Oleh :
2019
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Marilah sejenak kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa
yang mana berkat limpahan rahmat, taufik, dan hidayahnya kita semua dapat
berkumpul di tempat yng indah ini tepatnya di Universitas Sultan Syarif Kasim
Riau atau bisa kita sebut UIN SUSKA Riau dalam keadaan sehat wal afiat serta
dilandasi iman.
Tanpa dakwah akan terasa hampa hidup kita. Tanpa dakwah tak akan
pernah kita rasakan ukhuwah yang begitu mesra dan indah. Tanpa dakwah takkan
kita rasakan perjuangan nabi dan sahabat dulu dalam memperjuangkan tegaknya
kalimat Allah di bumi ini. Tanpa dakwah takkan kita sadari cinta-Nya kepada
hamba-hamba yang menolong agama-Nya. Tanpa dakwah kita bukanlah apa-apa
dan bukan siapa-siapa. Tanpa dakwah kita tak tau artinya cinta.
Hidup di dunia ini penuh coba dan uji
ًِع اِلى سبِ ْي ِل ربِّك ببِ ْال ِح ْكم ِة َ ْالمُْْ ِعظ ِة ْالحسى ِة َجب ِد ْلٍ ُ ْم ببِالّت ْي ٌِي احْ س ْه اِ َّن ربَّك ٌُُ ا ْعل ُم بِم ْه ض َّل ع ْه سبِ ْيل
ُ اُ ْد
)521( ٌَ ُُ ا ْعل ُم ببِ ْل ُمٍْت ِد يْه
Ternyata berdakwah itu juga perlu yang namanya seni. Dengan adanya
seni, banyak orang yang tertarik untuk menyaksikannya. Tetapkan strategi agar
orang yang kita dakwahi setia untuk mengikuti seluruh acara, dan penyampaian
yang mudah dipahami, diresapi sehingga dengan kesadarannya mereka mau
melaksanakan apa yang kita ajak. Menengok sejarah, bahwasanya dahulu para
walisongo dalam menyebarkan agama islam tidaklah dengan mengadakan tabligh
kesana-sini, tidak menggunakan dalil nas, dan tidak menyalahkan perbuatan
seseorang dengan spontan namun bertahap. Mereka semua menetapkan suatu
strategi setelah mengamati keadaan masyarakat jawa saat itu yang kental dengan
seni maupun budaya. Maka dari itu, para walisongo berhasil menyebarkan agama
islam keseluruh pelosok Jawa karena mampu mengintegrasikan antara dakwah
dan seni. Hingga saat ini metode yang digunakan para walisongo tersebut masih
eksis digunakan dalam berdakwah, tapi ketertarikan masyarakat zaman milenial
ini cenderung menurun, jika pendakwah tidak mampu mengolaborasikan seni
dakwah tradisional dan modern. Sehingga masyarakat menilai dakwah kita kuno,
sangat kolot tidak sesuai perkembangan zaman. Sujiwo Tedjo, Rhoma Irama, KH.
Anwar Zahid mereka contoh tokoh yang sukses mengolaborasikan seni dan
dakwahnya. Kunci suksesnya dakwah terletak pada bagaimana supaya dakwah
tersebut tidak monoton, menarik untuk diikuti dan taktik menguasai jama’ah .
Agar dakwah tidak kehilangan citranya pada zaman milenial ini, maka
umat muslim juga harus bisa mengikuti perkembangan zaman dengan
memanfaatkan media sosial, teknologi, yang dilandasi tujuan untuk berdakwah
seperti, mengunggah foto, video, poster dakwah, kegiatan festifal keagamaan,
membuat aplikasi untuk muslim-muslimah yang dengan itu, para umat terbantu
mengatasi masalah keagamaan di zaman yang canggih ini yang mana hukum
agama juga berubah mengikuti kondisi umat dan zaman dengan
mempertimbangkan kemashlahatan umat. Selain kita mengajak pada kebaikan,
sebagai umat muslim kita juga wajib untuk menghindari hal-hal yang nantinya
merusak amal kita, seperti melihat gosip di acara televisi, langsung percaya berita
hoak, penyalahgunaan teknologi untuk hal yang kurang bermanfaat dan lain
sebagainya.
Pohon jati berjajar ditepian