Anda di halaman 1dari 5

IKHTIYAR SANG HAMBA

Sofi Lailatur Rosyada

@Sofilasyada3

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.S Ar-Ra’du: 11)

Setiap dari kita pasti punya impian dan cita-cita yang berbeda-beda. Kebanyakan dari kita
mengira proses kita untuk mencapainya sama. Padahal tiap orang punya jalannya masing-masing
untuk menempuh kesuksesannya. Sebab Allah tahu yang terbaik untuk hambanya. Kita tidak pernah
tau pilihan, harapan dan impian yang telah kita rangkai sedemikian rupa baik untuk kita, namun
percayalah Allah pasti memberi yang terbaik untukmu, bahkan bisa lebih baik dari pilihanmu ata
kuasa-Nya.

Kesulitan ataupun beban yang kita rasakan saat kegagalan menimpa hidup kita, bukan berarti
kita gagal 100%. Namun tugas kita sebagai seorang hamba untuk terus berikhiyar, tak peduli berapa
banyak kita terjatuh yang terpenting kita selalu bangkit mengejar impian yang telah kita rangkai.
Sebab, Allah mendatangkan kesulitan ini untuk mengajari kita banyak nilai kehidupan, kita bisa kuat
karena terlatih dengan beban yang kita pikul, kita bisa tegar dengan ujian yang diberikan Allah, dan
akhirnya kita bisa menghargai dan mensyukuri segala pemberiannya yang dibalut rasa cinta-Nya pada
hamba-Nya tanpa tapi. Allah menghadirkan ujian ini, bukan berarti Allah tidak sayang pada hamba-Nya
karena terlihat seperti menyiksanya jika kita melihat hanya sebelah mata. Namun, perlu kita tadaburi
bahwa Allah mendidik kita dengan cara yang sangat indah. Tidak secara langsung membimbing,
namun membiarkan hamba-Nya sendiri yang menemukan jati dirinya sebagai hamba dan
khalifatullah di muka bumi. Allah tidak menghadirkan ujian ini untuk kesedihan hamba-Nya, namun
dengan ujian ini sang hamba telah menempuh proses kenaikan derajat dimata Allah. Selain itu, kita
diajak untuk lebih mendekat pada Allah, terlebih di sepertiga malam. Dimana Arys berguncang
dipenuhi doa-doa para hamba-Nya.

Kadang kala, kita sampai menangis tak kuat atas beban-beban yang kita pikul. Ingatlah,
barangkali Allah sudah rindu akan curhatan hamba-Nya, keluh hamba-Nya, tangis hamba dalam doa-
Nya hingga mampu mengguncang Arys. Ingatlah, bahwasanya dalam satu masalah, ada seribu solusi.
Jangan pernah lari dari masalah, selesaikanlah masalah tersebut dengan baik, sebab rasa manis
selalu hadir setelah adanya rasa kepahitan. Tiada kesuksesan tanpa adanya kerja keras dan doa.
Mustahil hidup kita datar, enak terus atau sulit terus. Allah menghadirkan berbagai rasa yang penuh
warna untuk kita sejagat raya. Semesta pun bertasbih, menyebut asma-Nya yang Pengasih.

Doa itu ternyata mempunyai kekuatan yang sungguh amat dasyat. Dimana sang hamba
terfokuskan pada satu titik segala penciptaan semua ini dimulai, dimana dia mencurahan segala
pedih dan perihnya kehidupan yang dilaluinya, dimana dia menemui-Nya dalam hati yang tenang, sang
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pada kuasa-Nyalah segala sesuatu pasti terjadi dan apa yang
menurut kita hal yang mustahil, bagi Allah itu adalah hal yang sangat mudah. Hanya dengan kun
fayakun jadi maka terjadilah. Segala urusan, lalu lintas planet dari yang terkecil hingga terbesar,
segala sistem semesta dari unit terkecil (sel), peredaran darah, pernapasan, dan pencernaan, arus
listrik, apapun itu baik yang kasat mata ataupun tidak oleh pandangan manusia, segalanya berada
dalam genggaman-Nya. Masha Allah. Sebab itulah, rahasia doa yang harus kita perhatikan benar-
benar. Segala sesuatu dari tubuh kita dalam-luar, tempat ibadah pastikan suci. Kita memakan dan
memakai barang yang halal. Kita tahu, kita hamba yang lemah, tingkatan kedekatan dengan sang
Penguaa pun kadang kita lemah tergoda hingar bingar dunia yang gemerlap. Sebab itulah, saat
berdoa penting bagi kita untuk bertawashul , mengirimkan hadiah alfatihah bagi mereka kekasih Allah,
orang-orang terdekat dengan Allah. In sha allah, dengan begitu doamu tersampaikan.

Mungkin dari kita menganggap Ibu adalah sosok yang biasa-biasa saja, setiap pagi
mengomel, tiap siang mendekte tugas rumah, dsb. Tapi, tahukah kalian bahwasannya Ibu itu adalah
keramat yang ampuh di dunia. Ridho Allah bergantung pada Ridho orang tua, dan murka Allah
bergantung murka orang tua. Mintalah doa pada Ibunda yang mengandungmu sembilan bulan,
dengan keadaan payah bertambah payah, melahirkanmu dengan nafasnya yang berat, dia berani
mempertaruhkan nyawanya antara hidup dan matinya hanya untuk mengantarkanmu menuju alam
dunia, menyusuimu dengan kasih sayang siang-malam, merawat dan membimbingmu ke jalan yang
lurus hingga dewasa.

Orang sukses itu ada ketika orang lain tidak melakukan apa yang dia lakukan. Ketika orang-
orang kebanyakan memilih untuk tetap tidur dalam kesunyian malam, kamu memilih untuk
mendirikan sholat malam, bermunajat kepada-Nya. Di sepertiga malam, waktu yang dasyat, mustajab
doa-doa. Sebab Allah turun ke bumi seraya menyapa hamba-Nya, “Wahai hamba-Ku adakah hamba-
Ku yang memohon pasti akan Aku kabulkan, adakah orang yang meminta pasti akan Aku berikan, dan
adakah hamba-Ku yang memohon ampun pasti akan aku kabulkan”. Atau bagi mereka yang memilih
bekerja keras sedang yang lain berpangku tangan pada makhluk yang sebenarnya sama-sama lemah.
Mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat, bukan membiarkan waktu lewat begitu saja
dengan menunjukkan pekerjaan yang sia-sia. Seharusnya kita lebih menghargai waktu, sebab waktu
adalah pedang. Jika kita sedikit saja tak mengindahkan waktu, maka siap-siaplah terhunus oleh
pedang yang tajam. Kita punya waktu yang sama, sehari dua puluh empat jam, bagi yang bisa
memanfaatkan waktu dengan baik tentunya dia produktif dan banyak karya yang bisa ia
persembahkan dan banggakan pada dunia apalagi karya itu punya keunggulan amal jariyah sebagai
bekal nanti menghadap Allah yang Maha Agung. Sungguh beruntung dia, terpuji di dunia dan di akhirat,
dibanggakan umat, tak merugi sedikitpun dengan apa yang sudah dia dedikasikan pada waktu yang
dia lalui.

Seiring perkembangan zaman, mereka membanggakan dirinya lewat teknologi canggih tak
kurang kiranya tanpa menyadari dunia yang mulai menua. Gemerlap dunia telah membutakan hati
mereka agar tetap berada dijalan yang lurus agar kelak bisa berjumpa dengan Allah, sang pencipta
semesta. Tak masalah apa impian dan cita-citamu, yang terpenting menjalaninya,
memperjuangkannya tanpa menduakan-Nya. Kau tahu bukan, Allah sang pencemburu sebab Dia
mencintai hambanya lebih dari segalanya. Dia yang menciptakanmu dari tiada menjadi ada,
menjadikanmu sempurna adanya, memberimu nikmat yang banyak tanpa minta imbalan, sang
Maharaja pemilik singgasana seluruh semesta dari benda tak terlihat hingga benda jumbo besarnya,
berjuta-juta banyaknya tak terhitung, sang pengasih tanpa pilih kasih, sang penyayang tak pandang
sayang. Haruskah kita dustakan nikmat dari-Nya hanya untuk mengejar duniawi?. Mereka yang
membanggakan diri atas pencapaiannya, memamerkan diri kepada dunia. Belum tentu pada akhirnya
nanti si kaya tetap kaya, si miskin tetap miskin. Dunia ini berputar kawan. Belum tentu juga mereka
akan berakhir sama sebagaimana keadaannya saat ini, kita takkan pernah tau. Allah yang mengatur
segalanya, segala yang kita miliki saat ini adalah titipan yang sewaktu-waktu diambil atas
kehendaknya.

Mereka yang sombong berjalan di dunia akan direndahkan derajatnya oleh Allah, sedang yang
tawadhu’ diangkat derajatnya. Mungkin kita terheran-heran melihat mereka dengan mudahnya
mendapatkan apa yang dia inginkan padahal tidak sedikitpun mengindahkan perintah Alah yang mulia
itu. Ketika kita berusaha untuk menasihatinya dan mengingatkannya mereka malah mencemooh kita,
seakan-akan mereka benar sendiri. Memang seperti itu adanya, harta itu cobaan, sulit juga cobaan.
Ketika kita dalam keadaan senang, terkadang kita lupa untuk bersyukur, berbagi dengan sesama atas
apa yang kita punya saat ini. Saat kita kesulitan, di dalamnya juga terdapat cobaan maka bersabarlah
atasnya, dan kuatkanlah imanmu. Allah sebaik-baiknya tempat bersandar yang takkan meninggalkan
hambanya yang membutuhkan pertolongan. Coba kita cermati sekali lagi, barangkali itu termasuk
istidraj yakni azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak melakukan maksiat dan
jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan. Ketika terbuka apa yang impikannya,
namun dia malah ingkar atas perintahnya, maka tunggu saja tanggal mainnya. Allah yang akan
mencampakkannya di dunia, atau memperingatkan dengan cara-Nya.

Ketahuilah, bahwa ada satu kekuatan yang membuatmu hingga kini bisa bertahan yaitu
harapan. Tanpa ada harapan, kita menjalani hidup tanpa adanya semangat. Jangan percaya dengan
perkataan hidup itu ngalir aja. Kita lihat dulu, sungai itu bermuara dibawah. Kalau kita hanya mengikut,
membabi buta maka kita juga turut terjerumus masuk jurang kehancuran. Tetapi jika kita punya
prinsip, tujuan itu diatas dan harus kita raih. Maka kita akan menyiapkan bekal, motivasi, pompa,
strategi, imboost, dan tekniknya. Kita punya pacuan semangat lebih dari manusia yang hanya ngalir
biasa-biasa saja. Semua manusia berhak atas suksesnya, tergantung bagaimana usaha dan doanya.
Tiada yang tak mungkin. Percayalah pertolongan Allah pasti ada-Nya. Jikalau kita mendahulukan
Allah, maka in sha allah Dia akan mencukupkan segala rizkimu dari arah yang tak disangka-sangka,
walau kau tak memintanya.

Perjalanan hidup yang getir, manis, pahit, sepah, pedas atau apalah itu tetaplah berjuang tetap
berdiri kokoh walau diterjang badai ombak yang deras. Setiap dari kita pasti pernah gagal. Janganlah
menyerah, jika kita melakukan perjalanan untuk menempuh tujuan pada jalan itu tertutup, tenang
masih banyak jalan lain yang bisa ditempuh. Maka, janganlah bersedih hati ataupun lari bunuh diri,
Naudzubillah . Maka, janganlah kalian berputus dari rahmat Allah, Sesungguhnya yang berputus asa
dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir (QS. Yusuf [12]: 87). Sebab Allah sendiri sudah
memperkirakan ujian yang harus dipikul oleh hambanya, kira-kira kuat atau tidakkah hamba-ku. Allah
tau dia memberikan ujian pada hamba-Nya itu sesuai dengan kesangupannya. Barangkali, tinggal
sejengkal lagi langkahmu kau sudah mencapai keberhasilan. Jika kau memang lelah dan takut
terjatuh lebih dalam istirahatlah sejenak untuk bersiap lari menuju impianmu, tapi jangan sekali-kali
mencoba mundur sebelum perang, lari dari kenyataan, atau gugur tanpa senjata.

Wahai langkah yang tak lelah mengejar impian dan cita-cita, tetaplah kokoh berlari tanpa
kenal lelah. Bisikkan pada hatimu, bila nanti dijalan kamu terjatuh, tetaplah tegar dan bersiaplah untuk
lari sekencang-kencangnya selepas kamu beristirahat. Langitkan doa-doamu ke langit angkasa disaat
letih ini melanda, sebab tiada daya dan upaya melainkan pertolongan Allah SWT . Sehebat apapun
kamu, sekuat apapun kamu, sepandai apapun kamu, kamu bukanlah siapa-siapa tanpa kuasa yang
diberikan kepadamu.

Jangan menyerah! Allah telah memberimu bekal padamu untuk mengarungi kehidupan ini,
tinggal bagaimana kamu mengelolanya dan menjadikannya berbuah manis. Sebab, setiap dari kita
diberikan kesempatan untuk meraih kesuksesan. Tiada ceritanya orang sukses tanpa menjalani masa
kesulitan, tiada sukses tanpa merasakan kegagalan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dahlan Iskan,
bahwa setiap orang punya jata gagal, maka habiskanlah saat masih muda. Sebab itulah mengapa kita
harus produktif di masa muda. Masa muda itu, dimana kehidupan seseorang menempati di kuat-
kuatnya badan, pikirannya juga segar-segar. Janganlah disia-siakan masa muda mu sebelum nanti
tiba masa tua, dimana badan kita sudah tak kuat lagi untuk bekerja keras, pikirannya juga lemah.
Namun mirisnya, saat ini banyak pemuda dalam negeri ini menghabiskan waktunya dengan hal-hal
yang kurang bermanfaat. Banyak dari mereka yang terkena narkoba, terjerat pergaulan bebas, dan
masih banyak lagi lainnya. Maka, jika kamu ingin berhasil maka bersungguh-sungguhlah, buka pola
pikirmu, mantabkan hatimu jangan pernah goyah, hargai tiap waktu yang kau lalui tiap harinya,
senantiasa instropeksi diri kira-kira apa saja yang sudah kita lakukan, apa ada hal yang kurang, maka
kita jadikan itu dasar langkah kita selanjutnya.

Betapa ruginya kita yang meninggalkan hadiah yang seharusnya kita dapatkan atas
perjuangan kita selama ini. Kamu jadi harus mengulang langkah lagi dari titik awal. Oleh sebab itu,
sebelum kamu memutuskan untuk berhenti memperjuangkannya, ingat-ingatlah lagi perjuanganmu
memulainya. Bagaimana jerih payah orang-orang yang disekelilingmu membantumu dengan peluh
keringat dan uang, bahkan ada juga yang harus merasakan malu hanya untuk melihat orang yang
dibantunya sukses. Ingatlah itu semua. Jikalau memang kita hamba, kembalilah kepada-Nya.
Libatkan Dia dengan segala urusanmu, sebab setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan
‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya. ” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari
jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam tabaqathnya).
Maka dengan melibatkan Allah, dan apapun pekerjaan kita, tujukanlah hanya untuk
menggapai ridho-Nya, tidak untuk harapan lain, dengan artian tidak ikhlas. Dengan begitu, Allah akan
selalu menyertai langkahmu. Sebagaimana rumus ikhlas mengatakan bila kita mengharapkan suatu
hasil dari apa yang kita kerjakan maka kita hanya akan mendapatkan hal itu saja. Jika kita malah
mengharapkan banyak hal yang kita raih dalam suatu pekerjaan maka makin sedikit. Akan tetapi
inilah keajaibannya, jika kita tak mengharapkan apapun selain ridho Allah semata maka kita
mendapatkan yang tak terhingga banyaknya.Subhanaallah .

Seberat apapun langkahmu, tetaplah maju walau berjalan pelan dengan langkah sedikit, tapi
ingkat jangan pernah melangkah mundur!. Yakinlah jarak antara langkah kenestapaan dengan
kesuksesan ini amatlah dekat. Memang banyak diantara aku, kamu, dan kita yang tertipu muslihat
dunia. Melihat rumput tetangga yang jauh lebih menghijau membuat kita membalikkan langkah yang
tak kita sadari langkah yang sudah kita jalani sejauh ini sejatinya tinggal sedikit lagi kamu temukan
bongkahan kesuksesanmu. Namun ternyata kebanyakan dari kita berbalik langkah, pasrah begitu saja,
menyerah dan berprasangka “aku tak akan bisa melakukannya”. Yakinlah, Allah menunggumu di
depan sana untuk memberikan hadiah atas perjuanganmu selama ini menghadapi berbagai ujian dan
goncangan kehidupan. Dia menantimu untuk merasakan buah manisnya kerja keras hamba-Nya yang
tak lelah tuk diperjuangkan.

PROFIL SINGKAT PENULIS

Sofi Lailatur Rosyada, gadis kelahiran Malang (16 November 1999) ini selalu menyempatkan
menulis di sela kesibukannya. Gadis ini tinggal di daerah pegunungan tepatnya perbatasan Malang-
Kediri yaitu kasembon. Kini Sofi menempuh S1 di kampus dakwah dan peradaban yakni IAIN
Tulungagung, yang sebentar lagi akan jadi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulugagung. Teman-teman
pembaca dapat mengenal lebih jauh bisa kontak email: sofilasyada3@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai