DISUSUN OLEH
Nama
: NISMI HERYANI
NPM
: A2M013117
MATA KULIAH
: FILSAFAT ILMU
DOSEN
2014
Soal
1. Kemukakan minimal lima perbedaan antara kebenaraan ilmu dengan kebenaran ilmu
filsafat. Jelaskan masing-masing perbedaan itu dan beri contoh.
2. Terdapat tiga macam kebenaran menurut sebagai ahli, antara lain kebenaran koherensi,
kebenaran korespondensi, dan kebanaran pragmatis. Jelaskan perbedaan ketiganya dan
masing-masingnya beri contoh dalam dunia pendidikan.
3. Jelaskan bagaimana peran filsafat ilmu dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
4. Jelaskan bagaimana hubungan implementasi dari filsafat pendidikan (konstruktivisme,
eksistensialisme, pragmatisme, progresivisme) dalam pembelajaran di pendidikan.
5. Bagaimana hubungan ilmu pengetahuan dengan filsafat ilmu? Jelaskan secara
kompreshensip.
6. Bagaimana pendapat saudara tentang sejarah perkembangan filsafat ilmu pengetahuan
sejak abad klasik (yunani) sampai dengan abad konteporer. Bagaimana corak filsafat ilmu
pengetahuan pada setiap
keagamaan filsafat, agama dan ilmu merupakan tiga titik pencarian kebenaran.
Bagaimana tanggapan saudara tentang posisi ketiga entitas tersebut dalam kehidupan
manusia, apakah mungkin disatukan atau tidak.
7. Kemukakan pendapat anda tentang Ontologi, Epistomologi, dan Aksiologi yang
merupakan bagian dari filsafat ilmu secara jelas. Kemukaaan pendapat anda tentang
moralitas, ideologi, dan jati dari bangsa dalam menghadapi tantangan global dewasa ini.
Dan kemukakan pendapat anda tentang pembentukan/pengembangan karakter bangsa
dikaitkan dengan aksiologi kirtikal.
8. Kemukakan pendapat anda tentang manfaat belajar flsafat ilmu bagi (calon) ilmuwan dan
guru.
9. Dalam mengembangkan teori suatu penelitian dibituhkan landasan filsafat yang kuat dan
jelas untuk menentukan arah kemana pengembangan teori dilakukan. Coba saudara buat
suatu bentuk pengembangan teori yang didasarkan kepada filsafat sesuai dengan bidang
penelitian yang suadara kembangkan.
10. Jelaskan bagaimana peran ilmu terhadap pengembangan kebudayaan nasional.
Jawaban Soal
1. lima perbedaan antara kebenaraan ilmu dengan kebenaran ilmu filsafat dan sekaligus
contohnya.
No
a.
Kebenaran Ilmu
Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan
dan
batu
percobaan
(eksperimen)
sebagai
oleh ikatan
b.
d.
c.
realita.
Ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial
d.
kegunaan
spekulasi,
pragmatis.
Ilmu
didahului
oleh
Ilmu
pengetahuan
kritis,
dan
pengawasan,
dengan
metodenya
sendiri
f.
Contohnya.
keprcayaan terhadap agama aties
3. Peran filsafat ilmu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yaitu:
Untuk membantu mempermudah pemahaman memarifati adanya kekuasaan di atas
segala-galanya bagi insani sebagai kekhalifaan.
Mampu menciptakan krisis identitas diri yang menghawatirkan, yang cenderung
merasakan alienasi budaya di masyarakat sendiri.
4. Implementasi dari filsafat pendidikan (konstruktivisme, eksistensialisme, pragmatisme,
progresivisme) dalam pembelajaran di pendidikan adalah sebagai berikut:
Filsafat pendidikan konstruktivisme memberikan implikasi yang berarti terhadap
pendidikan, khususnya dalam bidang pendidikan sains dan matematika. Bagi
penganut konstruktivisme, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun pengetahuan dirinya sendiri.
Filsafat pendidikan Eksistensialisme memberikan implikasi yang berarti: manusia
berdiri sebagai dirinya sendiri dengan ke luar dari dirinya sendiri. Eksistensi
adalah cara manusia ber-ada (mengada) di dunia. Eksistensi manusia berarti cara
ber-ada-nya manusia sebagai subjek (pribadi) yang sadar diri dan memiliki
penyadaran diri, yang keluar dari dirinya sendiri.
Filsafat pendidikan pragmatisme memberikan implikasi yang berarti suatu aliran
yang menggunakan konsekuensi - konsekuensi praktis sebagai standar untuk
menentukan nilai dan kebenaran.
pengaruhnya
terhadap pemikiran keagamaan filsafat?
Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta
ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
c. Bagaimana tanggapan saudara tentang posisi ketiga entitas tersebut dalam kehidupan
manusia, apakah mungkin disatukan atau tidak.
Tidak. Kerena harus satu hakikat pembaharuan yang sangat bermakna pada jaman
ini.
7. a). Kemukakan pendapat anda tentang Ontologi, Epistomologi, dan Aksiologi yang
merupakan bagian dari filsafat ilmu secara jelas. Penjelasan/teori/definisi tentang
Ontologi, Epistomologi, dan Aksiologi maka pendapat saya tentang Ontologi,
pistomologi, ini adalah:
Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi ialah ciri-ciri yang esensial dari objek ilmu
yang berlaku umum, artinya dapat berlaku juga bagi cabang-cabang ilmu yang
lain.
Epistemologi (suatu teori penngetahuan) Yang dimaksud dengan epistimologi
Dasar aksiologis ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang didapatkanya.
7. b). Kemukaaan pendapat anda tentang moralitas, ideologi, dan jati dari bangsa dalam
menghadapi tantangan global dewasa ini.
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan, akhlak atau
kesusilaan yang mengandung makna tata tertib bathin atau tata tertib nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku bathin dalam hidup (Poespoprodjo, 1986, BP-7, 1993, Soegito,
2002). Kata moral dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang melahirkan etika. Moral
adalah sebuah pranata seperti halnya agama, politik, bahasa dan sebagainya yang sudah ada
sejak dahulu kala dan diwariskan secara terun menurun. (dalam, Ihsan. 2010:272).
Moral/Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya
dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit
karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber
interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak
lama. http://id.wikipedia.org/wiki/Moral diakses pada tanggal 6 Januari 2012.
Menurut Kant ( dalam Raditya: 2006) Moral adalah kata hati, suara hati, perasaan,
suatu prinsip yang apriori, absolut. Moral merupakan suatu realitas yang mengherankan
dalam diri manusia, perasaan yang tidak bisa dielakkan, menentukan ini benar atau ini salah.
Kata hati itu memberi perintah. Ia adalah suatu categorial imperirative, perintah tanpa syarat
yang ada di dalam kesadaran kita. Perintah itu ialah perintah untuk berbuat sesuai dengan
keinginan universal, yaitu suatu hukum kewajaran.
2. Ideologi sebagai ilmu yang mengkaji bagaimana ide-ide tentang suatu hal
diperoleh manusia dari pengalaman serta tertata dalam benak untuk kemudian
membentuk kesadaran yang mempengaruhi tingkah laku (Takwim dalam Unsilster
: 2009).
Ideologi sebagai sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau
kebenaran oleh kelompok tertentu. .
Ciri ciri ideologi adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2) oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan
hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, diamalkan dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
Fungsi ideologi menurut beberapa pakar dibidangnya :
a. sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara
individual ( Cahyono : 1986 );
b. sebagai jembatan kendali pergeseran kekuasaan dari generasi tua ( Founding
fothers) dengan generasi muda ( Setiardja : 2001 ).
c. sebagai kekuatan yang mampu memberikan motivasi dan semangat individu,
masyarakat dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan
( Hidayat : 2001 ).
Jati diri adalah siapa diri kita sesungguhnya, fitrah manusia, atau juga nur Ilahi yang
berisikan sifat-sifat dasar manusia yang murni dari Tuhan yang berisikan percikanpercikan sifat Ilahiah dalam batas kemampuan insani diberikan sewaktu lahir. Ini
tentunya merupakan potensi yang dapat memancar dan ditumbuhkembangkan selama
persyaratannya dipenuhi. Persyaratan tersebut adalah hati yang bersih dan sehat.
Menurut Dimitra ( 2009 ) menyatakan konsep dan pengertian tentang jati diri
disadari berada dalam posisi interpretasi ganda (multi-interpretable), terdapat dua
fungsi imperatif yakni :
1) bersifat memerintah subyeknya agar berbuat yang baik dan benar, dan;
2) melarang subyeknya untuk berbuat tidak baik dan tidak benar.
