Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No.

2 , November 2012

Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber


Oleh
Muhammad Supraja1

Abstrak

Artikel ini mencoba menjelaskan mengenai rekonstruksi teori tindakan Weber yang dilakukan oleh
Alfred Schutz. Menurut Schutz, teori tindakan Weber cenderung tidak jelas, kabur dan inkonsisten. Bagi
Weber, tindakan adalah perilaku yang bermakna, tindakan sosial adalah tindakan, yakni perilaku
bermakna yang diarahkan pada orang lain. Sedangkan Schutz merekonstruksi dengan mendefinisikan
tindakan sebagai durasi yang berlangsung di dalam perbuatan. Dengan kata lain, tindakan merupakan
durasi transenden dalam perbuatan. Suatu tindakan secara independen dapat dianggap sebagai subjek
yang melakukan tindakan, namun demikian tindakan merupakan serangkaian pengalaman yang
terbentuk melalui kesadaran nyata dan kesadaran individual aktor. Dengan kata lain, tindakan
menunjukkan adanya ikatan subjek.

Kata Kunci : Tindakan, Rekonstruksi, Makna

Abstract

This article would like to explain about the reconstruction of Weber’s action theory that is made by Alfred
Schutz. According to Schutz, Weber’s action theory is unclear, blur and unconsistent. For Weber, action
was behavior that was meaningful, social action was action, i.e., meaningful behaviour that was oriented
toward others. While Schutz tried to reconstruct by defining action as duration-immanentenactment. Act,
on the other hand, is duration-transcendent enactedness. An act, therefore, can be considered
independently of the acting subject, but the action is …a series of experiences being formed in the
concrete and individual consciousness of some actor. In a word, action is subject-bound.

Keywords: Action theory, reconstruction, meaning

A. Pendahuluan gagasan besarnya tidak selalu mudah untuk


dimengerti, ditangkap oleh pikiran. Satu dari sekian
Kendati dikenal sebagai salah seseorang raksasa
banyak pemikir yang mencoba menelaah, dan
dalam disiplin sosiologi, berbagai konsep dan
mengkritisi gagasan-gagasan Weber itu adalah

1 Muhammad Supraja adalah staf pengajar di Jurusan Sosiologi Fisipol Universitas Gadjah Mada.

81
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

Alfred Schutz. Menurutnya gagasan-gagasan membatasi kita dalam membuat pemahaman


pemikiran Weber yang selama ini dipakai sebagai sosiologi. Padahal kita sendiri belum pasti setuju
acuan pemikiran sosial banyak tidak jelasnya, kabur, dengan empirisisme:
dan inkonsisten. Namun demikian, dengan hujatan
“an empirical science cannot tell anyone what he
dan kritik yang dilontarkan Schutz atas pemikiran
should do—but rather what he can do – and under
Weber pada akhirnya tokoh ini berhasil
certain circumstances --- what he wishes to do. It is
merumuskan perspektif fenomenologi dalam
true that in our sciences, personal-value judgements
sosiologi sebagaimana gagasan tersebut dituangkan
have tended to influence scientific arguments without
dalam salah satu karya pentingnya:“The
being explicitly admitted. They have brought about
Phenomenology of the Social World” (Der sinnhafte
continual confusion and have caused various
Aufbau der sozialen Welt, 1932). Perbincangan yang
intepretations to be placed on scientific arguments
hendak ditampilkan dalam tulisan ini adalah analisa
even in the sphere of the determination of simple
dan kritik Schutz atas konsep tindakan sosial (social
causal interconnections among facts according to
action) yang cukup sentral dalam pemikiran
whether the result increased or decreased the chances
sosiologi Weber.
of realizing one’s personal ideals, i.e., the possibility of
Schutz dikenal sebagai seorang filosof yang juga desiring a certain thing.” (Weber, 1949)
sekaligus seorang sosiolog, atau tokoh tersebut bisa
(suatu ilmu empiris tidak bisa mengatakan kepada
juga disebut sebagai sosiolog yang filosof. Sebutan
seseorang apa yang harus dilakukan---tetapi
yang melekat pada dirinya nampaknya bisa
agaknya dapat mengatakan apa yang dapat
dibenarkan lewat berbagai minat dan kajian ilmiah
dilakukan dibawah keadaan-keadaan tertentu - juga
yang telah ditelurkannya. Ia juga tidak sekedar
apa yang ingin dilakukan. Adalah benar bahwa di
menyetujui, dan melegitimasi berbagai gagasan
dalam ilmu pengetahuan pertimbangan nilai yang
Weber, melainkan juga meneliti lalu mengkritiknya,
bersifat personal cenderung mempengaruhi
bahkan tidak segan-segan menyebut Weber
argumen ilmiah tanpa pengakuan secara eksplisit.
inkonsisten. Oleh sebab itu, kajian ini selain
Mereka akan membawa kebingungan yang
membawa kita pada penelaahan konsep-konsep
berkelanjutan dan menyebabkan digunakannya
Weber, pada saat yang sama menghantarkan kita
berbagai intepretasi pada argumen ilmiah sekalipun
untuk memahami fenomenologi Schutz yang juga
di wilayah hubungan kausal yang sederhana
merupakan salah satu perspektif penting di dalam
diantara berbagai fakta apakah hasilnya sesuai
sosiologi, khususnya dalam mengulas berbagai ide
untuk memperkuat atau memperlemah peluang
menyangkut tindakan sosial (social action).
perealisasian ideal-ideal personal, yakni
Kajian dan pemahaman terhadap pemikiran Schutz kemungkinan pemuasan sesuatu)
juga akan membantu kita memperluas wawasan
Nampaknya pandangan-pandangan Weber dan
ilmu sosial yang selama ini telah kita miliki, yang
Schutz tidak mudah dimasukkan sepenuhnya dalam
seolah harus membenarkan bahwa sosiologi adalah
tradisi empirisisme, karena ia berbicara tentang
bagian dari ilmu empiris, yang terkadang begitu
82
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

motif, niat (intention), makna (meaning) di dalam menguraikan berbagai konsep tersebut, di
teori tindakan sosial yang dibangunnya. Dua tokoh antaranya memulai dengan apa itu motivasi.
itu sama-sama memiliki minat yang besar atas teori Meminjam suatu kutipan dari Warinner, bahwa
tindakan sosial (social action) dan di situ pula titik Weber menjelaskan motivasi seperti berikut:
pertemuan di antara mereka berdua. Tetapi perlu
“Motivation (Zweck) is something separete from the
dicatat, meskipun memiliki titik persamaan, namun
act and can only be understood in a broader
argumentasi di antara mereka saling berbeda. Tidak
situational context, while meaning (Sinn) is
jarang Schutz menunjukkan kepada kita betapa
something inherent in the act itself, a property of the
Weber sang raksasa sosiologi itu sering kali tidak
act rather than a cause or purpose. Therefore, one can
bertanggung jawab, dalam arti mengenalkan
understand (i.e., perceive) what a person is doing (in
sesuatu konsep namun penjelasan yang
terms of his intention) without knowing why he is
dikemukakannya sama sekali tidak memuaskan,
doing it”. (Warriner dalam Truzzi, 1974)
atau bahkan tidak ada. Demikian juga Schutz
(motivasi adalah sesuatu yang terpisah dari
menuduh Weber inkonsisten seraya
tindakan dan hanya dapat dipahami dalam suatu
memperlihatkan kepada kita bahwa Weber di satu
konteks situasional yang lebih luas, sedangkan
kesempatan menggunakan konsep tertentu untuk
makna adalah sesuatu yang secara inhern terdapat
menjelaskan sesuatu, namun dibagian lain konsep
pada tindakan itu sendiri, merupakan properti
yang sama diisi penjelasan yang lain, atau berbeda
tindakan dari pada sekedar sebagai penyebab atau
sama sekali. Terkesan suka-suka Weber saja, tetapi
tujuan. Oleh karena itu, seseorang dapat memahami
sikap ini jelas sangat “mengganggu”, sekaligus
(menerima) apa yang sedang dilakukan orang lain
“menjengkelkan”, dan terkesan tidak serius. Oleh
(dalam kaitan dengan niatnya) tanpa mengetahui
sebab itu, diskusi ini akan mengulas teori tindakan
mengapa dia melakukannya)
sosial, dan berbagai konsep yang terkait, dengan
cara menampilkan dan mendiskusikan konsep yang Di bagian lain Weber juga menjelaskan apa itu motif
dimaksud dari masing-masing pemikir serta dengan argumen seperti ini:
dinamika yang muncul pada pandangan-pandangan ‘…a complex of meaning with seems to the actor
tersebut. himself or to the observer an adequate (or
meaningful) ground for the condact in question’.

B. Konsep Tindakan dan Beberapa Aspek Terkait (…suatu kompleks makna yang nampak oleh aktor
itu sendiri atau pada pengamat sebagai sebuah dasar
yang memadahi (bermakna/mengandung makna)
Seperti telah disinggung di bagian sebelumnya
bagi prilaku yang dipersoalkan).
bahwa ketika membahas tindakan sosial, Weber
Mungkin tidak terlalu salah jika dalam percakapan
menyinggung berbagai konsep, misalnya masalah
sehari-hari kita terbiasa menggunakan kata motif
motivasi, niat (intent), demikian juga tentang makna
dalam arti sebagai dasar penggerak bagi sesuatu
perilaku (behaviour). Untuk lebih jelasnya kita perlu
83
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

tindakan yang dilakukan seseorang. Misalnya perspektif Weber tujuan dan sebab tindakan berarti
motifnya apa sehingga seseorang melakukan tidak mungkin menjadi penggerak suatu tindakan.
sesuatu perbuatan seperti dituduhkan atau Lalu didasarkan pada apa makna yang merupakan
dimaksud. Namun dalam konteks penjelasan di atas properti dari suatu tindakan itu? Dalam konteks ini
pemahaman atas motivasi yang sering kali dirujuk diskusi elaboratif yang mendasar diperlukan agar
dalam percakapan sehari-hari berbeda, karena “jawaban” atas pertanyaan yang diajukan menjadi
dalam perbincangan sehari-hari motif dan motivasi jelas, setidaknya tergambar lebih jelas.
sering kali dianggap sama. Tetapi dalam pandangan
Sebelum kita menjejakkan pikiran ke pembahasan
Weber rupanya keduanya berbeda. Pada definisi di
yang lebih jauh dari berbagai persoalan konseptual
atas kita juga disuguhi konsep makna yang memang
yang telah disinggung, ada baiknya kita mengetahui
dalam pengertian kita berbeda dengan konsep motif
lebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan
dan motivasi.
tindakan (action) oleh Weber persis seperti telah
Dari definisi tentang makna di atas, bahwa makna disinggung di atas, yakni sebagai “empunya” makna?
merupakan properti tindakan, maka kita lalu bisa Di lihat dari berbagai penjelasan yang dikemukakan,
mengatakan bahwa seseorang dapat mengamati Weber memberi penjelasan atas apa yang dimaksud
atau melihat suatu tindakan yang dilakukan dengan tindakan.
seseorang, namun bisa jadi tidak tahu makna yang
Sebagaimana dikutip oleh Wariner, bahwa:
terdapat pada tindakan tersebut, karena hanya
“For Weber, action was behavior that was meaningful,
pelaku tindakan-lah yang paling mengetahui makna
social action was action, i.e., meaningful behaviour
tindakan yang dilakukannya. Terlebih apabila
that was oriented toward others”. (Warriner dalam
tindakan itu hanya dilihat sebagai potongan-
Truzzi, 1974)
potongan peristiwa dalam suatu keseluruhan,
sehingga muncul keraguan atau tanya pada diri (Menurut pendapat Weber, tindakan adalah
apakah hal yang sama juga berlaku jika pengamatan perilaku yang bermakna, tindakan sosial adalah
itu dilakukan secara intens atau dalam tindakan, yakni perilaku bermakna yang diarahkan
“keseluruhan” peristiwa. Tapi memang sangat pada orang lain).
mungkin benar, bahwa makna yang menjadi Seperti dikemukakan Weber bahwa tindakan adalah
properti tindakan itu sulit dipahami oleh orang lain, perilaku yang bermakna. Pandangan demikian tidak
terlebih bila tindakan yang dimaksud bersifat sepenuhnya kita sepakati, karena sepanjang banyak
sporadik, tidak memiliki keterkaitan satu dengan diulas diberbagai buku teks keduanya tidak sama,
yang lainnya. dan selalu dibedakan. Untuk itu argumentasi
Pada penjelasan di atas disinggung, bahwa makna ataupun penjelasan yang dimaksud Weber perlu
selain menjadi properti tindakan, ia disebut-sebut dimengerti agar bisa dipahami dengan baik. Banyak
bukan penyebab atau tujuan tindakan. Jika makna pandangan yang mengemukakan bahwa perilaku itu
itu merupakan properti tindakan, dan bukan tujuan lebih melukiskan keadaan yang nampak dibagian
maupun penyebab suatu tindakan, maka dalam muka atau luar dari suatu perbuatan atau tindakan,
84
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

sementara tindakan itu tidak demikian, atau lebih dalam sebuah situasi, atau dengan sengaja menahan
dalam dari sekedar perilaku. diri dari intervensi semacam itu, atau secara pasif
mendukung tanpa bantahan).
Apalagi tidak semua tindakan menjadi objek kajian
raksasa sosiologi itu. Seperti telah dijelaskan oleh
Schutz, bahwa Weber mengulas tindakan terutama
Begitu luas makna tindakan yang dinyatakan oleh
dalam kaitannya dengan tindakan sosial yang
Weber, termasuk yang memberi makna subyektif
bermakna baik yang memiliki makna subjektif
bagi diri individu. Demikian juga, tindakan baik yang
maupun makna objektif, walaupun untuk sampai
laten (murni dalam batin) maupun manifest
kepada penjelasan tersebut Schutz terlebih dahulu
terhadap diriya, dll, semuanya masuk dalam
harus melakukan berbagai “penjernihan”
kategori klasifikasi tindakan sosial sebagaimana
konseptual. Konsep tentang tindakan ini perlu
dimaksudkan oleh Weber. Definisi dasar yang
diperjelas terlebih dahulu, karena bagi Weber tugas
dikemukakan Weber nyatanya tidak bisa dengan
sosiologi intepretatif sebagaimana dimaksudkannya
mulus diterima Schutz, sebagaimana kritiknya:
adalah memahami dan mengintepretasikan
“Action is meaningful for him who acts; this is what
tindakan sosial. Sementara tindakan sosial (social
distinguishes action from mere behavior. So far, there
action) menurut Weber adalah:
is no necessary social reference. Every action directed
“by virtue of the subjective meaning attached to it by
toward an object is ipso facto meaningful. When I dip
the acting individual (or individuals), takes account of
my pen in the ink or turn on my study lamp, I am
the behavior of others, and is thereby oriented in its
acting meaningfully. We can now carry over this
course….In “action” is included all human behavior
initial concept of meaning to the social sphere and
when and in so far as the acting individual attaches a
apply it to social action, which as we have seen, is
subjective meaning to it. Action in this sense may be
action based on the behavior of others” (Schutz,
either overt or purely inward or subjective; it may
1972).
consist of positive intervention in a situation, or of
(tindakan adalah bermakna bagi orang yang
deliberately refraining from such intervention, or
melakukannya; hal ini yang membedakannya
passively acquiescing in the situation” (Schutz, 1972).
dengan sekedar perilaku. Dalam hal ini, referensi
(berdasarkan atas makna subjektif yang diberikan
sosial tidak dibutuhkan. Setiap tindakan yang
pada tindakan individu (atau individu-individu),
diarahkan kepada objek adalah ipso facto bermakna.
memperhatikan perilaku orang lain, dengan
Apabila saya mencelupkan pena kedalam tinta atau
demikian diorientasikan pada masalahnya…di
menghidupkan lampu baca, maka tindakan saya
dalam “tindakan” termasuk semua perilaku manusia
bermakna. Kita dapat menanggalkan konsep makna
ketika dan sepanjang tindakan individu memberi
yang terdapat dimuka menuju ke medan sosial dan
suatu makna subjektif terhadapnya. Tindakan dalam
menggunakannya terhadap tindakan sosial, yang
hal baik nyata, atau murni dalam batin atau
telah kita lihat, yang didasarkan pada perilaku orang
subjektif; tindakan dapat berupa intervensi positif
lain).
85
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

Atas berbagai pandangan Weber diatas, Schutz tubrukan dua pengendara sepeda dapat
membuat catatan yang perlu diperhatikan dibandingkan dengan suatu peristiwa alam. Di
menyangkut konsep tindakan sosial, terutama soal bagian lain, berbagai usaha untuk saling menghindar
makna subjektif yang harus didasarkan pada dari pukulan, atau apa saja yang mengecewakan,
perilaku orang lain. Dalam hal tersebut kita atau diskusi yang hangat yang mungkin dapat
berhadapan dengan berbagai tingkat pemaknaan menimbulkan benturan, akan membentuk tindakan
yang tak terhitung dari setiap keterlibatan sosial sosial).
yang memungkinkan seorang individu
Jadi menurut analisa Schutz, orang yang terlibat
mendapatkan kebermaknaannya. Namun demikian,
dalam tindakan sosial sepenuhnya menyadari dari
momen yang dimasukinya dalam hubungan-
pada sekedar keberadaan yang lain. Dia harus
hubungan sosial, yang membawa tindakan-tindakan
menyadari dan mengintepretasi makna atas
tersebut pada makna berikutnya. Tindakan-
perilaku orang lain. Namun di sini kita mendapatkan
tindakan itu berfokus pada sesuatu yang lain, yakni
level makna yang ke tiga. Adalah merupakan sesuatu
sesuatu Engkau. Dalam tahapan seperti ini
hal untuk memiliki pengalaman “seorang teman”
tindakannya hanya dapat dipahami sebagai
dan yang lainnya memiliki pengalaman “orang
persyaratan bagi keberadaan atas Engkau.
berperilaku dengan cara tertentu, dan saya akan
Sayangnya di dalam pandangan Weber, amat tidak
bertindak sesuai dengannya.” Dua pengalaman yang
cukup bagi tindakan untuk melakukan kontak
dimiliki ini, dalam kenyataannya merupakan fakta
dengan orang lain bersama orang lain agar dapat
atas dua realisme makna yang berbeda.
menetapkannya sebagai tindakan sosial (Schutz,
Penjelasan ini juga yang kemudian diulas Weber
1972). Untuk menegaskan apa yang dimaksud, maka
ketika berbicara tentang yang lain (The other)
Schutz menunjukkannya pada salah satu paragraf
(Schutz, 1972) :
yang dikutipnya dari Weber:
“The others may be individual persons and may be
“Not every type of contact between human beings has
known to the actor as such, or may constitute an
a social character; this is rather confined to cases
indefinite plurality and may be entirely unknown as
where the actor’s behavior is meaningfully oriented to
individuals. Thus “money” is a means of exchange
that of others. For example, a mere collision of two
which the actor accepts in payment because he orients
cyclists maybe compared to a natural event. On the
his action to the expectation that a large but unknown
other hand, their attempts to avoid hitting each other,
number of individuals he is personally unacquainted
or whatever insult, blows, or friendly discussion might
with will be ready to accept it in exchange on some
follow the collision, would constitute social “action”
future occasion” (Schutz, 1972).
(Schutz, 1972).
(Yang lain mungkin pribadi individual dan dapat
(Tidak setiap tipe kontak antar manusia mempunyai
diketahui sebagai berikut, atau dapat membentuk
suatu karakter sosial; hal ini agak membatasi kasus-
suatu pluralitas yang tidak terbatas dan mungkin
kasus dimana perilaku aktor yang penuh makna
dapat sepenuhnya tidak diketahui secara
diarahkan terhadap yang lain. Contohnya, sekedar
86
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

keseluruhan sebagai suatu individu. Memang, uang diorientasikan kepada perilaku orang lain, dan
adalah alat tukar yang diterima oleh aktor sebagai memiliki makna subyektif bagi aktor yang
alat tukar dalam pembayaran karena dia melakukannya, meskipun kita tidak bisa
mengarahkan tindakannya terhadap ekspektasi membayangkan bahwa tindakan sosial itu selalu
banyak orang, namun jumlah individu yang tidak diimajinasikan sebagai perbuatan aktif. Karena bagi
terbatas yang secara personal mengenalnya yang Weber tidak melakukan intervensi pada sesuatu
akan siap menerimanya peluang masa depan). keadaan sosial tertentu itu sudah dapat dianggap
melakukan tindakan.
Dalam konteks proposisi di atas “seorang teman”
bukanlah dikenal secara tematik namun diterima
begitu saja oleh aktor atas dasar pengalaman
C. Rekonstruksi Konsep Tindakan
sosialnya. Sebagai gantinya, makna yang
Weber seperti dijelaskan oleh Schutz tidak
berkembang secara tematik yang menjadi rujukan
menjelaskan perbedaan antara tindakan sebagai
atas perilaku orang lain, yang dalam konteks itu
sesuatu yang tengah berlangsung, dan tindakan yang
terjadi secara anonim. Schutz juga menunjukkan
telah sempurna atau lengkap (completed act),
makna yang keempat yang ditambahkan melalui
demikian juga dia tidak menjelaskan makna pelaku
postulat tindakan sosial yang seharusnya diarahkan
(producer) atas suatu objek budaya dan makna dari
kepada perilaku orang lain. Apa makna dari konsep
objek yang dihasilkan, juga antara makna tindakan
yang sangat tidak jelas dari “akibat diarahkan”
sendiri dengan makna tindakan orang lain,
(being oriented). Semua struktur makna ini
pengalaman sendiri dan orang lain, antara
dipahami oleh aktor sosial, yang hanya bermakna
pemahaman diri sendiri dan pemahaman diri
bahwa seseorang mendasarkan tindakannya kepada
sendiri terhadap orang lain. Namun tidak dipungkiri
pemahaman atas perilaku orang lain. Sebaliknya,
bahwa Weber membedakan makna yang memiliki
dalam gagasan Weber, pada intepretasi atas
tujuan subjektif (the subjectively intended meaning)
perilaku inilah yang menjadi tugas sosiologi.
terhadap tindakan, makna yang secara objektif
Kemampuan melakukan intepretasi atas orang lain
dapat diketahui (Schutz, 1972).
inilah yang menjadi level makna keempat (Schutz,
1972). Bagi Schutz sebagai mana ditegaskan Thomason:

Weber tidak menjelaskan perbedaan antara “Action is’…duration-immanent enactment. Act, on


perilaku dan tindakan, bahkan dalam uraian the other hand, is duration-transcendent
sebagaimana telah disinggung oleh Schutz di atas, ia enactedness’. An act, therefore, can be considered
cenderung menyamakan tindakan dengan perilaku, independently of the acting subject, but the action is
dia juga tidak memberi penjelasan yang memuaskan …a series of experiences being formed in the concrete
atas apa yang dimaksudnya dengan “makna”. Tetapi and individual consciousness of some actor…’. In a
yang sedikit lebih jelas arahnya adalah bahwa word, action is subject-bound. Another means of
tindakan yang dikaji olehnya adalah tindakan sosial, distinguishing between these two is provided by Shutz
berhubungan dengan perilaku orang lain, atau when he says that we have to’…differentiate between
87
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

the action in progress (action) and the already tertentu yang membawa (lifted out) arus kesadaran
finished and constituted act (actum) which has been dan menyebabkan seseorang melihat objek secara
produced by the former’. On the basis of this intensional. Dengan demikian perbedaan yang perlu
distinction, Schutz proceeds to a discussion of what it dikemukakan antara tindakan (Act) yang
means to ‘attach meaning to an act’ and that topic in merupakan ego spontan yang mengalami perubahan
turn leads to his important ideas about ‘projection’ “ arah (Zuwendung) atas pengalamannya sendiri. Dan
(Thomason, 1982). tindakan (act) yang merupakan tujuan atau hasil
dari tindakan itu sendiri. Ketika semua tindakan
(Tindakan adalah… durasi yang berlangsung di
(act) memiliki makna, maka sudah seharusnya
dalam perbuatan. Dengan kata lain, tindakan
tindakan tersebut melibatkan perbuatan (Act).
merupakan durasi transenden dalam perbuatan’.
Namun perilaku (behavior) dianggap sebagai
Oleh sebab itu, suatu tindakan, secara independen
aktivitas dimana ego tidak berefleksi, yang harus
dapat dianggap sebagai subjek yang melakukan
dibedakan dengan tindakan (action). Dalam konteks
tindakan, namun demikian tindakan
ini Schutz menolak istilah perilaku yang disamakan
merupakan…serangkaian pengalaman yang
dengan tindakan, dan sebagai gantinya ia membatasi
terbentuk melalui kesadaran nyata dan kesadaran
perhatiannya pada perbuatan (Conduct) yang
individual aktor… dengan kata lain, tindakan
didefiniskannya dengan “…pengalaman subjektif
menunjukkan adanya ikatan subjek. Cara lain untuk
yang bermakna yang muncul sebagai pancaran dari
membedakan dua masalah tersebut dikemukakan
kehidupan yang spontan”. Dengan demikian tidak
oleh Schutz ketika ia mengemukakan bahwa kita
semua perbuatan (conduct) dapat dikualifikasikan
seharusnya …membedakan antara tindakan yang
sebagai tindakan (action). Dengan argumentasi
sedang berlangsung dan tindakan yang telah selesai,
tersebut The Phenomenology of Social World dari
juga tindakan yang terbentuk (actum) sebagaimana
Schutz membedakan antara tindakan (action) dan
dihasilkan oleh waktu yang telah lalu. Dengan
perilaku (behavior). Baginya tindakan (action)
membedakannya seperti ini, Schutz berhasil
merupakan suatu eksekusi atas perbuatan yang
mendiskusikan suatu masalah tentang apa yang
terproyeksi (a projected act). Jadi makna tindakan
dimaksud dengan ‘jarak makna dengan suatu
selalu terkait dengan suatu tindakan yang
tindakan’ dan sebaliknya topik ini menjadi ide
terproyeksi. Konsep ini pula yang dikatakannya
utamanya tentang ‘proyeksi).
sebagai jalan keluar atas ambiguitas Weber yang
Di bagian lain Thomason (1982) juga mengatakan
terdapat dalam skema pemikirannya.
bahwa Schutz menurutnya memiliki keyakinan yang
Untuk memperkuat gagasannya Schutz mengutip
begitu kuat bahwa tindakan (action) dan perbuatan
pemikiran Husserl yang berbunyi sebagai berikut:
(act) setidaknya melibatkan adanya keterkaitan
dengan makna (attachment of meaning). “in every action we know the goal in advance in the
Sebagaimana telah diulas oleh Thomason bahwa form of an anticipation that is ‘empty’, in the sense of
makna merupakan hasil dari suatu perbuatan (Act) vague, and lacking its proper ‘filling-in’, which will
reflektif pada suatu kesadaran dimana pengalaman come with fulfillment. Nevertheless we strive toward
88
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

such a goal and seek by our action to bring it step by lainnya. Weber dalam berbagai pembahasan terkait
step to concrete realization” (Schutz, 1972). hal tersebut hanya menekankan bahwa tindakan
yang dimaksudkannya adalah tindakan sosial yang
memiliki makna subyektif bagi pelakunya (aktor),
(Dalam setiap tindakan kita mengetahui tujuan
namun pada saat yang sama Weber juga tidak
dengan sangat baik yang dalam bentuk antisipasi dia
memberi eksplanasi yang cukup apakah makna
‘kosong’, dalam kesamarannya, dan kurang
subjektif tindakan aktor bisa diketahui oleh orang
‘mengisi’, yang muncul bersamaan dengan
lain atau tidak. Apakah makna subjektif seseorang
pemenuhan. Namun demikian kita berusaha
atas tindakan bermakna yang dilakukannya
mewujudkannya melalui tindakan kita tahap demi
terhadap orang lain selalu memiliki makna yang
tahap hingga terealisasi dalam kenyataan).
sama? Mungkinkah seorang peneliti dapat
Dengan demikian menurut pandangan Schutz, mengetahuinya? Untuk masalah yang terakhir ini
‘…selalu terdapat “karakter atas suatu proyek” Weber memang memberikan jawaban tentang
(Entwurfscharakter). Lebih menarik lagi, proyeksi bagaimana cara mengetahui atau mengenal
suatu tindakan seharusnya, mempunyai dua sisi tindakan aktor sehingga “apa yang dikehendaki”
karakter; yaitu sesuatu masa lalu dan sesuatu yang aktor dan apa makna tindakan tersebut bagi aktor
bersifat masa depan: masa lalu karena semua sifat dapat diketahui.
makna adalah menunjukkan atau penggambaran,
Untuk menjawab persoalan yang menyangkut
sedangkan masa depan karena apa yang dilibatkan
makna bertujuan (intended meaning) di atas Weber
adalah perkiraan, prediksi, atau antisipasi (Schutz,
sebagaimana dikemukakan Schutz (1972)
1972).
mengemukakan dua konsep berbeda. Pertama,
merujuk pada makna subjektif yang menunjukkan

D. Kesimpulan adanya tindakan aktor, menurut Weber makna


semacam ini dapat dipahami dengan cara
Dari diskusi yang telah ditampilkan di atas maka
observasional, yaitu dengan observasi langsung.
dapat kita garis bawahi bahwa konsep tindakan
Kedua, Weber merujuk kepada kerangka
yang digagas oleh Max Weber nampaknya memang
pemahaman makna yang lebih luas atas tindakan
meninggalkan banyak persoalan kepada pada para
yang dilakukan seseorang yang kemudian
ilmuwan sosial, di antaranya adalah bahwa ia tidak
disebutnya dengan pemahaman motivasional.
memberi penjelasan yang tuntas menyangkut
Kedua cara yang diusulkannya ini memang tidak
perbedaan antara konsep tindakan dan perilaku,
mudah untuk dipraktekkan, terlebih yang kedua,
kedua hal ini nampaknya dianggap sama,
dimana menurut Schutz seorang peneliti
sebagaimana terbukti dari dipergunakannya konsep
membutuhkan pengetahuan tentang masa lalu dan
itu dalam berbagai kesempatan dan konteks, pada
masa depan aktor.
hal selama ini dua konsep tersebut dianggap
memiliki definisi yang berbeda satu dengan yang Terhadap yang pertama, fenomena tersebut
ditujukan kepada tindakan yang dapat dilihat dari
89
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1 No. 2, 2012
Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber
Muhammad Supraja

pergerakan tubuh, misalnya seorang yang Namun dalam dalam teknis penelitian lapangan
membawa sebuah kampak, maka perbuatan yang yang biasa dilakukan peneliti saat melakukan
dilakukannya adalah untuk memotong kayu, penelitian untuk mendapatkan alasan tindakan yang
demikian juga seorang yang tengah meneteskan air dilakukan aktor yang tengah ditelitinya adalah
mata maka berarti ia tengah mengalami kesedihan, bahwa seorang peneliti biasanya melakukan
demikian juga orang yang sedang mengepalkan observasi terlibat, berada di lapangan dengan waktu
tangan kepada seseorang, maka hal itu yang lebih lama (biasanya satu tahun), meski lama
menunjukkan bahwa dirinya sedang marah, atau tidaknya waktu ia ukur juga atas dasar kompleksitas
tidak suka terhadap orang lain yang disasarnya. Oleh masalah yang dihadapi saat penelitian berlangsung,
sebab itu, observasi langsung atas hal-hal di atas bahkan sejumlah peneliti ada yang melakukan aksi
amat mungkin dilakukan, meskipun kemungkinan going native supaya mendapatkan pengetahuan
lain atas tindakan yang dilakukan seseorang sangat yang tepat atas makna tindakan yang dilaakukan
mungkin. Misalnya seseorang yang tengah sang aktor yang tengah ditelitinya.
menangis, tidak selalu tengah menderita kesedihan
atau kesusahan, bisa juga menangis menjadi simbol
Daftar Pustaka
kebahagiaan.
Schutz, A. 1972. The Phenomenology of Social World,
Penjelasan atas masalah yang kedua adalah lebih
United States of America: Northwestern
rumit, karena mengandaikan bahwa makna University Press.
Thomason, C Burke. 1982. Making Sense of Reification.
tindakan yang dilakukan seseorang harus dilihat
New Jersey: Humanity Press.
juga pada aspek masa lalu dan masa depan aktor Truzzi,Marcello. 1974. Verstehen: Subjective
(konteks), sementara di titik ini persoalaannya Understanding in The Social Sciences.
Phillippines Addison-Wesley Company, Inc.
adalah apakah sesuatu yang dianggap penting oleh Weber, Max. 1949. The Methodology of Social
aktor bisa dianggap penting juga oleh peneliti? Sciences. New York: The Free Press
Selain itu dalam konteks ini Schutz juga
menganjurkan untuk melihat makna dalam dua
kerangka; makna yang dilakukan karena, dan makna
yang dilakukan agar supaya. Tidak mudah memang
tugas peneliti untuk merekostruksi makna, dan
memastikan kapan ia berarti agar supaya dan kapan
pula berarti karena. Oleh sebab itu, pendapat
Husserl yang menyatakan bahwa “pemberian makna
(meaning endowment) merupakan tindakan yang
berlangsung dalam pengalaman murni (hyletic data)
dan berlangsung secara dinamis (animated) layak
untuk dicamkan bagi para peneliti.

90

Anda mungkin juga menyukai