Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KARAKTERISTIK PEMIKIRAN FILSAFAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”

Dr. Sanuri, S.Ag, M.Fil.I.

Disusun Oleh :

1. Ghonimatu Amrillah. D (05010423004)


2. M. Danis Benevolensa (05010423008)
3. M.Haikal Dzulkarnain Almardani (05040423009)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2024
ABSTRAK

Kepenulisan ini membahas karakteristik khas dari pemikiran filsafat,


dengan penekanan pada aspek poin sistematisnya. Sebagai pondasi dari
semua disiplin ilmu, filsafat berusaha mencari pemahaman yang
mendalam tentang kebenaran dan memahami bagaimana berbagai
elemen atau konsep saling terkait dan membentuk suatu sistem
pemikiran yang utuh. Penelitian ini menunjukkan bagaimana
pemikiran sistematis, pemikiran yang saling terkait antara satu dengan
yang lain merupakan ciri khas dari filsafat. Melalui berbagai sumber
dan diskusi antar mahasiswa, Kepenulisan ini menunjukkan bagaimana
Karakteristik pemikiran filsafat dapat terbangun dan menganalisis
struktur pemikiran yang kompleks menjadi simpel dan mudah
dimengerti terkhusus oleh Mahasiswa Hukum Tata Negara Kelas 2A
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
karakteristik pemikiran filsafat.

Kata Kunci: Karakteristik; Pemikiran Filsafat

Abstract

This writing discusses the unique characteristics of philosophical


thinking, with an emphasis on its systematic aspects. As the foundation
of all disciplines, philosophy strives to seek a deep understanding of
truth and comprehend how various elements or concepts are
interconnected and form a complete system of thought. This research
shows how systematic thinking, thinking that is interconnected from
one to another, is a characteristic of philosophy. Through various
sources and discussions among students, this writing demonstrates
how the characteristics of philosophical thinking can be constructed
and analyze complex thought structures to become simple and easily

2
understood, especially by Constitutional Law students of Class A,
Faculty of Sharia and Law, UIN Sunan Ampel Surabaya. This result is
expected to provide a better understanding of the characteristics of
philosophical thinking.

Keywords: Characteristics; Philosophical Think

PENDAHULUAN

Filsafat adalah disiplin yang mendorong kita untuk memaksimalkan kapasitas


berpikir kita. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua proses berpikir dapat
dikategorikan sebagai berpikir filosofis. Filsafat seringkali dianggap sebagai subjek
yang kompleks dan menantang oleh banyak mahasiswa. Namun filsafat juga
kompleks, sebab kesulitan ini mungkin berasal dari penggunaan bahasa yang rumit
dalam filsafat yang terkadang sulit dipahami.

Filsafat sebagai disiplin ilmu berusaha untuk mengeksplorasi segala hal dengan
pendekatan yang kritis dan radikal. Ada persepsi bahwa jika proses belajar filsafat
tidak menantang, maka itu bukanlah filsafat. Oleh karena itu, beberapa penulis
buku filsafat sengaja menggunakan bahasa yang kompleks dalam menjelaskan
kerangka berpikir filsafat. Hal ini mengakibatkan filsafat dianggap sebagai subjek
yang menantang bagi sebagian mahasiswa. Filsafat telah memberikan kontribusi
yang amat besar terhadap perkembangan pemikiran manusia. Melalui topik
“Karakteristik Pemikiran Filsafat”, kami akan mencoba untuk mengupas lebih
dalam tentang Karakteristik pemikiran filsafat.. Dengan demikian, kepenenulisan
ini memiliki relevansi yang signifikan bagi siapa saja yang tertarik pada dunia
filsafat, pun juga yang tidak tertarik padanya. Iya, pun juga yang tidak tertarik,
sebab Matakuliah Filsafat Ilmu adalah Matakuliah Wajib pada program studi
Tata Negara Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya sehingga
ada sebuah tuntutan tersendiri bagi mereka sebagai Mahasiswa.

3
FILSAFAT MENURUT PARA AHLI

Filsafat, sebagai disiplin ilmu yang telah ada sejak zaman kuno, terus
menginspirasi dan menggerakkan pikiran manusia dalam menjelajahi
pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, dan
realitas. Para ahli filsafat dari berbagai zaman dan budaya telah memberikan
kontribusi yang berharga dalam memperluas pemahaman manusia tentang
dunia dan diri apa itu filsafat dan berbagai pendekatan dalam menjelaskan
hakikatnya.

• Menurut Aristoteles ilmu diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan


objeknya. Berdasarkan tujuan ilmu dapat dibedakan menjadi 2
kelompok besar, yaitu: (1) Ilmu- ilmu teoretis yang penyelidikan-nya
bertujuan memperoleh pengetahuan tentang kenyataan, (2) Ilmu-ilmu
praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan
perbuatan yang berdasarkan pada pengetahuan. Dari dua golongan itu,
manusia akan menguasai aneka ragam ilmu pengeta-huan. Ilmu
pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis, tersusun sebagai teori-
teori yang saling mengkritik, mendukung dan bertumpu untuk
mendekati kebenaran. Ilmu yang bersifat teoretis, akan menjelaskan
gejala secara rasional menggunakan teori tertentu.1
• Menurut Plato bahwa filsafat itu tidaklah lain daripada pengetahuan
tentang segala yang ada. Menurut Aristoteles bahwa filsafat itu
menyelidiki sebab dan asas segala benda. Menurut Marcus Tullius
Cicero merumuskan filsafat itu adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha-usaha mencapai yang tersebut2
• Menurut Harun Nasution dalam Ali Anwar dan Tono TP, filsafat
dipandang sebagai cara berpikir menurut tata tertib (logika) dengan

1
Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum.
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
2
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu. 1987), 82-83.

4
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dengan sedalam-dalamnya
sehingga sampai ke dasar persoalan.3

• W. Poespoprodjo, filsafat dipandang sebagai cara untuk mempelajari fakta


pengalaman yang konkret riil, tetapi tidak berhenti pada penguraian tanpa
penelitian.4

KARAKTERISTIK PEMIKIRAN FILSAFAT

Dalam banyak aspek kehidupan kita, Entah pada lingkungan sosial seperti di pasar,
di lingkungan pendidikan seperti di sekolah atau kampus, bahkan di lingkungan
rumah halaman sekalipun. Tentu kita tidak akan lepas dari adanya kinerja akal dan
otak (berpikir). Namun perlu dipahami kembali bahwa tidak tiap tiap yang berpikir
itu selalu disebut dengan pemikiran filsafat.. Lalu bagaimana dengan karakter
pemikiran filsafat itu? Berikut adalah pemaparan dari kami.

• Radikal
Kata radikal mempunyai stigma jelek di pasaran, Sebab kata radikal sering
di jejerkan dengan kata teroris. Namun bila kita pahami secara filosofis
sendiri dari kata tersebut yakni, berasal dari kata radix yang berarti akar.
Dalam hal ini kata radikal di sini memiliki pemahaman bahwa filsafat
adalah sebuah berpikir sampai pada hakikat atau sampai pada akarnya
sehingga mendapatkan substansi yang didapatkan dalam pikiran.5
• Komprehensif
Karakteristik pemikiran filsafat dalam memandang suatu objek, yakni
Komprehensif. Istilah komprehensif disini mempunyai arti menyeluruh,
Dan yang dimaksud menyeluruh ialah Filsafat ini memandang objek
tertentu secara totalitas.6

3
Ali Anwar dan Tono TP, Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat (Bandung: Pustaka
Setia, 2005),
4
Poespoprodjo, Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek (Bandung: Pustaka Grafika,
1999), 26.
5
Tim Penyusun MKD, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), 15.
6
Ibid, 15

5
• Sistematis
yang dimaksud ini ialah sistematis di sini memiliki makna
saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Dalam aarti
kata menyatukan segala rangkaian yang telah diperoleh dari
radikal dan komprehensif tersebut. Dengan itu sistematis disini
merupakan tahap lengkap dari hasil berpikir.7

