Anda di halaman 1dari 33

Kajian Surah Ali Imran Ayat 31:

”Memahami dan Mendalami Makna


Mahabah sebagai Fondasi Ukhuah Sesama
Hamba”

Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

Ahad, 11 Juni 2023


Ahad, 22 Dzulqo’dah 1444 H
ّٰ ُ ُ ْ ْ ُ ْ ْ ُ َّ َ َ ّٰ َ ْ ُّ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
ُ‫الله‬ ‫قل ِان كنتم ت ِحبون الله فات ِبعو ِني يح ِببكم‬
ّٰ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ َ
ٌ‫الل ُه َغ ُف ْو ٌر َّر ِح ْيم‬‫ويغ ِفر لكم ذنوبكم ۗ و‬
31. Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. Ali Imran : 31)


Asbabunnuzul

Dalam tafsir Al Jalalain diterangkan, bahwa ayat ini turun


berkenaan dengan orang-orang yang menyembah berhala, ketika
mereka mengatakan "Kami tidak menyembah berhala kecuali
karena cinta kepada Allah, agar mereka (berhala-berhala) itu
mendekatkan kami kepada-Nya", maka Allah memerintahkan
Nabi Muhammad Saw. mengatakan kepada mereka apa yang
disebutkan di atas, yakni perintah mengikuti-Nya; dengan
mentauhidkan Allah (hanya beribadah kepada Allah SWT) dan
meninggalkan sesembahan-sesembahan selain Allah.
Interpretasi Mufasir
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam
Tafsir Al Munir menjelaskan, al-
mahabbah adalah kecenderungan hati
kepada sesuatu karena adanya suatu
keistimewaan yang ia temukan di
dalamnya.
Ibnu ‘Arafah mengatakan, al-
mahabbah adalah menginginkan
sesuatu karena sesuatu tersebut.
Menurut Ibnu Katsir, balasan dari
Allah berupa cinta-Nya ini lebih besar
daripada apa yang ia lakukan berupa
mencintai Allah.
Imam Sahl al-Tustari menerangkan bahwa ayat ini adalah untuk orang-
orang kafir yang mereka mengira dirinya mencintai Allah, tetapi mereka
tidak mengikuti jalan yang dapat menyampaikan kepada-Nya, yaitu
mengikuti Rasul Muhammad Saw. sehingga mereka tidak mendapatkan apa
yang mereka katakan ‘Cinta Ilahi’ yang sesungguhnya. Karena ittiba’ kepada
Nabi merupakan syarat dalam mahabbatullah.

Dalam kitab Tafsir Haqaiq at-Tafsir, Syeikh Abu Abdur Rahman as-
Sulami menyatakan seseorang yang mencintai Allah dengan sebenar-
benarnya adalah mereka yang perilakunya, perbuatannya, dan perkataannya
mengikuti Nabi Muhammad Saw., karena ajaran Nabi itu ajaran yang
optimal dan kita akan mencapai kepada kecintaan yang agung.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Allah memerintahkan
kepada Rasulullah Saw. untuk mengatakan kepada umatnya, jika
mereka mencintai Allah, maka haruslah mengikuti Rasulullah Saw..
“Ayat ini menilai setiap orang yang mengakui dirinya cinta kepada
Allah, sedangkan sepak terjangnya bukan pada jalan yang telah
dirintis oleh Nabi Muhammad Saw., sesungguhnya dia adalah
orang yang dusta dalam pengakuannya sebelum ia mengikuti
Rasulullah Saw.,”

ٌّ‫ َف ُه َو َرد‬، ‫س َع َل ْيه َأ ْم ُرَنا‬ ْ‫َم ْن َعم َل َع َم ًال َلي‬


Lalu ia bersabda:

ِ َ
Barang siapa yang melakukan suatu amal yang bukan termasuk
ِ
tuntunan kami, maka amal tersebut tertolak.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian, ayat ini juga ditutup dengan dua asmaul husna;
ghafur dan rahim.

Ghafur artinya Allah Maha Pengampun. Hanya Dialah yang


bisa mengampuni dosa-dosa kita.

