0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan5 halaman
Presentasi membahas tentang pertanyaan dan jawaban dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI tentang mata kuliah Filsafat Ilmu. Ada delapan pertanyaan yang diajukan mahasiswa dan dijawab secara singkat namun mencakup inti masalahnya. Pertanyaan meliputi topik filsafat, ilmu, perbedaan filsuf dan ilmuwan, serta latar belakang terbentuknya filsafat di Indonesia.
Presentasi membahas tentang pertanyaan dan jawaban dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI tentang mata kuliah Filsafat Ilmu. Ada delapan pertanyaan yang diajukan mahasiswa dan dijawab secara singkat namun mencakup inti masalahnya. Pertanyaan meliputi topik filsafat, ilmu, perbedaan filsuf dan ilmuwan, serta latar belakang terbentuknya filsafat di Indonesia.
Presentasi membahas tentang pertanyaan dan jawaban dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI tentang mata kuliah Filsafat Ilmu. Ada delapan pertanyaan yang diajukan mahasiswa dan dijawab secara singkat namun mencakup inti masalahnya. Pertanyaan meliputi topik filsafat, ilmu, perbedaan filsuf dan ilmuwan, serta latar belakang terbentuknya filsafat di Indonesia.
(UNINDRA) PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Juni 2021
Program Studi : Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Kelompok :3 Nama : - Evi Rismawati (202014500674) - Tiara Wardani (202014500701) - Alfa Marliyano (202014500702) - Muhyammad Ardyansah (202014500704)
1. Nama Penanya : Ain Nur Azizah
NPM : 202014500633 Pertanyaan : “Kenapa Filsafat dapat memberikan pencerahan dalam berfikir. Benarkah pernyataan tersebut. Jelaskan!” Jawaban : ”Iyaa, karena dengan filsafat seseorang akan menggunakan akal fikirnya untuk mencari tahu apa yang sedang dicari oleh akalnya sehingga apa yang ia fikirkan akan mendapat sesuatu sesuai yanng diharapkan oleh akal fikirnya sehingga ia akan mendapatkan kepuasan yang dirasakannya jika apa yang difikirkan berhasil ia pecahkan.”
2. Nama Penanya : Irma Amaliyah
NPM : 202014500600 Pertanyaan : “Apa seseorang bisa disebut seorang filsuf jika hanya berpendapat dengan logika?” Jawaban : “Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses mutlak diperlukan logika berpikir dan logika. Jadi jika seseorang berpendapat dan hasil dari berfikir secara logika tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran secara kritis dan bijaksana itu adalah salah satu ciri dari filsuf”
3. Nama Penanya : Riki Husaeri
NPM : 202014500692 Pertanyaan : “Saya membaca PPT yg tadi di berikan, di situ filsafat berasal dari bahasa Yunani, jika kita berbicara Yunani pasta berkaitan degan Yunani klasik dan kuno, pertanyaan saya Apa perbedaan antara filsafat Yunani Kuno dengan Yunani klasik ?” Jawaban : “Filsafat yunani kuno muncul pada abad ke 6 sm, berlangsung hingga zaman klasik atau pada priode hellenistik. Berbagi disiplin ilmu yang termasuk Filsafat politik, etika, metafisika, ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika. Menjadi pembahasan di masa yunani kuno. Setelah abad ke 6 sm muncullah sebuah ahli fikir yang menentang adanya mitos, mereka menginginkan pertanyaan tentang alam semesta ini, jawaban dapat diterima oleh akal pikiran (rasional). Keadaan ini juga disebut sebagai Demitologi, artinya suatu kebangkitan untuk pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan dan meninggalkan hal hal yang sifatnya mitologi. Sedangkan Filsafat yunani klasik Pada perkembangan ini filsafat sangat pesat karna besar miratnya orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik adalah sofifme, sofifme yang dalam artinya ialah cerdik atau pandai, keahlian sofifme ada di dalam bidang bahasa, politik, dan retorika. Terutama tentang kosmos dan kehidupan manusia yang dapat membawa perubahan budaya dan perbedaan.”
