Anda di halaman 1dari 4

FILSAFAT DAN KARAKTER

oleh Alleya Hanifathariane Nauda, 1406618820


Judul : Dasar-dasar Filsafat
Pengarang : Bagus Takwin
Data Publikasi :
- Judul buku: Buku Ajar I: Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika,
dan Etika.
- Pengarang :
1. Bagus Takwin
2. Fristian Hadinata
3. Saraswati Putri
- Kota terbit : Depok
- Penerbit : Universitas Indonesia
- Tebal buku: 173 halaman

PENDAHULUAN
Sampai saat ini, ilmuwan masih mempelajari filsafat karena erat kaitannya dengan ilmu
pengetahuan. Dalam literatur filsafat ilmu dibahas fondasi, metode, dan impilasi dari ilmu
pengetahuan. Di dalamnya juga dikaji penggunaan dan manfaat ilmu pengetahuan, juga
eksplorasi apakah hasil ilmiah sungguh-sungguh menghasilkan kebenaran.
Ada tiga bidang kajian filsafat yang menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan dalam aktivitasnya
mencari pengetahuan. (1) Etika, yang berarti ilmuwan dituntut bertindak secara etis dalam
mencari maupun menerapkan pengetahuan. (2) Epistemologi yang menjadi dasar bagi
perolehan penetahuan. (3) Logika yang berguna memastikan kebenaran langkah-langkah
perolehan pengetahuan yang benar.
Filsafat dibahas beriringan dengan pengembangan kekuatan dan keutamaan karakter karena
karakter dan filsafat memiliki hubungan yang saling menguatkan. Berfilsafat bukan hanya
mengandalkan pikiran, namun juga melibatkan sifat-sifat baik manusia. Sementara, aktivitas
berfilsafat juga merupakan aktivitas yang dapat menguatkan karakter.
ISI
Kata filsafat pertama kali ditemukan dalam tulisan Herodotus (484-424 SM). Namun, ada
dugaan yang tak dapat dilacak catatan tertulisnya bahwa kata filsafat lebih jauh lagi asalnya
pada Pythagoras (sekitar 582-500 SM). Penggunaan kata filsuf selanjutnya digunakan oleh
beberapa penulis Yunani seperti Zenophon (430-354 SM) dan Plato (427-347 SM).
Dalam arti sempitnya, filsuf adalah orang yang menyelidiki dan mediskusikan sebab-sebab
benda dan kebaikan tertinggi. Sementara menuurt Plato dalam dialog Phaedrus, filsuf adalah
orang-orang yang gagasan dan pemikirannya didasari oleh pengetahuan tentang kebenaran
dan dapat mempertahankannya dengan arguentasi yang kuat.
Apa yang dilakukan filsuf kemudian disebut filsafat. Filsafat dapat didefinisikan sebagai
usaha manusia untuk memahami segala perwujudan kenyataan secara kritis, radikal, dan
sistematis. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah usaha.
Istilah kritis dalam pengertian filsafat berasal dari istilah latin kritein yang berarti memilah
dan kritikos yang berarti kemampuan menilai. Berfilsafat berarti memilah-milah objek yang
dikaji dan memberi penilaian terhadap obyek itu. Secara lebih khusus, kritis diartikan sebagai
terbuka pada kemungkinan baru, dialektis, tidak membakukan dan membekukan pikiran-
pikiran yang sudah ada, serta selalu berhati-hati dan waspada terhadap berbagai kemungkinan
kebekuan pikiran.
Sifat utama filsafat yang lain adalah radikal yang berasal dari kata radix yang berarti akar.
Radikal berarti mendalam. Artinya, yang ingin diperoleh dari kegiatan filsafat adalah
pemahaman yang mendalam.
Berfilsafat dilakukan secara sistematis. Sistematis di sini memiliki pengertian bahwa upaya
memahami segala sesuatu itu dialkukan menurut suatu aturan tertentu, runut, bertahap, dan
hasilnya dituliskan mengikuti suatu aturan tertentu pula. Dengan kata lain, sifat sistematis
dalam filsafat juga mencakup sifat logis.
Berdasarkan sistematika permasalahannya, filsafat tebagi menjadi 3 bagian besar. (1)
Ontologi, yaitu cabang yang mengkaji ada (being). Cabang yang dianggap sebagai cabang