Istilah jati diri pada dasarnya berasal dari bahasa Jawa Kuno yang terdiri
dari dua kata yaitu jati berarti yang sesungguhnya atau merupakan realitas dan diri
berarti tubuh
Era globalisasi adalah tantangan besar bagi dunia pendidikan. Khaerudin
Kurniawan
(1999),
memerinci
berbagai
tantangan
pendidikan
menghadapi
globalisasi, yaitu: (1). tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana
meningkatkan produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan
berkelanjutan (continuing development ); (2) tantangan untuk melakukan riset secara
komprehensif terhadap terjadinya era reformasi dan transformasi struktur masyarakat,
dari masyarakat tradisional-agraris ke masyarakat modern-industrial dan informasikomunikasi, serta bagaimana implikasinya bagi peningkatan dan pengembangan
kualitas kehidupan SDM; (3) tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat,
yaitu meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang
berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni; (4) tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di
bidang Iptek, yang menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan
ekonomi. Semua tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan
berdaya saing di bidang-bidang tersebut secara komprehensif dan komparatif yang
berwawasan keunggulan, keahlian profesional, berpandangan jauh ke depan
(visioner), rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan
yang memadai sesuai kebutuhan dan daya tawar pasar.
Dari penjelasan/teori/definisi tentang moralitas, ideologi, jati diri maka
pendapat saya tentang moralitas, ideologi, dan jati diri dari bangsa dalam menghadapi
tantangan global dewasa ini adalah:
Bangsa Indonisia tidak bisa menghindar dari Era globalisasi dengan terjadinya
revolusi teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi industri. Kondisi
kemajuan teknologi informasi dan industri di atas yang berlangsung dengan sangat
cepat dan ketat di era globalisasi menuntut setiap negara untuk berbenah diri dalam
(1999),
memerinci
berbagai
tantangan
pendidikan
menghadapi
globalisasi, yaitu: (1). tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana
meningkatkan produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan
berkelanjutan (continuing development ); (2) tantangan untuk melakukan riset secara
komprehensif terhadap terjadinya era reformasi dan transformasi struktur masyarakat,
dari masyarakat tradisional-agraris ke masyarakat modern-industrial dan informasikomunikasi, serta bagaimana implikasinya bagi peningkatan dan pengembangan
kualitas kehidupan SDM; (3) tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat,
yaitu meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang
berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni; (4) tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di
bidang Iptek, yang menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan
ekonomi. Semua tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan
berdaya saing di bidang-bidang tersebut secara komprehensif dan komparatif yang
berwawasan keunggulan, keahlian profesional, berpandangan jauh ke depan
(visioner), rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan yang
memadai sesuai kebutuhan dan daya tawar pasar.
Dalam era globalisasi dapat menimbulkan dampak bagi kehidupan Bangsa Indonesia
ditengah percaturan dunia. Sudah barang tentu, dampak positiflah yang kita inginkan, akan
tetapi tidak menutup kemungkinan dampak negative akan terkandung di dalamnya.
Jati diri bangsa Indonesiua sangat dibutuhkan dalam era globalisasi, sehingga
masyarakat tidak memilih jatidiri bangsa lain yang sekuler, liberal, dan hedonis, tetapi
kenyataannya bangsa Indonesia sedang mengalami krisis jatidiri bangsa. Krisis jatidiri yang
berkelanjutan telah menimbulkan krisis moralitas dan akhlak yang berkelanjutan. Moralitas
paradoks terjadi dimana-mana, karena mentalitas warga telah menjadi mental yang hipokrit
(munafik). Ketika masyarakat dan bangsa Indonesia kehilangan jatidirinya maka, maka saat
itulah muncul sikap perilaku yang menyatakan bahwa semangat dan ideoligi kebangsaan
Indonesia tidak relevan dan diperlukan. Karena itulah semangat dan ideologi kebangsaan
tidak dipandang terlalu penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
Sesungguhnya unsur semangat dan ideologi suatu bangsa menjadi unsur yang sangat
dalam penentuan perubahan dan kemajuan . Negara dan penguasa suatu bangsa berupaya
melindungi seluruh rakyatnya dari gemburan era globalisasa dengan semangat dan ideoligi
kebangsaan yang kokoh. Penulis cenderung menyatakan bahwa kondisi semangat dan
ideologi kebangsaan Indonesia sangat lemah, bahkan cenderung menuju kematian. Terdapat
lima faktor penyebab yang membuat semangat ideologi kebangsaan Indonesia menjadi lemah,
bahkan menuiju kematian. Kelima faktor itu adalah:
1) Aktualisasi dan pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara RI tidak efektif
atau tidak berhasil.
2) Hingga kini jatidiri Bangsa Indonesia belum terbentuk secara kokoh akibat gemburan
keras datangnya ideologi-ideologi asing dan berkembang pandangan baru yang liberal.
3)
Negara atau penguasa tidak memiliki sikap konsisten untuk menjaga, mengembangkan,
dan melestarikan semangat ideologi kebangsaan Indonesia akibat negara dan penguasa
yang tidak memiliki kemampuan mandiri dan melepaskan diri dari ketergantungan
terhadap bangsa asing.
4) Pengelolahan proses kebangsaan untuk menjadi negara bangsa kurang berhasil sehingga
muncul faham Etno-sentrisme dan primordialisme yang eksklusif dan tidak produktif.
5) Berbagai masalah-masalah nasional yang fundamental tidak diselesaikan sehingga
menjadi penyakit-penyakit terhadap kemerdekaan sendiri.
Persoalan yang sangat besar dihadapi bangsa bangsa dan negara sekarang ialah
pembudayaan dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang tidak berjalan secara efektif dan
mendasar. Pancasila hanyalah sebatas tema dan semboyan semata-mata. Tentu saja aktualisasi
nilai-nilai Pancasila kandas sehingga semangat dan ideologi kebangsaan tidak dapat
dilahirkan dan dikembangkan.
Mentalitas bangsa telah dijajah oleh bangsa asing sehingga bangsa kita tidak percaya
dengan kekuatan sendiri. Contoh masyarakat Indonesia lebih mencintai dan lebih percaya
akan produk bangsa asing, Para pemimpin tidak percaya dengan kemampuan bangsanya
sendiri. Lihat kalau sakit cenderung berobat ke Singapura.. Untuk mengubah mentalitas (mind
set) tersebut. Kita harus mengembangkan kecerdasan bangsa dengan pola-pola mentalitas
yang diiringi dengan kekuatan logika dan ke sadaran yang kuat untuk mencintai,
mempercayai, setia akan bangsa dan negara sendiri. Harus ada dinamika internal yaitu
perubahan cara berfikir masyarakat dan bangsa dalam Era globalisasi.
Untuk memperbaiki mentalitas bangsa penulis mengusulkan bahwa keseluruhan
pendidikan harus memiliki tujuan bukan hanya untuk mengubah kecerdasan dan kompetensi
saja, namun juga harus mengubah karakter dan moralitas. Paling tidak peserta didik harus
dapat memiliki sikap dan kesadaran menghargai dan menguasai Ipteks.
Pembangunan nasional, modernisasi, mekanisasi, rasionalisasi, dan globalisasi telah
membawa banyak perubahan dan berbagai dampak-dampak perubahan kehidupan dan
lingkungan. Namun banyak warga negara yang masih memiliki mental konservatif, yang tabu
memandang perubahan dan kemajuan. Karena itulah pembangunan nasional harus memiliki
makna juga membangun karakter manusia Indonesia baru. Manusia yang cerdas dan
menguasai Iptek.
pembenaran, warga masyarakat atau bangsa Indonesia telah memiliki mental karet, karenanya
sangat sukar bertindak tegas.
Karena
permasalahan
diatas
maka
penulis
mengusulkan
untuk
9. Dalam mengembangkan teori suatu penelitian dibutuhkan landasan filsafat yang kuat dan
jelas untuk menentukan arah kemana pengembangan teori dilakukan. Coba saudara buat
suatu bentuk pengembangan teori yang didasarkan kepada filsafat sesuai dengan bidang
penelitian yang suadara kembangkan.
Jawab: Jelas kiranya bahwa lingkup bahasan filsafat pendidikan itu aspek-aspek yang
berhubungan dengan pendidikan, seperti: hakekat dasar, tujuan, isi dan kebijakan
serta penyelanggaraan pendidikan. Oleh karena itu bahasan filsafat pendidikan
sangatlah luas dan pelik. Pendidikan yang menjadi sarana mencerdaskan dan
mencerahkan manusia sangatlah luas lingkup bahasannya, filsafat pendidikan pun
tidak jauh berbeda lingkup bahasannya. Lingkup bahasan atau obyek filsafat
pendidikan sangat luas, seluas aspek pendidikan dan aspek yang berkait. Semua
aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan atau
memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan bagaimana
pelaksanaan pendidikan yang baik, dan bagaimana tujuan pendidikan dapat
dicapai sesuai yang dicita-citakan (Jalaluddin, 2007:25).
10. Peran ilmu terhadap pengembangan kebudayaan Nasional yaitu:
a. Sebagai pedoman dalam membina persatuan dan kesatuan bagi masyarakat majemuk
Indonesia.
b. Untuk memperkuat jati diri kita sebagai bangsa.
c. Sebagai pedoman dalam pengambilalihan dan pengembangan ilmu dan teknologi
modern.
d. Sebagai sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga
Indonesia.
e. Sebagai sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara
Indonesia yang beraneka ragam untuk saling berkomunikasi/memperkuat rasa
solidaritas.
f. Sebagai sarana pemberi identitas bangsa, wahana komunikasi, dan penguat
soladaritas, serta pedoman alih ilmu dan teknologi.