4. Nama Penanya : Faradhila Ayu Larasati
NPM : 202014500666 Pertanyaan : “Bagaimana hubungan filsafat dengan ilmu?” Jawaban : “Antara filsafat dan ilmu ini memiliki hubungan dan persamaan keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pemikiran manusia yaitu berfikir filosofis dan empiris ilmiah. Filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Jadi, antara filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah berkaitan erat filsafat ini disebut sebagai patokan ilmu pengetahuan”
5. Nama Penanya : Khusnul Choriah
NPM : 202014500696 Pertayaan : “Apa persamaan dan perbedaan antara Ilmuwan dengan Filsuf?” Jawaban : “Perbedaan mencolok kedua orang diatas terletak pada obyek pemikiran. Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa filsuf berpikir dalam ruang lingkup tentang kebijaksanaan dan cinta. Obyek pemikiran seorang filsuf adalah tentang hakekat tuhan, hakekat antar sesama manusia, nasehat-nasehat dan motivasi dan hal semacam itu yang lainnya yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan ilmuwan berpikir tentang sesuatu berdasarkan teori untuk menemukan fakta-fakta baru dari hasil penelitian dan memajukan kehidupan dunia dengan penemuan-penemuan baru. Seorang filsuf adalah mereka yang berpikir dengan teliti dan menurut aturan yang pasti dalam artian tidak boleh melanggar aturan berpikir yang telah dibuatnya sendiri (aturan berpikir dapat juga dikatakan sebagai prinsip). Seorang filsuf berpikir secara rasional, komperhensif, radikal, dan universal. Filsuf harus melihat sesuatu dari berbagai sudut sebelum mengemukakan sesuatu dan argumennya tidak boleh saling bertentangan.” 6. Nama penanya : Sulastri NPM : 202014579007. Pertanyaan : “llmu mempunyai tiga aspek yaitu : ontologis, epitemologis, dan aksiologis. Coba anda jelaskan dan beri contoh masing-masing aspek ?” Jawaban : Ontologi berasal dari kata "Onthos" yang berarti berada dan "Logos" berarti ilmu. Jadi bisa disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu yang ada sehingga sesuatu tersebut bisa dipercaya masyarakat. Aspek Ilmu pengetahuan dalam hal ini ditentukan oleh metodis, sistematis (saling berkaitan), dan rasional (berdasarkan fakta). Seperti Benda mati, Benda hidup, manusi individu, dan lain sebagainya. Contoh Ontologi Pendidikan yaitu: Apa hakikatnya Pendidikan yang di dirikan pemerintah. Epistimologi berasal dari yunani, yaitu "Episteme" berarti pengetahuan dan "logos" berarti pemikiran. Jadi Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang ilmu pengetahuan dari Sesuatu yang ada di dalam pendidikan. Epistemologi ini mengarah pada pengetahuan atau teori ilmu pengetahuan. Dalam hal ini kita membahas bagaimana Ilmu pengetahuan itu diperoleh, dan bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui. Banyak sekali perdebatan mengenai ilmu pengetahuan.Unsur-unsul Ilmu pengetahuan antara lain: mengetahui, diketahui, kesadaran mengenai sesuatu yang diketahui. Dalam hal pendidikan, epistimologi berkaitan dengan metode yang diberikan oleh guru. Contohnya, Kita harus tahu kenapa pendidikan itu harus didirikan, dan apa yang melatar belakangi pendidikan di negara ini. Aksiologi berasal dari kata "axios" yang berarti nilai dan "logos" berarti pemikiran. Jadi aksiologi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas hakikat nilai yang ditinjau dari kefilsafatan. Inti aksiologi ada dua yaitu Etika (bersumber dari al Qur'an dan Hadis) dan Estetika (doktinnya dari agama).Contohnya, Apa nilai yang terkandung dalam pendidikan tersebut.
