Jl. Moh. Kahfi II RT. 007/08 No. 28 Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12640
BAB I
A. Sejarah Lari Estafet
Sejarah lari estafet dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk
meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor
diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api
keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani
tersebut.
Lari sambung atau lari estafet ini sebenarnya terinspirasi dari kisah tiga suku bangsa.
Ketiga bangsa tersebut antara lain adalah suku bangsa Aztek, suku bangsa Inka, dan yang
terakhir adalah suku bangsa Maya.
Di dalam kisah sejarahnya, ketiga bangsa ini pernah melakukan sebuah misi dengan
menggunakan teknik lari secara bersambung atau yang kita kenal sebagai lari estafet ini.
Tujuan misi tersebut ialah menyampaikan sebuah kabar penting yang sudah lama
diketahui.
Selain dalam kisah ketiga suku bangsa tadi dalam menjalankan misinya, lari estafet
juga pernah dilakukan oleh bangsa Yunani kuno. Bangsa Yunani kuno kala itu pernah
menggunakan obor sebagai benda yang diberikan secara bersambung-sambung.
Berbeda dengan kisah estafet suku bangsa Aztek, Inka, dan Maya, Yunani bukan
menjadikan estafet dalam menjalankan sebuah misi. Bangsa Yunani kuno menggunakan
estafet dalam rangka melakukan pemujaan spiritual.
Bangsa Yunani menggunakan api keramat dalam bentuk obor sebagai sarana estafet
mereka. Api keramat tersebut diteruskan secara berturut-turut ke jajahan-jajahan baru
untuk melakukan pemujaan kepada para leluhur mereka.
Karena tradisi dan ritual tadi lah olahraga lari sambung atau lari estafet ini mulai
menjadi olahraga yang diolimpiadekan. Kala itu ketika estafet diolimpiadekan, olimpiade
lari estafet dinamakan tradisi api olimpiade.
Pada tahun 1992 silam di Stockholm, olimpiade lari estafet mulai diselenggarakan . Lari
estafet yang diolimpiadekan adalah kategori 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter yang
diperuntukan untuk pria dengan teknik yang sama seperti saat ini
B. Pengertian Lari Estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung
terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada
nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain,
yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari
berikutnya.
Lari Estafet ( beranting ) atau lari sambung merupakan satu -satunya perlombaan
beregu dalam Atletik.Dalam satu tim,lari estafet terdiri dari empat orang.Lintasan lari
estafet dibagi menjadi empat bagian .Pelari pertama berlari dilintasan pertama,lalu segra
memberikan tongkat kepelari kedua ,selanjutnya pelari kedua memberikan tongkat estafet
kepada pelari ketiga,dan pelari ketiga memberikan tongkat kepada pelari terakhir yaitu
pelari keempat yang membawa tongkat hingga ke garis finish.Penyerahan tongkat estafet
dilakukan dalam jarak jangkau 20 m di zona serah- terima tongkat .
Start yang digunakan dalam lari bersambung adalah untuk pelari pertama
menggunakan start jongkok. Sedangkan untuk pelari kedua, ketiga, dan pelari yang
keempat menggunakan start melayang. Jarak lari bersambung yang sering diperlombakan
dalam atletik baik untuk putra maupun putri adalah 4 x 100 meter atau 4 x 400 meter.
Selain itu terdapatr nomor perlombaan lari estafet yang jarang dipertandingkan dalam
Olimpiade meliputi 4 x 200 m ,4 x 800 m dan 4 x 1500 m.Ada pula lari estafet yang
meperlombakan 4 atlit yang berlari dalam jarak yang berbeda,yaitu lari cepat beranting
dengan pembagian lintasan 400 m-200m-200 m-800 m,dan lari jarak menengah beranting
dengan pembagian lintasan 800 m-400 m- 1200 m - 1600 m. Di negara Kanada terdapat
nomnor lari estafet jarak jauh yaitu shore to shore.Para pelari terdiri dari 6-12 orang dalm
satu tim,menempuh jarak hingga 305 km.Ada pula lari estafet Hood to Coast di Orego
A.S.Para pelari berlari dari puncak gunung Hood hingga pantai Samudra Pasipik yang
berjarak 317 km.
Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian
dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan
kecepatan dari setiap pelari.
C. Aturan Main
1. Tongkat estafet
Memiliki rongga dengan panjang 28–30 cm, berat 50 gram, dan bergaris tengah 38
mm.
Terbuat dari pipa halus berlubang di tengah, terbuat dari kayu atau metal atau bahan
lainnya.
Harus berwarna agar mudah dilihat dari kejauhan selama dibawa lari.
Harus dibawa ditangan selama lomba.
Dalam semua lari estafet, tongkat estafet harus diberikan dari tangan ke tangan
didalam zona pergantian tongkat.
2. Lintasan
Pelari pertama menggunakan start jongkok, pelari kedua, ketiga, dan keempat
menggunakan start melayang.
Panjang lintasan ditambah 10 meter. Lintasan ini disebut prazona, yaitu suatu lintasan
di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi tidak terjadi pergantian
tongkat.
Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing walaupun tongkat
sudah diberikan kepada pelari berikutnya.
Garis selebar 5 cm harus ditarik melintang lintasan guna memberi tanda jarak tahapan
lari dan menunjukan suatu batas.
Garis 5 cm yang harus dibuat melintang pada 10 m sebelum garis lari tersebut guna
menunjukkan lokasi zona pergantian tongkat dimana harus dimasukkan dalam pengukuran
zona pergantian tersebut.
Lari putaran pertama hingga ke empat, harus pada lintasan terpisah atau masing-
masing sepanjang 100 m dari batas start.
Pada pergantian tongkat pertama yang dilakukan oleh si atlet pelari tetap ada pada
lintasan masing-masing sesuai dengan urutan yang ditentukan saat di lapangan dengan
melihat siapa yang terlebih dahulu melewati jarak 200 m saat akan masuk tikungan kedua
dalam lintasan. Pelari kedua tidak diizinkan mulai berlari di luar daerah zona pergantian
tongkatnya dan harus mulai start dari dalam zona ini. Begitu juga bagi pelari ke tiga dan ke
empat harus mulai berlari dari dalam zonanya sendiri.
Pelari kedua boleh meinggalkan lintasan segera setelah mereka melewati tanda keluar
tikungan pertama 100 m dari garis start yang diberi tanda dengan garis 5 cm lebar melintang
lintasan dan dengan sebuah bendera setinggi 1,5 m ditempatkan di setiap sisi lintasan.
Pelari pertama menggunakan start jogkok, pelari kedua, ketiga, dan keempat
menggunakan start melayang.
5. Check mark
Apabila estafet dilarikan pada jalur yang terpisah, pelari boleh memasang tanda pada lintasan
pada jalurnya sendiri, dengan menempelkan pita rekat pada lintasannya sendiri, tetapi bukan
dengan kapur atau bahan lain. Untuk lintasan gravel atau rumput, pelari boleh membuat tanda
dengan menggores lintasan pada jalurnya sendiri. Tidak boleh menggunakan tanda-tanda
yang lain.
6. Peserta
Seperti di dalam ajan balap lari, posisi pelari pertama pada lari estafet di start adalah jongkok.
Dalam melakukan posisi ini, yang perlu diperhatikan adalah letak tangan yang berada di
belakang garis start dan tongkat yang sudah dipegang tidak diperbolehkan untuk menyentuh
garis start. Hal ini perlu dilakukan agar tidak mendapat diskualifikasi yang akan merugikan
tim.
2. Teknik memegang tongkat
Cara memegang tongkat yang benar adalah memegang di bagian ujung hingga setengah
bagian dengan menggunakan tangan kanan atau tangan kiri (tangan yang sekiranya kuat dan
stabil). Dan pelari penerima tongkat memegang tongkat di bagian tengah pada estafet
berikutnya.
Pada olahraga lari estafet terdapat sebuah area khusus untuk melakukan pergantian tongkat
estafet antar pemain. Daerah ini disebut dengan wissel dan di daerah ini semua kegiatan
memberi dan menerima tongkat dilakukan sambil berlari. Panjang daerah wissel adalah 20
meter dan pergantian di luar daerah ini akan menyebabkan atlet dan tim didiskualifikasi.