PENGARUH PEMIKIRAN FILSAFAT PADA KEHIDUPAN SAAT INI

Kemajuan sains dan tekhnologi yang berkembang pada era sekarang ini tidak
terlepas dari pengaruh filsafat yang berawal pada zaman Yunani kuno. Pada
zaman tersebut filsafat tidak jauh berbeda dengan ilmu pengetahuan.
Keseluruhan pola pikir pada saat itu di istilahkan dengan nama filsafat, antara
Ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat merupakan bagian yang terintegral
satu dan lainnya (Wibisono & Munir, 1999). Melalui sejarah tercatat bahwa
filsafat telah sukses mengubah cara berpikir bangsa Yunani, serta umat
manusia secara umum di seantero dunia, dari pola pikir yang percaya kepada
khurafat dan tahayyul menjadi pola pikir berlandaskan logika, fakta, dan
prinsip ilmiah. Filsafat telah merubah paradigma dari mitosentris ke
logosentris, perubahan dari pemikiran yang berazaskan kepada hal-hal yang
bersifat takhayul kepada pola pikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan pada saat ini manusia dituntut untuk
mampu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, dalam penggunaan
teknologi komunikasi dan informasi dibutuhkan suatu cara yang bersifat ilmiah
sehingga menghasilkan produk atau hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berpikir ilmiah bersandar kepada sain atau ilmu pengetahuan, dengan pola
pikir yang mendalam sehingga dihasilkan pemikiran yang sistematis, dan
memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, semuanya ini
bersumber pada filsafat ilmu.

7
Tim Penyusun MKD, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011), 16

6
Pada abad modern ini, ilmu-ilmu pengetahuan telah merasuki setiap sudut
kehidupan manusia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena ilmu-ilmu pengetahuan
banyak membantu manusia mengatasi berbagai masalah kehidupan. Prasetya T. W.
dalam artikelnya yang berjudul “Anarkisme dalam Ilmu Pengetahuan Paul Karl
Feyerabend” mengungkapkan bahwa ada dua alasan mengapa ilmu pengetahuan
menjadi begitu unggul. Pertama, karena ilmu pengetahuan mempunyai metode
yang benar untuk mencapai hasil-hasilnya.

Kedua, karena ada hasil-hasil yang dapat diajukan sebagai bukti keunggulan ilmu
pengetahuan. Dua alasan yang diungkapkan Prasetya tersebut, dengan jelas
menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memainkan peranan yang cukup penting
dalam kehidupan umat manusia.Akan tetapi, ada pula tokoh yang justru anti
terhadap ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang cukup terkenal dalam hal ini
adalah Paul Karl Feyerabend. Sikap anti ilmu pengetahuannya ini, tidak berari anti
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi anti terhadap kekuasaan ilmu
pengetahuan yang kerap kali melampaui maksud utamanya. Feyerabend
menegaskan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan tidak menggunguli bidang-bidang dan
bentuk-bentuk pengetahuan lain. Menurutnya, ilmu-ilmu pengetahuan menjadi
lebih unggul karena propaganda dari para ilmuan dan adanya tolak ukur
institusional yang diberi wewenang untuk memutuskannya.

KESIMPULAN

Pemikiran Filsafat Merupakan serangkaian pross berpikir yang melibatkan seluruh


unsur yang ada pada diri manusia, khususnya pancaindra dan akal. Atau dengan
kata lain bearti proses berpikir secara Radikal, Komprehensif, dan Sistematis.
Radikal disini berarti proses yang berorientasi pada sisi dasar sari objek tersebut,
Sebab scara etimologia, Ia akar yang bersumber dari kata radiks. Komprehensuf
berarti proses berfikir dengan mellibatkan unsur alam secara universal. Dalam
artian, ia tidak hanya terpatok dalam satu dogma, karena mengacu dari arti tersebut
yakni luas. Sistematis berarti menyatukan segala rangkaian yang telah diperoleh
dari radikal dan komprehensif tersebut. Artinya sistematis disini merupakan tahap

7
lengkap dari hasil berpikir. Dalam referensi lain, juga dijelaskan bahwasanya
berfilsafat merupakan proses refleksi, Dalam artian, Ia membuat skema yang
ia tarik dari realitas hingga ia membuat kesimpulan dari realitas tersbut.
Apabila mengacu pada sisi tekstualitas, Filsafat berasal dari kata yunani,
Yaitu philein dan sophos. Philein berarti cinta dan sophos berarti
kebijaksanaan. Jadi dapat diartikan bahwa filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Faizal. Bunga Rampai Posbakum Antara Teori Dan Praktek. Pontianak:
2014, IAIN Pontianak Press

Anshari, Endang Saifuddin. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: PT Bina Ilmu.
1987.

Anwar, Ali dan Tono TP. Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat.
Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Natasya, Azzahra. Filsafat Ilmu dan Pengembangan Metode Ilmiah. Medan:


Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2022.

Poespoprodjo. Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan Praktek. Bandung:


Pustaka Grafika, 1999.

Tim Penyusun MKD. Pengantar Filsafat. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Perss,
2011.

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai