Anda di halaman 1dari 3

DASAR – DASAR FILSAFAT

Filsafat merupakan ilmu yang berkaitan dengan asumsi, fondasi, metode dan implikasi dari
ilmu pengetahuan. Filsafat mempertimbangkan masalah yang berlaku untuk ilmu tertentu (fisafat
biologi/fisika). Beberapa ilmu filsafat juga menggunakan hasil kontemporer ilmu pengetahuan untuk
memperoleh kesimpulan tentang filsafat. Disisi lain, filsafat ilmu berurusan dengan pertanyaan yang
tak bisa dijawab oleh pengetahuan.
Ada 3 bidang kajian filsafat yang dibutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjadi dasar bagi
aktivitasnya mencari pengetahuan.
1. Etika.
Sejarah menunjukkan bahwa tanpa dasar etis, ilmu pengetahuan dapat menghasilkan kerugian
dan keruksakan di dunia.
2. Epistemologi.
Bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan, epitemologi diperlukan oleh ilmu pengetahuan
untuk memberi dasar bagi perolehan pengetahuan. Ilmu pengetahuan membutuhkan jawaban,
setidaknya pendekatan kerja yang akan digunakan dalam penelitian, yang biasanya tampil
dalam bentuk paradigma ilmiah.
3. Logika.
Tanpa logika, filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat memastikan langkah-langkah
perolehan pengetahuan yang benar.
PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat pertama kali ditemukan dalam tulisan sejarawan Yunani kuno, Herodotus (484-
424 SM). Kata filosof atau filsuf berasal dari kata philosophos yang berarti pencintaan kebijaksanaan,
philos berarti kebijaksanaan, dan Sophos berarti pecinta dari kata Sophia yang berarti cinta.
Penggunaan kata filsuf selanjutnya digunakan oleh beberapa penulis Yunani, diantaranya Xenophon
(430-354 SM) dan plato (427-347 SM).
Pengertian filsuf dalam tulisan-tulisan mereka adalah orang yang mencurahkan diri dan
hidupnya untuk mencari kebijaksanaan. Dalam arti sempitnya, filsuf adalah orang yang menyelidiki
dan mendiskusikan sebab-sebab benda dan kebaikan tertinggi.
Menurut pengertiannya, filsafat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memahami segala
perwujudan kenyataan secara kritis, radikal dan sistematis. Hasrat filsafat adalah memahami apa yang
ada dan mungkin ada. Apa yang hendak diketahui filsafat tak terbatas, oleh karena itu proses
pemahaman itu berlangsung terus menerus.
Istilah kritis dalam pengertian filsafat berasal dari istilah latin kritein yang berarti memilah-
milah dan kritikos yang berarti kemampuan menilai. Sifat kritis filsafat mengandung dua pengertian
ini. Berfilsafat berarti memilah-milah obyek yang dikaji dan memberi penilaian terhadap obyek itu.
Secara lebih khusus lagi kritis disini diartikan sebagai terbuka pada kemungkinan-kemungkinan baru,
dialektis (menjajaki kemungkinan perpaduan dua hal yang bertentangan).
Istilah radikal berasal dari kata radix yang berarti akar. Sifat radikal filsafat
memungkinkannya memahami persoalan sampai ke akar-akarnya dan mengajukan penjelasan
mendasar.
Asal kata sistematis adalah sytema yang berarti keteraturan, tatanan yang saling keterkaitan.
Sistematis di sini memiliki pengertian bahwa upaya memahami segala sesuatu itu dilakukan menurut
suatu aturan tertentu, runut dan bertahap. Dari sini dapat dipahami bahwa filsafat mencakup logika.
Artinya, filsafat selalu memegang keyakinan akan daya argument dan penalaran. Logika yang
digunakan dalam filsafat merupakan logika baru untuk jamannya.
CABANG DAN ALIRAN FILSAFAT
Ada berbagai cara untuk membagi filsafat menjadi cabang-cabang yang memiliki obyek
kajian khusus. Kita akan focus pada pembagian filsafat berdasarkan sistematika permasalahannya.
Seperti yang sudah disebut, filsafat secara sistematis terbagi menjadi 3 bagian besar :

 Ontology yaitu bagian filsafat yang mengkaji tentang “ada” (being) atau tentang apa yang
nyata
 Epistemology yaitu bagian filsafat yang mengkaji hakikat dan ruang lingkup pengetahuan
 Axiology yaitu bidang filsafat yang mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang
seharusnya dilakukan manusia.
Dalam perkembangan filsafat, berbagai aliran, berbagai isme bermunculan. Berikut adalah
beberapa aliran yang cukup berpengaruh dalam Sejarah perkembangan filsafat :

 Rasionalisme : aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber
dari akal yang mampu mendapatkan pengetahuan secara jernih dan lugas/terpilih tentang
realisasi.
 Empirisme : aliran dalam filsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
 Kritisisme : aliran ini pada dasarnya adalah kritik terhadap rasionalisme dan empirisme yang
dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia.
 Idealisme : aliran filsafat yang berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental
ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya subjektif. Materi tidak memiliki kedudukan
yang independent melainkan hanya merupakan materialisasi dari pikiran manusia.
 Vitalisme : aliran filsafat yang memandang hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara
mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda mati.
 Fenomenologi : aliran filsafat yang mengkaji penampakan (gejala-gejala) dan memandang
gejala dan kesadaran selalu saling terkait.
ALTERNATIF LANGKAH BELAJAR FILSAFAT
1. Memastikan adanya masalah yang diragukan kesempurnaan atau pelengkapannya.
2. Masalah umumnya terpecahkan dengan mengikuti dua langkah, yakni menguji prinsip-
prinsip kesahihannya dan menentukan sesuatu yang tak dapat diragukan kebenarannya.
3. Meragukan dan menguji secara rasional segala hal yang ada sangkut pautnya dengan
kebenaran.
4. Mengenali apa yang dikatakan orang lain mengenai masalah yang bersangkutan dan menguji
penyelesaian-penyelesain mereka.
5. Menyarankan suatu hipotesis yang kiranya memberikan jawaban atas masalah yang diajukan.
6. Menguhi konsekuensi-konsekuensi dengan melakukan verifikasi terhadap hasil-hasil
penjabaran yang telah dilakukan.
7. Menarik simpulan mengenai masalah yang mengawali penyelidikan.
a. Link : https://www.academia.edu/11117772/makalah_filsafat_amri_teknik_sipil_ui

Anda mungkin juga menyukai