Anda di halaman 1dari 3

Alloh Al Wadud berbeda dengan seorang manusia yang mencintai manusia yang lain.

Kadangkala seorang yang mencintai orang lain kadang-kadang ada dongkolnya tetapi Alloh Al
Wadud, Alloh yang mencintai kita tanpa ada perasaan dongkol, jengkel kepada hamba-hamba
yang Dia cintai. Kita sering mendengar Alloh Ar Rahman Ar Rahiim, apa perbedaan Alloh Ar
Rahiim dengan Alloh Al Wadud? Kalau Ar Rahiim adalah cinta yang kadang-kadang masih
tersimpan di dalam hati. Ketika kita merasa perih dan berempati kepada seseorang masih di
dalam hati, itu baru disebut Ar Rahiim. Tetapi ketika kita ungkapkan dalam bentuk perbuatan
maka kita tidak lagi disebut Ar Rahiim tetapi disebut Wadud karena telah membuktikan cintaNya
dalam bentuk perbuatan. Dan Alloh menamakan dirinya dengan Al Wadud.

Alloh yang mendekatkan dirinya kepada kita dengan karunia-karuniaNya kepada kita. Karena
ingin dikenal oleh kita. Karena ingin didekati oleh kita. Karena itu, Alloh dekatkan diri kita dengan
diberikan karuniaNya kepada kita. Dalam hadits Qudsi yang membuat kita ingin sekali jatuh cinta
kepada Alloh “Sesungguhnya langit pertama dibandingkan dengan langit kedua seperti cincin
yang dilemparkan ke padang pasir. Langit kedua dibandingkan dengan langit ketiga seperti
cincin yang dilemparkan ke padang pasir. Langit ke tiga dibandingkan dengan langit keempat
juga demikian. Langit keenam dibandingkan dengan langit ketujuh juga demikian. Bahkan
singgasanaNya Alloh itu dibandingkan dengan kursiNya Alloh seperti cincin yang dilemparkan ke
padang pasir”. Bisakah kita membayangkan kebesaran Alloh? Tidak mungkin. Yang mungkin
kita lakukan adalah Allahu Akbar.

Alloh yang Maha Besar mengatakan “Aku Al Wadud, Aku Mencintaimu”. Kalau ada orang miskin
mencintai orang kaya, wajar. Kalau ada orang lemah mencintai orang kuat, wajar. Kalau orang
yang butuh mendekat kepada orang yang bisa memenuhi kebutuhannya, wajar. Tetapi yang
aneh, Alloh yang Maha Kaya mendekat kepada kita yang miskin ini. Alloh yang Maha Perkasa
mendekat kepada kita yang lemah ini. Alloh yang Maha tidak membutuhkan mendekat kepada
kita yang sangat membutuhkan. Dan Dia menamai diriNya, Al Wadud. Sedangkan kita disebut
Abdul Wadud, Hamba Alloh yang mencintai itu.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa langit yang luas itu tidak ada sejengkalpun kecuali ada
malaikat yang bersujud, rukuk, bertasbih kepada Alloh. Dan ketika hari kiamat terjadi, malaikat
yang tadinya sujud, rukuk semenjak alam semesta diciptakan, malaikat pun berkata “Ya Alloh,
kami belum menyembah engkau dengan sebenar-benarnya penyembahan”. Berarti dari kualitas
ibadah, kita dengan malaikat mana yang lebih hebat? Tetapi Alloh mengatakan “Aku mencintai
engkau, manusia”. Ada makhlukNya yang lebih panjang ibadahnya daripada kita tetapi Alloh
mengatakan “Aku mencintaimu, wahai hamba-hambaKu”. Bukankah ini karunia?

Lihatlah bagaimana Alloh mendekat kepada kita “Apabila hambaKu mendekat kepadaKu
sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Apabila hambaKu mendekat kepadaKu sehasta
maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Apabila hambaKu datang kepadaKu berjalan,
Aku mendatanginya berlari”. AKU Al Wadud. AKU yang berlari kepadamu. AKU mendekatkan
diri kepadamu.

Setiap malam Alloh turun ke langit dunia, lalu Dia menawarkan “adakah yang minta sesuatu
untuk Aku kabulkan. Adakah yang ingin bertaubat untuk Aku terima taubatnya. Adakah yang
minta ampun untuk Aku ampuni dosanya”. Apakah engkau bangun untuk menemui kekasihMu
Alloh yang mendekatkan diri kepada engkau sebelum engkau mendekat kepadaNya. Dia telah
lebih dulu mendekatkan diriNya kepada engkau.

Dalam Al Qur’an, Alloh menamaiNya Al Wadud “Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu
kemudian bertaubatlah kepadaNya. Sesunggunya Tuhanku Maha Penyayang dan Maha
pengasih”. Alloh tahu bahwa yang kita butuhkan bukan hanya makan dan minum. Alloh tahu
yang kita butuhkan bukan hanya penjagaan saja. Tetapi Alloh tahu kalau kita juga butuh cinta.
Karena itulah Alloh menamaiNya Al Wadud. Kebutuhan yang bersifat materi, Alloh penuhi
dengan namaNya Al Razzaq. Dan kebutuhan yang bentuknya spiritual, Alloh namakan diriNya
dengan Al Wadud.