Secara khusus, memberi atau menerima tongkat terdapat teknik yang perlu diaplikasikan, di
antaranya :
Downsweep – teknik ini digunakan apabila telapa tangan pelari penerima tongkat
estafet menghadap ke bawah. Ditempuh dengan tangan pelari penerima yang terletak di
belakang mereka pada tingkat pinggul, telapak tangan ke bawah dan ibu jari terentang
untuk membentuk bentuk V. Pelari pemberi mentransfer dengan memasukkan tongkat ke
atas di antara jempol dan jari.
Upsweep – teknik ini mirip dengan downsweep, namun kondisi telapak tangan pelari
penerima tongkat estafet menghadap ke atas dan menerima tongkat dalam keadaan di atas.
Push pass – pelari penerima keluar memegang lengan mereka tinggi di belakang
mereka, dengan telapak ke samping dan ibu jari menunjuk ke bawah. Pelari pemberi
mentransfer tongkat dengan memegangnya secara vertikal dan mendorongnya ke telapak
tangan.
Masalah lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses transfer tongkat antara lain adalah :
Perbedaan ukuran tinggi pelari – jika satu pelari jauh lebih tinggi daripada yang lain,
mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bertukar tongkat dengan lancar. Usahakan
untuk mengurutkan ketinggian mereka sesuai urutan trek yang harus mereka jalani,
sehingga mereka tidak perlu kesulitan melakukan pertukaran tongkat.
Jika sepasang atlet tidak berlatih dengan baik untuk alasan temperamental, dan pelatih
tidak dapat mengatasi masalah ini, pertimbangkan untuk mengatur ulang agar tidak
memiliki handoff sama.
Jika satu atlet sangat minim keahliannya dalam menerima tongkat, maka
pertimbangkan untuk menempatkan mereka di leg keempat. Sebaliknya, jika mereka tidak
terlalu mampu untuk memberikan tongkat, maka pertimbangkan untuk menempatkan
mereka di trek pertama (posisi start).
4. Pelari pertama
Tempatkan starter terbaik Anda terlebih dahulu. Pelari pertama yang ideal memiliki titik
metode lepas landas yang baik dan tidak pernah didiskualifikasi karena melakukan kesalahan.
Posisi ini juga membutuhkan pelari yang mampu berlari cepat di tikungan lintasan oval.
5. Pelari kedua
Pelari kedua harus memiliki kemampuan untuk menyempurnakan keterampilan penerimaan tongkat,
karena leg kedua melibatkan penerimaan dan pemindahan tongkat. Leg kedua adalah trek yang lurus
dan trek ini adalah tempat yang bagus untuk pelari cepat yang tidak terlalu bagus jika lari di
tingkungan.
Trek kedua adalah tempat yang bagus untuk pelari tercepat di dalam tim bila dibandingkan dengan
tiga pelari lainnya. Hal ini terutama berlaku juga jika pelari kedua tersebut juga hebat dalam
perpindahan tongkat.
6. Pelari ketiga
umum, pelari dengan tinggi badan yang lebih pendek paling baik berada di sekitar lintasan yang
menikung karena mereka bisa melaju lebih cepat daripada pelari yang lebih tinggi. Posisi ini juga
menguntungkan bagi pelari dengan kemampuan perpindahan tongkat yang bagus dan dari
kemampuan bersaing di bawah tekanan. Meski tidak umum dilakukan, bisa menjadi strategi yang baik
jika Anda menempatkan pelari tercepat Anda trek ketiga ini jika mereka juga bagus di tikungan. Pelari
spesialis 200 meter dapat melakukan lari estafet dengan baik di leg ketiga ini.
7. Pelari keempat
Banyak tim yang menempatkan pelari tercepat mereka di bagian akhir leg untuk mendapatkan finish
terlebih dahulu daripada tim lain. Pada kenyataannya, tidak hanya skill yang cepat namun juga
kondisi psikologi mungkin berpengaruh besar. Pelari di trek ini tidak boleh berkecil hati jika ketika
bagian mereka memulai pertandingan leg keempat berada di belakang tim lainnya. Oleh karena itu
penting juga memilih pelari keempat yang bersemangat dan mampu berlari di bawah tekanan.
