Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

(UNINDRA)
PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Juni 2021


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Kelompok :3
Nama : - Evi Rismawati (202014500674)
- Tiara Wardani (202014500701)
- Alfa Marliyano (202014500702)
- Muhyammad Ardyansah (202014500704)

1. Nama Penanya : Ain Nur Azizah


NPM : 202014500633
Pertanyaan : “Kenapa Filsafat dapat memberikan pencerahan dalam berfikir.
Benarkah pernyataan tersebut. Jelaskan!”
Jawaban : ”Iyaa, karena dengan filsafat seseorang akan menggunakan akal fikirnya
untuk mencari tahu apa yang sedang dicari oleh akalnya sehingga apa yang ia fikirkan
akan mendapat sesuatu sesuai yanng diharapkan oleh akal fikirnya sehingga ia akan
mendapatkan kepuasan yang dirasakannya jika apa yang difikirkan berhasil ia pecahkan.”

2. Nama Penanya : Irma Amaliyah


NPM : 202014500600
Pertanyaan : “Apa seseorang bisa disebut seorang filsuf jika hanya berpendapat
dengan logika?”
Jawaban : “Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi
untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika. Jadi jika seseorang berpendapat dan hasil dari berfikir secara logika
tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran secara kritis dan bijaksana itu adalah
salah satu ciri dari filsuf”

3. Nama Penanya : Riki Husaeri


NPM : 202014500692
Pertanyaan : “Saya membaca PPT yg tadi di berikan, di situ filsafat berasal dari
bahasa Yunani, jika kita berbicara Yunani pasta berkaitan degan Yunani klasik dan kuno,
pertanyaan saya Apa perbedaan antara filsafat Yunani Kuno dengan Yunani klasik ?”
Jawaban : “Filsafat yunani kuno muncul pada abad ke 6 sm, berlangsung hingga
zaman klasik atau pada priode hellenistik. Berbagi disiplin ilmu yang termasuk Filsafat
politik, etika, metafisika, ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika. Menjadi
pembahasan di masa yunani kuno. Setelah abad ke 6 sm muncullah sebuah ahli fikir yang
menentang adanya mitos, mereka menginginkan pertanyaan tentang alam semesta ini,
jawaban dapat diterima oleh akal pikiran (rasional). Keadaan ini juga disebut sebagai
Demitologi, artinya suatu kebangkitan untuk pemikiran untuk menggunakan akal pikir
dan dan meninggalkan hal hal yang sifatnya mitologi. Sedangkan Filsafat yunani klasik
Pada perkembangan ini filsafat sangat pesat karna besar miratnya orang terhadap filsafat.
Aliran yang mengawali periode yunani klasik adalah sofifme, sofifme yang dalam artinya
ialah cerdik atau pandai, keahlian sofifme ada di dalam bidang bahasa, politik, dan
retorika. Terutama tentang kosmos dan kehidupan manusia yang dapat membawa
perubahan budaya dan perbedaan.”

4. Nama Penanya : Faradhila Ayu Larasati


NPM : 202014500666
Pertanyaan : “Bagaimana hubungan filsafat dengan ilmu?”
Jawaban : “Antara filsafat dan ilmu ini memiliki hubungan dan persamaan
keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pemikiran manusia yaitu berfikir filosofis
dan empiris ilmiah. Filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk
hidup. Jadi, antara filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah berkaitan erat filsafat ini
disebut sebagai patokan ilmu pengetahuan”

5. Nama Penanya : Khusnul Choriah


NPM : 202014500696
Pertayaan : “Apa persamaan dan perbedaan antara Ilmuwan dengan Filsuf?”
Jawaban : “Perbedaan mencolok kedua orang diatas terletak pada obyek
pemikiran. Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa filsuf berpikir dalam ruang lingkup
tentang kebijaksanaan dan cinta. Obyek pemikiran seorang filsuf adalah tentang hakekat
tuhan, hakekat antar sesama manusia, nasehat-nasehat dan motivasi dan hal semacam itu
yang lainnya yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan ilmuwan berpikir
tentang sesuatu berdasarkan teori untuk menemukan fakta-fakta baru dari hasil penelitian
dan memajukan kehidupan dunia dengan penemuan-penemuan baru. Seorang filsuf
adalah mereka yang berpikir dengan teliti dan menurut aturan yang pasti dalam artian
tidak boleh melanggar aturan berpikir yang telah dibuatnya sendiri (aturan berpikir dapat
juga dikatakan sebagai prinsip). Seorang filsuf berpikir secara rasional, komperhensif,
radikal, dan universal. Filsuf harus melihat sesuatu dari berbagai sudut sebelum
mengemukakan sesuatu dan argumennya tidak boleh saling bertentangan.”
6. Nama penanya : Sulastri
NPM : 202014579007.
Pertanyaan : “llmu mempunyai tiga aspek yaitu : ontologis, epitemologis, dan
aksiologis. Coba anda jelaskan dan beri contoh masing-masing aspek ?”
Jawaban : Ontologi berasal dari kata "Onthos" yang berarti berada dan "Logos"
berarti ilmu. Jadi bisa disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat sesuatu yang ada sehingga sesuatu tersebut bisa dipercaya masyarakat. Aspek
Ilmu pengetahuan dalam hal ini ditentukan oleh metodis, sistematis (saling berkaitan),
dan rasional (berdasarkan fakta). Seperti Benda mati, Benda hidup, manusi individu, dan
lain sebagainya. Contoh Ontologi Pendidikan yaitu: Apa hakikatnya Pendidikan yang di
dirikan pemerintah.
Epistimologi berasal dari yunani, yaitu "Episteme" berarti pengetahuan
dan "logos" berarti pemikiran. Jadi Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang
membahas tentang ilmu pengetahuan dari Sesuatu yang ada di dalam pendidikan.
Epistemologi ini mengarah pada pengetahuan atau teori ilmu pengetahuan. Dalam hal ini
kita membahas bagaimana Ilmu pengetahuan itu diperoleh, dan bagaimana kita
mengetahui apa yang kita ketahui. Banyak sekali perdebatan mengenai ilmu
pengetahuan.Unsur-unsul Ilmu pengetahuan antara lain: mengetahui, diketahui,
kesadaran mengenai sesuatu yang diketahui. Dalam hal pendidikan, epistimologi
berkaitan dengan metode yang diberikan oleh guru. Contohnya, Kita harus tahu kenapa
pendidikan itu harus didirikan, dan apa yang melatar belakangi pendidikan di negara ini.
Aksiologi berasal dari kata "axios" yang berarti nilai dan "logos" berarti
pemikiran. Jadi aksiologi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas hakikat nilai yang
ditinjau dari kefilsafatan. Inti aksiologi ada dua yaitu Etika (bersumber dari al Qur'an dan
Hadis) dan Estetika (doktinnya dari agama).Contohnya, Apa nilai yang terkandung dalam
pendidikan tersebut.

7. Nama Penanya : Ade Fauziah


NPM : 202014500706
Pertanyaan : “Bagaimana contoh dari bentuk pendekatan interdisipliner?”
Jawaban : “Permasalahan tawuran disolusikan menggunakan lintas disipliner yang
serumpun untuk saling memberikan feedback keilmuan masing-masing dan
menghasilkan solusi terintegrasi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah
sebagai solusi tawuran dari sudut pandang ini adalah membuat kebijakan mengenai
keterlibatan siswa dalam ospek dan tawuran. Kebijakan ini dapat didasarkan atas
keilmuan psikologi pertumbuhan dimana siswa pada umur remaja memang memiliki
kecenderungan untuk mengeksplorasi sisi di luar aturan.”
8. Nama Penanya : Anisha Dwilestari
NPM :202014500637
Pertanyaan : “Bagaimana latar belakang terbentuknya filsafat di Indonesia ?”
Jawaban : Filsafat Indonesia berasal dari judul sebuah buku yang ditulis oleh M.
Nasroen, seorang Guru Besar Luar-biasa bidang Filsafat di Universitas Indonesia, yang di
dalamnya ia menelusuri unsur-unsur filosofis dalam kebudayaan Indonesia. Semenjak itu,
istilah tersebut kian populer dan mengilhami banyak penulis sesudahnya seperti Sunoto,
R. Parmono, Jakob Sumardjo, dan Ferry Hidayat. Sunoto, salah seorang Dekan Fakultas
Filsafat di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, menggunakan istilah itu pula
untuk menyebut suatu jurusan baru di UGM yang bernama Jurusan Filsafat Indonesia.

Para pengkaji Filsafat Indonesia mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia'


secara berbeda, dan itu menyebabkan perbedaan dalam lingkup kajian Filsafat Indonesia.
M. Nasroen tidak pernah menjelaskan definisi kata itu. Ia hanya menyatakan bahwa
'Filsafat Indonesia' adalah bukan Barat dan bukan Timur, sebagaimana terlihat dalam
konsep-konsep dan praktik-praktik asli dari mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum
adat, gotong-royong, dan kekeluargaan. Sunoto mendefinisikan 'Filsafat Indonesia'
sebagai kekayaan budaya bangsa kita sendiri yang terkandung di dalam kebudayaan
sendiri, sementara Parmono mendefinisikannya sebagai pemikiran-pemikiran yang
tersimpul di dalam adat istiadat serta kebudayaan daerah. Sumardjo mendefinisikan kata
'Filsafat Indonesia' sebagai pemikiran primordial atau pola pikir dasar yang menstruktur
seluruh bangunan karya budaya.
Keempat penulis tersebut memahami filsafat sebagai bagian dari
kebudayaan dan tidak membedakannya dengan kajian-kajian budaya dan antropologi.
Secara kebetulan, Bahasa Indonesia sejak awal memang tidak memiliki kata 'filsafat'
sebagai entitas yang terpisah dari teologi, seni, dan sains. Sebaliknya, orang Indonesia
memiliki kata generik, yakni, budaya atau kebudayaan, yang meliputi seluruh manifestasi
kehidupan dari suatu masyarakat.
Filsafat, sains, teologi, agama, seni, dan teknologi semuanya merupakan
wujud kehidupan suatu masyarakat, yang tercakup dalam makna kata budaya tadi.
Biasanya orang Indonesia memanggil filsuf-filsuf mereka dengan sebutan budayawan.
Karena itu, menurut para penulis tersebut, lingkup Filsafat Indonesia terbatas pada
pandangan-pandangan asli dari kekayaan budaya Indonesia saja. Hal ini dipahami oleh
pengkaji lain, Ferry Hidayat, seorang lektur pada Universitas Pembangunan Nasional
(UPN) 'Veteran' Jakarta, sebagai 'kemiskinan filsafat'. Jika Filsafat Indonesia hanya
meliputi filsafat-filsafat etnik asli, maka tradisi kefilsafatan itu sangatlah miskin. Ia
memperluas cakupan Filsafat Indonesia sehingga meliputi filsafat yang telah diadaptasi
dan yang telah 'dipribumikan', yang menerima pengaruh dari tradisi filosofis asing.
9. Nama Penanya : Nopi Ardana
Npm : 202014500665
Pertanyaan :“ di penjelasan interdisipliner,apa yang dimaksud pendeketan
menggunakan tinjauan sudut pandang ilmu serumpun?contoh nya seperti apa? “
Jawaban : “Merupakan pendekatan yang membahas suatu konsep secara berturut
melalui beberapa disiplin dan kemudian dipersatukan. Contohnya Permasalahan tawuran
disolusikan menggunakan lintas disipliner yang serumpun untuk saling memberikan
feedback keilmuan masing-masing dan menghasilkan solusi terintegrasi. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan adalah sebagai solusi tawuran dari sudut pandang ini
adalah membuat kebijakan mengenai keterlibatan siswa dalam ospek dan tawuran.
Kebijakan ini dapat didasarkan atas keilmuan psikologi pertumbuhan dimana siswa pada
umur remaja memang memiliki kecenderungan untuk mengeksplorasi sisi di luar aturan”

Anda mungkin juga menyukai