Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Seorang hamba, pada hakekatnya tidak pernah lepas dari pengawasan Allah. Hal itu merupakan salah
satu bentuk kasih sayang Allah kepada umatnya. Kemudian sebagai seorang hamba, hendaknya kita
harus tahu bahwa cara Allah mengasihi hamba-hambaNYA. Tidak selalu diberikan kenikmatan sebagai
wujudnya, tetapi cobaan juga merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada umatnya. Sehingga,
selayaknya kita bisa mensyukuri apabila mendapat nikmat dan bersabar ketika mendapat ujian.

Sebagai wujud kecintaan seorang hamba kapada Allah, banyak hal yang bisa dilakukan. Beberapa
diantaranya hendaklah selalu berbuat baik dan bersabar menghadapi kehidupan. Memanfaatkan semua
anugrah Allah juga merupakan salah satu mencapai itu. Seorang hamba juga harus senantiasa ridho
dengan keputusan Allah dan menerimanya dengan ikhlas. Hal ini akan semakin mendekatkan diri
kepada-Nya di kala kita sedang mendapat kenikmatan ataupun dalam keadaan susah.

Begitu pula terhadap Rasulullah SAW. Sebagai seorang umat yang mengharapkan syafaatnya, sudah
sepantasnya kita selalu memupuk rasa cinta kita kepadanya. Banyak cara mencapai itu semua. Dengasn
mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah SAW dan juga senantiasa bershalawat akan membantu
wujudkan hal itu. Selainnnya, masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan disampaikan sedikit penjabaran
tentang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat diambil beberapa pokok masalah. Semua itu diantaranya adalah :

1) Bagaimana wujud cinta pada Allah yang sebenarnya?

2) Apa tanda-tanda kecintaan hamba pada Allah?

3) Seperti apa hakekat cinta pada Nabi Muhammad SAW itu?

BAB II

CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA

‫ وثمرته ان يذكره هللا برحمته وغفرانه ويد خله الجنة مع انبيائه واوليائه‬،‫ من احب هللا تعالى اكثر ذكره‬. ‫عن عائشة رضى هللا عنها انها قالت‬
)‫ ومن احب النبى عليه السالم اكثرمن الصالة عليه وصحبته فى الجنة (كذافى الجامع الصغير‬،‫ويكرمه برؤية جماله‬

Dari Aisyah RA, bahwa dia berkata:” Barang siapa mencintai Allah Ta’ala, maka dia banyak mengingat-
Nya, sedang buahnya ialah, bahwa Allah mengingat dia dengan rahmat-Nya dan ampunan-Nya serta
memasukanya ke dalam surge bersama para Nabi-Nya dan para Wali-Nya, dan dimuliakan dia oleh-Nya
dengan melihat keindahan-Nya. Dan barang siapa mencintai Nabi SAW, maka dia banyak bershalawat
kepadanya, sedang buahnya ialah, mencapai syafaatnya dan berteman dengannya di surga,” (Demikian
tersebut dalam al-Jami ‘us-Shagir)
A. CINTA KITA KEPADA ALLAH SWT

Cinta Allah kepada hamba ialah kehendak-Nya untuk mendekati , memuliakan dan menolongnya dalam
segala keadaan. Orang yang dicintai Allah SWT akan di perlakukan lembut, dikasihi dengan segala
kebaikan , diwujudkan segala cita-cita nya, dan tidak akan merasa terbebani dengan segala amal dan
kerja keras.

Sementara cinta hamba kepada Allah adalah keterikatan hati kepada Allah saat mengingat-Nya,
langgengnya keasyikan dan kenikmatan saat bermunajat kepada-Nya, terasa lezatnya saat mengabdi
kepada-Nya, dan kerinduan yang sangat kepada Allah saja, tidak kepada yang lainya.

Rasulullah SAW bersabda: “Ada tuga hal yang apabila seseorang melakukan ketiganya sungguh telah
menyempurnakan keimanan: pertama, mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainya. Kedua,
mencitai seseorang hanya karena Allah. Dan ketiga, benci kembali pada kekufuran setelah Allah
menyelamatkanya, seperti ia benci dilemparkan ke neraka”.

Hasan Al-basri berkata: “Siapa saja yang mengenal Tuhannya, pasti akan mencintai-Nya. Siapa saja yang
mengenal dunia, pasti akan berhati-hati terhadapnya.” Setiap seseorang yang sudah bisa menyatukan
hatinya kepada tuhan-Nya, niscaya ia akan terjaga dari nafsu-nafsu duniawi yang akan menjerumuskan
ke dalam kesyirikan dan kesombongan.

B. Diskripsi Cinta pada Allah

Dalam salah satu karyanya Quraisy Shihab yang berjudul “Logika Agama” dijelaskan bahwa cinta pada
Allah terdiri dari tiga aspek. Semuanya harus ada sebagai cermin wujud cinta Allah seutuhnya.
Menurutnya cinta itu dimulai dengan meyakini dalam hati dengan tulus dan ikhlas Allah sebagai tuhan
semesta alam. Kemudian mengungkapkan dengan lisan, dengan banyak berdzikir, istighfar maupun
berkata-kata yang baik. Sesudah itu juga direalisasikan dalam tindakan sehari-hari. Dalam tiap tindakan
senantiasa sesuai dengan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Dengan demikian,
Quraisy Shihab juga menjelaskan baahwa seorang hamba yang cinta pada Allah pastinya tidak pernah
lupa pada Allah pada tiap nafas dan perjalanan hidupnya.

Selain itu ada juga diskripsi menurut Yusuf Qardhawi. Dia menjelaskan bahwa cinta pada Allah terdiri
dari hati dan tindakan. Maksudnya, Seorang yang cinta pada Allah harus yakin dengan ketuhanan dan
Maha Kuasanya Allah. Kemudian hamba itu beribadah dan berbuat baik dalam hidupnya sebagai wujud
dari keyakinannya itu. Tetapi dalam tiap langkahnyaitu, harus senantiasa berdasar kuat pada tuntunan
juga ajaran maupun syareat agama. Sehingga, apa yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan hal-hal
baik yang diridhoi Allah.

Dari apa yang diuraikan ini, tentu akan berbeda dengan ungkapan Imam Ghazali walaupun pada intinya
sama. Menurutnya, cinta ini cukup dengan yakin dan memahami dengan mendalam ketuhana Allah
ikhlas sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Dengan adanya hal ini, orang pastinya akan terdorong
dengan sendirinya untuk senantiasa berbuat baik. Dalam hal ini Al Ghazali lebih mengedepankan pada
kesadaran diri untuk beragama dengan memahami hakekat hidup. Sebab memang pada dasarnya
dengan memahami hakekat hidupnya, seorang hamba akan tahu apa hal terbaik yang harus dilakukan
untuk dirinya.

Tentang cinta Allah kepada hamba , maka ketahuilah bahwa Al-Qur’an telah memberikan kesaksian yang
nyata, sebagai mana firman-Nya,

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan
diri.” (QS. Al-Baqarah, 222)

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur,
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (As-Shaff, 4)

Di antara tanda cinta Allah kepada hamba ialah sabda Nabi SAW,

)‫ان هللا اذا أحب عبدا ابتاله (رواه ترمذى‬

Artinya: “Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia mengujinya.” (Diriwayatkan At-
Tirmidzi).

Di antara tanda-tanda yang paling kuat adalah pengaturanya yang baik, keadaanya terbimbing semenjak
kecil dalam aturan yang baik, iman bersemayam di dalam hatinya, akalnya disinari cahaya, mengikuti
apa yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah dan menghindari segala apa yang menjauhkanya dari
Allah.

Kemudian Allah juga melindunginya dengan memudahkan segala urusanya, meluruskan zahir dan
batinya dan menjadikan hasratnya hanya satu, Jika cintanya semakin mendalam, maka semakin tidak
peduli terhadap hal-hal lain selain Allah.

Sedangkan cinta hamba kepada Allah, maka ketahuilah bahwa cinta itu tentu dinyatakan setiap orang.
Terlalu mudah bagi mereka untuk mengucapkan kata cinta, padahal tidak seharusnya manusia
terperdaya oleh kepalsuan yang dihembuskan oleh syetan.

Jiwa yang terpedaya ialah jika ia membual mencintai Allah, namun tidak mengujinya dengan tanda-
tanda tertentu dan tidak menuntutnya untuk menghadirkan bukti penguat.

Di antara tanda-tanda cinta seorang hamba kepada Allah:

1. Selalu ingin bertemu dengan yang dicintainya, yaitu Allah.

Rasulullah SAW bersabda: “ Siapa saja yang rindu bertemu Allah, Allah pasti merindukanya”.

2. Apabila hati dan lidah tidak pernah berhenti mengingat Allah SWT.

Ibn Mas’ud berkata, “tidak pantas seseorang bertanya tentang dirinya kecuali pada Al-Qur’an. Jika
mencintai Al-Qur’an berarti ia mencintai Allah.”
3. Senang berkhalwat (menyendiri bersama Allah) pada saat sepi. Dan memutuskan hubungan
dengan mahluk lain saat gelap malam hanya untuk menghadap Allah.

4. Tidak menyesal terlewatkan kesempatan duniawi, penyesalan terjadi apabila lalai dari Allah SWT.

Selain tanda-tanda di atas, tanda kecintaan Allah pada hamba diantaranya :

a. Turunnya hujan ke dunia.

b. Diciptakannya siang dan malam.

c. Diciptakannya manusia dalam berbagai rumpun suku, bangsa dan bahasa.

d. Berpasang-pasangannya tiap makhluk di alam semesta.

e. Adanya lautan dan seluruh isi semesta alam dan banyak lagi tanda kecintaan Allah pada
hambanya.

C. CINTA KITA KEPADA RASULALLAH SAW

Seperti yang kita ketahui selama ini bahwasannya agama Islam yang kita yakini kebenarannya sampai
hari ini, merupakan agama yang di bawa oleh seorang nabi Agung Muhammad SAW. Yang dia dapatkan
dari wahyu Tuhan semesta alam “ALLAH SWT”. Oleh karena itu sepantasnya kita yang sampai hari ini
pula masih mengaku sebagai penganut agama Islam ini, harus mengikuti suri tauladan dan tingkah laku
sosok orang yang luar biasa tersebut. Tidak berhenti sampai disitu, tetapi kita juga mempunya kewajiban
– kewajiban yang semestinya kita laksanakan terhadap beliau. Diantaranya:

Kewajiban Pertama Atas Umat Ini, Setelah Meyakini Kenabian Beliau Adalah Mencintai Beliau, Cinta
yang Benar-Benar Tumbuh dari Hati yang Suci.

Bahkan wajib hukumnya untuk mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi cinta kita
kepada orang tua, anak, istri, bahkan seluruh manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

{ ‫} ال يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده و الناس أجمعين‬

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintaiku melebihi daripada cintanya
kepada orang tua, anak, bahkan manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari bab Hubbur rasuul shallallahu ‘alaihi
wa sallam minal iimaan)

Di antara tanda kebenaran cinta seseorang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
keinginan mereka untuk dapat melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti sabda beliau di
dalam shahih Muslim:

‫ًّا نَاسٌ يَ ُكونُونَ بَ ْع ِدي يَ َو ُّد أَ َح ُدهُ ْم لَوْ َرآنِي بِأ َ ْهلِ ِه َو َمالِ ِه‬TU‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل { ِم ْن أَ َش ِّد أُ َّمتِي لِي ُحًب‬
َ ِ ‫{ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Yang
paling cinta kepadaku di antara umatku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, di mana salah
seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR.
Muslim bab Fii man yawaddu ru’yatan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Kewajiban umat ini yang kedua dan selkaligus menjadi Hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Adalah Engkau Meyakini Bahwa Tidak Ada Kebahagiaan dan Tidak Ada Kebaikan, Melainkan Hanya
Dengan Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Semua jalan menuju Allah tertutup, kecuali jalan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila kita
menginginkan hidayah, Sesungguhnya kita tidak akan mendapatkannya kecuali hanya dengan mengikuti
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah azza wa jalla berfirman:

‫َواتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدونَ األعراف‬

“Dan ikutilah dia (Rasulullah) agar kalian mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-A’raaf: 158)

Yang ketiga dari kewajiban kaum muslimin terhadap Rosulnya adalah Tidak beribadah kepada Allah
kecuali dengan apa yang disyari’ahkan oleh Rasulullah SAW. Sabda Nabi: “Tidak beriman diantara kamu
sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang kubawa” (HR Tirmidzi)

Yang keempat dari kewajiban kaum muslimin terhadap nabi Muhammad SAW. Adalah menuruti
perintahnya “ tingkah lakunya” / taat kepadanya.