Jika terdapat dua pelari yang lebih cepat dari pada dua lainnya di tim, maka letakkan kedua pelari
cepat tersebut di urutan kedua dan keempat. Hal ini memungkinkan Anda memaksimalkan jarak yang
mereka tempuh.
Pada tingkat persaingan yang tinggi, pilih pelari keempat dengan teknik finishing yang baik. Ini
termasuk “lifting”, sebuah bentuk lari ringan (minimal kontak dengan permukaan tanah) dan
kemampuan untuk mengangkat lutut yang cepat, menerjang jatuh ke depan dengan hati-hati
sehingga bagian depan tubuh mereka dapat melintasi garis finish lebih cepat.
Ketika semuanya berjalan dengan baik dan pelari berada di lintasan yang tepat maka lari estafet akan
mengalami perpindahan tongkat yang mulus, tanpa ada kesalahan atau sentakan di jalur yang dapat
berakibat kemungkinan beralihnya tongkat dari tangan kiri atlet ke kanan. Latihan pola yang dapat
ditempuh untuk pembiasaan ritme lari pada jalur yang tepat antara lain adalah :
Pelari pertama memegang tongkat di kanan dan berjalan di tepi bagian dalam jalur.
Pelari kedua memegang tongkat di tangan kiri dan tetap berada di luar.
Pelari ketiga memegang tongkat di tangan kanan dan tetap berada di dalam.
Pelari keempat memegang tongkat di tangan kiri dan menerima di luar.
Setiap transfer tongkat harus terjadi di dalam zona tukar (changeover) sepanjang 20 meter yang
berada di antara dua tanda kuning. Pelari penerima tongkat bisa berlari sampai 10 meter di depan
zona tukar. Beberapa trik untuk menemukan posisi tukar yang memaksimalkan kecepatan dan
kelancaran transfer tongkat antara lain adalah :
Idealnya, Anda bisa menukar tongkat itu sekitar 5 meter dari ujung zona. Ini memberi pelari
penerima lebih banyak waktu untuk mempercepat sebelum menerima.
Jika para atlet memiliki masalah dengan transfer tongkat yang cepat, atau jika mereka
merasa gugup dan melambat saat menunggu, tukar tongkatnya saat berada di tengah zona.
Jika satu atlet secara signifikan lebih cepat daripada yang lain, mereka dapat menerima lebih
awal di zona tersebut dan membawa tongkat itu lebih dari 100 meter.
Sebuah kesalahan besar dalam lari estafet adalah melambat sebelum pelari melepaskan tongkat.
Cara terbaik untuk mencegah hal ini adalah dengan membentuk kebiasaan “berlari melewati zona”.
Terus berlari sampai hampir setengah jalan melalui kaki berikutnya. Jika kedua pelari yang bertemu
memposisikan diri dengan baik (di sisi berlawanan dari jalur), pelari yang masuk harus bisa berlari
jauh di belakang tanpa takut akan terjadi tabrakan.
Beberapa contoh kesalahan yang umum terjadi pada estafet tongkat antara lain adalah :
Pelari pertama melakukan start lari terlambat, dan menyebabkan pelari lain lebih dulu mencapai
kecepatan maksimum.
Pada saat berlari, perlari penerima tongkat terlalu mengarah ke tengah sehingga mengganggu lari
pelari yang memberi tongkat.
Pada waktu pelari penerima mengulurkan tangan ke belakang, tangan dalam keadaan goyang,
sehingga sukar menerima tongkat dari pelari pembawa tongkat.
Kurang berhati-hati dalam memberikan tongkat, sehingga gagal dalam pemberian karena tongkat
jauh.
Saat memberikan tongkat, pelari pemberi berada di belakang penerima, tidak di sisi sampingnya,
sehingga dapat menginjak kaki penerima dan mengganggu irama lari.
Pelari pemberi tongkat tidak memberi isyarat (seperti mengeluarkan suara atau berteriak) kepada
pelari penerima tongkat, sehingga penerima tidak mengetahui.
Pelari pemberi tongkat mengurangi kecepatan larinya pada saat akan mengayun memberikan
tongkat.