Anda di halaman 1dari 4

DASAR DAN ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Dasar Filsafat Pendidikan Islam


1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata philein (mencintai) atau philia (cinta)
atau philos (sahabat,kekasih), dan sophia (kebijaksanaan, kearifan). Filsafat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya.

Omar Mohamad al-Toumy al-Syaibany menyatakan bahwa filsafat pendidikan Islam


ialah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pendidikan yang
didasarkan pada ajaran Islam.

2. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Secara mikro, yang menjadi objek pemikiran atau ruang lingkup filsafat pendidikan
Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan Islam, seperti
masalah tujuan pendidikan Islam, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.

3. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam

M. Arifin menjelaskan bahwa filsafat pendidikan islam bertugas dalam 3 dimensi


proses pendidikan, yakni memberikan landasan sekaligus pengarahan yang berdasarkan
Islam, melakukan kritik dan koreksi, melakukan evaluasi terhadap metode yang
digunakan.

Sanusi Uwes mengatakan bahwa fungsi filsafat pendidikan islam adalah sebagai
infrastruktur bagi perilaku guru, mendisiplinkan perilaku pendidik dan terdidik, kritis
terhadap lingkungan pendidikan, selektif atas alternatif yang tersedia, dan kritis terhadap
istilah-istilah.

4. Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam

Sebagai suatu metode pengembangan, filsafat pendidikan islam biasanya


memerlukan empat hal, yaitu bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan
filsafat pendidikan., metode pencarian bahan, metode pembahasan, dan pendekatan.

Filsafat Islam dalam memecahkan problema pendidikan Islam dapat menggunakan


metode spekulatif dan kontemlatif, pendekatan normatif, analisa konsep yang juga disebut
sebagai analisabahasa, pendekatan historis, dan pendekatan Ilmiah terhadap masalah
aktual.

B. Aliran-Aliran Filsafat Dalam Pendidikan Islam


1. Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

Aliran ini mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesivisme dalam


sebuah realita kehidupan agar manusia bisa bertahan menghadapi semua tantangan hidup.
Dinamakan juga instrumentalisme, eksperimentalisme dan environmentalisme, dan telah
meletakkan dasar-dasar kemerdekaan serta kebebasan kepada anak didik. Oleh karena itu,
filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.

Dinamakan instrumentalisme, karena beranggapan bahwa kemampuan intelegensi


manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, dan untuk mengembangkan
kepribadian manusia. Aliran ini menyadari dan mempraktekkan asas eksperimen untuk
menguji kebenaran suatu teori, juga menganggap lingkungan hidup itu mempengaruhi
pembinaan kepribadian.

Tokoh-tokoh aliran progresivisme antara lain adalah William James, John


Dewey,Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller, dan Georges Santayana.

2. Aliran Filsafat Pendidikan Esensialisme

Merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang


telah ada sejak awal peradaban umat manusia dan muncul pada zaman Renaisance dengan
ciri-ciri yang berbeda dengan progesivisme. Dasar pijakannya lebih fleksibel dan terbuka,
juga pendidikannya harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama
yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

3. Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme

Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses


mengembalikan keadaan sekarang. Perenialis mememberikan sumbangan yang
berpengaruh baik teori maupun praktek bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang.
Perenialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang
untuk bersikap tegas dan lurus.

4. Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern yang pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu
berawal dari krisis kebudayaan modern.

5. Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme

Merupakan suatu aliran yang mengagungkan jiwa. Menurut Plato (427-374 SM),
yang merupakan murid Sokrates, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat
rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang
ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-
angan yaitu dunia idea, juga menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea, yang selalu
tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, sedangkan yang mengalami
gerak tidak dikategorikan ideal.

6. Aliran Filsafat Pendidikan Realisme


Aliran ini berpendapat bahwa dunia rohani dan dunia materi merupakan hakikat
yang asli dan abadi. Kneller membagi realisme menjadi dua:
a. Realisme rasional, memandang bahwa dunia materi adalah nyata dan berada di luar
pikiran yang mengamatinya, terdiri dari realisme klasik dan realisme religius.
b. Realisme natural ilmiah, memandang bahwa dunia yang kita amati bukan hasil kreasi
akal manusia, melainkan dunia sebagaimana adanya, dan substansialitas, sebab akibat,
serta aturan-aturan alam merupakan suatu penampakan dari dunia itu sendiri.
7. Aliran Filsafat Pendidikan Materialisme

Berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi dan bukan spiritual, atau
super natural. Demokritos (460-360 SM) merupakan pelopor pandangan meterialisme
klasik yang disebut juga “atomisme“, yang beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri dari
bagian bagian kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (yang disebut atom-atom).

Karakteristik umum materialisme pada abad ke-18 berdasarkan pada suatu asumsi
bahwa realitas dapat dikembangkan pada sifat-sifat yang sedang mengalami perubahan
gerak dalam ruang, asumsi tersebut menunjukkan bahwa semua sains merupakan cabang
dari sains mekanika; jiwa dan segala kegiatannya (berpikir, memahami) adalah suatu
gerakan yang kompleks; nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup, keindahan dan
kesenangan, serta kebebasan hanyalah sekedar nama-nama atau semboyan.

8. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Aliran ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, yang sebenarnya berpangkal
pada filsafat empirisme Inggris, dan berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa
yang mereka alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre
Peirce, Wiliam James, John Dewey, dan Heracleitos. Pada Abad ke-19 menghasilkan
tokoh-tokoh pemikir, di antaranya ialah Karl Marx (1818-1883) di kontinen Eropa dan
William James (1842-1910) di kontinen Amerika.

9. Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang
bertanggung jawab atas kemauannya. Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar
dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat yang mempersoalkan keberadaan manusia,
dan keberadaan itu dihadirkan lewat kebebasan.

Implikasi dari berbagai aliran filsafat terhadap pendidikan dikemukakan sebagai


berikut:

a. Pendidikan menurut para filsuf idealisme bertujuan untuk membantu perkembangan


pikiran dan diri pribadi siswa, sedangkan tujuan pendidikan dari filsafat realisme adalah
untuk “penyesuaian diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab
sosial”.

b. Kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan


vokasional/praktis.

c. Metode pendidikan Idealisme mengharuskan struktur dan atmosfer kelas hendaknya


memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan untuk menggunakan kriteria
penilaian moral dalam situasi-situasi kongkrit dalam konteks pelajaran.

d. Peranan pendidik dan peserta didik menurut para filsuf idealisme, guru harus unggul
agar menjadi teladan yang baik untuk siswanya yang sejalan dengan pendidikan
realisme.

Anda mungkin juga menyukai