utama filsafat ini dibagi lagi menjadi Ontologi (dalam arti khusus) dan metafisika. Metafisika
membahas tentang keberadaan sesuatu yang berada di luar jangkauan indera manusiawi. (2)
Epistemologi mengkaji hakikat pengetahuan yang ditelusuri lewat sumber pengetahuan,
struktur pengetahuan, keabsahan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan. (3) Axiologi
membahas tentang apa yang dilakukan manusia dan apa yang seharusnya dilakukan manusia.
Pemahaman terhadap filsafat juga dapat dilakukan melalui pemahaman terhadap tokoh-tokoh
dan alirannya. Satu tokoh biasanya hanya mendalami satu aliran saja. Beberapa aliran dalam
filsafat itu adalah: (1) rasionalisme yang menegaskan bahwa semua pengetahuan bersumber
dari akal, (2) empirisme yang menekakan pengalaman sebagai sumber pengetahuan, (3)
kritisisme yang dibangun Imanuel Kant yang mengritik rasionalisme dan empirisme yang
dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia, (4) idealisme yang
berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental ataupun proses-proses
psikologis yag sifat subyektif, (5) vitalisme yang meyakini bahwa hidup tidak dapat
sepenuhnya dijelaskan secara mekanis, dan (6) fenomenologi yang mengkaji penampakan
dan memandang gejala kesedaran selalu saling terkait.
Ada banyak cara untuk belajar filsafat sesuai dengan pesatnya perkembangan filsafat hingga
kini. Berikut akan dipaparkan metode analisis-sintesis yang umum dipakai filsuf, ahli filsafat,
dan ilmuwan.
1. Analisis terhadap istilah. Filsuf berusaha memperoleh makna istilah-istilah dengan
cara melakukan analisis terhada istilah-istilah itu berdasarkan pengenalan obyeknya
dalam kenyataan.
2. Aktivitas sintesis. Dalam aktivitas sintesis, filsuf membanding-bandingkan bagian-
bagian dari makna istilah yang diasilkan dari aktivitas analisis. Lalu, ia mencari
benang merah antarbagian untk kemudian menemukan kesamaan di antara mereka.
Dari situ diperoleh satu makna istilah yang komprehensif yang memayungi semua
bagian sekaligus menjelaskan hubungan antar-bagian istilah.
Menganalisis adalah melakukan pemeriksaan konsepsional terhadap istilah-istilah yang
digunakan atau pernyataan-pernyataan yang dibuat. Tujuannya adalah (1) memperoleh makna
baru yag terkandung dalam istilah-istilah yang bersangkutan (2) menguji istilah-istilah
melalui penggunaannya, atau dengan melakukan pengamatan terhadap contoh-contohnya.
Menurut Kattsoff (2004), secara filosofis analisis adalah mengumpulan semua pengetahuan
yang dapat dikumpulkan oleh manusia untuk menyusun suatu pandangan tentang dunia.
Sedangkan sintesis dapat didefinisikan sebagai aktivitas menemukan benang merah
antarbagian yang dipilah berdasarkan kategori tertentu untuk kemudian menemukan
kesamaan makna.
Metode belajar filsafat tidak hanya dapat digunakan untuk belajar filsafat, namun juga dapat
imanfaatkan dalam pembelajaran di bidang ilmu pengetahuan lain. Hanya saja, para ilmuwan
juga sangat mementingkan bukti empirik yang muncul bersamaan dengan cara berpikir
filosofis untuk menghasilkan solusi permasalahan yang dianggap paling tepat.
PENUTUP
Secara umum, disadari maupun tidak, filsafat digunakan manusia untuk mnyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Seseorang jadi dapat berpikir logis, kritis, luas, dan menyeluruh.
Di sisi lain, berpikir filosofis juga menyadarkan seseorang mengenai keterbatasan
pengetahuannya sehingga ia menjadi rendah hati dan siap menambah pengetahuannya.
Dengan demikian, berpikir filosofis merupakan salah satu cara untuk membangun keutamaan
pengetahuan dan kebjiaksanaan dengan kekuatan-kekuatan yang dikandungnya.

Anda mungkin juga menyukai