Apakah ketika kita puasa, kita meniru nama Alloh? Iya. Karena Alloh tidak makan dan tidak
minum. Bahkan Dialah yang memberi makan. Dan denganNya seharusnya kita memberi makan
dan minum kepada hamba-hamba Alloh yang lemah, yang fakir, dan dengan demikian Alloh
akan memberi makan dan minum kepada kita bahkan bukan karena kita kenyang, kita dapat
makanan. Bukan karena hilang dahaga kita minum. Karena ada orang yang makan banyak tapi
tidak kenyang-kenyang. Banyak orang yang hartanya banyak tapi tidak pernah cukup. Karena itu
dalam surat Quraisy, Alloh berfirman “Alloh yang memberi makan dari lapar dan Dia yang
memberi keamanan dari rasa takut”.

Jika diurut bagaimana prioritas cinta kita atau urutan cinta kita, Alloh berfirman dalam surat 9
ayat 24 “Katakanlah jika orangtua kalian, anak kalian, dan seterusnya lebih kalian cintai daripada
Alloh, Rasul kemudian berjuang dijalan Alloh, tunggulah Alloh mendatangkan azabNya”. Berarti
yang menjadi prioritas pertama cinta kita adalah Alloh, Rasul, Berjuang di jalan Alloh
(menegakkan agama), orangtua, anak, dan seterusnya. Alloh Al Wadud membuat kita
menjadikan Alloh satu-satunya yang paling kita cintai di dunia ini. Karena Alloh Al Wadud bisa
bermakna Alloh yang mencintai kita. Bisa juga bermakna Alloh yang dicintai oleh hamba-
hambaNya.

Al Wadud. Alloh Maha Mencintai sangat nampak pada penciptaan langit dan bumi. Alam
semesta ini indah, teratur, rapi itu menunjukkan bahwa Alloh menciptakan dengan cintaNya.
Diantara ikan-ikan di lautan, apa semuanya kita ambil untuk kita konsumsi? Tidak. Bahkan
banyak ikan-ikan dilautan meskipun halal untuk dikonsumsi tapi tidak kita konsumsi. Karena
maksud diciptakan ikan itu bukan hanya untuk dikonsumsi. Karena itu kita melihat ikan yang
berwarna-warni. Mengapa demikian? Alloh ingin mengenalkan kepada kita bahwa AKU
mencintaimu.

Jika kita bertamu ke rumah seorang teman lalu dia menghidangkan sesuatu (air, nasi, lauk,
daging), apakah dia telah berbuat baik kepada kita? Iya. Lalu kita berkunjung ke teman satunya
lagi. Dia menyediakan makanan, minuman, daging. Tetapi ada tambahannya yaitu dia juga
menghiasi rumahnya dengan bunga-bunga bahkan dia memberikan wewangian dirumahnya itu
untuk menyambut kita. Teman yang pertama telah berbuat baik kepada kita. Tetapi teman yang
kedua bukan hanya berbuat baik tetapi dia mencintai kita.

Alloh Maha Rahiim, Maha Pengasih. Boleh jadi kita diberikan sesuatu oleh Alloh karena kita
butuh. Karena itu kita menyebut diriNya dengan Ar Rahiim. Tetapi jika Alloh memberi kita karena
Dia mencintai kita maka itu bukan timbul dari namaNya Ar Rahiim tetapi timbul dari namaNya Al
Wadud. Karena itu dalam Al Qur’an, Alloh menggandengkan namaNya Rahiimu Wadud.

Biasanya kalau orang itu mencintai seseorang, kalau dia punya masalah akan curhat ke siapa?
Kepada orang yang dicintai. Apakah kita telah menupahkan keluh kesah kita kepada Alloh?
(Wahai Alloh, Aku terdzolimi ya Alloh; Ya Alloh, Aku merasakan sakit di badanku). Apakah kita
mencintai Alloh? Orang yang mencintai kekasihnya, tidak akan lupa waktu untuk bertemu
kekasihnya. Kita semua berkata aku mencintai Alloh tetapi kita sering melupakan pertemuan kita
dengan Alloh yaitu disaat kita mati. Mengapa kita yang mengatakan cinta kepada Alloh tapi lupa
kepada kematian.

Wahai Alloh yang Maha mencintai, karuniakanlah kepada kami cahaya cintaMu sebagaimana
Engkau karuniakan cintaMu kepada hamba-hambaMu para Nabi, orang-orang yang sholeh.
Berikan kami kemampuan untuk mencintaiMu melebihi cinta kami kepada selainMu, berikan
kepada kami rasa manis dalam mencintaiMu, berikan kepada kami kemudahan untuk rukuk dan
sujud membaca surat-surat cintaMu.

Sumber: Ust. Jumharuddin, Lc. Ceramah Asmaul husna “Al Wadud”

Anda mungkin juga menyukai