَنا ِفي َقْر َيٍة ِم ْن َنِذ يٍر ِإاَّل َقاَل ُم ْتَر ُفوَها ِإَّنا ِبَم ا ُأْر ِس ْلُتْم ِبِه َك اِفُروَن‬

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi
peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya".
Dengan adanya ayat di atas maka jelaslah bahwa kita sebagai manusia harus
berbuat baik kepada siapapun juga tanpa membeda-bedakan asal usul keturunan,
ras maupun agamanya dan salah satu bentuk sederhana nya adalah dengan gotong
royong.
Sedangkan ,menurut hadist sebagai berikut :

. ‫َبْيَن َو َش َّبَك اْل ُم ْؤ ِمُن ِلْل ُم ْؤ ِم ِن َك اْل ُبْنَياِن َيُش ُّد َبْع ُض ُه َبْع ًض ا‬.

Artinya: ”Mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan
yang saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya.
(Rasulullah SAW. sambil memasukkan jari-jari tangan ke sela jari- jari lainnya)”.
(HR. Bukhari).
Atau dalam hadist :
“Akhoirukum man ta’allamal qur’ana wa’alla,ahu”.
Artinya : “Sebaik-baiknya manusia adalah yang belajar dan mengajarkannya”.

Jadi sudah sepantasnya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW melakukan
gotong royong, mulai dari gotong royong membersihkan atau melakukan
musyawarah guna menghindari masalah adu fsik dan sebagainya.

3. GOTONG ROYONG DI INDONESIA


Pada zaman sekarang ini sangat disayangkan gotong royong dirasa tidak up to
date dengan banyaknya kegiatan manusia saat ini. Akibatnya dengan banyak
dalih, masyarakat Indonesia mulai meninggalkan budaya gotong royong dan
merasa lebih baik menggantinya dengan uang.

Sebenarnya tidak mengikuti gotong royong namun menggantinya dengan uang


adalah solusi yang tepat, hanya saja janagan setiap saat mengganti gotong royong
dengan uang karena inti dari kegiatan gotong royong itu sendiri adalah
mempererat tali silaturahmi. Apalagi kita manusia adalah makhluk sosial yang
berarti akan membutuhkan manusia lainnya, dan gotong royong adalah alternatif
yang tepat untuk mencari partner sosial yang tepat untuk kita. Jika diamati,
banyak anak muda yang mengikuti gotong royong pada zaman sekarang ini yang
hanya datang menampakkan diri, tidak bekerja atau membantu proses gotong
royong, lalu pulang sesukanya. Contohnya saja banyak di sekitar kita.

Sugguh merugi orang yang seperti itu, padahal gotong royong bertujuan untuk
kenyamanan bersama. Contoh sederhana nya piket kelas, bertujuan untuk
membersihkan ruang kelas demi kenyamanan belajar-mengajar. Namun jika tidak
melakukan piket kelas, jangan salahkan siapapun jika saat proses belajar-
mengajar banyak nyamuk, adanya bau tidak sedap, hingga kelas yang dipenuhi
sampah.
4. KESIMPULAN
 Jadi gotong royong sudah diterapkan sejak zaman Nabi sehingga gotong
royong adalah salah satu anjuran Nabi
 Gotong royong bertujuan untuk kebaikan yang melakukannya, jadi sering-
seringlah untuk ikut gotong royong
 Tolong menolong dalam bentuk gotong royong juga bisa mempererat tali
silaturahmi
 Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain, sudah
seharusnya kita semua melakukan gotong royong bersama
 Gotong royong membuat suatu pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat
selesai disertai interaksi sosial
 Umat islam adalah bersaudara, jadi dengan adanya gotong royong seorang
manusia dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain

5. DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi, Idris. Islam, Budaya Gotong Royong dan Kearifan Lokal, Sekretaris
Lembaga Pengembangan Al-Islam Dan kemuhammadiyahan Universitas
Muhammadiyah Jember, 2017. Jember.
Muryanti, REVITALISASI GOTONG ROYONG: Penguat Persaudaraan
Masyarakat Muslim di Pedesaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga, 2015. Depok.
Sodikin, Ahmad, Nashrul, Muhammad. Peran Dahwah Islam Dalam Budaya
Gotong Royong, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, 2022. Jepara.

Anda mungkin juga menyukai