Rahim artinya Maha Penyayang. Yakni Allah sangat


penyayang kepada hamba-Nya yang beriman.

Disampaikan oleh Syekh Ali As-Shabuni mengutip dari Imam


Al-Qurtubi, kata ar-rahman merupakan kasih sayang yang
sifatnya tidak langgeng. Sedangkan kata ar-rahim, kasih
sayangnya bersifat langgeng atau abadi.
Makna “Allah Maha Pengampun” dalam tafsir jalalain adalah Dia yang
menghilangkan penghalang-penghalang kalian untuk sampai kepada Allah, dan
penghalang-penghalang itu adalah dosa.
Sedangkan tafsir “Allah Maha Penyayang” ialah selalu menyayangi dan mencintai
hamba-Nya dan selalu menyampaikan liyan kepada tujuan yang bahwasanya bukan
mencintai Nabi yang menjadi tujuan, akan tetapi cinta Allah lah yang menjadi tujuan
manusia sebenarnya.
Disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, dan
Tafsir Al Munir, tiga poin penting dari ayat ini :
1. Bukti cinta kepada Allah
2. Buah ittiba’
3. Allah Maha Pengamun lagi Maha Penyayang
Nilai-Nilai Pendidikan
1. Mendidik hambanya agar 3. Mengajarkan arti mema’afkan dan
senantiasa mencintai Allah, Rasul- berkasih sayang dengan sesama
Nya melebihi segala apa yang makhluk Allah. Saling membangun
dimiliknya. fondasi ukhuah yang kuat karena
Allah.

2. Menjadikan pribadi yang saleh 4. Menjadikan pribadi yang


dan taat dengan mengikuti senantiasa bermuhasabah dan
Rasulullah menuju pribadi yang bertaubat kepada Allah.
berakhlak mulia.
Makna Mahabah
Mahabah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan,
yang secara harfiah berarti mencintai secara mendalam.
Dalam mu’jam al-falsafi, mahabbah adalah lawan dari al-

E baghdu, yakni benci, lawan dari cinta. Al mahabbah dapat


pula berarti al wadud yakni yang sangat kasih atau
penyayang.

Cinta V Dalam kajian tasawuf, mahabah berarti mencintai Allah


L dan mengandung arti patuh kepada-Nya dan membenci
sikap yang melawan kepada-Nya, mengosongkan hati dari
segala-galanya kecuali Allah SWT serta menyerahkan
O seluruh diri kepada-Nya.
Allah berfirman :
ّٰ
ْ‫الل ُه ب َق ْوم ُّي ِح ُّب ُهم‬ ‫ٰٓ َ ُّ َ َّ ْ َ ٰ َ ُ ْ َ ْ َّ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْأ‬
ٍ ِ ‫يايها ال ِ ٓذين امنوا من يرتد ِمنكم عن ِدي ِن ٖه فسوف ي ِتى‬
ّٰ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ُ َۖ ْ ٰ ْ َ َ َّ َ َ ْ ‫َ ُ ُّ ْ َ ٗ َ َّ َ َ مْل ُْؤ‬
‫وي ِحبونه ۙا ِذل ٍة على ا ِم ِنين ا ِعز ٍة على الك ِف ِرين يج ِاهدون ِفي س ِبي ِل الل ِه‬
ٌ‫الل ُه َواسع‬ ّٰ َ ُۗ ۤ َ َّ ْ َ ْ ‫َ اَل َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ اَل ۤ ٰ َ َ ْ ُ ّٰ ُ ْؤ‬
ِ ‫و يخافون لومة ِٕى ٍم ۗذ ِلك فضل الل ِه ي ِتي ِه من يشاء و‬
ٌ‫َع ِل ْيم‬
54. Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan
mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman,
tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui. (QS. Al-
Ma'idah : 54)
Tiga Tingkatan Mahabah