7. Nama Penanya : Ade Fauziah
NPM : 202014500706 Pertanyaan : “Bagaimana contoh dari bentuk pendekatan interdisipliner?” Jawaban : “Permasalahan tawuran disolusikan menggunakan lintas disipliner yang serumpun untuk saling memberikan feedback keilmuan masing-masing dan menghasilkan solusi terintegrasi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah sebagai solusi tawuran dari sudut pandang ini adalah membuat kebijakan mengenai keterlibatan siswa dalam ospek dan tawuran. Kebijakan ini dapat didasarkan atas keilmuan psikologi pertumbuhan dimana siswa pada umur remaja memang memiliki kecenderungan untuk mengeksplorasi sisi di luar aturan.” 8. Nama Penanya : Anisha Dwilestari NPM :202014500637 Pertanyaan : “Bagaimana latar belakang terbentuknya filsafat di Indonesia ?” Jawaban : Filsafat Indonesia berasal dari judul sebuah buku yang ditulis oleh M. Nasroen, seorang Guru Besar Luar-biasa bidang Filsafat di Universitas Indonesia, yang di dalamnya ia menelusuri unsur-unsur filosofis dalam kebudayaan Indonesia. Semenjak itu, istilah tersebut kian populer dan mengilhami banyak penulis sesudahnya seperti Sunoto, R. Parmono, Jakob Sumardjo, dan Ferry Hidayat. Sunoto, salah seorang Dekan Fakultas Filsafat di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, menggunakan istilah itu pula untuk menyebut suatu jurusan baru di UGM yang bernama Jurusan Filsafat Indonesia.
Para pengkaji Filsafat Indonesia mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia'
secara berbeda, dan itu menyebabkan perbedaan dalam lingkup kajian Filsafat Indonesia. M. Nasroen tidak pernah menjelaskan definisi kata itu. Ia hanya menyatakan bahwa 'Filsafat Indonesia' adalah bukan Barat dan bukan Timur, sebagaimana terlihat dalam konsep-konsep dan praktik-praktik asli dari mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum adat, gotong-royong, dan kekeluargaan. Sunoto mendefinisikan 'Filsafat Indonesia' sebagai kekayaan budaya bangsa kita sendiri yang terkandung di dalam kebudayaan sendiri, sementara Parmono mendefinisikannya sebagai pemikiran-pemikiran yang tersimpul di dalam adat istiadat serta kebudayaan daerah. Sumardjo mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia' sebagai pemikiran primordial atau pola pikir dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya. Keempat penulis tersebut memahami filsafat sebagai bagian dari kebudayaan dan tidak membedakannya dengan kajian-kajian budaya dan antropologi. Secara kebetulan, Bahasa Indonesia sejak awal memang tidak memiliki kata 'filsafat' sebagai entitas yang terpisah dari teologi, seni, dan sains. Sebaliknya, orang Indonesia memiliki kata generik, yakni, budaya atau kebudayaan, yang meliputi seluruh manifestasi kehidupan dari suatu masyarakat. Filsafat, sains, teologi, agama, seni, dan teknologi semuanya merupakan wujud kehidupan suatu masyarakat, yang tercakup dalam makna kata budaya tadi. Biasanya orang Indonesia memanggil filsuf-filsuf mereka dengan sebutan budayawan. Karena itu, menurut para penulis tersebut, lingkup Filsafat Indonesia terbatas pada pandangan-pandangan asli dari kekayaan budaya Indonesia saja. Hal ini dipahami oleh pengkaji lain, Ferry Hidayat, seorang lektur pada Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Jakarta, sebagai 'kemiskinan filsafat'. Jika Filsafat Indonesia hanya meliputi filsafat-filsafat etnik asli, maka tradisi kefilsafatan itu sangatlah miskin. Ia memperluas cakupan Filsafat Indonesia sehingga meliputi filsafat yang telah diadaptasi dan yang telah 'dipribumikan', yang menerima pengaruh dari tradisi filosofis asing. 9. Nama Penanya : Nopi Ardana Npm : 202014500665 Pertanyaan :“ di penjelasan interdisipliner,apa yang dimaksud pendeketan menggunakan tinjauan sudut pandang ilmu serumpun?contoh nya seperti apa? “ Jawaban : “Merupakan pendekatan yang membahas suatu konsep secara berturut melalui beberapa disiplin dan kemudian dipersatukan. Contohnya Permasalahan tawuran disolusikan menggunakan lintas disipliner yang serumpun untuk saling memberikan feedback keilmuan masing-masing dan menghasilkan solusi terintegrasi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah sebagai solusi tawuran dari sudut pandang ini adalah membuat kebijakan mengenai keterlibatan siswa dalam ospek dan tawuran. Kebijakan ini dapat didasarkan atas keilmuan psikologi pertumbuhan dimana siswa pada umur remaja memang memiliki kecenderungan untuk mengeksplorasi sisi di luar aturan”
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita