Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Dosen Pengampu
Fathan Fihrisi, M.Pd.I.

Disusun oleh :

Kelompok 6
Kelas 20

Rehagel Yogo Prastowo 231910901014


Muhammad Rafli Ramadhani 231910901021
Begawan Damar Ngesti 231910901025
Fikri Lego Utomo 231910901029
Hisyam Fadhlurrahman Hadi 231910901032
Rendra Wahyu 231910901035

MATA KULIAH UMUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS JEMBER
2023
IDENTITAS MAHASISWA

1. Nama : Rehagel Yogo Prastowo


NIM : 231910901014
Prodi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknik

2. Nama : Muhammad Rafli Ramadhani


NIM : 231910901021
Prodi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknik

3. Nama : Begawan Damar Ngesti


NIM : 231910901025
Prodi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknik

4. Nama : Fikri Lego Utomo


NIM : 231910901029
Prodi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknik

5. Nama : Hisyam Fadhlurrahman Hadi


NIM : 231910901032
Prodi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknik

6. Nama : Rendra Wahyu


NIM : 231910901035
Prodi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Teknik
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga makalah tentang "Kerukunan antar umat beragama"
ini selesai dibuat, Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fathan
Fihrisi M.Pd.I, selaku dosen Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama islam Universitas
Jember yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Makalah ini telah kami buat dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari masih ada kekurangan dalam makalah yang kami buat.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini kami ada kesalahan.

Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen maupun teman - teman. Demi
tercapai makalah yang sempurna

Jember, 29 Agustus 2023

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat Kajian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Memahami kondisi kerukunan antar umat beragama di Indonesia
2.2 Konsep Kerukunan Antar Umat Beragama
2.3 Konsep Islam sebagai rahmatanlilalamin
2.4 Konsep ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah wathoniyah
2.5 Peran mahasiswa dalam menjaga kerukunan antar umat beragama
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakanng

Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerenakeanekaragaman suku,


budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agamayang diakui oleh pemerintah
Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari
agama-agama tersebut terjadilah perbedaanagama yang dianut masing-masing
masyarakat Indonesia. Dengan perbedaantersebut apabila tidak terpelihara dengan baik
bisa menimbulkan konflik antarumat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar
agama itu sendiri yangmengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati,
dan saling tolongmenolong.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragamayang
sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua.Ukhuwah
melahirkan kerukunan hidup dan kesetiakawanan sosial. Ukhuwah antar umat Islam tak
akan berwujud tanpa silaturahim. Komunitas Muslim tidak akan diperhitungkan
keberadaannya jika tidak memelihara dan membangun jaringan silaturahim. Tulisan ini
selain berusaha untuk mencari titik singgung dan titik temu, baik terhadap sesama
Muslim, maupun terhadap non-Muslim.,sehingga tulisan ini juga memaparkan tiga
dimensi dalam ukhuwah, yakni persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah);
persaudaraan sesama umat muslim (ukhuwah islamiyah) ;komitmen persaudaraan antar
seluruh masyarakat yang (ukhuwah wathoniyah).

Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semuamasyarakat


yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidakrukunan agama bahwa
kerukunan agama itu sangatlah penting.Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata
islam berarti damai, selamat,sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran
untuk menciptakankedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia
pada khususnyadan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang
Allahturunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama
itukemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-
rasul berikutnya.Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari beragam agama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan kerukunan beragama yang ada di Indonesia?
2. Apa pengertian dari kerukunan antar umat beragama?
3. Bagaimana konsep agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam?
4. Bagaimana konsep ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah
wathoniyah?
5. Apa peran mahasiswa untuk menjaga kerukunan beragama di sekitar?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui kondisi kerukunan antar umat beragama
2. Untuk mengetahui pengertian kerukunan beragama
3. Untuk mengetahui konsep agama Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam
4. Untuk mengetahui ukhuwah islamiah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah
wathoniyah
5. Mengetahui peran mahasiswa untuk menjaga kerukunan beragama di sekitar