Abu Nasr as Sarraj at-Tusi seorang tokoh sufi terkenal membagi mahabah
kepada tiga tingkat :
 Cinta biasa, yaitu selalu mengingat Tuhan dengan zikir, senantiasa menyebut
nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan
Tuhan.
 Cinta orang sidik, yaitu orang yang kenal kepada Tuhan, pada kebesaran-
Nya tabir yang memisahkan diri seseorang dari Tuhan dan dengan demikian
dapat melihat rahasia-rahasia pada Tuhan
 Cinta orang arif, yaitu mengetahui betul Tuhan, yang dilihat dan yang dirasa
bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai
masuk ke dalam ciri yang mencintai.
Cinta kepada Allah juga akan melahirkan bentuk kasih sayang kepada
sesama, bahkan kepada seluruh alam semesta.
Hal ini selaras dalam Thuruqu al-Shufiyah. bahwa kata mahabbah
dalam Al-Qur’an memiliki dua makna mendasar.
 Pertama, cinta Allah kepada hamba-Nya dan cinta seorang hamba
kepada Allah.
 Kedua, cinta syahwat seorang hamba pada hal-hal yang bersifat
duniawi.
Mahabah (cinta) adalah salah satu nikmat rasa yang Allah anugerahkan
kepada manusia sebagai bentuk sayangnya Allah kepada makhluk-Nya.
Betapa pentingnya perasaan ini sampai dalam sebuah hadis, Nabi
Muhammad mengorelasikannya dengan keimanan.
RENUNGAN
• Kita sering mendengar ungkapan cinta yang di ucapkan melalui lisan oleh
seseorang kepada yang orang lain, seperti halnya ungkapan cinta sang
istri kepada suami atau sebaliknya, begitu juga dengan cinta orang tua
kepada sang anak ataupun sebaliknya, semua itu akan terasa tawar
kalaulah ungkapan cinta tersebut hanya sebatas kata-kata saja tanpa ada
pembuktian dengan sikap dan pengorbanan.
• Begitu juga cinta seorang manusia kepada rab dan rasulnya, tentu kata
cinta dengan lisan saja tidaklah cukup, akan tetapi cinta hakiki harus
dibarengi dengan pengorbanan, menjadi insan yang siap mengerjakan
segala perintah dan meninggalkan larangannya. 
• Pembuktian cinta seorang hamba kepada rabnya juga bisa dilihat melalui
ibadahnya, termasuk ibadah kurban, apakah ia akan melaksanakan ibadah
tersebut atau ia akan membiarkan kesempatan berkurban itu berlalu
begitu saja, akan tetapi kebiasaaan mereka yang mengaku cinta akan
melakukan pembuktian untuk itu.
• Kurban merupakan salah satu cara wujud kecintaan kita kepada sang
Pencipta, Allah SWT.
• Sejenak, mari melihat kembali keteladanan pengorbanan Nabi Ibrahim as
karena kecintaannya kepada Allah SWT. Dia mantap dan ikhlas
melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya
yang telah lama dinantikan, Nabi Ismail as. Saat perintah akan
dilaksanakan, Allah gantikan Nabi Ismail dengan kibas (domba).
• Sehari-hari, dalam salat kita pada saat mebaca doa iftitah, kita selalu
mengucapkan “Sesungguhnya shalatku ibadahku (qurbanku), hidup dan
matiku untuk Allah”. Akan tetapi realitanya berbeda, kita masih sering
mendahulukan kebutuhan si buah hati daripada mewujudkan
pengorbanan kepada Allah,  cinta kepada manusia lebih diutamakan.
• Umpamanya kalau si Anak meminta sesuatu seperti sepeda motor, mobil,
HP, Laptop dan lain-lainya, tidak perlu waktu lama, setelah berdiskusi
sejenak ataupun kadang tidak perlud diskusi lagi langsung bisa
diwujudkan, seakan terasa ringan.
Akan tetapi, kalau untuk kurban seakan terasa berat,
walaupun harganya tidak semahal HP, motor dan mobil.
Padahal masa persiapan untuk melaksanakan kurban
sangat panjang yaitu selama setahun, berbeda dengan
permintaan istri, anak, atasan dan lain-lainnya walaupun
mendadak siap dipenuhi.
Di sini, mulai nampak keimanan dan wujud bukti cinta
seseorang kepada Rabnya, apakah ia akan
menyanggupi perintah-Nya atau tidak?
“Ibadah kurban sarat dimensi sosial. Sebab,
hewan yang disembelih, dagingnya dibagikan
kepada orang yang kurang mampu sebagai
bentuk kecintaan dan kepedulian terhadap
sesama”
Rasulullah Saw. bersabda :

