Anda di halaman 1dari 8

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MAHASISWA UNEJ KAMPUS

KOTA PASURUAN

Dosen pengampu : Ahmad Afandi,M.Pd.I

Disusun oleh :

1.Firyal Farhanto (222303102093)

2. Elsa Rika Zunita Sari (222303102090)

3. Diana Putri Puspitasari (222303102087)

4. Dwi Adinda Puspita Sari (222303102054)

5.Rezza Afra Sabila (222303102081)

6.Lia Eka Purnamasari (222303102048)

KELAS 1-BP

PROGRAM STUDY D3

KEPERAWATAN

FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS KOTA


PASURUAN
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
ABSTRAK
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat

PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka

METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Bahan dan Alat
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Analisis data

JADWAL PENELITIAN

Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kerukunan antar umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
Sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki
keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga
termasuk agama.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari Beragam


agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu Mempunyai
kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-masing dan Berpotensi konflik.
Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang Multicultural. Multikultural
masyarakat Indonesia tidak saja karena Keanekaragaman suku,budaya,bahasa,ras tapi juga
dalam hal agama. Agama Yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam.
Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong hu Chu. Dari agama-agama tersebut
terjadilah Perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan
Pebedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan Konflik antar
umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu Sendiri yang mengajarkan
kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan Saling tolong menolong.

Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi Setiap


golongan antar umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga Memungkinkan dan
memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari Suatu golongan umat beragama
telah berhubungan baik dengan anggota dari Golongan agama-agama lain, akan terbuka
kemungkinan untuk mengembangkan Hubungan dalam berbagai bentuk kerjasama dalam
bermasyarakat dan bernegara.

Dengan gambaran diatas dan berangkat dari suatu hal menarik untuk Diketahui, bahwa
ada satu Kampus tepatnya dikota pasuruan. Di Unej Kampus Kota Pasuruan tersebut terdapat
pemeluk agama islam, Kristen protestan, katolik, Buddha. Ditengah kemajemukan
masyarakat dalam Perbedaan keyakinan agama ternyata mampu membangun sikap untuk
saling menghormati antar pemeluk agama. Dengan kondisi social itulah yang menjadikan
ketertarikan penulis untuk Melakukan penelitian tentang “ Kerukunan Antar Umat Beragama
di Kampus Unej Pasuruan “ (Studi Hubungan antar Umat Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Buddha).
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka akan kami susun rumusan masalah.
adapun rumusan masalah tersebut untuk membatasi penelitian dan membuat kajian yang diteliti
menjadi lebih fokus. Rumusan disusun sebagai berikut :

1. Bagaiamana pandangan mahasiswa terhadap kerukunan antar umat beragama di


lingkungan kampus
2. Bagaimana cara mahasiswa untuk menjaga kerukunan antar umat beragama
dilingkungan kampus ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.


1. Tujuan.
a. Untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap kerukunan antar umat beragama di
lingkungan kampus
b.Untuk mengetahui cara mahasiswa menjaga kerukunan anatar umat beragama di
lingkungan kampus

2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan untuk memperkaya ilmu perbandingan
agama menegeni kerukunan antar umat beragama, khusunya relasi dalam bidang sosiologi.

b. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis, untuk menambah bahan informasi bagi peneliti yang berminat
mangkaji lebih mendalam mengenai kerukunan antar umat beragama untuk dikembangkan
dalam spektrum yang lebih luas dan dapat berguna dalam mengembangkan wawasan studi.
BAB II
PEMBAHASAN