‫صانِى فَقَ ْد أَبي‬


َ ‫ َو َم ْن َع‬، َ‫َم ْن أَطَا َعنِى َد َخ َل ْال َجنَّة‬

"siapa yang taat kepadaku maka dia masuk surga,dan siapa yang menyelisihiku maka dialah yang enggan
(masuk surga)."

Imam Qurtubhi mengatakan: bahwa setiap orang yang beriman kepada nabi Muhammad dengan
sebenar- benarnya iman, maka dirinya tidak akan pernah hampa dari rasa cinta dan taat kepadanya,
meskipun kecintaan dan ketaatan mereka berbeda-beda. Sehingga mereka ada yang taat dan cinta
kepada Rasulullah telah mencapai tingkatan yang tinggi, dan sebagian lain hanya mencapai tingkat
rendah. Tetapi sebagian besar mereka jika disebut nama Rasulullah, maka hasrat mereka untuk
melihatnya sangat besar, karena menurut mereka melihat beliau sangat berpengaruh terhadap diri,
keluarga, anak-anak, harta dan orang tua mereka. Maka tidak jarang kita mendapatkan sebagaian
mereka yang mengeluarkan tenaga, harta dan kemampuannya untuk dapat berziarah ke makam
Rasulullah dan melihat makam beliau. Inilah sebagian bukti rasa cinta dan taat kita terhadap Rasulullah
dengan sepenuh hati dan tenaga seharusnya kita upayakan untuk menjadikan kita sebagai umat beliau
yang sebenarnya.

Seperti halanya mayoritas manusia pada umumnya, ketika dia mencintai dan meyakini adanya sesosok
yang dia kagumi dan dia cintai, pasti dia akan berbuat sebisa mungkin untuk membuat orang yang dia
cintai dan ia kagumi menjadi bahagia tidak hanya itu, orang itupun pasti akan melaksanakan semua
keinginan dan permintaan sang pujaannya.

Nampaknya dari sedikit narasi diatas menyiratkan bahwasannya pemakalah sepakat dengan pendapat
tokoh Islam ‘ Imam Qurthubi’ bahwasannya jika seseorang merasa cinta terhadap seseorang maka dia
akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat dirinya dan orang yang dicintainya menjadi
bahagia.

Riset telah membuktikan bahwa cinta memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan.

Dr. Helen Riess, Direktur program Empathy and Relational Science di Massachusetts General Hospital,
mengatakan, cinta memang sangat membantu bagi kesehatan mental dan fisik.

Inilah lima alasan mengapa cinta membuat tubuh kita semakin sehat.

1. Cinta membuat kita bahagia

Saat pertama kali jatuh cinta, dopamin, bahan kimia otak yang sangat baik bagi tubuh, menjadi sangat
aktif.

"Itu adalah pembangkit suasana hati, jadi orang merasa sangat positif dan merasa sangat dihargai," ucap
Helen Riess.
Oleh karena itu, kita merasa bahagia saat pertama kali menjalin asmara.

Tapi, berdasarkan laporan dari The Harvard Mahoney Neuroscience Institute, mereka yang baru saja
menjalin asmara juga mengalami lonjakan hormon stres kortisol.

Hormon ini menyebabkan penurunan mood. Hal ini terjadi secara beraturan bersamaan dengan
produksi serotonin.

Nah, ini juga yang menjadi penyebab mereka yang sedang jatuh cinta merasakan hal tak menentu
seperti gairah bercampur dengan kecemasan, obsesi dan kegugupan - yang sering terjadi seiring dengan
berseminya cinta.

Tingkat dopamin tetap meningkat meski kalian jatuh cinta pada usia dewasa.

Namun, kemungkinan besar kita akan melihat tingkat kortisol dan serotonin kembali normal, yang
membantu menenangkan diri dan melanggengkan hubungan tanpa hilangnya gairah atau mood yang
baik.

2. Cinta mampu mengusir stres

Setelah fase bulan madu mereda, bahan kimia otak lainnya - seperti oksitosin, atau hormon ikatan - juga
akan diproduksi.

"Itu tidak hanya memberi kalian perasaan 'hangat' pada pasangan, tetapi juga bisa baik untuk
kesehatan," kata Helen Riess.

Helen Riess mengatakan, saat seseorang merasakan ikatan yang kuat, tingkat stres mereka menurun.
"Hanya berada di hadapan seseorang yang memberi kami perhatian positif dan perhatian yang tulus
dapat menurunkan tingkat kortisol dan adrenalin."

"Selain itu juga bisa menciptakan homeostasis yang lebih besar, yang berarti bahwa zat kimia jahat
dalam tubuh berada dalam posisi seimbang," paparnya.

Menurut Helen Riess, jika kita jauh dari orang yang dicintai, dan lalu hanya memikirkannya, berbicara
dengan dia di telepon, atau bahkan saling mengirim pesan, sudah mampu mengusir rasa stres.

3. Cinta menghapus rasa cemas

Beberapa penelitian telah menunjukkan, kesepian dapat berakibat buruk pada kesehatan, dari
meningkatnya peradangan hingga mengaktifkan pusat rasa sakit.

"Perasaan kesepian menstimulasi kecemasan, yang dimediasi oleh neurotransmiter yang berbeda,
seperti norepinephrine," kata Helen Riess.

Helen Riess juga menambahkan, tingkat kortisol dan adrenalin meningkat saat orang merasa tidak aman
dan terancam, yang memicu respons stres pada tubuh.

Namun, bercinta dan merasa dekat dengan orang lain bisa mengurangi kecemasan.

4. Cinta menumbuhkan perhatian


Menurut Helen Riess, saat kita jatuh sakit, pasangan bisa memberi dorongan untuk pergi ke dokter saat
mereka tidak menginginknnya.

"Ada banyak penyangkalan seputar penyakit medis, dan individu lebih cenderung mengabaikan
sesuatu," ucap Helen Riess.

Nah, mereka yang berpasangan mungkin dapat mendeteksi penyakit lebih awal dari para lajang, karena
pasangan mereka dapat menemukan tanda-tanda yang mencurigakan secepatnya.

Terkadang, pasangan bahkan akan melihat tanda-tanda alergi atau masalah kesehatan lainnya sebelum
penderita menyadarinya.

5. Cinta membuat panjang umur

Penelitian telah menunjukkan, pasangan suami istri menikmati umur yang lebih panjang daripada
mereka yang tak memiliki pasangan.

Menghabiskan waktu seumur hidup sampai maut memisahkan lebih dari sebuah komitmen.

Riset menunjukkan, manfaat jangka panjang tersebut sebagian besar dijelaskan oleh dukungan sosial
dan emosional yang konsisten, kepatuhan yang lebih baik terhadap perawatan medis, dan memiliki
pasangan yang mendorong perilaku gaya hidup sehat.

Memiliki pasangan juga dapat mengarahkan kita untuk menjauhi hal buruk.

Periset juga menemukan fakta pasangan suami-istri memiliki tingkat penyalahgunaan narkoba yang
lebih rendah, tingkat tekanan darah rendah, dan depresi yang kurang
KONSEP DASAR

a. Pandangan Menurut Rogers

CLIENT CENTERED (KONSELING BERPUSAT KLIEN) – Model konseling berpusat pribadi dikembangkan
oleh Carl R. Rogers. Sebagai hampiran keilmuan merupakan cabang dari psikologi humanistik yang
menekankan model fenomenologis. Konseling person-centered mula-mula dikembangkan pada 1940 an
sebagai reaksi terhadap konseling psychoanalytic. Semula dikenal sebagai model nondirektif, kemudian
diubah menjadi client-centered.

Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya
keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Terapis berfugsi terutama sebagai penunjang
pertumbuhan pribadi seseorang dengan jalan membantunya dalam menemukan kesanggupan-
kesanggupan untuk memecahkan masalah-masalah. Pendekatan client centered ini menaruh
kepercayaan yang besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan
arahnya sendiri.

b. Ciri-Ciri Pendekatan Client Centered

Berikut ini uraian ciri-ciri pendektan Client Centered dari Rogers :

Client dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah dan memilih
perliku yang dianggap pantas bagi dirinya.

Menekankan dunia fenomenal client. Dengan empati dan pemahaman  terhadap client, terapis
memfokuskan pada persepsi diri client dan persepsi client terhadap dunia.

Prinsip-prinsip psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat kematangan psikologis manusia itu berakar pada
manusia sendiri. Maka psikoterapi itu bersifat konstrukstif dimana dampak psikoteraputik terjadi karena
hubungan konselor dan client. Karena hal ini tidak dapat dilakukan sendirian (client).

Efektifitas teraputik didasarkan pada sifat-sifat ketulusan, kehangatan, penerimaan nonposesif dan
empati yang akurat.

Pendekatan ini bukanlah suatu sekumpulan teknik ataupun dogma. Tetapi berakar pada sekumpulan
sikap dan kepercayaan dimana dalam proses terapi, terapis dan client memperlihatkan
kemanusiawiannya dan partisipasi dalam pengalaman pertumbunhan.
3. TUJUAN PENDEKATAN TERAPI

Terdapat beberapa tujuan pendekatan terapi Client Centered yaitu sebagai berikut :

a. Keterbukaan pada Pengalaman

Sebagai lawan dari kebertahanan, keterbukaan pada pengalamam menyiratkan menjadi lebih sadar
terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar dirinya.

b. Kepercayaan pada Organisme Sendiri

Salah satu tujuan terapi adalah membantu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri.
Dengan meningknya keterbukaan klien terhadap pengalaman-pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen
kepada dirinya sendiri pun muali timbul.

c. Tempat Evaluasi Internal

Tempat evaluasi internal ini berkaitan dengan kepercayaan diri, yang berarti lebih banyak mencari
jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Orang semakin menaruh
perhatian pada pusat dirinya dari pada mencari pengesahan bagi kepribadiannya dari luar. Dia
mengganti persetujuan universal dari orang lain dengan persetujuan dari dirinya sendiri. Dia
menetapkan standar-standar tingkah laku dan melihat ke dalam dirinya sendiri dalam membuat
putusan-putusan dan pilihan-pilihan bagi hidupnya.

d. Kesediaan untuk menjadi Satu Proses.

Konsep tentang diri dalam proses pemenjadian merupakan lawan dari konsep diri sebagai produk.
Walaupun klien boleh jadi menjalani terapi untuk mencari sejenis formula guna membangun keadaan
berhasil dan berbahagia, tapi mereka menjadi sadar bahwa peretumbuhan adalah suatu proses yang
berkesinambungan. Para klien dalam terapi berada dalam proses pengujian persepsi-persepsi dan
kepercayaan-kepercayaannya serta membuka diri bagi pengalaman-pengalaman baru, bahkan beberapa
revisi.

e. Tujuan Konseling

Tujuan Konseling dengan pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :

Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat mengenal
hambatan pertumbuhannya .
Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayaanyang lebih besar kepada
dirinya,keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan spontanitas hidupnya.

menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling sedemikian sehingga konseli,
dengan menggunakan hubungan konseling untuk self-exploration, menjadi sadar akan blok/hambatan
ke pertumbuhan.

Konseli cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, lebih sedia untuk
meningkatkan diri sebagai lawan menjadi mandeg, dan lebih hidup dari standard internal sebagai lawan
mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu menjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Darini, ‘Abd Al-‘Aziz. Terapi Menyucikan Hati. Bandung : Penerbit Al-Bayan. 2003.

Suhardi, Kathur. Minhajul Qashidin Jalan Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk. Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar. 1997.

Sitanggal, Anshori Umar. Terjemahan Durratun Nashihin Lengkap. Semarang : CV Asy Syifa’. 1991.

Khomeini, Imam. 40 Hadis Telaah atas Hadis-hadis Mistik dan Akhlak. Bandung : PT Mizan Pustaka. 2004.

Anda mungkin juga menyukai