Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Aliran Filsafat Eksistensialisme, Realisme, Kontruktivisme Dan Rasiolisme

Dosen Pengampu : Dr. Pahlawan, M.A

Disusun Oleh

Agun Radeka
NIM : 20226013105

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER MANAJEMAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2023/2024
Tugas: jelaskan yang dimaksud dengan aliran filsafat eksistensialisme, realisme,
kontruktivisme dan rasiolisme?

Filsafat Eksistensialisme
1. pengertian eksistensialisme
Ekistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran filsafat yang bertujuan
mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi
yang dimiliki dan dihadapinya. Eksistensialisme adalah salah satu dari pendatang
baru dalam belantika filsafat. Ia hampir seluruhnya adalah produk abad XX. Dalam
beberapa hal ia lebih dekat terkait dengan susastra dan seni daripada dengan
filsafat formal. Tak diragukan lagi hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa
eksistensialisme sangatlah memperhatikan emosi-emosi manusia daripada
memperhatikan secara ‘serius’ terhadap intelektualitas (Knight, 2007: 10) Secara
umum eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena
ketidakpuasan beberapa filosof terhadap filsafat pada masa Yunani hingga modern,
seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan spekulatif
tentang manusia. Intinya adalah penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan
terhadap kemampuan suatu kumpulan keyakinan, khususnya kemampuan sistem,
rasa tidak puas terhadap filsafat tradisional yang bersifat dangkal, akademik dan
jauh dari kehidupan, juga pemberontakan terhadap alam yang impersonal yang
memandang manusia terbelenggu dengan aktifitas teknologi yang membuat
manusia kehilangan hakekat hidupnya sebagai manusia yang bereksistensi.
2. Tokoh-tokoh Aliran Filsafat Eksistensialisme
a. Soren Aabye Kierkegaard
b. Friedrich Nietzsche
c. Martin Heidegger
d. Jean Paul Sartre
3. Hakikat Eksistensialisme
Paham eksistensialisme terdiri dari berbagai pandangan yang berbeda-beda.
Meski berbeda pandangan-pandangan tersebut memiliki beberapa
persamaan,sehingga pandangan tersebut dapat digolongkan
filsafateksistensialisme. Persamaan persamaantersebut di antaranya a. Motif pokok
eksistensialisme adalah apa yang disebut “eksistensi”, yaitu cara manusia berada.
Hanya manusialah yang bereksistensi. Pusat perhatian ini ada pada manusia.
Dengan kata lain bersifat humanis. b. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis.
Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, berbuat, menjadi, dan
merencanakan. c. Manusia dipandang sebagai makhluk terbuka, realitas yang belum
selesai, yang masih dalam proses menjadi. Pada hakikatnya manusia terikat pada
dunia sekitarnya, terlebih lagi terhadap sesama manusia. d. Eksistensialisme
memberi tekanan pada pengalaman konkrit, pengalaman yang eksistensial
4. Konsep Pendidikan Dalam Pandangan Filsafat Eksistensialisme
Dalam hubungannya dengan pendidikan, filsafat eksistensialisme dapat ditinjau dari
berbagai implikasinya, yaitu terhadap
1) Tujuan Pendidikan,
2) Pendidikan dan Sekolah,
3) Peranan Pendidik/Guru,
4) Tugas AnakDidik,
5) Kurikulum, dan
6) Materi Pembelajaran.

Filsafat Realisme
Berikut adalah pendapat pendapat dari banyak tokoh
mengenai aliran ini:
1. Aquinas
Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan teolog yang terkenal pada abad
pertengahan. Pemikirannya yang terkenal adalah merumuskan etika dan doktrin
gereja. Pemikiran yang berasal dari ajaran Agustinus dan filsafat Aristoteles yang
sangat berpengaruh dalam pemikiran di Eropa pada saat itu.
2. Aristoteles
Aristoteles (384-322 SM) seorang filsuf yunani kuno. Ia berguru kepada Plato
dan kemudian menjadi guru Alexander Agung. Ia menulis berbagai subjek yang
berbeda, di antaranya fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik,
pemerintahan, etnis, biologi, zoologi, serta tentu saja filsafat. Semua yang di
tulisnya kelak menjadi disiplin ilmu. Jadi, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
Aristoteles adalah tokoh paling yang banyak menciptakan disiplin ilmu di
bandingkan sosok sosok berpengaruh lainny.
3. Harry Broudy
secara eksplisit menekankan bahwa masyarakat mempunyai hak dengan
mengabaikan keterlibatan pemerintah, yang akan membawa pendidikan formal di
bawah wilayah hukumnya karena ini merupakan suatu lembaga atau institusi
sosial. Implikasinya yaitu pendidikan adalah sebuah kebutuhan yang mendasar dan
hak yang dasar bagi manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk
memastikan bahwa semua anak-anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik.
Axiology, dari seorang tokoh realisme, lahirlah konsep tentang pengetahuan,
peratuaran tertentu mengatur tingkah laku yang cerdas. Contohnya adalah, manusia
seharusnya bertindak secara rasioanal dan bertingkah rasioanal ketika menghadap
objek yang berfungsi sebagai kenyataan.
Logic (logika) guru realisme sering menggunakan kemapuan dengan baik
secara deduktif maupun induktif. Contohnya para siswa di dalam kelas botani
mungkin akan mengecek bunga mawar yang mereka miliki, bahwa warnanya
berbeda,
aroma dan ukurannya menyimpulkan, melalui induksi bahwa semua anggota dari
genus yang sama.
Filsafat pendidikan adalah sebuah pelajaran dimana salah satu dari cabang
filsafat. Di dalam filsafat pendidikan terdapat banyak sekali aliran, salah satunya
adalah Aliran filsafat pendidikan Realisme. Realisme menganggapan bahwa objek
indera kita adalah yang sebenarnya, benda-benda itu ada untuk adanya itu terlepas
dari
kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada
hubungannya
dengan pikiran kita. Konsep-konsep kunci salah satu aliran filsafat pendidikan, yakni
realisme meliputi konsep Metafisika dan epistimogi, konsep pengetahuan dan
konsep
logika.

Filsafat Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah paradigma filosofi atau teori pendidikan bahwa belajar
merupakan proses yang aktif dan konstruktif, dan juga mengakui pemahaman dan
pengetahuan seseorang itu berdasarkan pengalamannya sendiri, Konstruktivisme
dikaitkan dengan berbagai posisi filosofis, khususnya dalam epistemologi serta
ontologi, politik, dan etika.
Sejarah perkembangan konstruktivisme
Thomas Kuhn, berdasarkan bukunya The Structure of Scientific Revolutions,
dapat dianggap sebagai tokoh utama konstruktivisme dari pertengahan hingga akhir
abad ke-20, meskipun ia sendiri tidak mengadopsi label tersebut dan menyatakan
ketidaknyamanannya karena label tersebut diberikan kepadanya.
Teori pembelejaran konnstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme adalah filosofi yang meningkatkan pertumbuhan
logis dan konseptual siswa.
Konsep yang mendasari dalam teori pembelajaran konstruktivisme adalah peran
pengalaman atau koneksi dengan lingkungan yang ada dalam pendidikan siswa.
Teori pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa seseorang dapat
menghasilkan pengetahuan dan membentuk makna berdasarkan pengalaman
mereka yang dialami.
Dua dari konsep kunci dalam teori pembelajaran konstruktivisme yang menciptakan
konstruksi pengetahuan baru individu adalah akomodasi dan asimilasi.
Prinsip-prinsip pembelajaran konstruktivisme
1. Mengajukan masalah yang memiliki relevansi untuk peserta didik
2. Mencari dan menghargai sudut pandang siswa
3. Penataan pembelajaran di sekitar konsep utama
4. Mengadaptasi kurikulum untuk mengatasi anggaran siswa
5. Menilai pembelajaran siswa dalam konteks pengajaran

Kontruktivisme moral
Konstruktivisme moral adalah pandangan metaetika tentang hakikat kebenaran
moral dan fakta moral, disebut demikian karena ide intuitif di balik pandangan
tersebut adalah bahwa kebenaran dan fakta tersebut adalah konstruksi manusia
daripada objek penemuan.
Lebih tepatnya, konstruktivisme melibatkan tesis semantik tentang kalimat moral dan
tesis metafisik dua bagian tentang keberadaan dan sifat fakta dan properti moral.
kebenaran moral — yang menurutnya kebenaran moral dasar diwakili oleh
norma-norma moral yang akan diterima oleh pengamat yang ideal, di mana gagasan
tentang pengamat yang ideal begitu dicirikan sehingga semua pengamat yang ideal
akan setuju pada seperangkat norma moral dasar yang sama — adalah versi
konstruktivisme non-relativis yang canggih.
Versi relativis konstruktivisme memungkinkan bahwa mungkin ada lebih dari
satu individu atau kelompok dengan sikap dan kesepakatan yang berbeda yang
berfungsi sebagai dasar untuk set norma moral dasar yang berbeda (dan saling
bertentangan).
Versi relativisme moral, yang menurutnya kebenaran dan fakta moral adalah
masalah norma moral dasar yang diterima suatu budaya, mewakili versi
konstruktivisme relativistik yang sederhana; versi relativisme, yang menurutnya
kebenaran dan fakta moral adalah masalah apa yang akan diterima dalam kondisi
yang ideal untuk memilih norma-norma tersebut, mewakili versi konstruktivisme
relativistik yang canggih.
konstruktivisme dapat mengakomodasi “pretensi objektif” tertentu dari
pemikiran moral akal sehat dengan cukup baik. Beberapa dari pretensi ini berkaitan
dengan bentuk dan isi wacana moral.
Banyak kalimat moral yang baik berada dalam suasana deklaratif dan dengan
demikian secara alami ditafsirkan sebagai kalimat yang benar-benar menyatakan
fakta. Selain itu, beberapa kalimat semacam itu tampaknya merujuk pada fakta dan
properti moral (diduga) (misalnya, “Kejahatan perbudakan Amerika sebagian
bertanggung jawab atas kehancurannya sebagai sebuah institusi”).
konstruktivisme menarik karena mampu mengakomodasi pretensi obyektif
wacana moral biasa. Selain itu, ia mencoba untuk mengakomodasi fitur-fitur ini
tanpa mendukung jenis komitmen metafisik terhadap properti dan fakta moral yang
ada secara independen dan fakta yang diimbangi oleh realis.
Singkatnya, setidaknya versi tertentu dari konstruktivisme membanggakan
gagasan yang kuat tentang objektivitas moral tanpa komitmen metafisik yang
bermasalah. Satu tantangan serius bagi konstruktivisme diwakili oleh argumen dari
kesalahan moral. Menurut konstruktivisme, kebenaran moral dan fakta terkait harus
dipahami dalam kaitannya dengan sikap dan kesepakatan individu dan kelompok.
Konstruktivis dapat mencatat bahwa dalam konteks diskusi sehari-hari di
mana kita harus menilai apakah menerima penilaian moral orang lain atau tidak,
seseorang dapat secara bijaksana mengajukan pertanyaan tentang beberapa
penilaian dengan mengajukan pertanyaan tentang hakim itu sendiri.

Filsafat rasionalisme
Secara etimologis, Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggrisrationalism.
Kata ini berakar dari kata bahasa Latinratioyang berarti “akal”.Menurut A.R. Lacey
bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalahsebuah pandangan yang
berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagipengetahuan dan pembenaran.
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliranatau ajaran yang berdasarkan
ratio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak adasumber kebenaran yang hakik.
secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliranyang berpegang pada
prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalampenjelasan. Ia menekankan
akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan,mendahului atau unggul atas,
dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.Hanya pengetahuan yang diperoleh
melalui akal yang memenuhi syarat semuapengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya
dipakai untuk mempertegas pengetahuanyang diperoleh akal. Akal tidak
memerlukan pengalaman. Akal dapatmenurunkan kebenaran dari dirinya sendiri,
yaitu atas dasar asas-asas pertamayang pasti.

Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengatahuan satu-


satunya yang benar adalah rasio (akal budi). Rasionalisme adalah paham filsafat
yang mengatakan bahwa akal (resen) adalh alat terpenting dalam memperoleh
pengatahun dan mengetes pengatahuan. Jika empiresme mengatakan bahwa
pengatahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme
mengejarkan bahwa pengatahuan di peroleh dengan cara berfikir alat dalam berfikir
itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.

tokoh-tokoh terpenting aliran rasionalisme adalah:

1. Blaise Pascal
2. Cristian Wolf
3. Rene Descartes
4. Baruch Spinoza
5. G.W Leibnitz

1. Pemikiran pokok Descartes

Descartes lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. bukunya di
caurs deia methode ( 1537) dan meditations ( 1642) kedua buku ini saling
melengkapisatu sama lain. Didalam kedua buku inilah ia menuangkan
metodenya yang terkenal itu, metode ini juga sering disebut cogito Descartes,
atau metode catigo saja.
Ia mengatahui bahwa tidak mudah meyakinkan tokooh-tokoh gereja. Bahwa
dasar filsafat vharuslah rasio (akal) untuk meyakinkan orang bahwa dasar
filsafat haruslah akal, ia menyusun orgumentasi yang sangat terkenal.

2. Pemikiran pokok Spinoza


Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun
1677 M. nama aslinya banich SPINOZA. Setelah ia mengucilkan dirinya dari
agama yahudi, ia mengubah namanya menjadi benedictus de Spinoza ia
hidup dipinggiran kota dan baik Spinoza maupun leibniz ternyata mengikuti
pemikiran Descartes itu. Dua tokoh terakhir ini menjadi substansi sebagai
tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga mengikuti
metode Descartes, tiga filosof ini, descartos, spinozo dan leigniz, biasanya
dikelompokkan dalam satu mazhab. Yaitu rasionalisme.
spinosa berpendapat bahwa apa saja yang benar-benar ada, maka
adanya itu haruslah abadi sama halnya dengan tatkala ia berbicara dalam
astronomi, defenisi selalu di ikuti oleh aksioma.

3. leobniz

Gotifried willheim von Leibniz lahir pada tahun 11646 dan meninggal pada
tahun 1716 dan meninggal pada tahun 1718. ia filosofi jerman
matamatikawan, menjadi atasan, pembantu pejabat tinggi Negara. Pusat
metafisikanya adalah ide tentang substansi yang di kembangkan dalam
konsep monad.

Metafisika leigniz sama memusatkanperhatian pada substansi. Bagi


spinoz sama memusatkan perhatian pada substansi. Bagi Spinoza ,alam
semesta ini mekanistis dan keseluruhnya bergantung pada sebab, sementara
substansi pada leignizadalah tujuan. Penentuan prinsip filsafat (eiguiz ialah
prinsip akan yang mencukupi, yang secara sederhana dapat di rumuskan
sesuatu harus mempunyai masalah bahkan tuhan harus mempunyai masalah
untuk setiap yang di ciptaan-nya. Kita lihat bahwa prinsip ini menuntun filsafat
leigniz.

Sementara sfinoza berpendapat bahwa hanya ada satu substansi, Leibniz


berpendapat bahwa substansiitu monad, setiap monad berbeda satu dengan
yang lain dan tuhan (sesuatu yang super monad dan satu-satunya monad
yang tidak di cipta)adalah pencipta monad-monad itu.

Anda mungkin juga menyukai