Penataan hubungan antar penganut agama dalam ajaran Islam berakar pada "benih yang
telah ditanamkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ke dalam diri manusia.
Adalah sesuatu yang tidak dapat diingkari bahwa manusia diciptakan-Nya senasib, secara kodrati
ditempatkan di permukaan bumi ini, secara kodrati satu keturunan, secara kodrati diberiNya sifat-
sifat dasar yang sama, ringkasnya banyaklah "kebersamaan kodrati" sesama manusia.
"Pengalaman" paling awal manusia terjadi ketika seseorang mulai dari rahim ibunya, dipelihara
secara lahir dan bathin. Selanjutnya lahir ke permukaan bumi ini, terus menerus dipelihara oleh
ibu dengan penuh "kasih sayang" (dalam bahasa Arab disebut "rahim" juga), sampai remaja dan
dewasa. Keturunan manusia terus berkembang secara lahiriyah (genealogis), demikian pula
hubungan kasih sayang berkembang secara rohaniyah, secara kekeluargaan dari generasi ke
generasi. Hingga saat inipun, ketika umat manusia telah berkembang menjadi berbagai ras,
bangsa, suku bangsa, dan berbagai kelompok yang lebih kecil ataupun berbagai "campuran",
hubungan kasih sayang (silaturrahim) yang kodrati itu tetaplah ada.
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan dan kerja sama dengan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Ajaran Islam
menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta 'awun) dengan sesama
manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat
berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. Toleransi merupakan
masalah yang actual sepanjang masa, terlebih lagi toleransi beragama. Islam memberikan
perhatian yang tinggi terhadap perlunya toleransi beragama sejak awal perkembangan Islam, baik
tersurat di dalam Al Quran maupun tersirat dalam berbagai perilaku Nabi. Aktualisasi toleransi
beragama di Indonesia dipandang masih jauh dari ideal karena itu sosialisasi dan pembinaan umat
beragama di Indonesia perlu terus ditingkatkan.
a. Hubungan antar umat beragama
Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat tidak selalu
hanya dapat diterapkan dalam kalangan masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam
masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal.
Kendatipun dapat dipahami bahwa Islam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep Alquran
dan As Sunnah, tetapi dampak sosial yang lahir dari pelaksanaan ajaran Islam secara konsekwen
dapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan.
Demikian pula pada tataran yang lebih luas, yaitu kehidupan antar bangsa, nilai-nilai
ajaran Islam menjadi sangat relevan untuk dilaksanakan guna menyatukan umat manusia dalam
suatu kesatuan kebenaran dan keadilan. Dominasi salah satu etnis atau negara merupakan
pengingkaran terhadap makna Islam, sebab ia hanya setia pada nilai kebenaran dan keadilan yang
bersifat universal. Islam mengajarkan prinsip kesamaan dan kesetaraan manusia sebagaimana
diungkapkan Alquran: Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi
Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
QS.49:13
Universalisme Islam dapat dibuktikan antara lain dari segi agama, dan sosiologi. Dari segi
agama, ajaran Islam menunjukkan universalisme dengan doktrin monoteisme dan prinsip kesatuan
alamnya. Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan diminta untuk bersama-sama menerima satu
dogma yang sederhana dan dengan itu ia termasuk ke dalam suatu masyarakat yang homogin
hanya dengan tindakan yang sangat mudah, yakni membaca syahadat. Jika ia tidak ingin masuk
Islam, tidak ada paksaan dan dalam bidang sosial ia tetap diterima dan menikmati segala macam
hak kecuali yang merugikan umat Islam. Ditinjau dari segi sosiologi, universalisme Islam
ditampakkan bahwa wahyu ditujukan kepada semua manusia agar mereka menganut agama Islam,
dan dalam tingkat yang lain ditujukan kepada umat Islam secara khusus untuk menunjukkan
peraturan-peraturan yang harus mereka ikuti. Karena itu, maka pembentukan masyarakat yang
terpisah merupakan suatu akibat wajar dari ajaran Al-Quran tanpa mengurangi universalisme
Islam.
Melihat universalisme Islam di atas tampak bahwa esensi ajaran Islam terletak pada
penghargaan kepada kemanusiaan secara universal yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan,
dan keadilan dengan mengedepankan kedamaian; menghindari pertentangan dan perselisihan,
baik ke dalam intern umat Islam maupun ke luar. Dengan demikian tampak bahwa nilai-nilai
ajaran Islam menjadi dasar bagi hubungan antar manusia secara universal dengan tidak mengenal
suku, bangsa dan agama.
Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam,
kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan
hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan
dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Hubungan dan kerja sama antar umat beragama
merupakan bagian dari hubungan sosial antar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam.
Hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang,
bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat penelitian


Penelitian ini dilaksanakan mulai 9 November 2022 dengan menggunakan media angket
3.2 Bahan dan alat
 Bahan
- Materi
- Angket
- Buku
 Alat
- Pulpen
3.3 Variabel penelitian
Variabel- variable penelitan ini meliputi
1. Variabel bebas: umat beragama
2. Variabel terikat: Terhadap mahasiswa di lingkungan kampus
3. Variabel control: Pengaruh antar umat beragama

3.4.Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Tahapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
Menyusun pertanyaan angket

Membuat angket

Disebarkan

Proses pengisian angket

Pengumpulan data

Pengolahan data
3.5 Analisis data
Teknik analisis data kuantitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari evalusi angket. Hasil
analisis digunakan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang
dikembangkan.sedangakan teknik analisis data kualitatif diperoleh dari saran dan masukan oleh
mahasiswa.
BAB IV
JADWAL PENELITIAN

NO HARI /TANGGAL KEGIATAN


1 Kamis, 27 November 2022 Pembuatan angket
2 Rabu, 9 November 2022 - Menyebarkan angket
- Menghasilkan jawaban angket
- Membuat tinjauan pusaka
- Membuat metode penelitian
- Membuat kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai