Anda di halaman 1dari 4

KAPAN TERJADI SYIRIK CINTA ?

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa syirik adalah larangan terbesar dalam Islam.
Kesyirikan adalah menyekutukan Allah dalam hak-hak khusus bagi Allah. Berikut kami sebutkan
beberapa bahaya

1. Pelaku Kesyirikan diancam masuk neraka dan diharamkan masuk surga.

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al


Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah
Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun."(QS. Al Maidah:
72)

2. Pelaku kesyirikan seluruh amalannya bisa terhapus tanpa tersisa sedikitpun

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik
(akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk" (QS. Al Bayyinah: 6).

3. Pelaku kesyirikan tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat dari
kesyirikannya.

"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (lihat QS. Al
An’am: 88).

4. Kesyirikan adalah kezaliman yang paling zalim dan dosa yang paling berdosa

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa’:
48).
5. Kesyirikan itu hakikatnya merendahkan diri kepada makhluk plus pembodohan, padahal
manusia itu mulia.

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Lukman: 13).

Sebelum memahami kapan terjadi syirik cinta, perlu dipahami pembagian cinta (mahabbah)
dalam pelajaran tauhid.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan pembagian cinta (mahabbah) ada dua:

Pertama: Cinta Ibadah

Yaitu cinta yang berkonsekuensi kecintaan merendahkan diri dan pengagungan. Hati manusia
akan mengagungkan yang dicintai dan menyebabkan patuh terhadap perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Hal ini khusus untuk Allah saja. Barang siapa mencintai cinta ibadah kepada Allah
dan kepada yang lainnya juga, maka ia termasuk orang kafir dan musyrik akbar
Kedua: Cinta Musytarakah (Umum)

Yaitu cinta yang bukan ibadah dan ada empat macam:

1. Cinta lillah wa fillah

Yaitu apa yang bisa mendatangkan kecintaan kepada Allah. Yang ia cintai itu karena
Allah semisal mencintai manusia, yaitu para nabi, rasul, orang shalih, syuhada. Berupa
amal misalnya shalat, zakat, amal kebaikan yang lainnya. Cinta jenis ini merupakan
turunan dari cinta kelompok pertama (cinta ibadah).

2. Cinta isyfaq wa rahmah (kasih sayang dan belas kasih) seperti kecintaan kepada anak
kecil, orang lemah, sakit dan lainnya.

3. Cinta ijlal wa ta’dzim yang bukan ibadah (penghormatan dan penghargaan) misalnya
cinta kepada orang tua, guru dan senior yang melakukan kebaikan.
4. Cinta thabiah (tabiat manusia) misalnya cinta makan, minum, pakaian, kendaraan dan
tempat tinggal

Kapan bisa terjadi syirik cinta?

Syirik cinta terjadi jika:

Pertama: Melakukan syirik cinta ibadah.

Yaitu cinta ibadah kepada Allah dan kepada lainnya juga dalam hal ibadah semisal cinta dan suka
berdoa meminta kepada penghuni kuburan

Allah berfirman:

‫اذ شواللذذيِشن آشمحنوُاا أشششدد ححببا ا‬ ‫اذ شأنشداداا يِحذحدبوُنشهحام شكحح ب‬


‫ب ب‬ ‫س شمن يِشتلذخحذ ذمن حدوذن ب‬
‫شوذمشن اللنا ذ‬

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
amat sangat cintanya kepada Allah” (Al Baqarah 165).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

:‫ك ذباللذ ذفيِ االشمشحبلذة شوالتلاعذظيِذم‬


‫ٌ فشذمانهح البشار ح‬،‫س ششايِرء ذمانهح شماغحفوُرر‬
‫شولشايِ ش‬
‫ٌ فشهششذا ذمشن البشارذك اللذذيِ شل يِشاغفذحرهح ل ح‬،‫ا‬
ٌ،‫ا‬ ‫ب لش‬ ‫ب شماخحلوُاقا شكشما يِحذح د‬‫أشان يِحذح ل‬
‫اذ أشانشداادا‬
‫س شمان يِشتلذخحذ ذمان حدوذن ل‬ ‫ }شوذمشن اللنا ذ‬:‫ك اللذذيِ شقاشل حسابشحانشهح ذفيِذه‬ ‫شوهحشوُ البشار ح‬
]165 :‫اذ شواللذذيِشن آشمحنوُا أشششدد حح بابا ذللذ{ِهَّلِ ]حسوُشرةح االبشقششرذة‬
‫ب ل‬
‫يِحذحدبوُنشهحام شكحح ب‬

“(Syirik yang) tidak ada baginya ampunan sedikitpun (jika tidak bertaubat di dunia, pent)
diantaranya adalah menyekutukan Allah dalam cinta dan pengagungan. Yaitu mencintai makhluk
sebagaimana mencintai Allah. Syirik jenis inilah yang Allah tidak akan mengampuninya. Inilah
syirik yang Allah sebut dalam firman-Nya,
“dan diantara manusia ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah. Mereka mencintanya
sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.”
(Q.S. Al-Baqarah ayat 165).

Kedua: Ketika kecintaan jenis cinta musytarakah mengalahkan cinta kepada Allah dan hal
tersebut mengandung konsekuensi ibadah.

Misalnya: demi pacarnya, ia rela melakukan syirik ibadah. Semua waktunya dihabiskan untuk
mengingat pacarnya saja bahkan lalai mengingat Allah kemudian ia berkata: “Aku tidak bisa
hidup tanpa kamu.” Inilah yang disebut dengan level mabuk cinta (al-’isyq) tertingi yaitu [‫المحبة‬
‫“ ]المردان‬al-mahabbatul murdan”, yaitu rasa cinta yang sampai tingkat menjadi hamba kepada
cinta.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata tentang hal ini,

ٌ،‫ضدر ششايِءء شعشلىَ االشعابذد ذفيِ ذديِنذذه شوحدانشيِاحه‬ ‫ٌ شوهحشوُ أش ش‬،‫اذ شوبحاعرد ذمان شراحشمتذذه‬‫ت ذعانشد ل‬ ‫هحشوُ شماق ر‬
‫ٌ فششما أححتوُا إذلل ذمان هششذا‬،‫ت‬ ‫ت شعشلىَ قشاوُذم حلوُءط شما شجلشبش ا‬ ‫ق االحمارشداذن شوهشذذذه االشمشحبلةح ذهشيِ اللذتيِ شجلشبش ا‬‫شوهحشوُ ذعاش ح‬
‫االذعاش ذ‬
‫ق‬

“Ia adalah kemurkaan disisi Allah dan jauh dari rahmatnya. Merupakan sesuatu yang paling
berbahaya bagi seorang hamba pada agama dan dunianya, yaitu “al-’isyq al-murdan”. Inilah
cinta yang menimpa kaum nabi Luth ‘alaihissalam .mereka tidak diberi [azdab] kecuali “al-’isyq
al-murdan”.

Anda mungkin juga menyukai