Anda di halaman 1dari 6

CABANG-CABANG DAN ALIRAN FILSAFAT

SERTA PERKEMBANGANNYA
Disusun guna Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. MUNTAHA NOUR, MA

Disusun Oleh:
Ahmad Jazuli NPM : 41189901190005
M. Qurotul Ainul Yaqin NPM : 41189901190009

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI
2019

1
CABANG-CABANG DAN ALIRAN FILSAFAT
SERTA PERKEMBANGANNYA
A. Latar belakang
Ayat – ayat yang berisikan frasa ‘afala ta’qilun’ –kenapa kamu tidak gunakan
akalmu- kerap kali dijumpai di dalam Al Qur’an. Jadi tidaklah mengherankan jika Al
Qur’an mengingatkan bahwa orang yang tahu berbeda dengan yang tidak tahu (QS.
Az Zumar/39:9).1
Untuk itu Allah SWT yang Maha Pencipta telah menganuggrahkan berbagai
kemampuan kepada manusia yang dinyatakan dengan gamblang dalam berbagai
ayat. Dan sebagai manusia yang telah dianugrahi Allah SWT potensi yang berharga
yaitu akal, kita seyogyanya dapat mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satu upaya
optimalisasi potensi akal tersebut adalah dengan mempelajari salah satu bidang ilmu
yang memang banyak melibatkan akal sebagai alat untuk berfikir yaitu Filsafat.
Sebagai manusia normal yang senantiasa berfikir untuk mencari tahu, maka rasa
ingin tahu itu pasti akan terus menggelitik. Dengan mempelajari filsafat, jalan untuk
memenuhi rasa keingintahuan tersebut akan lebih terarah dan lancar. Walaupun
terkadang dalam berfilsafat, setiap jawaban atas pernyataan yang diajukan akan
menimbulkan lebih banyak lagi pertanyaan.
Sebenarnya, kajian filsafat itu sendiri bertujuan untuk menemukan kebenaran
yang sebenarnya. Dan oleh karena filsafat merupakan bidang studi sedemikian
luasnya sehingga diperlukan pembagian yang lebih kecil lagi. Dalam pembagian
tersebut tidak ada tata cata pembagian, sehingga terdapat perbedaan.2 Hal senada
pun disampaikan oleh Louis o. Kattsoff, bahwa tidak ada satu metode tertentu untuk
melakukan penghimpunan (classification) terhadap lapangan-lapangan pembicaraan
kefilsafatan.3 Oleh karena itu, melalui makalah ini penyusun mencoba menguraikan
bidang kajian filsafat yang intinya berisikan tentang cabang-cabang besar dan
membahas secara garis besar mengenai aliran-aliran dalam filsafat disertai dengan
perkembangannya.

B. CABANG-CABANG DAN ALIRAN FILSAFAT


Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita harus
mempelajari lima bidang pokok, yaitu : Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika, dan
Sejarah Filsafat.

1
Al Qur’anulkarim Cordoba. Al Quds Al Qur’an Tafsir Bil Hadis. Bandung. 2013, hal. 459
2
Lihat Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 12
3
Lihat Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat. Yogyakarta. Tiara Wacana, 2004, hal. 72

2
1. Metafisika
Istilah ‘metafisika’ sudah digunakan sejak lama di Yunani untuk menunjukkan
karya – karya Aristoteles. Istilah ini dalam Bahasa Yunani berarti “hal-hal yang
terdapat sesudah fisika”. Aristoteles sendiri mendefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan mengenai yang-ada sebagai yang-ada. Metafisika dapat
didefinisikan sebagai bagian pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan
pertanyaan mengenai hakikat yang-ada yang terdalam.
Pembahasan metafisika terbagi kedalam dua sentral pembahasan, yaitu :
ontology dan kosmologi. Ontology membicarakan azas-azas rasional dari yang-
ada, dan berusaha untuk mengetahui esensi terdalam dari yang-ada. Kosmologi
membicarakan azas-azas rasional dari yang-ada yang teratur, dan berusaha untuk
mengetahui ketertibannya serta susunannya.4
Paulus Wahana menambahkan kajian metafisika khusus dengan Antropologi
yang pembahasannya dititikberatkan pada persoalan manusia.5
2. Efistemologi
Efistemologi ialah cabang filsafat yang mendiskusikan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat
metode dan keabsahan sebuah pengetahuan.
Mengenai unsur-unsur yang main peranan dalam proses pengetahuan terdapat
banyak pendapat. Ada dua aliran yang main peranan besar dalam diskusi tentang
proses pengetahuan, yaitu Rasionalisme dan Empirisme.
Rasionalisme berpandangan bahwa akal budi merupakan sumber utama untuk
pengetahuan. Rasionalis mempunyai akar-akar yang sangat tua, tetapi dalam
jaman modern rasionalis mendapat tekananbaru pada filsuf-filsuf seperti
Descartes, Spinoza dan Leibniz. Empirisme mengajarkan bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman indrawi, bukan dari akal budi. Akan budi mendapat
pengetahuan berawal dari pengematan yang kemudian dikumpulkan hingga
menjadi ide-ide yang majemuk.
3. Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan
tata cara yang benar. Atau bisa juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana menarik kesimpulan yang rasional dari sebuah pemikiran. 6
Menurut Louis O. Kattsoff Logika dibagi kedalam dua cabang utama, logika
deduktif yaitu ilmu yang berusaha menarik kesimpulan dari pangkal fikir,

4
Lihat Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat. Yogyakarta. Tiara Wacana, 2004, hal. 74
5
Lihat Paulus Wahana, Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Pustaka Diamond, 2016, hal. 35
6
Lihat H. Mundari, Logika. Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2002, hal. 11

3
sehingga bersifat betul dalam bentuknya. dan logika induktif yaitu ilmu yang
mencoba menarik kesimpulan dari sifat-sifat seperangkat bahan yang diamati. 7
4. Etika
Etika ialah ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan. Karena dalam menentukan
pilihan kita akan mengacu kepada istilah, baik, buruk, kebajikan, kejahatan dan
sebagainya.istilah-istilah ini merupakan predikat-predikat kesusilaan (etik). Oleh
karenanya Etika sebagai cabang filsafat memfokuskan pembahasannya kepada
tindakan manusia, dengan penekanan kepada yang baik dan yang buruknya.8
Maka kemudian terdapat dua hal permasalahan, yaitu yang menyangkut
“tindakan” dan “baik-buruk”. Apabila permasalahan jatuh pada “tindakan” maka
etika dinamakan filsafat praktis. Jika jatuh pada “baik-buruk” maka etika dikatakan
filsafat normative.
Dalam makalah ini sudah diangkat sekilas tentang “kebenaran” dan “kebaikan”.
Kebenaran merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh epistemology. Kebaikan
merupakan masalah yang diselidiki dalam etika. Maka perlu kiranya ditambahkan
unsur yang ketiga yang tidak bisa terlepas darinya karena menjadi dasar dari
semua peradaban, yakni tentang “keindahan”. Cabang filsafat yang
membicarakan definisi, susunan dan peranan keindahan, khususnya didalam seni,
dinamakan Estetika.9
5. Sejarah Filsafat
Berbicara tentang sejarah filsafat maka kita akan mendapati peristiwa-peristiwa
yang berkaitan dengan pemikiran filsafat. Sejaran filsafat merupakan sesuatu yang
sangat penting, karena dalam sejarah filsafat seakan-akan diadakan suatu dialog
antara orang dari semua jaman dan kebudayaan tentang pertanyaan-pertanyaan
yang paling penting. Didalam sejarah filsafat akan diketahui pemikiran-pemikiran
yang genius hingga pemikir tersebut dapat menguban dunia, yaitu dengan ide-ide
atau gagasan-gagasan yang cemerlang.10
C. PERKEMBANGAN FILSAFAT
Berbicara tentang perkembangan filsafat tidak bisa dipisahkan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat diklasifikasikan kedalam 4 masa.11

7
Lihat Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat. Yogyakarta. Tiara Wacana, 2004, hal. 70
8
Lihat Dr. H. De Vos, Pengantar Filsafat. Yogyakarta, Tiara Wacana, 2002, hal. 1-3
9
Lihat Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat. Yogyakarta. Tiara Wacana, 2004, hal. 81
10
Lihat Paulus Wahana, Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Pustaka Diamond, 2016, hal. 39
11
Lihat Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 2007

4
1. Masa Yunani
Pada masa ini, para filosof saat itu sudah mengkritisi tentang kepercayaan yang
dianut oleh penduduk sekitarnya. Yang bermula bersifat fomalitas kemudian
berkembang seiring bermunculannya para pemikir yang kepercayaannya bersifat
rasional. Kemudian muncul ahli piker dalam ilmu yang lainnya seperti Thales
dalam ilmu geometrid an matematika; Liokippos dan Democritos mengembangkan
teori materi dan lain sebagainnya.
2. Masa Abad Pertengahan
Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan,
maka filsafat atau pemikiran pada abad pertengahan ini pun dipengaruhi oleh
kepercayaan pula. Artinya pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh
agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris. Para filosof
saat itu diantaranya adalah Abaelardus dan Thomas Aquinas. Dikalangan para
pemikir Islam muncul : Al Kindi, Al Farabi dan lain sebagainya.
3. Masa Abad Modern
Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia
pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan sehingga corak
pemikirannya antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal
piker dan pengalaman.
4. Masa Abad Dewasa Ini (Kontemporer)
Ciri khas pemikirannya adalah desentralisasi manusia karena pemikiran filsafat
abad ini memberikan perhatian yang khusus kepada bidang Bahasa dan etika
social.
D. PENUTUP
Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat dalah sebuah ilmu
yang sebenarnya bisa dipelajari oleh semua orang. Walau sedikit rumit bagi sebagian
anggapan orang tentang filsafat, tetapi apabila kita dapat mempelajarinya secara
sistematik, maka akan didapat pemahaman yang komprehensif mengenai filsafat
tersebut.
Sadar atau tidak, kita berfikir, merenung, memilih dan bertingkah laku dan
bertindak berdasarkan keyakinan yang kita panuti dan nilai merupakan permasalahan
yang tidak tuntas dijawab hanya dengan tradisi, ilmu, atau gabungan keduanya.
Pencarian dan penuntasan masalah itu akan banyak terbantu dengan filsafat.

5
Akhirnya sebagai manusia yang dianugrahi potensi berharga yaitu akal, sudah
seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT dengan mendaya gunakan segala
potensi yang dimiliki oleh akal tersebut melalui belajar filsafat, karena dengan filsafat
tersebut kita sebagai manusia mampu berfikir, bernalar dan memahami diri serta
lingkungannya, dan berefleksi tentang bagaimana kita sebagai seorang manusia
memandang dunia dan menata kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’anulkarim Cordoba. Al Quds Al Qur’an Tafsir Bil Hadis. Bandung. 2013
Achmadi, Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada
Kattsoff, Louis, O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta. Tiara Wacana
Endraswara, Suwardi. 2015. Filsafat Ilmu. Yogyakarta. CAPS (Center for
Academic Publishing Service).
De Vos, H. 2002. Pengantar Etika. Yogyakarta. Tiara Wacana
Mundiri. 2003. Logika. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada
Wahana, Paulus. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Pustaka
Diamond

Anda mungkin juga menyukai