Anda di halaman 1dari 5

Literature Review

Relasi antara Ilmu dan Filsafat

Intania Putri Dwilia Gumilar


180120230007

PENDAHULUAN
Filsafat merupakan salah satu dari sekian banyak bidang kajian, namun filsafat ini bidang
kajian yang mengkaji bagaimana cara berpikir tentang suatu hakikat secara mendalam. Dikatakan
juga bahwa filsafat merupakan induk dari berbagai ilmu pengetahuan. Dan salah cabang filsafat
itu adalah epistimologi.

Epistimologi sering juga disebut dengan teori pengetahuan (theory of knowledge). Secara
etimologi, istilah epistimologi berasal dari kata Yunani, epistimologi artinya pengetahuan dan
logos artinya ilmu atau teori. Secara epistimologi, yang disebut epistimologi yaitu cabang filsafat
yang mempunyai asal mula atau sumber struktur, metode, dan syahnya (validity) pengetahuan.1

Epistemologi ilmu merupakan bagian dari filsafat ilmu yang meliputi sumber, sarana, dan
tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Filsafat ilmu bukan
hanya sekedar metode atau tata cara penulisan karya ilmiah, tetapi merupakan refleksi filsafati
yang terus menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan yang tidak akan
pernah habis dipikirkan dan selesai diterangkan.

Dikatakan bahwa semenjak masa Renaissance yang setelah itu disusul dengan Aufklaerung
(abad XVIII), filsafat yang merupakan “induk” dari cabang-cabang ilmu pengetahuan telah
ditinggalkan oleh “anak-anaknya” atau cabang-cabang ilmu pengetahuan yang sekarang
cenderung berdiri secara mandiri. Lalu, dengan perkembangannya yang sangat pesat ilmu
pengetahuan dan teknologi menghasilkan banyak temuan-temuan yang luar biasa, sehingga hal ini
berdampak sangat luas pada peradapan hidup manusia.2

Ilmu sendiri memiliki definisinya sendiri, seperti yang dikemukakan oleh salah seorang
pakar dari luar negeri yaitu R. Harre yang menurutnya ilmu yaitu “a collection of well a sested
theoris which explain the patterns regulaties and irregulaties among carefully studied fenomeno.”
Definisi ilmu menurut Harre adalah Kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan
pola teratur ataupun tidak teratur diantara fenomena yang dipelajari secara hati-hati. Definisi
pemikir Marxis bangsa Rusia bernama Alfensyef menjelaskan ilmu pengetahuan: Science is the
society and thought, if reflect the word corecctness, categories and laus the recivied by proctical
experince. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran.
Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori-kategori, dan kebenarannya diuji dengan
praktis. 1

Salah satu pakar Indonesia yang mendefinisikan ilmu pengetahuan adalah A. Baiquni,
Guru Besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Menurut A. Baiquni: Science merupakan
general consensus dari masyarakat yang terdiri dari para scientifis.1

Dari pengertian-pengertian yang didapatkan dari beberapa artikel jurnal yang memiliki
tujuan penelitian yang berbeda-berbeda seperti untuk mengetahui bagaimana perkembangan ilmu
pengehuan dan bagaimana filsafat ilmu bisa menjadi mitra dialog dalam perkembangannya. Lebih
intinya adalah bagaimana peranan Filsafat Ilmu bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Ada juga
yang penelitiannya bertujuan untuk menguraikan relasi antara filsafat ilmu, hukum, agama, dan
teknologi. Maka dari itu akan dibahas pada pembahasan bagaimana relasi dan juga perkembangan
yang terjadi antara ilmu dan filsafat.

PEMBAHASAN

Ilmu dan Filsafat


Ilmu dan filsafat memiliki hubungan yang erat dan saling terkait. Filsafat ilmu merupakan
cabang filsafat yang membahas tentang sifat, metode, dan batasan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu
memberikan nilai atau aksiologi terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Filsafat ilmu juga berperan sebagai dasar dan arah dalam penyelesaian masalah-masalah
fundamental di berbagai bidang, seperti sosial, ideologi, politik, ekonomi, dan pendidikan.

Filsafat ilmu dan ilmu filsafat memiliki perbedaan dalam penggunaan kata dan fokus
kajiannya. Filsafat ilmu (philosophy of science) adalah cabang filsafat yang membahas tentang
sifat, metode, dan batasan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berfokus pada analisis dan refleksi
terhadap ilmu pengetahuan, serta memberikan nilai atau aksiologi terhadap perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, ilmu filsafat (philosophy as a science) adalah filsafat sebagai cabang ilmu.
Ilmu filsafat berarti filsafat yang dianggap sebagai disiplin ilmu yang memiliki sistematika dan
metode penelitian seperti halnya cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu filsafat
mempertanyakan hakikat dan substansi dari objek sasarannya dengan menggunakan refleksi,
kontemplasi, abstraksi, dialog, dan evaluasi.

Dalam konteks ini, filsafat ilmu lebih menekankan pada analisis dan pemahaman terhadap
ilmu pengetahuan, sementara ilmu filsafat lebih menekankan pada penggunaan metode dan
pendekatan filsafat dalam memahami dan menjelajahi berbagai aspek kehidupan dan realitas.

Filsafat, sebagai refleksi filsafati terhadap ilmu pengetahuan, juga ikut berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu hadir untuk memberikan nilai atau
aksiologi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat ilmu juga berperan
dalam memberikan batasan dan mempertimbangkan konteks serta pengaruh ilmu pengetahuan
dalam kehidupan manusia.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Filsafat


Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah mengubah paradigma dan pemahaman kita
tentang dunia. Teori relativitas dan teori kuantum Einstein, misalnya, telah merombak filsafat
Newton yang sebelumnya dianggap sudah mapan. Oleh karena itu, filsafat ilmu juga berperan
dalam mengembangkan dan mengangkat disiplin ilmu ke dataran filsafati, sehingga manusia dapat
memahami perspektif dan kemungkinan arah pengembangannya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat telah terjalin sepanjang sejarah. Ilmu
pengetahuan telah berevolusi melalui berbagai tahap, dari peradaban kuno hingga era modern.
Pada zaman kuno, pengetahuan ilmiah sering kali terkait dengan kepercayaan agama dan mitologi.
Sebagai contoh, bangsa Yunani kuno percaya pada empat elemen (tanah, udara, api, dan air) dan
model geosentris alam semesta.

Selama periode Renaisans, terjadi pergeseran yang signifikan dalam pemikiran ilmiah.
Para cendekiawan seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler menentang model geosentris yang ada
dan mengusulkan model heliosentris tata surya. Hal ini menandai dimulainya pendekatan yang
lebih empiris dan berbasis bukti untuk penyelidikan ilmiah.
Revolusi Ilmiah pada abad ke-17 semakin mendorong perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh-tokoh seperti Isaac Newton dan Francis Bacon meletakkan dasar-dasar fisika modern dan
metode ilmiah. Penekanan pada observasi, eksperimen, dan analisis matematis menjadi pusat dari
penyelidikan ilmiah.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat juga mengalami transformasi


yang signifikan. Para filsuf Yunani kuno seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles meletakkan dasar
bagi penyelidikan filosofis. Mereka mengeksplorasi pertanyaan tentang sifat realitas, pengetahuan,
etika, dan makna kehidupan.

Selama periode Pencerahan, para filsuf seperti Descartes, Kant, dan Hume merevolusi
pemikiran filosofis. Penekanan Descartes pada rasionalisme dan metode Cartesian mempengaruhi
perkembangan epistemologi. Filsafat kritis Kant memperkenalkan perspektif baru tentang
pengetahuan, etika, dan metafisika. Empirisme Hume menantang gagasan tradisional tentang
kausalitas dan induksi.

Pada abad ke-20, filsafat ilmu pengetahuan muncul sebagai bidang studi yang berbeda.
Filsuf seperti Karl Popper dan Thomas Kuhn berkontribusi pada pemahaman metodologi ilmiah,
perubahan teori, dan dimensi sosial ilmu pengetahuan. Filsafat sains terus berkembang, menjawab
tantangan dan perdebatan baru di berbagai bidang seperti filsafat biologi, fisika, dan ilmu kognitif

Secara keseluruhan, perkembangan sains dan filsafat telah ditandai oleh interaksi ide yang
terus menerus, dengan masing-masing bidang saling mempengaruhi dan membentuk satu sama
lain. Sains memberikan bukti empiris dan aplikasi praktis, sementara filsafat menawarkan
kerangka kerja konseptual dan analisis kritis untuk memperdalam pemahaman kita tentang dunia

PENUTUP
Dalam penutup, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan dan filsafat memiliki
hubungan yang erat dan saling terkait. Filsafat ilmu merupakan refleksi filsafati yang terus
menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan yang tidak akan pernah
habis dipikirkan dan selesai diterangkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat telah
terjalin sepanjang sejarah, dengan ilmu pengetahuan yang berevolusi melalui berbagai tahap dan
filsafat yang mengalami transformasi. Sains memberikan bukti empiris dan aplikasi praktis,
sementara filsafat menawarkan kerangka kerja konseptual dan analisis kritis untuk memperdalam
pemahaman kita tentang dunia. Dalam epistemologi ilmu, filsafat ilmu mempelajari sumber,
sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Secara
keseluruhan, ilmu pengetahuan dan filsafat saling mempengaruhi dan membentuk satu sama lain
dalam perkembangan pengetahuan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tamrin A. Relasi Ilmu, Filsafat dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu. SALAM J Sos
dan Budaya Syar-i. 2019;6(1):71–96. doi:10.15408/sjsbs.v6i1.10490

2. Rofiq MN. Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan. FALASIFA J
Stud Keislam. 2018;9(1):161–175. doi:10.36835/falasifa.v9i1.112

Anda mungkin juga menyukai