2
1.4 Manfaat Kajian
Memberikan suasana rukun keberagaman antar umat beragama di Indonesia, khususnya
dalam lingkungan Universitas Jember. Hal ini menyadarkan kita arti sila ke-3 yaitu
persatuan Indonesia. Dengan perbedaan-perbedaan tersebutlah sangat rentan terjadi
perpecahan, karma itulah kita sebagai agent of change harus menjadi penegak ataupun
pemersatu bangsa khususnya di ka Jemberuniversitas. Dengan konsep ukhuwah
islamiyah diharapkan kita semua semakin mendekatkan diri dengan Allah SWT serta
menjalin tali silaturahmi baik sesama umat muslim maupun non muslim. Kajian ini
menyadarkan arti persaudaraan dan persatuan bagi seluruh rakyat indonesia dalam
konsep ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah wathoniyah.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Memahami Kondisi Kerukunan Antar umat beragama di Indonesia

("Sebenarnya oknum aparat


kampung datang untuk mengingatkan
dan menghentikan kegiatan
peribadatan, takutnya masyarakat
kumpul sehingga terjadi chaos,"
jelasnya.

Purna Irawan menilai, setiap warga


negara berhak menjalankan nilai agamanya masing-masing dengan aman, tenang,

Gambar 2.1 berjalan lancar dan rukun. Itu telah


jadi komitmen FKUB di Lampung

"Hanya saja tentu keinginan kita agar mereka melaksanakannya tetap tenang, rukun,
berjalan, lancar, harus terpenuhi syarat-syaratnya," pungkasnya. )

Hal-hal mengenai perbedaan agama merupakan suatu hal yang signifikan sehingga
sangat rentan terjadi perpecahan jikalau kita tidak memantapkan konsep sila ke-3 yaitu
Persatuan Indonesia. Seperti berita yang terjadi baru baru ini khususnua di Lampung,
terdapat pemberhentian peribadatan umat kristiani oleh umat lain. Tentu saja hal ini
memicu pro kontra jika kita tidak menyimak setiap berita secara detail dan terperinci,
berita seperti ini sangat rawan untuk disusupi aspek hoax didalamnya sehingga akan
muncul sebuah rasa ingin memerangi atau memisah.

Seperti pada kasus di Lampung ini, terdapat sejumlah warga yang memberhentikan
peribadatan karena tempat tersebut bukan tempat ibadah , yaitu masih berstatus rumah.
Syarat syarat untuk menjadikannya tempat beribadah belum terpenuhi sebelumnya.
Namun, sudah dimulai peribadatannya hal inilah yang membuat warga datang dan
memberhentikan peribadatan di sana. Tetapi,dari problemagika tersebut sudah dicapai
perdamaian dan kesepakatan antara kedua pihak yaitu dengan lokasi tersebut dapat
dijadikan tempat peribadatan jika sudah diurus syarat dan ketentuannya secara resmi.
Kita sebagai generasi muda, khususnya mahasiswa harus paham dan melek akan
teknologi yang ada sehingga tidak akan terprovokasi akan berita yang menimbulkan
perpecahan. Dan harapannya kita sebagai mahasiswa menjadi agen perubahan dengan
selalu menjaga kerukunan khususnya kerukunan antar umat beragama yang bisa kita
mulai dari diri sendiri, lingkungan universitas, hingga masyarakat luas nantinya.

2. Konsep Kerukunan Antar Umat Beragama


Pengertian kerukunan antar umat beragama.Kerukunan antar umat beragama
adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa
menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu
kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan
sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini
tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk
mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi
antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus
bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu
masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling
mengganggu.Kerukunan antar umat beragama adalah suatu bentuk hubungan yang
harmonis dalam dinamika pergaulan hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang
di ikat oleh sikap pengendalian hidup dalam wujud:
1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya.
2. Saling hormat menghormati dan berkerjasama intern pemeluk agama, antar
berbagai golongan agama dan umatumat beragama dengan pemerintah yang
sama-sama bertanggung jawab membangun bangsa dan Negara.
3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang
lain.
Dengan demikian kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu tongkat
utama dalam memelihara hubungan suasana yang baik, damai, tidak bertengkar, tidak
gerak, bersatu hati dan bersepakat antar umat beragama yang berbeda-beda agama untuk
hidup rukun.Dijelaskan Dalam pasal 1 angaka (1) peraturan bersama Mentri Agama dan
Mentri Dalam No.9 dan 8 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas Kepala
Daerah/Wakil Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan
forum kerukunan umat beragama, dan pendirian rumah ibadat. Kerukunan antar umat
beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengalaman ajaran
agamanya.
Indonesia Tahun 1945.Memahami pengertian kerukunan umat beragama,
tampaknya peraturan bersama diatas mengingatkan kepada bangsa Indonesia
bahwa kondisi kerukunan antar umat beragama bukan hanya tercapainya suasana
batin yang penuh toleransi antar umat beragama, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana mereka bisa saling berkerjasama membagun kehidupan umat beragama yang
harmonis itu bukan sebuah hal yang ringan. Semua ini haarus berjalan dengan hatihati
mengingat agama sangat melibatkan aspek emosi umat, sehingga sebagai mereka lebih
cenderung dengan kebenaran dari pada mencari kebenaran. Meskipun sudah banyak
sejumlah pedoman telah digulirkan, pada umumnya masih sering terjadi gesekan-
gesekan dalam menyiarkan agama dan pembangunan rumah ibadah.

Ada lima kualitas kerukunan umat beragama yang perlu dikembangkan, yaitu:
nilai relegiusitas, keharmonisan, kedinamisan, kreativitas, dan produktivitas.
Pertama: kualitas kerukunan hidup umat beragama harus merepresentasikan sikap
religius umatnya. Kerukunan yang terbangun hendaknya merupakan bentuk dan suasana
hubungan yang tulus yang didasarkan pada motf-motif suci dalam rangka pengabdian
kepada Tuhan. Oleh karena itu, kerukunan benar-benar dilandaskan pada nilai kesucian,
kebenaran, dan kebaikan dalam rangka mencapai keselamatan dan kesejahteraan umat.
Kedua: kualitas kerukunan hidup umat beragama harus mencerminkan pola interaksi
antara sesama umat beragama yang harmonis, yakni hubungan yang serasi,”senada dan
seirama”, tenggang rasa, saling menghormati, saling mengasihi, saling menyanyangi,
saling peduli yang didasarkan pada nilai persahabatan, kekeluargaan, persaudaraan, dan
rasa rasa sepenanggungan.
Ketiga: kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pada
pengembangan nilai-nilai dinamik yang direpresentasikan dengan suasana yang
interaktif, bergerak, bersemangat, dan gairah dalam mengembalikan nilai kepedulian,
kearifan, dan kebajikan bersama.
Keempat: kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diorientasikan pada
pengembangan suasana kreatif, suasana yang mengembangkan gagasan, upaya, dan
kreativitas bersama dalam berbagai sector untuk kemajuan bersama yang bermakna.
Kelima: kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pula pada
pengembangan nilai produktivitas umat, untuk itu kerukunan ditekankan pada
pembentukan suasana hubungan yang mengembangkan nilai-nilai sosial praktis dalam
upaya mengentaskan kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan, seperti
mengembangkan amal kebajikan, bakti sosial, badan usaha, dan berbagai kerjasama
sosial ekonomi yang mensejahterakan umat.

Dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama dapat dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut:
1. Saling tenggang rasa menghargai dan toleransi antar umat beragama.
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.
3. Melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya.
4. Memetuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan
Negara atau Pemerintah.
Ada beberapa pedoman yang digunakan untuk menjalin kerukunan antar umat
beragama yaitu:
1. Saling menghormati.
Setiap umat beragama harus atau wajib memupuk, melestarikan dan meningkatkan
keyakinannya. Dengan mempertebal keyakinan maka setiap umat beragama akan lebih
saling menghormati sehingga perasaan takut dan curiga semakin hari bersama dengan
meningkatkan taqwa, perasaan curiga dapat dihilangkan.
Rasa saling menghormati juga termasuk menanamkan rasa simpati atas
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kelompok lain, sehingga mampu menggugah
optimis dengan persaingan yang sehat. Di usahakan untuk tidak mencari kelemahan-
kelemahan agama lain, apalagi kelemahan tersebut dibesar-besarkan.
2. Kebebasan Beragama.
Setiap manusia mempunyai kebebasan untuk menganut agama yang disukai serta
situasi dan kondisi memberikan kesempatan yang sama terhadap semua agama. Dalam
menjabarkan kebebasan perlu adanya pertimbangan sosiologis dalam arti bahwa
kenyataan proses sosialisasi berdasarkan wilayah, keturunan dan pendidikan juga
berpengaruh terhadap agama yang dianut seseorang.
3. Menerima orang lain apa adanya.
Setiap umat beragama harus mampu menerima seseorang apa adanya dengan segala
kelebihan dan kekurangannya, melihat umat yang beragama lain tidak dengan persepsi
agama yang dianut. Seorang agama Kristen menerima kehadiran orang Islam apa adanya
begitu pula sebaliknya. Jika menerima orang Islam dengan persepsi orang Kristen maka
jadinya tidak kerukunan tapi justru mempertajam konflik.
4. Berfikir positif.
Dalam pergaulan antar umat beragama harus dikembangkan berbaik sangka. Jika
orang berburuk sangka maka akan menemui kesulitan dan kaku dalam pergaul apa lagi
jika bergaul dengan orang yang beragama. Dasar berbaik sangka adalah saling tidak
percaya. Kesulitan yang besar dalam dialog adalah saling tidak percaya. Selama masih
ada saling tidak percaya maka dialog sulit dilaksanakan. Jika agama yang satu masih
menaruh prasangka terhadap agama lain maka usaha kearah kerukunan masih belum
memungkinkan. Untuk memulai usaha kerukunan harus dicari di dalam agama masing-
masing tentang adanya prinsip-prinsip kerukunan.
. Menurut Durkheim, kerukunan adalah proses interaksi antar umat beragama, yang
membentuk ikatan-ikatan sosial yang tidak individualis dan menjadi satu kesatuan yang
utuh dibawah peran tokoh agama, tokoh masyarakat maupun masyarakat yang
mempunyai sistem serta memiliki bagianbagian peran tersendiri yaitu seperti pada
umumnya yang terjadi dilingkup masyarakat lain. Durkheim mengatakan bahwa
penghapusan diskriminasi menuju kemerdekan berkeyakinan membutuhkan beberapa
prasyarat, antara lain pengakuan dan penghormatan atas pluralisme,merupakan syarat
mutlak untuk mewujudkan kerukunan
3. Konsep islam sebagai rahmatanlilalamin
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan,
tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya
yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah swt:
١٠٧﴿ ‫﴾َو َم ا َأْر َس ْلَناَك ِإاَّل َر ْح َم ًة ِّلْلَع اَلِم يَن‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”.(QS.Al-Alnbiyah:
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja
sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim,
‫ الِّر َّقُة والَّتَع ُّطُف‬:‫الَّرْح مة‬
“Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang
lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”. Sungguh
begitu indahnya Islam itu bukan !. Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang,
apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini. Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam.
Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. rahmat artinya kelembutan yang
berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih
sayang.
Dengan diturunkannya QS. Al-Anfal :33,
٣٣﴿ ‫﴾َو َم ا َك اَن ُهَّللا ِلُيَع ِّذ َبُهْم َو َأنَت ِفيِه ْم ۚ َو َم ا َك اَن ُهَّللا ُمَع ِّذ َبُهْم َو ُهْم َيْسَتْغ ِفُروَن‬
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah tidak akan memberikan azab di dunia
bagi umat nabi Muhammad, melainkan ditunggu hingga datangnya hari kiamat. Dan hal
tersebut merupakan bentuk rahmat di dunia bagi umat nabi Muhammad. Berbeda halnya
dengan umat-umat Nabi terdahulu, bila ada yang kafir atau maksiat, maka atas perintah
Allah langsung diturunkan azab. Seperti hujan batu, banjir, atau angin topan dana lain-lain.
Jadi telah jelaslah dari pembahasan diatas bahwa Islam merupakan agama yang
rahmatan lil alamin dan tidak ada pembedaan antara muslim dan non muslim atas rahmat
dunia. Karena rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat ammah kulla syai’ meliputi
segala hal, sehingga orang-orang non-muslim pun mendapatkan ke-rahman-an di dunia.
Islam merupakan agama yang pluralis, karena Islam mengakui keberadaan semua bangsa,
mengakui seluruh lapisan masyarakat, dan Islam juga mengakui semua agama. Dengan
adanya kesadaran untuk menghargai pluralisme merupakan bukti bahwa Islam membawa
rahmat bagi seluruh alam.
4. Mengenali Konsep Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, Ukhuwah
Wathoniyah
a. Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah sering diartikan sebagai persaudaraan yang dijalin oleh
sesama muslim atau persaudaraan antar sesama muslim. Tali persaudaraan ini didasarkan
pada nilai-nilai ajaran agama Islam, yang mengajarkan untuk menghormati sesama
muslim juga makhluk Allah.
Bisa diartikan juga hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu persaudaraan,
dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu
ikatan.hubungan persahabatan antara sesama Islam dalam menjamin Ukhuwah Islamiyah
yang berarti bahwa antara umat Islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu
anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa
umat muslim itu bagaikan sutu bangunan yang saling menunjang satu sama lain.
Kata Ukhuwah sendiri saat ini lebih banyak dikenal sebagai suatu kata yang
memiliki arti persaudaraan. Sama seperti penjelasan sebelumnya, kata Ukhuwah berasal
dari akar kata yang pada awalnya memiliki arti memperhatikan.
Dilihat dari artinya bisa disimpulkan bahwa di dalam sebuah persaudaraan
mengharuskan adanya perhatian dari semua pihak yang merasa bersaudara. Bisa jadi
perhatian pada awalnya berawal dari adanya persamaan antara pihak yang bersaudara.
Ukhuwah Islamiyah memiliki arti persaudaraan yang bersifat keilmuan atau
persaudaraan yang didasari oleh kesamaan agamanya yaitu agama Islam. Konsep ini
memberikan pembelajaran jika setiap muslim yang ada di dunia ini merupakan saudara
bagi muslim lainnya.
Seorang muslim harus menganggap muslim lainnya sebagai saudaranya tanpa perlu
memandang latar belakang keturunan, kebangsaan atau pertimbangan-pertimbangan yang
ada lainnya.
Selain itu , Ukhuwah Islamiyah juga bisa diartikan sebagai suatu ikatan akidah yang
bisa menyatukan hati semua umat Islam yang ada di dunia ini. Meskipun ada perbedaan
tanah tumpah darah yang saling berjauhan, bahasa dan bangsa yang berbeda. Namun,
karena hal itulah individu umat Islam senantiasa terikat antara satu sama lainnya,
sehingga membentuk suatu bangunan umat yang begitu kokoh.
Tujuan dari Ukhuwah Islamiyah adalah agar bisa mewujudkan hubungan
persaudaraan yang ditandai dengan mengharap ridha Allah SWT semata dan bebas dari
segala tuntutan kebutuhan, baik itu dari segi duniawi maupun materi.
Faktor yang bisa mendorong terbentuknya Ukhuwah Islamiyah antara umat muslim
adalah karena memiliki iman dan keyakinan kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya
tingkat tertinggi dari sebuah persahabatan dalam Ukhuwah Islamiyah adalah semata-mata
karena Allah SWT dan untuk Allah SWT bukan untuk meraih suatu jabatan tertentu,
mendapatkan keuntungan tertentu dalam jangkauan waktu pendek maupun dalam
jangkauan waktu yang panjang pula serta bukan pula untuk mencari materi maupun hal
lainnya.
Adanya Ukhuwah Islamiyah dapat menciptakan kehidupan yang begitu rukun dan
damai antar umat Islam. Ukhuwah Islamiyah adalah suatu kaidah yang memang pada
dasarnya harus dimiliki oleh semua umat Islam.
B. Ukhuwah insaniah.
Yang dimaksud ukhuwah insaniyah, yaitu persaudaraan sesama umat manusia.
Manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki yang dan
berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal. Seluruh manusia di
dunia adalah bersaudara. Ayat yang menjadi dasar dari ukhuwah seperti ini adalah
antara lain lanjutan dari QS. al-Hujurat (49): 10, dalam hal ini ayat 11 yang masih
memiliki munasabah dengan ayat 10 tadi. Bahkan sebelum ayat 10 ini, Al-Qur’an
memerintahkan agar setiap manusia saling mengenal dan mempekuat hubungan
persaudaraan di antara mereka. Khusus dalam QS. al-Hujurat (49): 11, Allah berfirman
yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat. Maka mereka itulah orang-orang
yang zalim”.
Ayat ini sangat melarang orang beriman untuk saling mengejak kaum lain
sesama umat manusia, baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ayat
berikutnya, yakni ayat 12, justru memerintahkan orang mukmin untuk
menghindari prasangsa buruk antara sesama manusia. Dalam Tafsir al-Maragi
dijelaskan bahwa setiap manusia dilarang berburuk sangka, dilarag saling
membenci. Semua itu wajar karena sikap batiniyah yang melahirkan sikap
lahiriah. Semua petunjuk al-Qur’an yang bericara tentang interaksi antarmanusia pada
akhirnya bertujuan memantapkan ukhuwah di antara mereka.Memang banyak ayat yang
mendukung persaudaraan antara manusia harus dijalin dengan baik. Hal ini misalnya
dapat dilihat tentang larangan melakukan transaksi yang bersifat batil di antara manusia
sebagaimana dalam QS. al-Baqarah (2): 188, larangan bagi mereka mengurangi dan
melebihkan timbangan dalam usaha bisnis sebagai dalam QS. al-Muthaffifin (48): 1-3.
Dari sini kemudian dipahami bahwa tata hubungan dalam ukhuwah insaniah
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat kemanusiaan untuk mencapai
kehidupan yang sejahtera, adil, damai, dan pada intinya konsep tersebut dalam al-
Qur’an bertujuan untuk memantapkan solidaritas kemanusiaan tanpa melihat agama,
bangsa, dan suku-suku yang ada
C. Ukhuwah Wataniyah
Secara etimologis, wataniyah berasal dari kata wathan yang apabila diartikan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi tanah air, tempat kelahiran atau kampung halaman.
Sehingga, ukhuwah wataniyah dapat dimaknai sebagai saudara sebangsa dan setanah
air meski berbeda agama dan suku.
Menurut M. Quraish Shihab dalam buku Wawasan Al-Quran, Allah SWT
menjadikan umat manusia berbeda-beda karena hal tersebut merupakan salah satu
rahmat-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Al Maidah ayat 48 yang
artinya:
“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan.”
Selain itu, terdapat pula hadits dari sabda Rasulullah SAW mengenai persaudaraan
sesama umat manusia, yakni: “Orang mukmin itu akrab dan bersatu. Tidak ada
kebaikan pada orang yang tidak bersatu dan tidak akrab.” (HR. Ahmad, Ath-Thabarani
dan Al Hakim).
Berikut contoh ukhuwah wathaniyah yang perlu direalisasikan oleh umat Muslim
seperti tertulis dalam buku Berkah Islam Indonesia: Jalan Dakwah Rahmatan Lil'̄alamin
oleh Said Aqiel Siradj dan Mamang Muhamad Haerudin, yaitu:
-Menyadari pentingnya merawat persaudaraan demi terciptanya bangsa yang damai
dan sejahtera, seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Tidak beriman
seseorang di antara kamu hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas RA).
1. Memahami dengan sepenuh hati bahwa seluruh lapisan masyarakat adalah
saudara meski memiliki latar belakang yang berbeda.
2. Mampu mengontrol diri agar tidak saling menjatuhkan dan selalu berbagi
informasi yang bermanfaat.
3. Mampu menjaga lisan dari hal-hal yang dapat menimbulkan mudharat atau
kejahatan.
4. Hindari penggunaan media sosial yang berlebihan agar terhindar dari segala
informasi palsu yang dapat menyebabkan perpecahan.
5. Diperlukan kehadiran figur publik yang mampu mempersatukan tali
persaudaraan agar bangsa dapat selalu damai dan tentram.
6. Tidak mudah terpengaruh oleh golongaan atau kelompok tertentu yang ingin
memecah belah persaudaraan bangsa dan tanah air.
7. Jika terjadi suatu pertikaian, segeralah saling berusaha untuk memperbaiki
kesalahan tersebut, terlebih jika masalah itu berkaitan dengan urusan agama
dan kebangsaan.
5.Peran Mahasiswa untuk menjaga kerukunan beragama di lingkungan sekitar kita
Kerukunan beragama
itu bagaimana kita sebagai
umat manusia yang
pastinya berbeda-beda
agamanya kita bisa hidup
berdampingan dengan
orang lain dimana disitu
ada keberagaman agama.
Dan dengan itu kita tidak
mempermasalahkan karena
Gambar 2.2 (Narasumber : Khofifah Indah Amaliyah, Ketua IPPNU
agama itu suatu pilihan.
Universitas Jember)
Tuhan itu merupakan maha kuasa, baik agama islam, kristen, hindu, budha, konghucu
Tuhan itu maha kuasa dimana Tuhan bisa berkehendak atas apapun itu. Jadi, adanya
agama ini atas kehendak tuhan. Tuhan juga bisa saja berkehendak bahwa agama di
dunia ini hanya satu. Kenapa Tuhan berkehendak bahwa ada banyak agama didunia ini?
Nah, ini adalah prinsip yang harus dipercaya kita sebagai manusia yang percaya akan
Tuhan karena dengan adanya perbedaan agama ini nantinya manusia itu diberikan
kemampuan untuk kita memilih, karena dengan adanya agama ini.
kita bisa memilih agama apapun adalah pilihan kita. Jadi, prinsip yang harus dimiliki
setiap orang ketika diberikan pilihan beragama harus bertanggung jawab atas
pilihannya, Tuhan memberikan kita pilihan agar kita bisa bertanggung jawab atas
pilihan kita. Tuhan juga tidak akan memaksa kita,jadi kita sebagai manusia yang
berbeda-beda ini harus memegang prinsip bertanggung jawab. Jadi, jika ada yang
berbeda agama jangan kita mencerca agama lain dan kita harus menghormati dan
menghargai agar tercipta kerukunan. Dengan tetap memegang prinsip beragama kita
namun kita tetap menjaga kerukunan antar beragama

Ada cerita Nabi Ibrahim, dulu tidak ada di padang pasir tidak ada orang berjualan di
jalan. Dan jika orang bepergian pasti harus membawa bekal perjalanan. Ketika itu ada
orang Majusi saat sedang dalam perjalanan dia sangat kelaparan. Ketika di perjalanan
dia bertemu dengan Nabi Ibrahim, dan meminta makanan kepada Nabi Ibrahim tetapi
Nabi Ibrahim menolak karena dia dari agama lain. Lalu, orang Majusi itu meneruskan
perjalanannya tetapi Nabi Ibrahim di tegur oleh Allah dalam wahyunya “Wahai
Ibrahim, kenapa engkau ini tidak mau memberi makan hanya gara-gara ia tidak mau
masuk Islam. Padahal saya telah memberinya makan selama kurang lebih 70 tahun.
Sebaiknya berilah dia makan.”
Lalu, Nabi Ibrahim bergegas menghampiri orang Majusi tadi untuk memberikan
makanan. Orang Majusi itu terkejut Ia lalu mengungkapkan pertanyaan itu kepada
Ibrahim. “Kenapa engkau menjadi berubah sikap?”
“Aku baru saja diberikan wahyu oleh Allah untuk memberikan makanan kepadamu,”
jawab Nabi Ibrahim.

Apa peran mbak iva (narasumber) untuk kerukunan yang ada di universitas Jember,
apakah saling menghormati atau sebaliknya?
Dalam hal ini kalau untuk pribadi dulu, disini universitas jember temen temen saya juga
banyak dari agama lain seperti kristen, hindu, budha.

Kita saling menghormati satu sama lain misal, kita lagi berkegiatan bareng ketika
waktunya sholat kita istirahat dulu sebentar lalu kita lanjutkan lagi kegiatannya atau
mereka ada yang merayakan nyepi pas saat ada kegiatan ya mereka gk dateng gpp kita
menghormati mereka,ini yang kita terapkan sekarang ini .

Selanjutnya kalau sebagai organisasi yang sedang saya ikuti salah satunya IPPNU
sebagai ketua perempuan, di IPPPNU sendiri kita tidak fokus di keagamaan aja tapi ada
juga sosial kemasyarakatan, intelektual mahasiswa nah penerapan agama kita tanamkan
di mahasiswa lalu ketika sudah ada bekal agama akan diimplementasikan ke dalam
kegiatan sosial dan ilmu intelektual agar tidak ilmu agama saja yang dipelajari tapi ada
ilmu umum juga sehingga yang diterapkan pada program kita pengabdian masyarakat
yang dimana ada banyak sekali agama yang ada di masyarakat jadi kita mengajarkan
kepada temen temen untuk bisa menempatkan diri kepada semua masyarakat yang
muslim maupun non muslim untuk bisa membagikan ilmunya secara tepat dan benar.
Intinya kita harus bisa saling menghormati jangan memaksakan kehendak seperti
memaksa mereka yang untuk masuk islam, tidak boleh itu. Biarkan mereka jalan sesuai
yang mereka pilih apabila allah memberi hidayah mereka pasti akan terbuka sendiri
pikirannya.
Kita sebagai orang muslim hanya disuruh mensyiarkan atau memberi ilmu , urusan
mereka tertarik atau tidak ya itu pilihan mereka sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat ini, kamu menyimpulkan bahwa kerukunan antar umat
beragama merupakan cara kita sebagai umat manusia yang berbeda-beda untuk selalu
menghargai dan menghormati perbedaan khususnya salam konteks agama. Dalam negara
Indonesia yang beragam motif culture nya menjadi tantangan tersendiri untuk saling menjaga
kerukunan dan keberagaman.
Adapun islam sebagai rahmatanlilalamin harusnya memegang peranan penting bagi prinsip
neragama khususnya umat islam, yang harusnya selalu menjaga iman dan ketaqwaan
terhadap Allah SWT. Serta dengan memegang prinsip itu sebagai umat mualim juga terus
menjagw persaudaraan antar umat beragama.
Peran kita sebagai mahasiswa yaitu senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama,
khususnya di lingkungan Universitas Jember ini baik melalui kegiatan sosialisasi maupun
kegiatan sosial-sosial lainnya. Karena, mahasiswa merupakan agent of change dimana kita
menjadi penempa keberhasilan masa depan bangsa, yang tentunya harus diselingi dengan
kerukunan dan persatuan khususnya dalam aspek agama.

3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai umat muslim saling menjaga persaudaraan atau ukhuwah islamiyah
yang ada dan terbentuk ini. Dengan kerukunan kita akan menjadi kuat, bersatu untuk
menempa kemajuan zaman dan tetap berpedoman pada nilai-nilai persatuan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/p-agama-islam/makalah-
kerukunan-antar-umat-beragama/35737097 diakses pada tanggal 24 Agustuus 2023diakses
pada tanggal 24 Agustuus 2023

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=Konsep+ukhuwah+islamiyah,
+ukhuwah+insaniyah+dan+wathaniyah#d=gs_qabs&t=1692710983626&u=%23p%3DrbiNc9YGpLMJ
diakses pada tanggal 24 Agustuus 2023

https://www.gramedia.com/literasi/islamiyah-adalah/ diakses pada tanggal 24 Agustuus 2023

https://youtu.be/63_mNV_mH2g?si=TR9TmZD_hBsHrfkV diakses pada tanggal 24 Agustuus 2023

https://www.academia.edu/9843974/ukhuwah_islamiyah diakses pada tanggal 24 Agustuus


2023

https://jurnal.instika.ac.id/index.php/jpik/article/view/214/132 diakses pada tanggal 24 Agustuus


2023

Anda mungkin juga menyukai