Disusun Oleh :
2024
ABSTRAK
Abstract
2
understood, especially by Constitutional Law students of Class A,
Faculty of Sharia and Law, UIN Sunan Ampel Surabaya. This result is
expected to provide a better understanding of the characteristics of
philosophical thinking.
PENDAHULUAN
Filsafat sebagai disiplin ilmu berusaha untuk mengeksplorasi segala hal dengan
pendekatan yang kritis dan radikal. Ada persepsi bahwa jika proses belajar filsafat
tidak menantang, maka itu bukanlah filsafat. Oleh karena itu, beberapa penulis
buku filsafat sengaja menggunakan bahasa yang kompleks dalam menjelaskan
kerangka berpikir filsafat. Hal ini mengakibatkan filsafat dianggap sebagai subjek
yang menantang bagi sebagian mahasiswa. Filsafat telah memberikan kontribusi
yang amat besar terhadap perkembangan pemikiran manusia. Melalui topik
“Karakteristik Pemikiran Filsafat”, kami akan mencoba untuk mengupas lebih
dalam tentang Karakteristik pemikiran filsafat.. Dengan demikian, kepenenulisan
ini memiliki relevansi yang signifikan bagi siapa saja yang tertarik pada dunia
filsafat, pun juga yang tidak tertarik padanya. Iya, pun juga yang tidak tertarik,
sebab Matakuliah Filsafat Ilmu adalah Matakuliah Wajib pada program studi
Tata Negara Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya sehingga
ada sebuah tuntutan tersendiri bagi mereka sebagai Mahasiswa.
3
FILSAFAT MENURUT PARA AHLI
Filsafat, sebagai disiplin ilmu yang telah ada sejak zaman kuno, terus
menginspirasi dan menggerakkan pikiran manusia dalam menjelajahi
pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, dan
realitas. Para ahli filsafat dari berbagai zaman dan budaya telah memberikan
kontribusi yang berharga dalam memperluas pemahaman manusia tentang
dunia dan diri apa itu filsafat dan berbagai pendekatan dalam menjelaskan
hakikatnya.
1
Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum.
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
2
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu. 1987), 82-83.
4
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dengan sedalam-dalamnya
sehingga sampai ke dasar persoalan.3
Dalam banyak aspek kehidupan kita, Entah pada lingkungan sosial seperti di pasar,
di lingkungan pendidikan seperti di sekolah atau kampus, bahkan di lingkungan
rumah halaman sekalipun. Tentu kita tidak akan lepas dari adanya kinerja akal dan
otak (berpikir). Namun perlu dipahami kembali bahwa tidak tiap tiap yang berpikir
itu selalu disebut dengan pemikiran filsafat.. Lalu bagaimana dengan karakter
pemikiran filsafat itu? Berikut adalah pemaparan dari kami.
• Radikal
Kata radikal mempunyai stigma jelek di pasaran, Sebab kata radikal sering
di jejerkan dengan kata teroris. Namun bila kita pahami secara filosofis
sendiri dari kata tersebut yakni, berasal dari kata radix yang berarti akar.
Dalam hal ini kata radikal di sini memiliki pemahaman bahwa filsafat
adalah sebuah berpikir sampai pada hakikat atau sampai pada akarnya
sehingga mendapatkan substansi yang didapatkan dalam pikiran.5
• Komprehensif
Karakteristik pemikiran filsafat dalam memandang suatu objek, yakni
Komprehensif. Istilah komprehensif disini mempunyai arti menyeluruh,
Dan yang dimaksud menyeluruh ialah Filsafat ini memandang objek
tertentu secara totalitas.6
3
Ali Anwar dan Tono TP, Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat (Bandung: Pustaka
Setia, 2005),
4
Poespoprodjo, Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek (Bandung: Pustaka Grafika,
1999), 26.
5
Tim Penyusun MKD, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), 15.
6
Ibid, 15
5
• Sistematis
yang dimaksud ini ialah sistematis di sini memiliki makna
saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Dalam aarti
kata menyatukan segala rangkaian yang telah diperoleh dari
radikal dan komprehensif tersebut. Dengan itu sistematis disini
merupakan tahap lengkap dari hasil berpikir.7
Kemajuan sains dan tekhnologi yang berkembang pada era sekarang ini tidak
terlepas dari pengaruh filsafat yang berawal pada zaman Yunani kuno. Pada
zaman tersebut filsafat tidak jauh berbeda dengan ilmu pengetahuan.
Keseluruhan pola pikir pada saat itu di istilahkan dengan nama filsafat, antara
Ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat merupakan bagian yang terintegral
satu dan lainnya (Wibisono & Munir, 1999). Melalui sejarah tercatat bahwa
filsafat telah sukses mengubah cara berpikir bangsa Yunani, serta umat
manusia secara umum di seantero dunia, dari pola pikir yang percaya kepada
khurafat dan tahayyul menjadi pola pikir berlandaskan logika, fakta, dan
prinsip ilmiah. Filsafat telah merubah paradigma dari mitosentris ke
logosentris, perubahan dari pemikiran yang berazaskan kepada hal-hal yang
bersifat takhayul kepada pola pikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan pada saat ini manusia dituntut untuk
mampu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, dalam penggunaan
teknologi komunikasi dan informasi dibutuhkan suatu cara yang bersifat ilmiah
sehingga menghasilkan produk atau hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berpikir ilmiah bersandar kepada sain atau ilmu pengetahuan, dengan pola
pikir yang mendalam sehingga dihasilkan pemikiran yang sistematis, dan
memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, semuanya ini
bersumber pada filsafat ilmu.
7
Tim Penyusun MKD, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), 16
6
Pada abad modern ini, ilmu-ilmu pengetahuan telah merasuki setiap sudut
kehidupan manusia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena ilmu-ilmu pengetahuan
banyak membantu manusia mengatasi berbagai masalah kehidupan. Prasetya T. W.
dalam artikelnya yang berjudul “Anarkisme dalam Ilmu Pengetahuan Paul Karl
Feyerabend” mengungkapkan bahwa ada dua alasan mengapa ilmu pengetahuan
menjadi begitu unggul. Pertama, karena ilmu pengetahuan mempunyai metode
yang benar untuk mencapai hasil-hasilnya.
Kedua, karena ada hasil-hasil yang dapat diajukan sebagai bukti keunggulan ilmu
pengetahuan. Dua alasan yang diungkapkan Prasetya tersebut, dengan jelas
menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memainkan peranan yang cukup penting
dalam kehidupan umat manusia.Akan tetapi, ada pula tokoh yang justru anti
terhadap ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang cukup terkenal dalam hal ini
adalah Paul Karl Feyerabend. Sikap anti ilmu pengetahuannya ini, tidak berari anti
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi anti terhadap kekuasaan ilmu
pengetahuan yang kerap kali melampaui maksud utamanya. Feyerabend
menegaskan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan tidak menggunguli bidang-bidang dan
bentuk-bentuk pengetahuan lain. Menurutnya, ilmu-ilmu pengetahuan menjadi
lebih unggul karena propaganda dari para ilmuan dan adanya tolak ukur
institusional yang diberi wewenang untuk memutuskannya.
KESIMPULAN
7
lengkap dari hasil berpikir. Dalam referensi lain, juga dijelaskan bahwasanya
berfilsafat merupakan proses refleksi, Dalam artian, Ia membuat skema yang
ia tarik dari realitas hingga ia membuat kesimpulan dari realitas tersbut.
Apabila mengacu pada sisi tekstualitas, Filsafat berasal dari kata yunani,
Yaitu philein dan sophos. Philein berarti cinta dan sophos berarti
kebijaksanaan. Jadi dapat diartikan bahwa filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Faizal. Bunga Rampai Posbakum Antara Teori Dan Praktek. Pontianak:
2014, IAIN Pontianak Press
Anshari, Endang Saifuddin. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: PT Bina Ilmu.
1987.
Anwar, Ali dan Tono TP. Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat.
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Tim Penyusun MKD. Pengantar Filsafat. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Perss,
2011.
9
10
11