ِّ َّ َ َ ‫َأ‬ ْ َ
– ‫س ع ِن َأ الن ِبى – صلى هللا َألعليه وسلم‬ ٍ ‫عن ن‬
ُّ‫ ال ُيْؤ ِم ُن َح ُد ُك ْم َح َّت ى ُي ِح َّب ِخ ِيه َم ا ُي ِحب‬: ‫ال‬ َ ‫َق‬
‫ِلنف ِس ِه‬ْ َ
“Dari Anas dari Nabi Saw. bersabda: Tidaklah beriman seseorang di
antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia
mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari)
‫‪Saling Mencintai Menjadikan Fondasi yang Kuat dalam‬‬
‫‪Persaudaraan Sampai Hari Kemudian‬‬
‫‪Rasulullah Saw. bersabda:‬‬
‫ُ‬ ‫ْ َ َُْ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُ َ َ َ ُ َأ َ ُْ‬
‫فم ا مجادلة ح ِدكم ِلص ِاح ِب ِه ِف ى الح ِ ّق يكون له ِفى‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْؤ‬ ‫ُ‬ ‫مْل‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬ ‫ُّ ْ‬
‫الدني ا شد مجادلة ِمن ا ِم ِنين ِل ِرب ِهم ِف ى ِإ خو ِان ِه ِم‬
‫َّ ْ َ ُأ ْ ُ ْ َّ َ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َن َ َّ َ ْ َ ُ َ َ ُ‬
‫ال ِذين د ِخلوا النار‪ .‬قال ‪ :‬يقولو ‪ :‬ربن ا! ِإ خوانَأنا كانوا‬
‫ص ْو ُم ْو َن َم َع َنا َو َي ُح ُّج ْو َن َم َع َنا َف ْد َخ ْل َت ُهمُ‬ ‫ص ُّل ْو َن َم َع َنا َو َي ُ‬ ‫ُي َ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫َّ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ‬
‫النار‪ .‬فقال‪ :‬اذهبوا ف خ ِرجوا من عرفتهم ِمنهم‪...‬‬
Artinya :
"Tidak ada perdebatan seseorang kamu bagi sahabatnya dalam
kebenaran yang ada di dunia yang lebih kuat dari pada perdebatan
orang-orang beriman kepada Rabb mereka tentang saudara-
saudara mereka yang dimasukkan ke dalam neraka. Dia bersabda,
'Mereka berkata, 'Rabb kami, saudara-saudara mereka shalat
bersama kami, puasa bersama kami, berhaji bersama kami, lalu
Engkau masukkan mereka ke dalam neraka.' Maka Dia berfirman,
'Pergilah, lalu keluarkanlah orang yang kamu kenal dari mereka…“

(HR. Ibnu Majah)


Empat Mahabah yang Harus diperhatikan oleh seorang Hamba
Pertama, mahabbahtullah (mencintai Allah)

Allah berfirman :
ّٰ ُ َ ْ ُ َ ْ ُّ ُّ ً َ ْ َ ّٰ ْ ُ ْ ُ َّ َّ ْ َ َّ َ َ
ۗ ‫اس من يت ِخذ ِمن دو ِن الل ِه اندادا ي ِحبونهم كح ِ ّب الل ِه‬ ِ ‫و ِمن الن‬
َ ‫َو َّال ِذ ْي َن ٰا َم ُن ْٓوا َا َش ُّد ُح ًّبا ّل ّٰله َۙو َل ْو َي َرى َّال ِذ ْي َن َظ َل ُم ْٓوا ِا ْذ َي َر ْو َن ْال َع َذ‬
ۙ‫اب‬
ِ ِ
َ َ ْ ُ ْ َ َ ّٰ َّ َ َّ ً ْ َ ّٰ َ َّ ُ ْ َّ َ
‫اب‬
ِ ‫ان القوة ِلل ِه ج ِميعا ۙوان الله ش ِديد العذ‬
165. Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim
itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu
semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka
menyesal). (QS. Al-Baqarah : 165)
Kedua, mahabbatu ma yuhibbuhullah (mencintai apa saja
yang dicintai oleh Allah)
Allah berfirman :
َ ُ ْ َّ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ ْ ُ ‫َ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ ّٰ َ اَل‬
ۛ ‫وان ِفقوا ِفي س ِبي ِل الل ِه و تلقوا ِباي ِديكم ِال ى التهلك ِة‬
َ‫الل َه ُيح ُّب امْل ُ ْحسن ْين‬
ّٰ َّ ْ ُ ْ َ َ
‫واح ِسنوا ۛ ِان‬
ِ ِ ِ
195. Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan
(diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah.
Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Baqarah : 195)
Ketiga, cinta untuk dan karena Allah
Rasulullah Saw. bersabda :
ُ‫ان ُيح ُّب امْل َ ْر َء َال ُيح ُّبه‬َ ‫« َث َال ٌث َم ْن ُك َّن فيه َو َج َد َط ْع َم ا َيمان َم ْن َك‬
ِ‫َ َأ‬ ِ ِ ‫ِإل‬ ِ ِ
ْ‫ان ن‬ َ ‫الل ُه َو َر ُس ُول ُه َأ َح َّب َل ْيه ممَّ ا س َو ُاه َما َو َم ْن ك‬
َّ َ َ ْ َ َ َّ َّ
‫ِإ ال ِلل ِه ومن كان‬
َّ ُ َ َ ْ ‫ْ ُ ْ َ ْ َ َأ ْ َأ‬ِ ِ ِ ‫ِإ‬ ‫َأ‬ َ ‫َأ‬
ُ‫الله‬ َ ْ َ ْ ْ ْ َ َّ َ ُْ
‫يلق ى ِف ى الن ِار ح َّب ِإ لي ِه ِمن ن ير ِجع ِف ى الكف ِر بعد ن نقذه‬
ُ
» ‫ِمنه‬ ْ
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang ia akan mendapatkan manisnya
iman yaitu orang yang mencintai seseorang namun tidak mencintainya kecuali karena
Allah, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya,
dan orang yang lebih cinta dimasukkan ke dalam neraka daripada kembali kepada
kekufuran setelah Allah menyelamatkannya.” (HR. Muslim)
Keempat, Al-Mahabbah ma’a Allah

Ibn Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan bahwa barangsiapa yang


ber-mahabbah ma’allah terhadap sesuatu (bukan lillah atau
fillah), maka ia berarti telah menjadikan sesuatu yang ia cintai
selain Allah itu sebagai tandingan terhadap Allah.
Ini adalah mahabbahnya kaum musyrikin yang harus
ditinggalkan dan dijauhi. Orang-orang yang beriman
kepada Allah SWT harus menjauhkan diri dari kecintaan yang
seperti ini untuk digantikan kepada kecintaan yang diridai-Nya. 
Jauhilah mencintai sesuatu berlebihan yang bukan karena Allah
Allah berfirman:
ْ‫الن َس ۤاء َو ْال َبن ْي َن َو ْال َق َناطير‬
ّ َ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫و‬ٰ َ
‫ه‬
َّ ُّ ُ
‫الش‬ ‫ب‬ ‫ح‬ ‫اس‬ َّ
‫لن‬ ‫ل‬ ‫ن‬َ ّ
‫ي‬ ‫ز‬ُ
04ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َْ َ ‫مْلِ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َّ َ ْ َ ْ مْل ُ َ َّ َ َ اْل‬ ِ ِ
‫ب وال ِفض ِة والخي ِل ا س وم ِة وا مْل ٰنع ِام‬ ِ ‫ه‬ ‫الذ‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ة‬
ِ
ْ ُ ََ َ ٰ َْ ْ َ‫ر‬ ‫ط‬ ‫ن‬ ‫ق‬ ‫ا‬
َ ُ ْ ُ ٗ َ ْ ُ ّٰ َ َ ْ ُّ ٰ َ
‫وة الدنيا ۗوالله ِعنده حسن ا ا ِب‬ ِ ‫والحر ِث ۗ ذ ِلك متاع الحي‬
14. Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan Saw.ah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.(QS. Ali
'Imran : 14)
Mereka termasuk orang-orang fasik
Allah berfirman :

