Anda di halaman 1dari 13

Pra-Khudz Aqidatak

Buat Allah sayang


sama kita
Senin, 14 Maret 2021
Ba'da Maghrib s.d selesai
Sekretariat RIMBA

RIMBA OFFICIAL
Kasih sayang Allah
Allah lebih sayang kepada kita dibandingkan
kasih sayang ibu pada anaknya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-


tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.
Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya
erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami,
“Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”
Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah
bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Faidah hadits
Allah benar-benar sayang pada kita, sampai
melebihi kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

Maka sebagaimana seorang ibu yang tidak akan


tega melempar anaknya ke kobaran api.
Maka Allah pun tidak ingin melemparkan kita ke
dalam api neraka.
Karena sangking sayangnya Allah kepada kita.

Tapi poinnya adalah,


Bukan Allah yang tidak ingin menyayangi kita.
Tapi kita yang tidak ingin disayangi oleh Allah.
Kasih sayang Allah
mendahului
kemurkaan Allah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ia berkata,

“Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis


dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di
atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih
mengalahkan kemurkaan-Ku.”

(HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751)


Faidah hadits
Allah memiliki sifat kasih sayang dan marah kepada
makhluk-Nya.

Allah sayang kepada hamba saat hamba taat.


Allah marah kepada hamba saat hamba bermaksiat

Kasih sayang Allah mendahului Kemarahan Allah.

Nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf), Al Ghofur (Maha


Pengampun), At Tawwab (Maha Penerima Taubat) di
mana Allah begitu pemaaf, begitu mengampuni dosa-
dosa hamba dan menerima taubat mereka.
Bagaimana cara agar
kita disayangi oleh
Allah?
Beramal Shalih
Tentunya Allah pasti gembira, suka, cinta, dan
sayang kepada hamba yang suka berbuat
ketaatan.

Yaitu hamba yang suka melaksanakan perkara


wajib, berwudhu lalu pergi hanya untuk shalat
berjama'ah, berdzikir, menyucikan diri,
membahagiakan orang lain, amalan yang
istiqomah, suka berwudhu, dll.

Tapi setiap orang mendapatkan cinta Allah


dengan kecintaan yang bertingkat-tingkat.
Sesuai dengan amalan yang mereka lakukan.
Taubat dan Hijrah

1) Sikap Allah saat hamba bermaksiat lalu meminta ampun pada Allah

Allah marah/murka kepada hamba yang bermaksiat kepada Allah.

Tetapi saat seorang hamba dia kembali kepada Allah. Lalu ia


menyesali segala maksiat yang sudah ia lakukan, dan benar benar
minta ampun kepada Allah.

Maka, seketika Allah seakan-akan melupakan semua dosa kita.


Lalu Allah memberikan ampunan dan kasih sayang-Nya pada kita.
(Sebesar apapun dosa kita, sebanyak apapun dosa kita, se-berulang-
ulang nya lagi dosa kita)

Dan Allah tidak peduli lagi dengan dosa yang dulu ia lakukan.
Taubat dan Hijrah

Allah Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi,


"Wahai anak Adam !
Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta
ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak
peduli.

Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa


dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu
dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan
ampunan sepenuh bumi.”

[HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].


2) Allah benar-benar senang dan
gembira kepada hamba yang
bertaubat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

“Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira


dengan taubat hamba-Nya melebihi
kegembiraan seseorang di antara kalian
yang menemukan kembali untanya yang
telah hilang di suatu tanah yang luas.”

(HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).


2) Allah benar-benar senang dan
gembira kepada hamba yang
bertaubat.

Faidah hadits :
Sebagaimana yang kita tahu saat hamba
bermaksiat, Allah murka kepadanya.

Namun ketika hamba itu bertaubat dan


memohon ampun kepada Allah. Allah
menjadi gembira kepada hamba tersebut,
karena hamba tersebut mau kembali
kepada Allah.

Apapun kebahagiaan yang dieskpresikan


oleh siapapun di muka bumi.
Sesungguhnya Allah lebih bahagia ketika
ada hamba yang beristigfar dan
bertaubat.
3) Allah sayang dan cinta kepada
hamba yang bertaubat

Allah Ta'ala berfirman:


‫َو ُه َو اْلَغ ُف ْو ُر اْلَو ُد ْو ُۙد‬
" Dan Dialah Yang Maha Pengampun,
Maha Mencintai" ( Al-Buruj : 14 )

Faidah :
Ayat ini menunjukkan bahwasanya Allah
benar-benar luas kasih sayang-Nya.

Seharusnya ketika seorang hamba


bermaksiat, lalu kembali kepada Allah.
Seharusnya Allah murka kepadanya.

Namun, nyatanya Allah gak marah


sama sekali. Tapi justru, setelah Allah
mengampuni hamba tersebut, Allah
malah mencintai hamba tersebut.
Allah sayang dan cinta kepada
hamba yang bertaubat
Allah Ta'ala berfirman:

‫ىٰٓل‬

‫َتْق َنُط ْو ا ِم ْن َّرْحَم ِة‬ ‫اَل‬ ‫ْنُف ِس ِه ْم‬‫َا‬ ‫ُق ْل ٰي ِع َباِد َي اَّلِذ ْيَن َاْس َرُف ْو ا َع‬
‫ِهّٰللا ِۗاَّن َهّٰللا َيْغ ِف ُر الُّذ ُنْو َب َجِم ْي ًع ا ِۗاَّنٗه ُه َو اْلَغ ُف ْو ُر الَّرِح ْي ُم‬
Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari kasih
sayang Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Faidah :
Allah memanggil orang yang bermaksiat dengan sebutan
hamba.
Kita gak boleh putus asa dari kasih sayang Allah.
Karena Allah sangat sayang kepada hamba-Nya.

Anda mungkin juga menyukai