ْ‫اج ُك ْم َو َعش ْي َرُت ُكم‬ ُ ‫ان ٰا َب ۤاُؤ ُك ْم َو َا ْب َن ۤاُؤ ُك ْم َوِا ْخ َو ُان ُك ْم َو َا ْز َو‬َ ‫ُق ْل ا ْن َك‬
ِ
ِ
َ ‫ال ِْۨاق َت َر ْف ُت ُم ْو َه ا َوت َجا َ ٌة َت ْخ َش ْو َن َك َس َاد َها َو َم ٰسك ُن َت ْر‬ ََ
َ‫ض ْو َنهٓا‬ ِ ‫ر‬ ِ ُ ‫و‬ َ ْ
‫م‬ ‫ا‬‫و‬
ّٰ‫ص ْوا َحتى‬ ُ ‫الله َو َر ُس ْول ٖه َوج َه ٍاد ف ْي َس ب ْيل ٖه َف َت َرَّب‬ ّٰ َ ّ ْ ُ ْ َ َّ َ َ
ِ َِ ِ ٰ ْ ِ َ ْ ِ ِ‫اْأحب ِ ّٰال ُيك َم ِمن ّٰ ُ اَل‬
ْ َ ْ ْ َ
ࣖ ‫ي ِتي الله ِبام ِر ٖه والله يه ِدى القوم الف ِس ِقين‬ َ ۗ ْ َ َ
24. Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-
istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih
kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah : 24)
Apa Keutamaan Mencintai
Saudara Kita karena Allah?

PRESENTATION
1. Menjanjikan kenikmatan besar berupa naungan pada Hari Kiamat
Rasulullah Saw. bersabda :
ٌَْ َ َ َ ِّ َّ َ َ َ ْ َ ُ ‫َأ‬ ْ َ
‫عن ِب ى هريرة ع ِن الن ِبى – صلى هللا عليه وسلم – قال « سبعة‬
‫ِّ َ ْ َ َ َّ َّ ُّ ُ َ ُ ْ َ ُ َ َ ٌّ َ َ َأ‬ ُ َّ ُ ُ ُّ ُ
‫ وشاب نش ِفى‬، ‫ي ِظلهم الله ِفى ِظل ِه يوم ال ِظل ِإ ال ِظله اِإل مام الع ِادل‬
َّ َ َ َ ُ ‫َ َر‬ َ َ ‫مْل‬ ٌ َّ َ ُ ُ ُ ْ َ ٌ ُ َ َ َ َ َ
‫ و جال ِن تحابَّا ِف ى الل ِه‬، ‫ ورجل قلبه معلق ِف ى ا س ِاج ِد‬، ‫ِعباد ِة رِّب ِه‬
ْ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ
…‫اجتمعا علي ِه وتفرقا علي ِه‬
“Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw. bersabda: Ada tujuh (golongan orang beriman) yang
akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya
(yaitu) pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah
kepada Rabb-Nya, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling
mencintai karena Allah mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena
Allah”. (HR Bukhari)
2. Merasakan Manisnya Iman
Rasulullah Saw. bersabda :
ُ‫ان ُيح ُّب امْل َ ْر َء َال ُيح ُّبه‬
َ ‫« َث َال ٌث َم ْن ُك َّن فيه َو َج َد َط ْع َم ا َيمان َم ْن َك‬
‫َ ِ ُ َ َ َ ْ َ َ ِ َْأ‬ ْ
َِ ‫ُ َأ ِإل‬
َ ُ ُ َ َ ُ
َِّ ِ َ
َ ْ َ َ َّ َّ
‫ِإ ال ِلل ِه ومن كان الله ورسوله ح َّب ِإ لي ِه ِممَّ ا ِس واهما ومن كان ن‬
ُ‫الله‬َّ ُ َ َ ْ ‫ْ ُ ْ َ ْ َ َأ ْ َأ‬ َ ْ َ ْ ‫َأ‬ ْ ْ َ َ ‫َأ‬ َّ َ ُْ
‫يلق ى ِف ى الن ِار ح َّب ِإ لي ِه ِمن ن ير ِجع ِف ى الكف ِر بعد ن نقذه‬
ُ
» ‫ِمنه‬ ْ
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang ia akan mendapatkan
manisnya iman yaitu orang yang mencintai seseorang namun tidak mencintainya
kecuali karena Allah, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
dari selain keduanya, dan orang yang lebih cinta dimasukkan ke dalam neraka
daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya.” (HR.
Muslim)
3. Memperoleh Kesempurnaan Iman
Nabi Saw.. bersabda:
َّ َ َ َّ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ
‫ ال تدخلون الجنة حت ى‬، ‫وال ِذي نف ِس ي ِبي ِد ِه‬
ُّ َ َ َّ َ ُ ‫ُْؤ ُ َ َ ُْؤ‬
‫ وال ت ِمنوا حتى تحابوا‬،‫ت ِمنوا‬
"Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamannya. Kalian tidak akan masuk
surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan (sempurna) beriman
sampai kalian saling mencintai,”

(HR. Muslim)
4. Memperoleh Karunia Allah
Allah berfirman :
ْ‫الله َع َل ْي ُكم‬ ّٰ َ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ ‫َ ْ َ ُ ْ َ ْ ّٰ َ ْ ً َّ اَل‬
ِ ‫واعت ِص موا ِبحب ِل الل ِه ج ِميع ا و تفرقوا ۖواذكروا ِنعمت‬
ْ ‫ف َب ْي َن ُق ُل ْوب ُك ْم َف َا‬
ْ‫ص َب ْح ُت ْم بن ْع َمت ٖ ٓه ِا ْخ َو ًان ۚا َو ُك ْن ُتم‬ َ َّ َ َ ً ۤ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ت‬‫ن‬‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ا‬ ِ
ِ ِ ِ ِ
ٰ ْ ُ َ ُ ّٰ ُ ّ َ ُ َ ٰ َ َ ْ ّ ْ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ ّ َ ْ ُ َ َ ٰ َ
ٰ
‫عل ى شف ا حفر ٍة ِمن الن ِار فانقذكم ِمنه ا ۗ كذ ِلك يب ِين الله لكم اي ِت ٖه‬
َ‫َ َ َّ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ ن‬
‫لعلكم تهتدو‬
103. Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya
kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran : 103)
DOA
ْ‫الل ُه َّم ّن ي َأ ْس َأ ُل َك ُح َّب َك َو ُح َّب َمن‬َّ
ِ ‫ِإ‬
َ‫ُيح ُّب َك َو ْال َع َم َل َّالذي ُي َب ّل ُغن ي ُح َّبك‬
ِ َِ ِ ‫َأ‬ َِّ
ْ َ ْ َّ َّ َ َ َّ ُ ْ َ ْ َّ ُ
‫َأاللهم اجعل حبك حب ِإ لي ِمن نف ِس ي‬
َ ْ َ ‫َ ْ َ ْ مْل‬
‫و ه ِلي و ِمن ا ِاء البا ِر ِد‬
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan
kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang
menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. Ya Allah,
jadikanlah kecintaan-Mu lebih aku cintai daripada
diriku, keluargaku serta air dingin.
(HR. At-Tirmidzi)
‫‪Thank You‬‬

‫شكرا جزيال‬

Anda mungkin juga menyukai